• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh persuasi iklan televisi dan kemasan terhadap minat beli konsumen : studi kasus produk Mie Sedap Instan pada warga Kepuh Rt 45 Rw 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh persuasi iklan televisi dan kemasan terhadap minat beli konsumen : studi kasus produk Mie Sedap Instan pada warga Kepuh Rt 45 Rw 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

ix

ABSTRAK

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

Yoseph Asmed Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh yang positif signifikan antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan, (2) ada pengaruh yang positif signifikan antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan responden warga Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta . Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan analisis regresi sederhana dengan rumus regresi sederhana, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis alternatif dengan taraf signifikansi 5%.

(2)

x ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PERSUASIVE ADVERTISEMENT ON TELEVISION AND ITS PACKAGE TOWARDS COMSUMERS’ BUYING

INTEREST

A Case Study on “Mie Sedap” Instant Noodle Product

at the Neighborhood/Administrative Community of Kepuh RT 45/RW 11 – The Village of Klitren – Subdistrict of Gondokusuman – Yogyakarta

By: Yoseph Asmed Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The purpose of the research is to identify whether : (1) there is a positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle, (2) there is a positive and significant influence between the package and the interest of buying mie sedap instant noodle.

The research is a population research and the respondent is the community of RT 45 RW 11 - Klitren - Subdistrict of Gondolusuman - Yogyakarta. The method of gathering the data was questionnaire. The technique of analiysing the data was simple regression formula, whereas the decision to accept or refuse the alternative hypothesis 5% of significance rate was applied.

(3)

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh: Yoseph Asmed NIM: 041334019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh:

Yoseph Asmed NIM: 041334019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Orang tuaku Linus Subandi & Anastasia Ata

Adikku Menas Aswan, Asteria Est er & Agnes Dea Asriani

Yang terkasihTheresia Septriani

Atengk & Limpa Family

(8)

v

MOTTO

Koturun obi Balai Riban tingeng”k nyak:

tingeng”k sokolah

tingeng”k nyak awas

tingeng”k nyak borasel

tingeng”k dek nongki nyak sukses

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 3 Juni 2009

Penulis

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yoseph Asmed

Nomor Mahasiswa : 041334019

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 16 Juni 2009

Yang menyatakan

(11)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan

rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Persuasi Iklan Televisi Dan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen

Mie Sedap Instan.”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi perusahaan pada masa yang akan datang.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penyusunan skripsi ini tidak akan

dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya dukungan serta bantuan dari

semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak atas segala dukungan, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan

kepada penulis. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada yang

terhormat :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

(12)

viii

4. Bapak Sebastianus Widanarto P, S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang

dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Orang Tuaku Bapak Linus Subandi dan Ibu Anastasia Ata, adikku Menas

Aswan, Asteria Ester dan Agnes Dea Asriani, serta yang terkasih Theresia

Septriani yang selalu memberikan doa, dukungan serta semangat kepada

penulis.

6. Bang Yulianus Kale, S.Hut.,M.Si. yang membatu dalam penyusunan skripsi

terimakasih untuk semua buku dan triknya; teman-temanku yang berada dalam

satu atap selalu bersamaku di Asrama J.C. Oeavang Oeray, atas dukungan dan

semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat

diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 3 Juni 2009

Penulis

(13)

ix

ABSTRAK

PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN

Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

Yoseph Asmed Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh yang positif signifikan antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan, (2) ada pengaruh yang positif signifikan antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan responden warga Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta . Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan analisis regresi sederhana dengan rumus regresi sederhana, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis alternatif dengan taraf signifikansi 5%.

(14)

x

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PERSUASIVE ADVERTISEMENT ON TELEVISION AND ITS PACKAGE TOWARDS COMSUMERS’ BUYING

INTEREST

A Case Study on “Mie Sedap” Instant Noodle Product

at the Neighborhood/Administrative Community of Kepuh RT 45/RW 11 – The Village of Klitren – Subdistrict of Gondokusuman – Yogyakarta

By: Yoseph Asmed Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The purpose of the research is to identify whether : (1) there is a positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle, (2) there is a positive and significant influence between the package and the interest of buying mie sedap instant noodle.

The research is a population research and the respondent is the community of RT 45 RW 11 - Klitren - Subdistrict of Gondolusuman - Yogyakarta. The method of gathering the data was questionnaire. The technique of analiysing the data was simple regression formula, whereas the decision to accept or refuse the alternative hypothesis 5% of significance rate was applied.

The result of the analysis shows that: (1) there is positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle. It was based on the calculation result of the regression coefficient value which was positive, and the value of t = 3.475, whereas the result of Sig = 0.001 <

