• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

TINGKAT SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI

DESA PERHIASAN KECAMATAN SELESAI

KABUPATEN LANGKAT

SKRIPSI

Disusun Oleh :

AHMAD ZAILANI PA

030902050

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAK

Nama : Ahmad Zailani PA NIM : 030902050

Judul Skripsi : Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat serta menggambarkan faktor-faktor tersebut di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

Basis penelitian terdiri atas 85 orang responden yaitu masyarakat Desa Perhiasan berdasarkan kepala rumah tangga (KK), yang diambil melalui teknik sampling simple random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara, serta dengan tabulasi data yang tertuang dalam tabulasi tabel tunggal.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yakni faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi di Desa Perhiasan antara lain adalah warisan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, keterampilan dan partisipasi anggota rumah tangga. Faktor-faktor ini jelas mempengaruhi jumlah pendapatan dan cara hidup dalam kehidupan bermasyarkat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi atau meningkatnya faktor-faktor seperti jumlah pendapatan, maka status sosial ekonomi semakin tinggi pula.

Key words (kata kunci) : warisan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan status sosial ekonomi

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi telah disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : AHMAD ZAILANI PA

Nim : 030902050

Departemen : Ilmu Kesejahteraan Sosial

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT SOSIAL

EKONOMI MASYARAKAT DI DESA PERHIASAN KECAMATAN

SELESAI KABUPATEN LANGKAT

Pembimbing Skripsi,

(Drs. Edward Ridwan, MSP) Nip. 131. 459. 297

Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan sosial,

(Drs. Matias Siagian, M.Si) Nip. 132. 054. 339

Dekan FISIP USU

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat,

rahmat,taufik dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DI DESA PERHIASAN KECAMATAN SELESAI KABUPATEN

LANGKAT.

Tidak lupa pula penulis sampaikan salawat beriring salam keharibaan Nabi Besar

Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan yang terang benderang kepada kita

semua. Amin....!

Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial di Universitas Sumatera Utara.

Selama dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak, berupa bimbingan, saran masukan dan kritikan yang sangat bermanfaat.

Oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Matias Siagian, M. Si selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan

Sosial FISIP USU.

3. Bapak Drs. Edward Ridwan, MSP selaku Dosen pembimbing skripsi penulis yang

telah banyak membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam

(5)

4. Bapak Agus Suriadi, S. Sos, M. Si selaku Dosen Wali penulis yang telah banyak

memberikan motivasi dan bimbingan untuk dapat selalu menjadi yang terbaik

dalam kehidupan ini.

5. Seluruh staf pengajar FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Kesejahteraan

Sosial yang telah membimbing dan mengajari penulis selama dalam perkuliahan,

serta seluruh staf administrasi FISIP USU.

6. Bapak Kepala Desa Perhiasan Syahruddin Z dan Sekretarisnya M. Yamin yang

telah banyak membantu dan memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di desa tersebut.

7. Ketiga orang tuaku tercinta Bapak H. Abdul Majid dan (Alm) Mamak Nurbainah

PA serta mamak Tukini yang telah banyak berkorban dalam merawat, mendidik

dan membimbing serta do’a tulus yang tiada henti-hentinya mengiringi penulis.

Semoga Allah SWT berkenan membalasnya dengan ”Surga” Nya.

8. Semua saudara-saudara tersayang dan tercinta Kakak Umi Habibah, Sabaruddin,

Abdul Karim, Erasiah yang telah banyak membantu penulis baik moril maupun

meteril selama ini. Penulis ucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada

kalian semua.

9. Adikku yang paling manis Aslamiah, A.Md. Abang ingin sampaikan salam

sayang kepadamu, dek jangan lupa apapun cerita orang kami tetap sayang dan

cinta padamu.

10.Seluruh Adik-Adikku tercinta Susilowati, Boymen, dan Ahmad Husna, jangan

(6)

11.Buat semua Abang Iparku Jemangin dan M. Khoirul yang telah memberikan

doa-doa tulusnya kepada penulis, serta kakak iparku Suwarni dan Siti Nur Kariyani

Trg, A.M Keb. Penulis ucapkan banyak-banyak terima kasih ya kak!

12.Sahabat tersayang Mhd. Darta Sitepu, S.Sos, S.Pd dan keluarga besarnya, penulis

ucapkan banyak terima kasih yang sudah selalu mengingatkan dan memotivasi

penulis agar cepat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga ingin sampaikan

semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat, taufik dan hidayahNya kepada

Darta, mudah-mudah apa yang menjadi harapan dan impianmu selama ini bisa

cepat terkabul.Amin...!

13.Keluarga besar (Alm) Abdul Wahid Hasibuan di Binjai yang telah memberikan

bimbingan dan saran-saran kepada penulis untuk bisa ke arah yang lebih baik.

14.Bang Munansyah Sitepu, SE yang telah banyak memberikan bantuan secara moril

dan materil, penulis ucapkan terima kasih banyak. Semoga Abang bisa cepat

dapat jodoh. Amin...!

15.Sahabat sejatiku Gg. Senina Muchtar, Salim, Aling, Rizal, Nijar dan Mona (Five

Brothers). Semoga kebersamaan kita punya arti tersendiri.

16.Seluruh responden Bapak dan Ibu yang telah membantu penulis selama

mengadakan penelitian. Penulis ucapkan terima kasih banyak atas data dan

informasinya.

17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah banyak

membantu dan memberikan dorongan moril maupun materil bagi terselesainya

(7)

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan di sana-sini serta jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan segala

kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang benar-benar konstruktif

dari semua pihak, agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang

membutuhkannya.

Medan, April 2008

(8)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat ... 8

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat ... 9

(9)

BAB III. METODE PENELITIAN

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

D.1. Studi Kepustakaan ... 23

D.2. Studi Lapangan ... 23

E. Teknik Analisa Data ... 24

BAB IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Desa Perhiasan... 26

B. Batas Desa Perhiasan ... 26

C. Keadaan Penduduk ... 26

C.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 27

C.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

C.3. Mata Pencaharian Penduduk ... 29

C.4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 30

C.5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 31

D. Sarana Umum Desa Perhiasan Kecamatan Selesai ... 32

D.1. Sarana Pendidikan ... 32

D.2. Prasarana Jalan Raya ... 33

D.3. Sarana pengangkutan dan Komunikasi ... 34

D.4. Sarana Umum Desa Perhiasan ... 35

E. Penggunaan Tanah ... 37

F. Pemerintahan Desa Perhiasan ... 37

. BAB V. ANALISA DATA A. Gambaran Umum Responden ... 39

A.1. Status dalam Keluarga ... 39

(10)

A.3. Jumlah Tanggungan ... 41

A.4. Asal Responden ... 42

A.5. Pekerjaan Responden ... 43

A.6. Pendidikan Responden ... 43

B. Faktor_Faktor Sosial Masyarakat ... 45

B.1. Warisan ... 45

B.2. Pekerjaan ... 47

B.3. Pendidikan ... 48

B.4. Keterampilan ... 53

B.5. Partisipasi Anggota Keluarga... 54

C. Tingkat Ekonomi Masyarakat ... 56

C.1. Tingkat Pendapatan Keluarga ... 56

BAB VI. PENUTUP A. Kesimpulan ... 61

B. Saran-Saran ... 62

(11)

DAFTAR PERTANYAAN

Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu!