(15)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

(16)

xii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Periklanan ... 7

B. Televisi Sebagai Media Iklan... 13

C. Kemasan ... 16

D. Perilaku Pembeli Konsumen ... 19

E. Minat ... 28

F. Kerangka Berpikir ... 34

G. Hipotesis... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 37

D. Populasi ... 38

E. Operasionalisasi Variabel ... 39

F. Teknik Pengumpulan Data... 42

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 43

H. Teknik Analisis Data... 48

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kelurahan Klitren ... 53

(17)

xiii

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data... 58

B. Analisis Data ... 61

C. Pembahasan... 65

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 69

B. Keterbatasan... 69

C. Saran... 70

(18)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Iklan Televisi... 40

Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemasan ... 41

Tabel 3.3. Kisi-kisi Minat ... 41

Tabel 3.4. Skala Likert ... 42

Tabel 3.5. Rangkuman Uji Validitas Iklan Televisi... 44

Tabel 3.6. Rangkuman Uji Validitas kemasan... 45

Tabel 3.7. Rangkuman Uji Validitas Minat ... 46

Tabel 3.8. Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 47

Tabel 3.9 Rangkuman Uji Reliabilitas ... 48

Tabel 3.10. Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 51

Tabel 5.1. Interpretasi Data Variabel Iklan Televisi ... 59

Tabel 5.2. Interpretasi Data Variabel Kemasan ... 60

Tabel 5.3. Interpretasi Data Variabel Minat ... 61

Tabel 5.4. Uji Normalitas ... 62

Tabel 5.5. Uji Linieritas ... 63

(19)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Ijin Penelitian ... 73

Lampiran II Kuesioner ... 79

Lampiran III Data Pra Penelitian ... 84

Lampiran IV Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 88

Lampiran V Data Penelitian... 91

Lampiran VI Output Uji Normalitas ... 98

Lampiran VII Output Uji Hipotesis ... 100

Lampiran VIII Deskripsi Data ... 102

Lampiran IX Daftar Tabel... 104

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang

demikian cepat. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya konsumen mendapat

informasi, dimana keberadaan dan segala informasi tentang produk dapat

diketahui dengan cepat lewat saluran-saluran informasi yang berkembang

sangat pesat.

Secara tidak sengaja kita telah mengatakan kalau kita sudah siap untuk

mengikuti persaingan bebas dalam perdagangan global, karena memang dalam

kenyataannya kita hanya memiliki satu pilihan yaitu harus mengikuti

perdagangan bebas. Desakan dari negara luar yang begitu kuat memaksa kita

untuk melakukannya

Dalam pasar global kita dapat mengetahui bahwa disana sangat banyak

sekali produsen-produsen dengan produk yang hampir begitu mirip sekali.

Misalnya produk mie instan ditawarkan oleh berbagai produsen dengan

produk yang kegunaanya sama. Masalah lain yang dihadapi dari produk yang

sejenis ini adalah ketika beberapa produsen yang degan sengaja melakukan

pengemasan produknya meniru kemasan produk yang sudah populer. Hal ini

sangat menuntut kepada para produsen agar berusaha lebih keras dalam

(21)

sekali usaha-usaha yang dilakukan oleh para produsen untuk mendapatkan

pangsa pasar yang lebih luas.

Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk mengenalkan dan

menawarkan produk mereka kepada konsumen adalah melalui iklan, karena

iklan dipercayai sebagai cara untuk mendongkrak penjualan oleh kebanyakan

pengusaha yang mempunyai anggaran cukup besar untuk kegiatan promosi.

Kasali (1992 : 9) mendefinisikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu

produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.

Suatu perusahaan dalam membuat iklan harus mampu menyampaikan

pesan tentang produknya, karena iklan yang menarik dan cerdik akan

mendapatkan perhatian lebih. Daya tarik tersebut memungkinkan konsumen

untuk memberi respon. Para pemasar harus lebih tahu bagaimana komunikasi

ini berfungsi dan tanggapan apa saja yang dikehendaki. Dalam hal ini pemasar

dapat menanamkan sesuatu kedalam benak konsumen untuk mempengaruhi

agar melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan kehendak pemasar, yaitu

sampai pada kegiatan pembelian (Indryanti, 2002;38)

Iklan dirancang sedemikian rupa agar mampu menunjukan kelebihan

produk yang ditawarkan sehingga dapat membujuk dan mempengaruhi

konsumen untuk membeli Produk tersebut. Iklan yang dapat mempengaruhi

dan membujuk konsumen untuk membeli produk inilah yang disebut sebagai

kekuatan persuasi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, (1999;696).

Persuasi adalah bujukan kepada seseorang dengan cara memberi alasan dan

(22)

R.T.S.Masli, (2004;20) menyatakan bahwa suatu perusahaan harus

memilih alternatif media periklanan yang akan digunakan untuk memasarkan

produknya kepada konsumen seperti: televisi, koran, majalah, radio, baliho,

dsb. Dua macam media utama yang digunakan perusahaan untuk memasarkan

produk yaitu melalui media televisi dan media cetak. Iklan melalui televisi

dinilai sangat efektif dalam melakukan promosi, karena dengan menayangkan

iklan di Televisi masyarakat yang berada didaerah pedalaman juga bisa

menikmatinya. Dengan demikian iklan yang ingin disampaikan bisa dinikmati

oleh semua kalangan masyarakat yang akan menjadi calon konsumen.

Dominasi media cetak dalam meraih iklan kemudian surut ketika

pemerintah mengizinkan kelahiran televisi-televisi swasta. Dimulai dari

Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) tahun 1989 yang tayangannya

semula hanya bisa dinikmati dengan perangkat decorder. Kehadiran RCTI

diikuti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang berorientasi pada program

pendidikan. Kemudian diikuti oleh SCTV, Anteve dan Indosiar

(R.T.S.Masli,2004;21)

Sejak itu para produsen tertarik untuk mempromosikan produknya

melalui televisi. Sehingga membawa dampak luas bagi kehidupan masyarakat,

terlebih budaya menonton orang Indonesia lebih tinggi karena itu televisi

sebagai media audio visual mampu memberi pengaruh yang cukup besar bagi

motivasi beli konsumen (R.T.S.Masli,2004;22)

Untuk meningkatkan penjualan selain promosi iklan Televisi produsen

(23)

puas dengan promosi iklan televisi saja, mereka juga mencoba untuk mencuri

perhatian calon konsumen dengan strategi pengemasan. Kemasan penting

untuk menarik minat konsumen membeli produk, karena kemasan yang

menarik dimata konsumen dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk

membeli produk itu. Beberapa penelitian sebelumnya mengatakan bahwa

iklan tidak mampu menjangkau semua konsumen dari target pemasaran.

Satu-satunya tempat dimana perusahaan dijamin mampu dapat berbicara dengan

konsumen mengenai produknya adalah pada saat pembelian.

Hanya pada saat calon konsumen berdiri di depan rak toko dan siap

untuk memilih, sementara produk dari perusahaan tersebut terpajang pada

bagian kompetitif. Saat itulah perusahaan mendapat kesempatan 100 % untuk

menyampaikan mengapa calon konsumen harus membeli produknya dan

bukan produk perusahaan lain. Disinilah mengapa strategi kemasan perlu

dikembangkan oleh sebuah perusahaan, karena pengemasan adalah jalan

terbaik untuk mengkomunikasikan alasan-alasan paling kuat dan meyakinkan

yang membuat calon konsumen membeli produk itu dari rak toko (Eric

Schulz, 2003.;100)

Strategi kemasan merupakan strategi pemasaran yang diciptakan,

dikembangkan, dan dikendalikan oleh bagian pemasaran dari sebuah

perusahaan untuk lebih memusatkan perhatian pada penciptaan, dan

pengembangan kemasan dari sebuah produk, supaya konsumen dapat

menemukan alasan-alasan yang paling kuat dan meyakinkan yang membuat

(24)

Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dijabarkan di atas,

maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut Pengaruh Persuasi Iklan Televisi dan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen

studi kasus produk mie sedap instant pada Warga Kepuh RT 45 RW 11

Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

B. Batasan masalah

1. Konsumen dalam hal ini adalah Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan

Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.

2. Atribut iklan yang diteliti dibatasi pada:

a) Audio

b) Video

c) Atribut iklan televisi

3. Atribut kemasan yang diteliti dibatasi pada:

a) Bentuk atau desain kemasan

b) Warna kemasan secara keseluruhan

c) Gambar pada kemasan

d) Label yang terdiri dari informasi mengenai cara penyajian, gizi,

komposisi produk serta manfaat produk

C. Rumusan masalah

1. Apakah ada pengaruh Persuasi iklan televisi terhadap minat beli konsumen

(25)

2. Apakah ada pengaruh Persuasi kemasan terhadap minat beli konsumen

pada produk Mie Sedap Instan ?

D. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persuasi iklan televisi terhadap

minat beli konsumen pada produk Mie Sedap.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persuasi kemasan terhadap minat

beli konsumen pada produk Mie Sedap.

E. Manfaat penelitian

Adapun penelitian ini bermanfaat bagi;

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan

menambahan informasi bagi Perusahaan Mie Sedap Wings Food dalam

merencanakan iklan televisi dan kemasan produk.

2. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi

di perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta dan dapat digunakan untuk

menanbah pengetahuan pembaca.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman nyata dalam

penyusunan karya ilmiah dan membantu menerapkan teori-teori yang

(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Periklanan

1. Pengertian Periklanan

Periklanan merupakan salah satu variabel kegiatan promosi yang

sering dilakukan oleh perusahaan atau individu yang ditujukan untuk

mencapai pasar. Menurut beberapa ahli, periklanan dapat didefinisikan

sebagai berikut:

a) Menurut William G. Nickels Swasta, 1984:245

Periklanan adalah komunikasi nonindividu, dengan sejumlah

biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,

lembaga non laba, serta individu-individu

b) AMA

Any paid form of non personal presentation and promotion of ideas, goods or services by an identified sponsor” (kasali,1992:11). c) Masyarakat Periklanan Indonesia

Periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.

Sedangkan iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk

yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau

(27)

d) Menurut Peter dan Olson, 1999:181

Iklan/advertising adalah penyajian informasi non personal

tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan

dengan bayaran tertentu.

2. Tujuan Periklanan

Tujuan periklan yang utama adalah menjual atau meningkatkan

penjualan barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering

mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga

penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain, tujuan

periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi yang efektif.

Selain itu masih ada beberapa tujuan lain periklanan adalah:

a) Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain. b) Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai tenaga penjual atau

salesman dalam jangka waktu tertentu.

c) Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan

mecantumkan nama dan alamat.

d) Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru.

e) Memperkenalkan produk baru.

f) Menambah penjualan industri.

g) Mencegah timbulnya barang tiruan.