A. Gambaran Umum Responden

1. Nama :

e. Lain-Lain (Pedagang, Penarik Becak, Tukang

Kayu)

7. Pendidikan : a. Perguruan Tinggi

b. SLTA

c. SLTP

d. SD

e. Tidak Tamat SD

B. Faktor-Faktor Sosial Masyarakat

B.1. Warisan

8. Apakah Bapak / Ibu mempunyai warisan?

a. Banyak

b. Sedikit

c. Tidak Ada

9. Apakah warisan yang ada telah mencukupi kebutuhan sehari-hari Bapak / Ibu?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi

(12)

B.2. Pekerjaan

10. Apakah jenis pekerjaan sekarang telah sesuai dengan latar belakang

pendidikan Bapak / Ibu?

a. Sesuai

b. Tidak Sesuai

c. Ragu-Ragu

11. Apakah Jenis pekerjaan Bapak / Ibu sekarang telah mencukupi kebutuhan

sehari-hari?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi

c. Tidak Mencukupi

B.3. Pendidikan

12. Apakah Bapak / ibu sering mengikuti penyuluhan?

a. Sering

b. Kadang-Kadang

c. Tidak Pernah

13. Apakah Bapak / Ibu sering membaca media cetak, misalnya koran atau

majalah?

a. Sering

b. Kadang-Kadang

c. Tidak Pernah

14. Apakah Bapak / Ibu sering menonton televisi?

a. Sering

b. Kadang-Kadang

c. Tidak Pernah

15. Apakah Bapak / Ibu mengerti tentang tujuan pendidikan?

a. Mengerti

b. Kurang Mengerti

(13)

16. Menurut Bapak / Ibu, apakah pendidikan dapat meningkatkan jumlah

17. Apakah Bapak / Ibu sering mengikuti kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan?

a. Sering

b. Kadang-Kadang

c. Tidak Pernah

18. Menurut bapak / Ibu, apakah keterampilan mendorong peningkatan

pendapatan?

a. Mendorong

b. Kurang Mendorong

c. Tidak Mendorong

B.5. Partisipasi Anggota Keluarga

19. Apakah menurut Bapak dibutuhkan Isteri untuk bekerja guna menambah

pendapatan rumah tangga?

a. Dibutuhkan

b. Kurang Dibutuhkan

c. Tidak Dibutuhkan

20. Apakah Menurut Bapak / Ibu dibutuhkan anak untuk bekerja guna menambah

pendapatan rumah tangga?

a. Dibutuhkan

b. Kurang Dibutuhkan

(14)

C. Tingkat Ekonomi Masyarakat

21. Berapakah jumlah pendapatan rumah tangga Bapak / Ibu perbulan?

a. Di atas Rp. 800.000,-

b. Antara Rp. 400.000,- Sampai Rp. 800.000,-

c. Di bawah Rp. 400.000,-

22. Apakah jumlah pendapatan Bapak / Ibu telah mencukupi dalam pemenuhan

kebutuhan sehari-hari?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi

c. Tidak Mencukupi

23. Bagaimana status kepemilikan rumah Bapak / Ibu?

a. Milik Sendiri

b. Orang lain

c. Menyewa / Mengontrak

24. Bagaimana bentuk rumah yang Bapak /Ibu tempati?

a. Permanen

b. Semi Permanen

c. Gubuk / Darurat

25. Bagaimana status sumber penerangan Bapak / Ibu?

a. Listrik / PLN

b. lampu Biasa / Minyak

c. Tidak Ada

26. Bagaimana status sumber air minum?

a. Sungai

b. Sumur

c. PAM

27. Apakah jumlah pendapatan rumah tangga Bapak / Ibu telah mencukupi

pemenuhan?

a. Mencukupi

b. Kurang Mencukupi

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur ... 27

Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 29

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama... 30

Tabel 5. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 31

Tabel 6. Sarana Berdasarkan ... 32

Tabel 7. Sarana Umum Jalan Raya ... 33

Tabel 8. Sarana Transportasi Darat dan Sungai ... 34

Tabel 9. Sarana Umum Komunikasi ... 35

Tabel 10. Sarana Umum Desa Perhiasan ... 36

Tabel 11. Jenis Penggunaan Tanah ... 37

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Status Dalam Keluarga ... 39

Table 13. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Usia ... 40

Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan ... 41

Table 15. Distribusi Responden Berdasarkan Asal ... 42

Tabel 16. Distribusi Responden Tentang Jenis Pekerjaan ... 43

Tabel 17. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 44

Tabel 18. Distribusi Responden Tentang Warisan ... 45

Table 19. Distribusi Responden Tentang Warisan Dengan Pemenuhan Kebutuhan... 46

(16)

Tabel 21. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Dengan Pemenuhan ... 48

Table 22. Distribusi Responden Tentang Penyuluhan ... 49

Table 23. Distribusi Responden Tentang Membaca Media Cetak ... 50

Table 24. Distribusi Responden Tentang Menonton Televisi ... 50

Table 25. Distribusi Responden Tentang Tujuan Pendidikan ... 51

Table 26. Distribusi Responden Tentang Pendidikan Terhadap Pendapatan... 52

Table 27. Distribusi Responden Tentang Mengikuti Pelatihan-pelatihan ... 53

Table 28. Distribusi Responden Tentang Keterampilan Terhadap Pendapatan ... 54

Tabel 29. Distribusi Responden Tentang Partisipasi Isteri ... 54

Table 30. Distribusi Responden Terhadap Partisipasi anak ... 55

Table 31. Distribusi Responden Tentang Pendapatan Rumah Tangga Perbulan ... 56

Table 32. Distribusi Responden Tentang Jumlah Pendapatan Terhadap Pemenuhan Kebutuhan ... 57

Table 33. Distribusi Responden Tentang Kepemilikan Rumah ... 57

Table 34. Distribusi Responden Tentang Bentuk Rumah ... 58

Table 35. Distribusi Responden Tentang Sumber Penerangan Rumah ... 59

Table 36. Distribusi Responden Tentang Sumber Air Minum ... 59

(17)

DAFTAR SKEMA

Halaman

Skema I Kerangka Pemikiran ... 20

SkemaII Struktrur Organisasi Pemerintahan Desa Perhiasan ... 38

(18)

ABSTRAK

Nama : Ahmad Zailani PA NIM : 030902050

Judul Skripsi : Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat serta menggambarkan faktor-faktor tersebut di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat.

Basis penelitian terdiri atas 85 orang responden yaitu masyarakat Desa Perhiasan berdasarkan kepala rumah tangga (KK), yang diambil melalui teknik sampling simple random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara, serta dengan tabulasi data yang tertuang dalam tabulasi tabel tunggal.

Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yakni faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi di Desa Perhiasan antara lain adalah warisan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, keterampilan dan partisipasi anggota rumah tangga. Faktor-faktor ini jelas mempengaruhi jumlah pendapatan dan cara hidup dalam kehidupan bermasyarkat. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tinggi atau meningkatnya faktor-faktor seperti jumlah pendapatan, maka status sosial ekonomi semakin tinggi pula.

Key words (kata kunci) : warisan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan status sosial ekonomi

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia dalam masyarakat manapun, sangat dipengaruhi oleh

kondisi sosial ekonominya. Hal ini juga mempengaruhi setiap interaksi yang

dilakukannya. Dapat dilihat dari pekerjaan yang digelutinya, pendapatan yang

diperoleh, latar belakang keluarga dan latar belakang pendidikannya. Semua

kondisi tersebut mempengaruhi aktivitasnya sehari-hari.

Untuk melihat kedudukan seseorang di tengah-tengah masyarakat, banyak

faktor yang harus diperhartikan, baik dari sudut pandang sosial maupun ekonomi.

Sebab di dalam suatu masyarakat pasti terdapat sesuatu yang dihargai dan

dipandang. Sesuatu yang dihargai masyarakat mungkin berupa uang, benda-benda

yang bernilai ekonomis seperti tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesolehan

dalam agama atau juga keturunan dari keluarga terhormat. ( Soesmardjan,1984 :

157 ).