3. Fungsi Periklanan

(28)

a) Memberi informasi

Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak baik tentang

barangnya, harganya ataupun informasi lain yang menpunyai kegunaan

bagi konsumen. Nilai yang berguna bagi periklanan tersebut

dinamakan faedah informasi

b) Membujuk atau Mempengaruhi

Periklana sering juga tidak hanya memberi tahu saja tapi juga

bersifat membujuk terutama pembeli-pembeli potensial dengan

menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari produk lainnya

c) Menciptakan Kesan (Image)

Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai pesan tertentu

tentang apa yang diiklankan, dalam hal ini pemasangan iklan selalu

berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya, misalnya

dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan lay out yang menarik

d) Memuaskan Keinginan

Sebelum memilih dan membeli produk, kadang-kadang orang

ingin diberitahu terlebih dahulu, bahka juga ingin dibujuk untuk

melakukan yang baik bagi mereka atau bagi masyarakat. Jadi,

periklanan merupakan suatu alat yang dipakai untuk mencapai tujuan,

(29)

e) Sebagai alat Komunikasi

Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua

arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat

terpenuhi secara efisien dan efektif

4. Jenis Periklanan

Beberapa jenis periklanan dapat digolongkan atas dasar

penggunaanya oleh pimpinan, karena perbedaan tersebut tergantung pada

tujuan perusahaan dalam program- program periklanannya. Disini

periklanan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

a) Periklanan barang

Dalam periklanan produk pemasangan iklan menyatakan

kepada pasar tentang produk yang ditawarkannya. Periklanan produk

ini dapat dibagi lagi menjadi:

1). Primary demand advertising

Primary demand advertising merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk suatu jenis produk secara

keseluruhan, tanpa menyebutkan merek atau nama produsennya.

2). Selective demand advertising

Selective demand advertising ini hampir sama dengan

(30)

b) Periklanan kelembagaan (institutional advertising)

Periklanan kelembagaan disebut juga corporate-image advertising, dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan goodwill kepada perusahaan periklanan kelembagaan ini. Periklanan kelembagaan ini dapat dibagi

menjadi tiga golongan, yaitu:

1). Patronage Institutional Advertising

Dalam periklanan ini penjual berusaha memikat konsumen

dengan menyatakan suatu motif membeli pada penjual tersebut dan

bukan motif membeli produk tertentu.

2). Public Relation Institutional Advertising

Di sini periklanan dipakai untuk membuat pengertian yang

baik tentang perusahaan kepada para karyawaan, pemilik

perusahaan, atau masyarakat.

3). Public Service Institutional Advertising

Periklanan ini menggambarkan tentang suatu dorongan

kepada masyarakat untuk menggunakan kendaraan dengan

hati-hati.

c) Periklanan Nasional, Regional dan Lokal

Periklanan juga dapat digolongkan menurut daerah geografis

(31)

1) Periklanan Nasional

Periklanan Nasional (National Advertising), sering juga disebut general advertising merupakan periklanan yang biasanya disponsori oleh produsen dengan distribusi secara nasional, dan

media yang digunakan mempunyai sirkulasi secara nasional.

2) Periklanan Regional

Periklanan Regional (Regional Advertising) adalah periklanan yang hanya terbatas didaerah tertentudari sebuah

negara.

3) Periklanan Lokal

Periklanan lokal (local advertising) disebut juga retail advertising, biasanya dilakukan oleh pengecer dan ditujukan kepada pasar lokal saja, apabila periklanan ini dilakukan oleh

produsennya maka lebih dipentingkan merek produknya, tetapi

kalau periklanan ini dilakukan oleh pengecer, maka lebih penting

nama tokonya.

d) Periklanan Pasar.

Penggolongan periklanan yang lain adalah penggolongan yang

yang didasarkan pada jenis atau sifat pasarnya. Oleh karena itu, jenis

periklanannya tergantung pada sasaran yang dituju apakah konsumen,

(32)

B. Televisi sebagai Media Iklan

Iklan televisi telah menciptakan karakteristik sendiri, dan hal tersebut

menambah daya pengulangan dan keseimbangan pengaruhnya sebagai suatu

bentuk media iklan. Hampir tidak ada rumah di indonesia yang tidak punya

televisi. Televisi sudah merupakan barang umum yang mudah dijumpai

dimana saja. Karena itu, potensinya sebagai wahana iklan sangat besar, karena

ia mampu menjangkau begitu banyak masyarakat atau calon konsumen

(Jefkins, 1995: 109)

Karena televisi merupakan sarana hiburan utama bagi keluarga, maka

produk- produk yang banyak diiklankan di televisi adalah barang- barang

konsumsi, baik yang dikonsumsi setiap hari maupun yang tahan lama seperti

alat- alat rumah tangga. Namun, dalam beberapa tahun terakhir produk-produk

barang dan jasa yang bernilai tinggi seperti mobil, motor, handphone, dan

property (perumahan) semakin sering diiklankan ditelevisi (Jefkins,1995: 108) Iklan melalui media televisi mempunyai dua segmen yaitu

gambar/visual dan suara/audio, misalnya kata- kata, musik atau suara lain.

Iklan televisi biasanya lebih unggul dari iklan jenis lain bila dilihat dari

penampilannya.

1. Atribut- atribut iklan televisi

Atribut- atribut dalam iklan televisi adalah sebagai berikut:

a) Audio

(33)

iklan tersebut maupun juga kata- kata yang diucapkan oleh narator

dimana hanya terdengar suara saja.

2) Sound effec, yaitu efek suara yang muncul dalam iklan televisi tersebut.

b) Video/ Visual

1) Stage directions, yaitu orang yang bermain didalam iklan televisi

tersebut. Mereka dapat disebut sebagai actor/aktris ataupun bintang

iklan.

2) Scenario, yaitu merupakan kisah atau cerita yang disampaikan melalui kata dan gambar. Scenario ini harus menggambarkan suatu urutan tertentu yang dapat diterima dengan baik oleh pemirsa.

Dengan demikian pemirsa dapat menangkap pesan yang ingin

disampaikan.

2. Bentuk- bentuk iklan televisi

Berdasarkan bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokkan dalam

beberapa jenis iklan (Widyatama, 2005:91) yaitu:

a) Live Action, Video klip iklan yang melibatkan unsur gambar, suara, dan gerak secara bersama. Live Action yang paling banyak diperlihatkan dalam iklan televisi adalah berupa cuplikan kehidupan

sehari- hari masyarakat.

[image:33.595.87.515.190.620.2]

b) Animation, merupakan iklan yang dibangun berdasarkan gambar- gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi) baik yang digambarkan

(34)

c) Stop Action, iklan televisi yang berbentuk perpaduan antara tehnik

action dan tehnik animasi sehingga memberikan efek dramatik iklan,

sehingga ilustrasi yang rumit dapat digambarkan dengan baik dan

menarik.

[image:34.595.84.516.232.634.2]

d) Still, yaitu iklan yang disampaikan dengan cara tidak melibatkan unsur gambar gerak, melainkan gambar beku (diam). Gambar atau citra beku

tersebut bisa hasil pemotretan fotografi ataupun ketrampilan tangan

atau komputer.

e) Musik, yaitu iklan televisi yang disampaikan melalui musik sebagai

media penyampaian pesan. Artinya, pesan iklan dikemas dalam sebuah

alunan musik sebagai kekuatan utama pesan iklan. Jadi, musik yang

digunakan bukan sekedar sebagai pengiring ilustrasi pesan iklan,

melainkan pesan iklan tersebut disampaikan dengan menggunakan

musik.

f) Super imposed, bentuk iklan televisi dalam bentuk gambar iklan yang diperlihatkan atas gambar lain, dalam hal ini gambar yang muncul

biasanya diperlihatkan di ujung layar, sementara siaran televisi tetap

berlangsung.

g) Sponsor program, bentuk iklan televisi dimana pihak sponsor

membiayai program acara televisi tentu sebagai imbalan ia dapat

(35)

h) Running text, bentuk iklan televisi dimana pesan diperlihatkan muncul

masuk secara perlahan bergerak dari kanan masuk pada layar lalu

menghilang pada sebalah kiri layar.

i) Backdrop, bentuk iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada layar belakang acara yang diadakan.

j) Caption, bentuk iklan televisi yang menyerupai Super impose, bedanya

dalam caption, pesan yang digunakan hanya berupa tulisan saja.

k) Credit title, merupakan bentuk iklan televisi dimana pesan yang diperlihatkan pada bagian ahir ketika sebuah acara sudah selesai.

l) Ad lib, adalah bentuk iklan televisi dimana pesan disampaikan dan

diucapkan oleh peyiar secara langsung.

m) Property Endorsment, dalam siaran televisi, apapun yang diperlihatkan dalam layar, dapat digunakan sebagai iklan. Biasanya iklan ini

merupakan iklan tidak langsung atau terselubung.

n) Promo ad, adalah iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi untuk mempromosikan acara- acaranya, dengan harapan pemirsa tertarik

menonton acara yang ditayangkan. Sehingga program acara tersebut

mendapat jumlah pemirsa yang cukup banyak.

C. Kemasan

1. Pengertian Kemasan

Pengemasan atau pewadahan menurut beberapa ahli, adalah

(36)

a) Peter Salim & Yenny Salim (1991:699)

Kemasan atau pewadahan adalah bungkus yang digunakan

untuk melindungi barang dagangan, hasil produksi, dan sebagainya

b) Eric schulz (2003:114)

Kemasan atau pewadahan adalah cara terbaik untuk

menyampaikan kepada konsumen alasan yang paling menarik dan tak

terbantahkan agar membeli produk anda.

2. Fungsi Kemasan

Menurut Wacana Mitra dengan berkembangnya jaman dan

perilaku konsumen, kemudian fungsi kemasan berkembang pula, di

antaranya:

a) Daya tarik

Sebagus apapun kualitas suatu produk, jika dijual dipasar bebas

niscaya tidak akan memiliki daya tarik bagi konsumen jika dikemas

secara seadanya.

b) Meningkatkan citra produk

Kemasan yang didesain secara menarik mengesankan citra dan

kualitas yang baik dari produk yang ada didalamnya.

c) Sarana promosi

Dalam kemasan biasanya dicantumkan alamat lengkap

produsen, contoh seperti makanan yang lazim menerima pesanan. Hal

(37)

d) Meningkatkan daya beli

Dengan adanya kemasan yang menarik niscaya akan membuat

orang akan menjadi lebih tertarik terhadap produk tersebut.

e) Gengsi konsumen

Untuk produk tertentu yang ukurannya yang besar, kemasan

cukup penting untuk menjaga gengsi konsumen yang menentengnya.

f) Praktis

Dengan kemasan, konsumen dapat dengan mudah dan praktis

membawa produk. Karena itu, bentuk kemasan harus memperhatikan

unsur kepraktisan.