Faktor-faktor yang diuraikan di atas perlu diperhatikan, karena merupakan

sesuatu yang dihargai, sehingga menentukan tinggi rendahnya status seseorang

dalam masyarakat. Jika kepemilikan faktor-faktor tersebut dalam jumlah banyak,

maka seseorang tersebut dianggap sebagai seseorang yang menduduki tingkatan

atau lapisan sosial yang tinggi. Sebaliknya jika kepemilikan faktor-faktor tersebut

dalam jumlah yang minim, maka seseorang tersebut memiliki kedudukan yang

(20)

Kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah suatu keadaan atau kedudukan

yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam

struktur sosial masyarakat. Pemberian posisi ini disertai pula dengan seperangkat

hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh si pembawa status. (Soekanto, 1990 :

181).

Hal ini merupakan konsekuensi logis, dimana sosial ekonomi merupakan

salah satu nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat. Sebagai suatu nilai, maka

semakin tinggi kondisi sosial ekonomi, maka kedudukan dan statusnya dalam

masyarakat akan semakin tinggi pula. Dapat kita dilihat dalam kehidupan

masyarakat, dimana seseorang yang mempunyai status ekonomi yang tinggi

biasanya mempunyai kedudukan dalam masyarakat tersebut. Untuk melihat

kedudukan sosial ekonomi seseorang dapat kita ketahui dengan melihat tiga

factor, yakni : pekerjaan, tingkat pendidikan dan penghasilan. Dalam hal ini dapat

digunakan kategori mengenai kedudukan sosial ekonomi adalah tinggi, sedang ,

dan rendah.

Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi

sangat berpengaruh terhadap kemampuan dan keberadaan seseorang untuk

beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat dimana seseorang itu

tinggal. Selain itu kondisi sosial ekonomi juga sangat berpengaruh terhadap

kedudukan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka semakin mampu pula ia beradaptasi dan berinteraksi,

dan juga semakin tinggi kedudukannya dalam masyarakat dan begitu pula

(21)

Salah satu penelitian yang dimaksud di atas adalah penelitian yang

dilakukan di Kelurahan Anggot Bawah, Kotamadya Bengkulu yang menunjukkan

bahwa anggota masyarakat yang memiliki penghasilan yang rendah

mengakibatkan tidak mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari berpengaruh

terhadap kondisi sosialnya, yang ditandai dengan sikap rendah diri, menjauhkan

diri dari lingkungan, dan bahkan bersikap apatis (Cahyani, 1994 : 64).

Hal ini disebabkan oleh tidak mampunya seseorang tersebut dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga seseorang itu, mau tidak mau harus

meminta bantuan pada orang lain. Proses inilah yang menyebabkan status

sosialnya rendah dikarenakan masyarakat menganggapnya tidak mampu.

Sementara itu dinyatakan bahwa kondisi sosial ekonomi masyarakat juga

menentukan tingkat pendapatan dan keberhasilan seseorang dalam masyarakat,

tingkat pendidikan masyarakat akan berpengaruh terhadap keberhasilan

masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat, maka semakin

terampil dan berhasil dalam pekerjaan, sehingga berpengaruh terhadap tingkat

pendapatan (Malo, 1980 : 55).

Apabila ditinjau dari segi tenaga kerja di Indonesia, tenaga kerja Indonesia

mempunyai produktivitas kerja yang rendah. Hal ini diakibatkan tingkat

pendidikan tenaga kerja atau angkatan kerja di Indonesia yang masih rendah.

Beberapa ahli membuat klasifikasi angkatan kerja kita menurut tingkat

pendidikannya ke dalam kelompok sebagai berikut: Buta huruf 27,1%, tamatan

SD 60%, tamatan SMP 6%, tamatan SMA 6% dan tamatan perguruan tinggi

hanya 0,8%. Kondisi dunia kerja seperti ini tentu tidak ideal. Melihat komposisi

(22)

angkatan kerja kita saat ini memiliki produktivitas kerja rendah. Rendahnya

produktivitas ini kemudian berakibat pada rendahnya tingkat pendapatan sebagian

besar tenaga kerja kita yang saat ini berada di dunia kerja. Hal ini jelas akan

mempengaruhi tingkat sosial ekonomi para tenaga kerja tersebut. (Budihardjo,

2005 : 13).

Melihat komposisi tingkat pendidikan dan pekerjaan di daerah Sumatera

Utara khususnya di Kabupaten Langkat, masih tergolong rendah. Rendahnya

tingkat pendidikan dan pekerjaan ini mungkin akan mempengaruhi tingkat sosial

ekonominya.sejalan dengan hal tersebut, Desa Perhiasan yang termasuk ke dalam

Kabupaten Langkat juga memiliki kondisi sosial ekonomi yang tersendiri dan

yang berbeda dari kondisi sosial ekonomi masyarakat di tempat lain. Apalagi

masyarakat di Desa Perhiasan sudah tergolong masyarakat yang heterogen,

dimana masyarakatnya terdiri dari pendidikan, agama, suku dan pekerjaan yang

berbeda-beda. Kesemuanya menjadikan masyarakat di Desa Perhaiasan memiliki

karakteristik tersendiri.

Keheterogenan masyarakat Desa Perhiasan ini, terutama dapat dilihat dari

status sosial ekonominya, dimana tingkat sosial ekonomi masyarakatnya beraneka

ragam. Sebagian masyarakatnya sudah tergolong pada tingkat sosial ekonomi

yang mapan, dan sebagian lagi masih pas-pasan. Jadi terlihat adanya

ketidakmerataan tingkat sosial ekonominya. Hal inilah sebenarnya, yang

merupakan fenomena yang menjadi bahan perhatian penulis, apa sebenarnya yang

merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat

Desa Perhiasan sehingga terjadi ketidakmerataan pada tingkat sosial ekonomi

(23)

sekaligus memberikan masukan mengenai upaya-upaya yang mungkin dapat

dilaksanakan dalam pemecahan masalah ketidakmerataan tersebut.

Walaupun penelitian tentang sosial ekonomi sudah banyak dilakukan oleh

para peneliti, namun hal ini mungkin akan memberikan perbedaan dengan hasil

peneliti-peneliti yang lain, disebabkan lokasinya yang terletak di pedalaman

dengan perbedaan sosial ekonomi masyarakatnya yang sangat tinggi. Berdasarkan

kondisi Desa Perhiasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian di daerah tersebut dengan mengangkat judul

:“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa

Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah

:“Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat

Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

C.1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Perhiasan.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi tingkat

(24)

C.2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dan berguna dalam hal :

1. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan penulis melalui

karya ilmiah yang dilakukan.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Desa Perhiasan mengenai

kondisi tingkat sosial ekonomi masyarakatnya.

3. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran bagi

pihak-pihak yang ingin membahas dan memperdalam tentang tingkat sosial

ekonomi masyarakat.

4. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar

sarjana pada Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP USU.

D. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan

masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran,

defenisi konsep dan defenisi operasional.

(25)

Berisi tipe penelitian, lokasi penelitian, subjek penelitian,

teknik pengumpulan data serta teknik analisa data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisikan gambaran umum mengenai lokasi, dimana

peneliti melakukan penelitian.

BAB V : ANALISA DATA

Berisi tentang uraian data yang diperoleh dalam

penelitian beserta analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat

Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria

tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah sarana yang

melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

jumlah uang yang diterima pada jangka waktu tertentu.(Cahyani, 1994 : 46)

Kalau dilihat dari pendapat di atas, tentulah kita beranggapan yang disebut

di atas terlalu sempit, sebab kehidupan sosial ekonomi itu pada dasarnya hampir

meliputi seluruh kebutuhan hidup manusia. Kedudukan sosial ekonomi

masyarakat pada umumnya dipengaruhi oleh penghasilan atau pendapatan, tingkat

pendidikan dan pekerjaan.