3. Atribut Kemasan

Atribut dari kemasan sebuah produk yang menurut penulis sering

di jumpai dan umum digunakan dalam kemasan, diantaranya adalah:

a) Bentuk & desain kemasan

Bentuk sebuah kemasan merupakan pendorong utama yang

membantu menciptakan seluruh dari daya tarik visual. Bentuk sebuah

kemasan tentu saja berpengaruh terhadap penjualan, dan pengalaman

menunjukan bahwa perubahan dari sebuah kemasan menimbulkan

suatu perbedaan (Danger, 1992: 23)

b) Warna kemasan secara keseluruhan

Unsur lain dari kemasan adalah warna, sebagian besar produk

mengandalkan permainan warna dalam kemasan dalam menarik

(38)

produk di sebuah toko dan memudahkan konsumen mengingatnya.

Pemilihan warna adalah salah satu hal yang sangat penting dalam

menentukan respon pengunjung, karena warna adalah hal yang

pertama dilihat oleh seorang pengunjung (Idarmadi, 2003: 2)

c) Gambar pada kemasan

Faktor yang paling penting dalam mencapai daya tarik

pelanggan adalah daya tarik visual, dan ini sama sekali terlepas dari

sifat produk atau atribut lainnya seperti penambahan rasa (Danger,

1992: 21)

d) Label kemasan

Label pada kemasan terdiri dari informasi mengenai manfaat

produk, cara penyajian, komposisi produk, berat, tanda yang jelas

mengenai bahaya, instuksi penyimpanan, harga, kode barang, dan isi

kemasan (Danger, 1992: 137-138)

D. Perilaku Pembeli Konsumen

1. Pengertian Perilaku Pembeli Konsumen

Kita tidak hanya: mengetahui tentang apa yang ada dalam pikiran

seseorang pembeli pada waktu ia sebelum, sedang, dan setelah membeli

sesuatu. Kadang-kadang penjelasan tentang perilaku pembeli itu sendiri.

Perilaku pembeli konsumen adalah perilaku penbeli konsumen

akhir, mereka yang membeli produk untuk penggunaan pribadi atau

(39)

James F Engel pengertian perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan

dari induvidu yang secara langsung terlibat di dalam mendapat serta

menggunakan barang-barang dan jasa ekonomis termasuk di dalamnya

proses pengambilan keputusan (Engel, 1995:9)

Para pemasar harus menganalisis perilaku pembeli konsumen

karena beberapa alasan. Pertama, mereaksi pembeli terhadap strategi pemasaran perusahaan memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan

perusahaan. Kedua, konsep pemasaran menekankan bahwa sebuah perusahaan harus menciptakan bauran pemasaran yang memuaskan

konsumen. Ketiga, dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli, para pemasar

dapat lebih baik dalam memperkirakan bagaimana konsumen menanggapi

strategi pemasaran.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan konsumen Pembeli

Setiap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian tertentu

selalu didasari oleh faktor-faktor yang sangat penting, baik dari dalam

maupun dari luar pribadinya untuk memastikan keputusan pembelian itu.

Menurut Wiliam M Pride, ada tiga faktor utama dalam mempengaruhi

proses keputusan pembeli, antara lain:

a) Faktor Pribadi

Faktor pribadi adalah faktor yang sangat unik untuk orang

(40)

1) Faktor Demografi

Faktor demografi adalah ciri-ciri individual seperti jenis

kelamin, usia, ras, suku bangsa, pendapatan, siklus kehidupan

keluarga, dan pekerjaan. Faktor demografi ini berkaitan dengan

siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Pihak merek,

pilihan kemasan, pilihan toko, serta waktu pembelian adalah

bidang-bidang lain yang juga dipengaruhi oleh faktor demografi.

2) Faktor Situasional

Faktor situasional adalah keadaan atau kondisi eksternal

yang ada ketika konsumen membuat keputusan pembelian.

Faktor-faktor situasional dapat mempengaruhi tindakan konsumen pada

setiap tahap dalam proses keputusan pembeli, dan dalam berbagai

cara. Waktu yang tersedia untuk membuat keputusan adalah

sebuah faktor situasional yang sangat mempengaruhi keputusan

pembelian konsumen. Jika hanya tersedia sedikit waktu untuk

memilih dan membeli produk, seseorang kemungkinan

menetapkan pilihan secara dan membeli produk yang telah

tersedia. Jumlah waktu yang tersedia juga mempengaruhi cara

konsumen memproses informasi yang terkandung dalam iklan dan

jumlah tahap dalam proses keputusan.

3) Tingkat Keterlibatan.

Banyak aspek dalam keputusan pembelian konsumen

(41)

dan besar minat terhadap produk dalam situasi tertentu. Tingkat

keterlibatan pembeli menetapkan mengapa ia termotivasi untuk

mencari informasi tentang produk dan kemasan lainnya. Para

pembeli yang memiliki tingkat keterlibatan yang rendah

kemungkinan menetapkan sikap terhadap sebuah produk dalam

mengevaluasi sebuah ciri-ciri produk tersebut setelah membelinya

dan bukan sebelumnya.

b) Faktor Psikologi

Faktor-faktor psikologis yang bekerja di dalam diri para

individu sebagai menetapkan perilaku umum orang-orang tersebut dan

dengan demikian mempengaruhi perilaku mereka sebagai konsumen.

Pengaruh-pengaruh psikologis yang utama terhadap perilaku

konsumen, antara lain:

1) Persepsi

Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan

penginterpretasian masukan informasi untuk menghasilkan makna.

Masukan informasi adalah sensasi yang diterima melalui

penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan

2) Motif

Motif adalah kekuatan energi internal yang mengarahkan

kegiatan seseorang kearah pemenuhan kebutuhan atau pencapaina

sasaran. Tindakan seseorang pembeli pada setiap saat dipengaruhi

(42)

3) Kemampuan dan Pengetahuan

Pada dasarnya individu mempunyai kemampuan yang

beragam, kesanggupan dan efisiensi dalam melakukan tugas-tugas

tertentu. Kemampuan yang diminati oleh para pemasar adalah

kemampuan seseorang individu untuk belajar. Pembelajaran

merujuk pada perubahan dalam, perilaku seseorang yang

disebabkan oleh informasi dan pengalaman. Aspek lain dari

kemampuan seorang individu adalah pengetahuan. Pengetahuan

terdiri dari dua komponen yaitu pengenalan akan produk dan

keahlian yang merupakan kemampuan individual untuk

menggunakan produk.

4) Sikap

Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau

negatif terhadap sebuah obyek atau kegiatan tertentu. Seorang

individu mempelajari sikap melalui pengalaman dan interaksi

dengan orang lain.

5) Kepribadian

Kepribadian adalah semua ciri internal dan perilaku yang

membuat seseorang itu unik. Setiap kepribadian yang unik dari

(43)

c) Faktor Sosial

Kekuatan-kekuatan yang dikerahkan oleh orang lain terhadap

perilaku pembelian disebut faktor-faktor sosial. Faktor ini dapat

dikelompokkan dalam empat bidang, yaitu:

1) Peran dan Pengaruh Keluarga

Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat

yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan

menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Dalam

menganalisis perilaku konsumen, faktor keluarga dapat berperan

sebagai siapa pengambil inisiatif membeli, siapa pengambil

keputusan pembelian dan siapa yang melakukan pembelian

(Prabu,1998:47).

2) Kelompok Refrensi

Kelompok refferensi di definisikan sebagai suatu kelompok

orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku

konsumen.

3) Kelas Sosial

Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang terbuka untuk

para individu yang memiliki tingkat sosial serupa. Mereka

kemungkinan memiliki sikap, nilai, pola bahasa, dan kepemilikan

(44)

4) Budaya

Budaya adalah hasil kreativitas manusia dari satu generasi

ke generasi berikut-nya yang sangat menentukan bentuk perilaku

dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Budaya terdiri

dari berbagai benda berwujud seperti makanan, perabot, bangunan,

pakaian, dan peralatan serta konsep-konsep yang tidak berwujud

seperti pendidikan, kesejahteraan, dan hukum.

3. Proses Keputusan Pembeli

Ada 7 (tujuh) tahap proses pengambilan keputusan dalam

pembelian, yaitu:

a) Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu

masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara

keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinigkan.

b) Pencarian Informasi

Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan

dengan informasi tentang sumber-sumber dan menilainya, untuk

memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Melalui

pengumpulan informasi, konsumen mengetahui produk-produk yang

bersaing dan keistimewaan masing-masing produk. Sumber-sumber

informasi konsumen terbagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu:

1). Sumber Pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)

(45)

3). Sumber Umum (media massa, organisasi konsumen)

4). Sumber Pengalaman (pernah menangani, menguji, menggunakan)

c) Penilaian Alternatif

Konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan dan mencari

manfaat tertentu dari suatu produk tersebut. Konsumen memandang

setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang

berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan

kebutuhan tersebut. Konsumen bersikap berbeda-beda dalam melihat

atribut-atribut produk yang dianggap relevan dan menonjol. Mereka

akan memberikan paling banyak perhatian pada atribut yang akan

memberikan manfaat yang dicari.

d) Keputusan untuk Membeli

Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam

pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan

maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau

tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan

menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut

jenis produk, merek, kemasan, penjual, kuantitas, dan lain-lain.

e) Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk, akan mengalami beberapa

tingkat kepuasan atau ketidak puasan. Konsumen juga akan melakukan

beberapa kegiatan setelah membeli produk yang akan menarik bagi

(46)

tersebut dibeli oleh konsumen, namun akan terjadi hingga periode

waktu pasca pembelian.

f) Kepuasan setelah pembelian

Kepuasaan setelah pembelian merupakan fungsi dari seberapa

dekat antara pembeli atas produk tersebut. Jika produk tersebut

memenuhi harapan, konsumen akan merasa puas, jika produk itu

melebihi apa yang diharapkan konsumen akan merasa sangat puas, jika

produk tersebut dibawah tingkat yang diharapkan, maka konsumen

merasa tidak puas. Konsumen membentuk pengharapan-pengharapan

mereka berdasasarkan pada pesan-pesan yang mereka peroleh dari para

penjual, teman-teman, dan sumber-sumber informasi lain. Jika para

penjual melebih-lebihkan keuntungan yang akan diperoleh, konsumen

akan mengalami pengharapan yang tak terpenuhi yang akan

menyebabkan ketidak puasan. Makin besar jurang antara pengharapan

dan hasil, maka besar pula ketidak puasan konsumen.

g) Tindakan-tindakan setelah pembelian

Kepuasan atau ketidak puasan pembeli dengan produk akan

mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas,

untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang

lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa

puas juga akan cenderung mengatakan sesuatu serba baik tentang

(47)

E. Minat

Minat seseorang merupakan suatu kecendrungan yang bersifat

menetap (Winkel,1991:533), kecendrungan hati yang tinggi atau suatu gairah

atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu (KBBI), sumber motivasi yang

akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang ingin mereka

lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya (Hurlock,1990:144),

ketertarikan atau keterlibatan sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan (The Liang

Gie, 1994:28), suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap

suatu objek yang disertai dengan adanya kecendrungan untuk berhubungan

lebih aktif dengan obyek tersebut (Walgito,1997:38), bagian dari kepribadian

(Sukardi,1988:61-62)

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, istilah minat diartikan sebagai

kecenderungan hati yang tinggi atau suatu gairah atau keinginan yang kuat

terhadap sesuatu. Minat biasanya diikuti oleh suatu pengambilan keputusan

untuk bertindak atau berperilaku. Apabila seseorang mahasiswa mempunyai

minat untuk memilih profesi guru biasanya akan diikuti pengambilan

keputusan untuk memilih profesi guru. Menurut Winkel (1991:533) minat

adalah suatu kecenderungan yang bersifat menetap untuk merasa tertarik pada

suatu bidang tertentu dan senang dalam kegiatan yang berkaitan dengan

bidang tersebut.

Menurut Hurlock (1986:144) minat adalah sumber motivasi yang

mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat berbeda

(48)

biasanya orang merasa berminat untuk memperolehnya. Minat lebih bersifat

menetap, tetapi minat bisa padam bila tidak disalurkan karena berbagai

hambatan, sedangkan kesenangan merupakan minat yang bersifat sementara

atau tidak menetap.

Giartama 1990;6 (dalam penelitian bersama dosen dan mahasiswa;

2008) menggolongkan minat menjadi dua, yaitu :

1. Minat secara intrinsik

Merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa

pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap,

presepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensia.

a) Sikap

Menurut Thurstone, sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang

bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan

obyek-obyek psikologis, afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan

afeksi negatif adalah yang tidak menyenangkan. Dengan demikian

obyek dapat menimbulkan berbagai macam sikap.

b) Persepsi

Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap

rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang

sehingga individu mengerti rangsang yang diinderanya.Ada tiga

komponen dalam persepsi yaitu: seleksi, interpretasi, dan reaksi.

Makna informasi bagi individu yang satu dengan yang lain

(49)

adanya perbedaan seleksi dapat menimbulkan interpretasi yang

berbeda pula, sehingga reaksi yang timbul tergantung dari interpretasi

yang ada.

c) Prestasi belajar

Seorang yang kurang berminat pada pendidikan atau pekerjaan

biasanya menunjukan ketidak senangan. Hal ini dapat di lihat dalam

kejadian-kejadian seperti berprestasi rendah, bekerja dibawah

kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam melaksanakan

pekerjaan yang tidak di sukai. Besarnya minat seseorang terhadap

pendidikan dapat dipengaruhi oleh minat pada pekerjaan. Jika

seseorang mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi,

maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan (Elizabeth B.

Hurlock, 1997:221).

d) Bakat

Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita

pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri

kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.

e) Jenis kelamin

Laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan

dibandingkan dengan perempuan yang kebanyakan memandang

pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah. Laki-laki

menginginkan pekerjaan yang menarik dan menggairahkan tanpa

(50)

kesempatan yang ada untuk memperoleh pekerjaan. Mereka juga

menginginkan pekerjaan yang bermartabat tinggi, sekalipun

bayarannya lebih sedikit daripada berbagai kegiatan yang tidak

terlampau bergengsi. Banyak laki-laki dari keluarga yang statusnya

rendah, berharap mancapai status sosial yang lebih tinggi melalui

pekerjaan. Pada umumnya perempuan memilih pekerjaan yang

memberikan rasa aman dan yang tidak banyak menuntut waktu. Dalam

memilih pekerjaan, biasanya perempuan menekankan unsur melayani

orang lain seperti mengajar atau merawat (Elizabeth B. Hurlock,

1997:221)

f) Intelegensi

Dalam buku pengantar Psikologi Umum, Intelegensi adalah daya

menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan

alat-alat berpikir menurut tujuannya ( kamus pedagogik, 1953) Intelegensi

masing-masing individu berbeda-beda, karena perbedaan tersebut

maka individu satu dengan yang lain tidak sama kemampuannya dalam

memecahkan sesuatu persoalan yang dihadapi.

2. Minat secara ekstrinsik

Merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu.

Minat secara ekstrinsik timbul antara lain timbul karena latar belakang

(51)

a) Latar belakang ekonomi

Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat

mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka

laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang baik

karena tanggungjawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka

orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.

b