Dengan demikian tiga hal yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi

masyarakat di atas sangat menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam

masyarakat. Hal ini disebabkan siapa saja dari anggota masyarakat yang memiliki

ketiga hal tersebut dalam jumlah banyak, akan dianggap oleh masyarakat sebagai

orang yang menduduki tingkatan atau lapisan sosial yang tinggi dalam stratifikasi

sosial dan begitu sebaliknya.

Dari paparan di atas, dapatlah kita ketahui bahwa seseorang itu termasuk

ke dalam tingkatan sosial ekonomi yang tinggi, sedang, rendah dalam lapisan

masyarakat adalah berdasarkan banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat

(27)

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatan Sosial Ekonomi

Masyarakat

B. 1. Pekerjaan

Manusia sebagai makhluk hidup, adalah makhluk yang berkembang dan

makhluk yang aktif. Manusia disebut juga makhluk yang tidak bisa diam dan

disebut orang yang suka bekerja. Adapun motivasi seseorang bekerja dalah dalam

rangka memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga karena pada dasarnya manusia

cenderung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini terdiri dari

kebutuhan pokok (basic human needs ) seperti makanan, pakaian, sandang dan

papan dan kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, alat hiburan

dan lain-lainnya (Mulyanto,1995 : 2).

Namun demikian dibalik tujuan yang tidak langsung tersebut, orang

bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupa upah finansial

yang akan menggantungkan hidup dimana ia bekerja. Oleh karena itu, pada

hakikatnya bekerja tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidup, tetapi

juga bertujuan untuk mencapai tarap hidup yang lebih baik serta diakui status

sosialnya.

Selain aspek ekonomi yang terpenting, yaitu memproduksi barang-barang

dan jasa serta mendapatkan sesuatu yang bersifat financial, masih ada fungsi

sosial yang lain, yaitu mendapatkan status, untuk diterima menjadi bagian

integrasi dari satu unit untuk memainkan sesuatu peranan (Kartono, 1991 : 21).

Uraian di atas menunjukkan bahwa bekerja didefenisikan sebagai aktivitas

(28)

manusia, kesenangan dan kepuasan dari hasil pekerjaannya, serta berarti bagi

kehidupan dan mengikatkan diri pada pribadi lain.

Kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan dalam bekerja adalah :

1) Kebutuhan fisik dan keamanan

Yaitu menyangkut kebutuhan fisik atau biologis seperti makan, minum,

tempat tinggal dan semacamnya, di samping kebutuhan rasa aman.

2) Kebutuhan sosial

Karena manusia tergantung satu sama lain, maka terdapat berbagai

kebutuhan yang hanya dipuaskan apabila masing-masing individu ditolong

atau diakui oleh orang lain.

3) Kebutuhan egoistik

Yaitu keinginan orang untuk bebas, untuk mengerjakan sesuatu sendiri dan

untuk puas karena berhasil menyelesaikannya. Kepuasan-kepuasan ini ada

yang dinikmati di luar pekerjaan dan lewat pekerjaan. (Ketaren, 2004 :

98).

Di sektor manapun seseorang berkerja, tindakan seseorang tidak akan

terlepas dari kebutuhannya. Dorongan yang ada pada diri individu itu dinamakan

motifasi. Motivasi yaitu gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah

laku menuju sasaran tertentu. Jadi, hal itu merupakan dasar, pikiran dasar,

dorongan bagi seseorang untuk berbuat ( Kartono, 1991 : 92 ).

Adapun sarana agar kebutuhan hidup dapat dipenuhi individu melalui

aktivitas berusaha dan bekerja. Bekerja merupakan suatu proses dimana manusia

(29)

dirinya dengan alam. Dengan demikian bekerja mengandung unsur-unsur sebagai

berikut :

1. Sebagai kegiatan sadar yang tercermin dalam proses dan tujuan bekerja

2. Mempunyai objek yang menyangkut alat eksternal

3. Alat kerja yang membantu dalam produksi (Soekanto, 1990 : 142).

Bekerja merupakan gambaran dari eksistensi diri seseorang. Gambaran

keberadaan diri manusia tersebut tercermin dari prestasi eksternal atau hasil

pekerjaan seseorang pekerja. Dengan demikian akan memungkinkan terdapatnya

perbedaan hakekat bekerja antara individu yang satu dengan yang lain.

Beranekaragamnya bentuk dan nilai pekerjaan yang dijumpai sehari-hari seperti

berdagang, buruh, pegawai, pekerjaan legal maupun ilegal merupakan fakta dari

pemikiran tersebut.

Pokok-pokok perumusan bekerja dapat disebutkan melalui.

1. Para pelaku yang mempunyai peranan itu mengeluarkan energi.

2. Para pelaku memberikan sumbangan dalam produksi barang dan jasa.

3. Para pelaku menjalankan suatu pola interaksi sosial dengan lingkungan

dan memperoleh status.

4. Para pelaku mendapatkan hasil yang mempunyai nilai waktu (Pujiwati

dalam Boserup, 1988 : 47).

Dalam menjelaskan pekerjaan, pemahaman tentang hakekat manusia harus

dijadikan dasar pemikiran, sehingga setiap pekerjaan manusia senantiasa

mengandung motivasi jasmani, sosial dan rohani. Motivasi jasmani merupakan

motivasi ekonomi yang menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin hidup tanpa

(30)

mungkin hidup tanpa berhubungan dengan objek di luar dirinya berupa alam dan

manusia lainnya. Sedangkan motivasi rohani adalah motivasi yang berasal dari

nilai-nilai kepercayaan dan agama manusia ( Sedarmayanti, 1995 : 83 ).

Pemahaman tentang hakekat bekerja seperti yang dikemukakan di atas

berbeda dengan pemahaman sehari-hari. Pemahaman sehari-hari bekerja diartikan

sebagai aktivitas “mencari makan” dan melihat pekerjaan sebagai aktivitas fisik

semata. Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru sebab hanya cocok

untuk hewan dan tumbuhan.

Bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan mengandung arti

meningkatkan kemampuan untuk pemenuhan dan pemuasan kebutuhan dasar,

yakni pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan.

B. 2. Pendidikan

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia

untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat atau

kebudayaan. Bagaimana sederhananya peradaban suatu masyarakat di dalamnya

terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Pendidikan telah ada sepanjang

peradaban manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan manusia

melestarikan hidupnya (Vaizey,1989: 64).

Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat kita kemukakan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendidikan merupakan aktivitas manusia dalam usahanya untuk

(31)

2. membina usaha manusia untuk mengembangkan kepribadiannya dengan

membina potensi-potensi pribadinya, baik jasmani maupun rohani dan

berlangsung seumur hidup.

3. Pendidikan juga berarti sebagai lembaga yang bertanggung jawab

menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi maupun sistem pendidikan

tersebut. Dalam hal ini tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari

nilai-nilai, cita-cita dan falsafah yang dimiliki oleh masyarakat ( bangsa ) yang

bersangkutan.

4. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan pribadi dan

kemampuan seseorang yang berlangsung di sekolah maupun di luar

sekolah.

Berdasarkan isi program dan penyelenggaraannya, pendidikan dibedakan

menjadi pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal

(Ngadiyono, 1998 : 46 ).

Pendidikan formal merupakan pendidikan resmi di sekolah-sekolah,

penyelenggaraannya teratur dengan penjenjangan yang tegas, persyaratan tegas

disertai peraturan yang ketat, pendidikan ini didasarkan sistem yang tegas.

Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh dari hasil

pengalaman, baik yang diterima dalam keluarga maupun dalam masyarakat.

Penjenjangan dan aturan penyelenggaraannya tidak ada, sistemnya tidak

diformulasikan.

Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar

sekolah, penyelenggaraannya teratur. Isi pendidikannya tidak seluas pendidikan

(32)

Adapun lembaga pelaksanaan dan wahana pendidikan, meliputi :

1. Lingkungan sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal.

2. Lingkungan rumah tangga ( keluarga ) sebagai lembaga pendidikan

informal dan merupakan unit masyarakat pertama dan utama.

3. Lingkungan masyarakat sebagai lembaga dan lingkungan pendidikan non

formal ( Ngadiyono, 1998 : 127 ).

Dalam hal ini, lembaga penanggung jawab pendidikan yang mencakup

kewajiban dan kerja sama ketiga lembaga tersebut adalah lembaga sekolah,

lembaga keluarga ( orang tua ) dan lembaga masyarakat sebagai keseluruhan tata

keseluruhan, tata kehidupan dalam negara.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan mengenai konsepsi pendidikan

yakni pendidikan itu tidak hanya di sekolah namun bisa terjadi dalam keluarga

dan masyarakat. Namun kesemuanya bertujuan bagi perkembangan individu dan

masyarakat.

Seseorang yang telah mengecap pendidikan diharapkan kepribadian,

kemampuan dan keterampilannya semakin baik sehingga ia dapat bergaul dan

beradaptasi di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Hal ini akan

mempermudah seseorang tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

(Abdullah, 1993 : 327 ).

Melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh berbagai pengetahuan

dan keterampilan yang dapat dimanfaatkannya secara langsung dalam

mengantisipasi kebutuhan hidupnya, dan lebih dari pada itu dapat pula

(33)

diharapkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah lebih baik dari

orang yang tidak mengecap pendidikan.

B. 3. Penghasilan Pendapatan

Pendapatan merupakan sesuatu yang diperoleh dari pekerjaan pokok, yang

diperoleh dari pekerjaan sampingan dan yang diperoleh dari usaha subsistem dari

semua anggota rumah tangga ( Mulyanto, 1995 : 257 ).

Untuk memperoleh pendapatan/penghasilan, manusia harus bekerja dalam

bentuk dan jenis apapun. Namun jika ditinjau dari pendapatan pribadi dengan

pengukuran pendapatan perkapita maka dapat dikatakan bahwa pendapatan yang

diperoleh tanpa melakukan sesuatu kegiatan apapun termasuk

pendapatan/penghasilan.

Pendapatan/penghasilan ini sangat berpengaruh dengan jenis pekerjaan

dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan

seseorang untuk mencari pekerjaan. Pekerjaan yang baik jelas akan memperoleh

pendapatan/penghasilan yang lumayan. Bentuk pendapatan/penghasilan ini dapat

diukur dengan nilai uang yang diterima.

Pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh

anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama

maupun perorangan dalam rumah tangga ( Budihardjo, 2005 : 122 ).

Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan

formal, pendapatan informal dan pendapatan subsistem. Pendapatan formal adalah

penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok. Pendapatan informal adalah

(34)

pokoknya. Sedangkan pendapatan subsistem adalah penghasilan yang diperoleh

dari sektor produksi dengan nilai uang.

C. Status Sosial Ekonomi

Ikut sertanya seseorang untuk berperan di dalam suatu kegiatan

dipengaruhi oleh status yang diberikan masyarakat kepadanya. Status atau

kedudukan dapat diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang di dalam suatu

kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok

tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok lainnya dalam

kelompok yang lebih besar ( Soekanto, 1990 : 264 ).

Bila mereka menempati kedudukan-kedudukan tertentu maka mereka

merasa bahwa setiap kedudukan yang mereka tempati itu menimbulkan

harapan-harapan tertentu dari orang-orang sekitarnya dalam peranan yang berhubungan

dengan pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajibannya yang

berhubungan dengan pekerjaan yang dimilikinya. Harapan-harapan tersebut

merupakan sumbangan dari norma-norma di dalam masyarakat, maksudnya

seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat

di dalam pekerjaan, keluarga dan di dalam peranan-peranan lainnya.

Status sosial ( kedudukan sosial ) dapat diartikan sebagai tempat seseorang

secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain dalam arti

lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban

(Soekanto, 1990 : 265).

Secara umum status seseorang dalam masyarakat terdiri dari tiga bentuk

(35)

1. Ascribed status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa

memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan.

Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran.

2. Achieved status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan

usaha-usaha yang sengaja. Kedudukan ini diperoleh tergantung kepada

kemampuan masing-masing individu dalam mengejar dan mencapai

tujuannya.

3. Assigned status yaitu kedudukan yang diberikan. Assigned status tersebut

sering mempunyai arti bahwa hubungan yang erat dengan achieved status,

dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan

yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah

memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi dan demi kepentingan

masyarakat ( Soekanto, 1990 : 267 ).

Status sosial ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kedudukan yang diatur

secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktural

sosial masyarakat yang disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang

harus dipenuhi pula oleh si pembawa status.

Untuk melihat apakah seseorang memiliki status ekonomi yang tinggi,

sedang dan rendah di dalam suatu masyarakat didasarkan pada banyak tidaknya

bentuk penghargaan masyarakat terhadapnya. Artinya semakin tinggi status sosial

ekonomi seseorang maka semakin banyak pula bentuk penghargaan masyarakat

yang diterimanya.

Bentuk penghargaan masyarakat yang dipengaruhi status sosial ekonomi

(36)

keturunan, kepangkatan, kekayaan, bentuk rumah, lokasi rumah, dan lain-lain.

Faktor ini dapat menyebabkan terjadinya lapisan ataupun stratifikasi di dalam

masyarakat, baik dalam arti sosial maupun ekonomi.

D. Kerangka Pemikiran

Seperti yang dikemukakan para ahli bahwa tingkat sosial ekonomi

merupakan suatu penggolongan pembagian tingkatan status individu dalam suatu

kelompok masyarakat yang dipengaruhi oleh unsur pendapatan, pendidikan dan

pekerjaan. Semikin tinggi pendapatan, pendidikan dan pekerjaan seseorang maka

semakin tinggi pula status sosial ekonominya dalam masyarakat. Tingkat sosial

ekonomi merupakan ukuran bagi seseorang untuk menempatkannya pada posisi

tertentu di dalam lingkungan sosialnya. Sebab pada dasarnya status sosial

ekonomi diperoleh melalui ascribed status, yakni status yang diperoleh dari usaha

dan perjuangan yang dilakukan (Soekanto, 1990 : 13). Status yang diperoleh

tersebut dapat berupa jabatan, peran di dalam masyarakat, tempat tinggal,

kepemimpinan dan lain-lain.

Berbicara mengenai tingkat sosial ekonomi, tidak akan terpisahkan dari

pembicaraan tingkat kesejahteraan. Pada hakekatnya tingkat hidup atau

kesejahteraan tercermin pada tingkat pola yang meliputi unsur pangan, sandang,

pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Selanjutnya menurutnya tingkat sosial

ekonomi atau tingkat kesejahteraan mengandung arti kemampuan untuk

meningkatkan kebutuhan-kebutuhan manusia berdasarkan sandang, pangan,

(37)

kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas sangat bergantung pada tingkat pekerjaan

dan pendapatan yang diterima individu ( Djoyohadikusumo, 1985 : 3 )

Selanjutnya bila kita lihat lebih jauh, tingkat pendidikan seseorang sangat

berpengaruh terhadap tingkat pekerjaan seseorang dan seterusnya berpengaruh

pula terhadap tingkat pendapatannya. Pendapatan atau penghasilan yang dimaksud

bukan saja dari satu segi kegiatan dan pekerjaan saja, namun dapat dari berbagai

jenis kegiatan atau pekerjaan yang dapat menghasilkan. Demikian juga dengan

anggota keluarga, bukan saja orang tua yang boleh menghasilkan, namun juga

oleh anggota keluarga lain. Kegiatan ekonomi rumah tangga yang hanya

mengandalkan satu bidang saja sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga akan menentukan tingkat pendapatan rumah tangga yang

diperoleh. Semakin banyak jenis pekerjaan yang dapat dilakukan anggota rumah

tangga maka semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh rumah tangga

(Marnis, 1987 : 21).

Besarnya pendapatan seseorang dapat menentukan pola bergaul dan

berhubungan dengan anggota masyarakat lainnya. Disamping itu pendapatan yang

diterima oleh seseorang dapat memberikan gambaran akan kedudukan sosial

ekonominya di dalam suatu lingkungan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat

(38)

Skema I

Kerangka Pemikiran

E. Defenisi Konsep

Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas

dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaaan kelompok atau

individu tertentu (Singarimbun, 1989 : 32).

Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan

mendefenisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu

persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan

tujuan penelitian.

Maka defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagi berikut:

1. Faktor adalah sesuatu hal, keadaan, peristiwa dan sebagainya yang ikut

menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu.

2. Tingkat sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur

secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam

struktur sosial masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi sosial ekonomi

yang dimaksud adalah pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.

3. Masyarakat adalah kumpulan dari sejumlah orang dalam suatu tempat

(39)

bersama walaupun di dalamnya terdapat berbagai lapisan atau lingkungan

sosial.

F. Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989 :46). Dalam

penelitian ini ada beberapa yang akan dilacak dan di analisis, yaitu :

a.Faktor-Faktor Sosial Masyarakat :

• Warisan

• Jenis Pekerjaan

• Tingkat Pendidikan

• Keterampilan

• Partisipasi anggota rumah tangga dalam ekonomi keluarga

b.Tingkat Social Ekonomi Masyarakat :

• Tingkat Pendapatan Keluarga

• Tingkat Pendapatan Perkapita

• Status Kepemilikan

• Klasifikasi Rumah

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan

realitas tentang faktor-faktor tingkat sosial ekonomi masyarakat di Desa Perhiasan

dengan berdasarkan data dan fakta yang ada di lapangan.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Perhiasan Kecamatan Selesai Kabupaten

Langkat Provinsi Sumatera Utara. Desa tersebut tidak terlalu jauh dari daerah

perkotaan dan merupakan desa yang sangat heterogen terutama tingkat sosial

ekonominya.

C. Populasi dan Sampel

C.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang terdiri dari manusia, benda,

hewan, dan tumbuh-tumbuhan, gejala, nilai atau peristiwa sebagai sumber data

yang memiliki karakter tertentu dalam suatu peneltian (Nawawi,1995 : 141).

Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang ada di Desa Perhiasan yang

(41)

C.2 Sampel

Menurut Suhartini Arikunto, sampel adalah wakil dari populasi yang

dianggap representatif atau memenuhi syarat untuk menggambarkan

keselururahan dari populasi yang diwakilinya. Untuk sekedar ancer-ancer maka

apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik sampel diambil semua sehingga

penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 1999 : 107).

Berdasarkan defenisi di atas, maka peneliti menetapkan besarnya sampel

dalam penelitian ini adalah 10% dari jumlah populasi, maka :10% x 849 = 84,9

orang, jadi sampel dalam penelitian ini digenapkan menjadi 85 kepala keluarga

(KK).

Teknik penarikan sampel yang diterapkan adalah simple random sampling,

yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

D. Teknik Pengumpulan Data

D.1 Studi Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan

naskah-naskah yang sudah diterbitkan berupa buku, surat kabar, arsip-arsip, majalah dan

tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai data sekunder.

D.2 Studi Lapangan

Pengumpulan data yang di peroleh melalui kegiatan penelitian langsung

(42)

1. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar

pertanyaan tertulis dan disebarluaskan kepada responden.

2. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung kepada pihak atau sumber yang

dianggap perlu untuk melengkapi data yang kurang jelas.

3. Observasi yaitu teknik pengumpulan data melalui pengamatan di

lapangan akan gejala atau fakta yang terdapat di lokasi objek

penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang dipergunakan adalah teknik

analisa deskriftif, yaitu metode analisa yang dilakukan dengan mengumpulkan,

mengolah, menyajikan dan menginterpretasikan data sehingga diperoleh

gambaran yang jelas mengenai masalah yang di teliti, kemudian data tersebut

diberi komentar sesuai dengan data, fakta dan informasi yang telah dikumpulkan

melalui pemahaman intelektual dan pengalaman empiris (Singarimbun, 1989 :

267).

Dengan meggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Data hasil wawancara dipilih (editing), karena data yang diperoleh

dari lapangan sifatnya sangat luas dan tidak semua data tersebut

(43)

2. Informasi yang didapat dari lapangan dikelompokkan dan

disederhanakan untuk membuat gambaran yang jelas tentang

masalah yang diteliti.

3. Data hasil kuisioner dikelompokkan, disusun dan masukkan ke

dalam tabel distribusi frekuensi sesuai dengan kategori

(44)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Desa Perhiasan

Menurut Sekretaris Desa Perhiasan Bapak Mhd.Yamin, adapun nama Desa

Perhiasan diambil dari sebutan orang-orang, kemudian dikatakan Perhiasan

disebabkan dahulunya ada sebuah bukit, yang mana tempat itu dijadikan tempat

persinggahan sementara oleh para pedagang dan pegunjung sebelum mereka

melanjutkan perjalanan mereka ke tempat tujuannya. Para pedagang dan

pengunjung tersebut sebelum melanjutkan pejalanannya, mereka memperindah

penampilan dengan cara berhias-hias. Hal ini lah yang menjadi dasar penamaan

mengapa desa tersebut disebut sebagai Desa Perhiasan.

B. Batas Desa Perhiasan

Adapun batas desa Perhiasan adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Stabat Wampu

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Salapian Desa Bekulap,

Kecamatan Bahorok

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bahorok

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Selayang dan Desa Pekan Selesai

C. Keadaan Penduduk

Desa Perhiasan mempunyai jumlah penduduk sebanyak 3742 jiwa yang

(45)

kependudukan Desa Perhiasan yang berada di Kecamatan Selesai Kabupaten

Langkat dapat diuraikan berdasarkan umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan

tingkat pendidikan sebagaimana dipaparkan berikut ini :

C.1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

Tabel 1

Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

No. Umur Jumlah Persentase

1. 0-6 447 11,95

2. 7-10 310 8,28

3. 11-16 625 16,70

4. 17-55 2183 58,34

5. 56 ke atas 177 4,73

Total 3742 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas, terlihat bahwa mayoritas penduduk Desa Perhiasan

masih berusia produktif yakni 17-55 sebanyak 2183 (58,34%). Kemudian

penduduk yang berusia 11-16 sebanyak 625 (16,70%). Sementara usia yang non

produktif sebanyak 934 (24,95%). Jadi tampaknya penduduk Desa Perhiasan lebih

banyak yang berada pada usia masih tergolong produktif dan dalam angkatan

(46)

C.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase

1. Laki – Laki 1769 47,27

2. Perempuan 1973 52,73

Total 3742 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Jadi tabel di atas dapat kita lihat komposisi perbandingan jenis kelamin

penduduk di Desa Perhiasan yakni Laki – Laki sebanyak 1769 (47,27%), dan

Perempuan sebanyak 1973 ( 52,73%). Hal ini tampaknya perbandingan antara

Laki – Laki dan Perempuan hampir sama.

C.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Secara umum mata pencaharian penduduk Desa Perhiasan bervariasi,

namun mayoritas penduduknya bermata pencaharian pertani. Selain itu masih ada

penduduk yang bermata pencaharian yang lain. Adapun mata pencaharian

penduduk Desa Perhiasan yang lain seperti : buruh tani, buruh swasta, pegawai

negeri, pengrajin, pedagang, peternak, nelayan, pegawai swasta, supir. Untuk

(47)

Tabel 3

Mata Pencaharian Penduduk

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase

1. Petani 831 54,11

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Perhiasan

Kecamatan Selesai bermata pencaharian petani yakni sebanyak 831 orang

(54,11%) dari seluruh penduduk yang ada. Kemudian disusul bermata pencaharian

Buruh tani yakni sebanyak 582 orang (37,90%), pedagang sebanyak 38 orang

(2,47%), buruh swasta sebanyak 27 orang (1,76%), supir sebanyak 18 orang

(1,17%), pegawai negeri sebanyak 13 orang (0,84%), pegawai swasta sebanyak 13

orang (0,84%), montir sebanyak 5 orang (0,32%), nelayan sebanyak 3 orang

(0,19%) dan pengrajin sebanyak 2 orang (0,13%). Selebihnya sebanyak 2206 jiwa

(48)

Desa Perhiasan tersebut, hal ini terjadi karena mungkin belum dituliskannya

data-data kependudukan berdasarkan pekerjaan di kantor kepala desanya.

Penduduk Desa Perhiasan mayoritas bermata pencaharian petani

disebabkan kondisi tanah yang subur serta iklim yang mendukung untuk bercocok

tanam atau bertani.

C.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

Masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai pada umumnya penganut

agama Islam. Sementara penduduk yang beragama lain sangat kecil jumlahnya.

Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah Persentase

1. Islam 3465 92,60

2. Kristen Protestan 216 5,77

3. Kristen Katolik 61 1,63

Total 3742 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Desa Perhiasan

Kecamatan Selesai menganut agama Islam yakni sebanyak 3465 (92,60%), agama

Kristen Protestan sebanyak 216 (5,77%) dan agama Kristen Katolik sebanyak 61

(1,63%). Sedangkan penduduk yang yang beragama Hindu dan Budha tidak ada.

Dominan penduduk beragama Islam karena memang mayoritas penduduk yang

(49)

C.5 Komposisi Penduduk Beradasarkan Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan sumber

daya manusia. Untuk itu pemberian dan peningkatan pendidikan terhadap

masyarakat selalu digalakkan. Keterlibatan orang tua, sekolah (guru-guru) dan

masyarakat Desa Perhiasan Kecamatan Selesai perlu ditingkatkan kesadarannya

akan pentingnya pendidikan. Upaya sosialisasi pendidikan biasanya dilakukan

melalui motivasi agar pola kehidupan dapat meningkat dan dapat menjadi lebih

baik.

Kondisi pendidikan penduduk Desa Perhiasan Kecamatan Selesai tampak

adanya masyarakat yang tidak tamat SD, tamat SD, tamat SLTP, tamat SMA,

tamat Akademi dan tamat Sarjana. Untuk lebih jelasnya ditunjukkan dalam tabel 5

berikut ini :

Tabel 5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase

1. Tidak tamat SD 24 1,66

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Tabel di atas terlihat bahwa penduduk Desa Perhiasan Kecamatan Selesai

(50)

namun yang paling banyak terdapat pada tamat SD sebanyak 765 orang (52,83%),

kemudian tamat SLTP sebanyak 341 orang (23,55%), SLTA sebanyak 304 orang

(21 %), tidak tamat SD sebanyak 24 orang (1,66%), Akademi sebanyak 11 orang

(0,76 %) dan Sarjana sebanyak 3 orang (0,21%).

Keterangan ini tampaknya memberikan kesan bahwa penduduk Desa

Perhiasan Kecamatan Selesai belum begitu sadar akan pentingnya pendidikan

dalam meningkatkan sumber daya manusia dan pentingnya pendidikan dalam

mengarungi kehidupan ini. Terbukti hanya sebanyak 3 orang warga Desa

Perhiasan saja yang telah meraih atau memperoleh gelar sarjana.

D. Sarana Umum Desa Perhiasan Kecamatan Selesai

D.1. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa

Perhiasan Kecamatan Selesai adalah terdiri atas 4 unit saja, yakni : 4 buah SD

(Sekolah Dasar). Untuk lebih jelasnya, datanya akan dipaparkan pada tabel 6

berikut ini :

Tabel 6 Sarana Pendidikan

No. Sarana Pendidikan Jumlah Persentase

1. TK - -

2. SD 4 100

3. SLTP - -

4. SLTA - -

Total 4 100

(51)

Pada tabel tersebut di atas dapat kita lihat bahwa, sarana dan prasarana

pendidikan belum memadai di desa ini. Hal ini terlihat karena hanya bangunan SD

saja yang ada. Sedangkan sekolah-sekolah yang lain untuk jenjang yang lebih

tinggi sama sekali belum ada.

D.2. Prasarana Jalan Raya

Untuk memperluas hubungan antara suatu desa, yakni antara Desa Perhiasan

dengan desa yang lain atau antara Desa Perhiasan dengan Kabupaten Langkat,

maka perlu adanya sarana dan prasarana jalan raya yang baik. Oleh karena hal ini

akan berpengaruh terhadap lancarnya hubungan lewat darat. Jalan aspal

merupakan jalan yang terbesar untuk Desa Perhiasan dan digunakan sebagai

perlintasan umum pengangkutan. Sedangkan jalan tanah digunakan untuk

penghubuing antara rumah dengan rumah yang lain. Untuk lebih jelasnya

ditunjukkan pada tabel 7 berikut ini :

Tabel 7

Sarana Umum Jalan Raya

No. Jenis Jalan Jumlah (Km) Keterangan

1. Jalan Aspal 3,5 Rusak

2. Jalan Tanah 8,5 Baik

Total 12

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Pada tabel tersebut dapat kita lihat bahwa jalan yang ada di desa tersebut

berada dalam kondisi rusak, sehingga dapat disimpulkan bahwa akses Desa

Perhiasan ke desa lainnya kurang begitu baik, mengingat kondisi jalan yang

(52)

selama penulis mengadakan penelitian di Desa Perhiasan tersebut kondisi jalan

masih belum diperbaiki.

D.3. Sarana Pengangkutan dan Komunikasi

Sarana pengangkutan merupakan hal yang sangat penting dalam

memperlancar hubungan antara suatu daerah dengan daerah yang lainnya, atau

juga dengan daerah di Desa Perhiasan itu sendiri. Adapun sarana pengangkutan

yang telah tersedia di Desa Perhiasan terdiri dari angkutan darat dan angkutan

sungai yang meliputi kendaraan roda empat, kendaraan roda dua, becak, dan

perahu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :

Tabel 8

Sarana Transportasi Darat Dan Sungai

No. Uraian Jumlah Keterangan

1. Kendaraan Roda Empat 47 Baik

2. Kendaraan Roda Tiga 8 Baik

3. Kendaraan Roda Dua 500 Baik

4. Perahu / Getek 3 Baik

Total 558

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Sementara itu, sarana komunikasi juga merupakan hal yang sangat penting

bagi masyarakat Desa Perhiasan yaitu untuk memperlancar informasi dan

perkembangan pengetahuan masyarakat di Desa Perhiasan. Sarana komunikasi

yang ada di Desa Perhiasan meliputi : televisi, parabola, radio, surat kabar.

Adapun jenis surat kabar yang ada di Desa Perhiasan antara lain Waspada, serta

(53)

kurangnya minat masyarakat mencari informasi dari surat kabar. Kebanyakan

masyarakat Desa Perhiasan mencari informasi dari televisi dan radio.

Sarana komunikasi televisi dan radio dapat ditemukan di Desa Perhiasan

dengan mudah. Televisi telah bisa menerima ke sepuluh stasiun televisi swasta

nasional seperti : (Indosiar, TPI, Trans, Anteve, Global, RCTI, SCTV, TV1,

Metro, dan Trans 7 ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini :

Tabel 9

Sarana Umum Komunikasi

No. Jenis Komunikasi Jumlah Keterangan

1. Televisi 747 Baik

2. Anthena Parabola 2 Baik

3. Radio 260 Baik

4. Surat Kabar 2 Baik

4. Seluler Phone/Ponsel 170 Baik

Total 1181

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Sarana komunikasi di Desa Perhiasan dapat dikatakan lengkap dengan

adanya media komunikasi seperti Seluler Phone/Ponsel, Televisi, Radio, dan Surat

Kabar. Dari data yang terkumpul terlihat bahwa hampir rata-rata penduduk

memiliki pesawat televise dan kesemuanya masih berfungsi dengn baik.

D.4. Sarana Umum Desa Perhiasan.

Di Desa Perhiasan telah terdapat sarana umum yang dapat dimanfaatkan

oleh masyarakat Desa Perhiasan. Adapun sarana umum yang dimaksud adalah :

(54)

• Rumah Ibadah (Mesjid, Surau, Gereja Kristen, Gereja Khatolik)

• Sarana olah raga (Bulu tangkis, Bola volly)

• Sarana kesehatan (Puskesmas pembantu, Poliklinik, Posyandu)

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini :

Tabel 10

Sarana Umum Desa Perhiasan

No. Jenis Sarana Umum Jumlah Keterangan

1. Sarana Pemerintahan 2 Baik

2. Sarana Rumah Ibadah 15 Baik

3. Sarana Olah Raga 5 Baik

4. Sarana Kesehatan 13 Baik

Total 35

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas terlihat bahwa di Desa Perhiasan telah memiliki sarana

kesehatan yang berfungsi dengan baik. Kantor lurah dalam keadaan baik serta

Balai Dusun yang masih berfungsi untuk kegiatan sosial kemasyarakat. Sarana

Peribadatan yang baik serta sarana olah raga yang masih berfungsi untuk kegiatan

(55)

E. Penggunaan tanah.

Luas Desa Perhiasan 1544,8 ha, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 11

Jenis Penggunaan Tanah

No. Jenis Luas (ha) Persentase

1. Sawah 71 4,59

2. Tanah Kering 123,5 7,96

3. Tanah Basah 10 0,65

4. Tanah Perkebunan 1337,1 86,55

5. Tanah Fasilitas Umum 3,2 0,25

6. Tanah Hutan -

Total 1544,8 100

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan 2008

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa 71 ha (4,59%) dari luas Desa

Perhiasan digunakan sebagai lahan persawahan. Tampaknya luas daerah Desa

Perhiasan mayoritas digunakan untuk lahan perkebunan dan pertanian. Hal ini

sesuai dengan ciri pokok mata pencaharian masyarakat Desa Perhiasan yakni

bertani dan berkebun.

F. Pemerintahan Desa Perhiasan Kecamatan Selesai.

Desa Perhiasan merupakan salah satu Desa diantara Desa yang lainnya yang

terdapat di Kecamatan Selesai. Desa sebagai bagian wilayah pemerintahan dalam

wilayah pemerintahan Republik Indonesia yang dikepalai oleh seorang Kepala

Desa. Adapun struktur organisasi pemerintahan Desa Perhiasan adalah sebagai

(56)

Sekretaris Desa Lurah

Kaur Pemerintah

LKMD

Kaur Kesra Kaur Keuangan

Kaur Pembangunan

Kepala Dusun

Kepala Dusun

Kepala Dusun

Kepala Dusun

Skema II

Struktur Oraganisasi Pemerintah Desa Perhiasan

Sumber : Kantor Kepala Desa Perhiasan Tahun 2008

Kepala Dusun

Kepala Dusun

(57)

BAB V

ANALISA DATA

A. Gambaran Umum Responden

Sebagaimana telah diuraikan pada bab sebelumnya tentang metodologi

penelitian tentang analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis

ingin memperjelas bahwa penelitian ini dilakukan pada masyarakat Desa

Perhiasan, dan merupakan jenis penelitian deskriptif.

Pada pengumpulan data yang dilakukan melalui penyebaran

kuesioner/angket kepada responden ternyata semua kuesioner telah diisi dan

memenuhi syarat untuk analisis, yaitu sebanyak 85 orang responden. Untuk lebih

jelasnya data tentang responden yang terpilih, penulis memuat gambaran umum

responden seperti yang diuraikan pada tabel-tabel berikut ini :

A.1. Status Dalam Keluarga

Status responden dalam keluarga perlu untuk diketengahkan karena hal ini

manyangkut perbandingan antara pria dan wanita yang bekerja.

Tabel 12

Distribusi Responden Berdasarkan Status Dalam Keluarga

No. Status Dalam Keluarga Jumlah Persentase

1. Suami 78 91,76

2. Isteri 7 8,24

Total 85 100

(58)

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa responden yang berstatus suami

sebanyak 78 orang ( 91,76%), dan yang berstatus isteri sebanyak 7 orang (8,24%).

Hal ini disebabkan dengan pertimbangan bahwa mayoritas di Desa perhiasan yang

bekerja sebagai pencari nafkah adalah suami. Sementara istri hanya bekerja pada

pekerjaan rumah tangga, namun ada juga sebagian dari keluarga yang mencari

nafkah adalah istri. Untuk itulah agar lebih representatif maka penulis mengambil

jumlah responden seperti yang tertera di atas.

A.2. Usia

Tabel 13

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Usia

No. Usia Jumlah Persentase

1. 18-25 10 11,76

2. 26-35 40 47,06

3. 36-45 30 35,29

4. 46-55 5 5,89

5. Di atas 56 - -

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Tabel diatas menunjukkan bahwa semua responden berada dalam usia

produktif yakni 18-55 tahun. Kemudian semua responden yang diambil telah

menikah atau berumah tangga. Hal ini disebabkan untuk lebih mengacu pada

tujuan dari penelitian ini. Karena responden dianggap telah mengerti akan

bagaimana seluk beluk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau dilihat dari

(59)

yakni sebanyak 40 orang atau (47,06%). Kemudian usia antara 36-45 tahun yakni

sebanyak 30 orang (35,29%), usia antara 18 - 25 tahun yakni sebanyak 10 orang

atau (11,76%).

A.3. Jumlah Tanggungan

Tabel 14

Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

No. Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase

1. 1 - 2 orang 11 12,94

2. 3 - 5 orang 46 54,12

3. Di atas 6 orang 28 32,94

Total 85 100

Sumber : Hasil Penelitian 2008

Jumlah tanggungan responden sangat berpengaruh pada sosial ekonomi

mereka, karena diasumsikan jika jumlah tanggungan mereka banyak dengan status

pekerjaan yang mayoritas bertani jelas akan menambah beban untuk dibiayai, baik

pangan, sandang, pakaian dan lain-lain. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa

mayoritas responden memiliki anak 3-5 orang sebanyak 46 orang (54,12%),

kemudian yang mempunyai anak lebih dari 6 orang sebanyak 28 orang (32,94%)

dan 1-2 orang sebanyak 11 orang (12,94%). Kemudian jumlah anak yang besar ini

jelas menambah alokasi pengeluaran biaya keluarga yang otomatis mempengaruhi

Gambar

Tabel 1 Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur
Tabel 2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3 Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan di atas, maka akan dibuat sebuah sistem pakar mutu budidaya tanaman tembakau Madura menggunakan metode Fuzzy AHP dengan tujuan dapat membantu

Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud. Pertama, Untuk memperbaiki kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu

[r]

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

The cost of land under development consists of the cost of land for development, direct and indirect real estate development costs and capitalized borrowing

Begitu juga dengan gradasi jenis linear sangat cocok digunakan untuk objek- objek yang menyerupai kotak karena ben- tuk gradasinya mendatar (linear) seperti Anda lihat pada gambar

The aim of this study are to analyze the text of female sexuality articles that realized in the women magazines (i.e. vocabulary, grammar, cohesion and text

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama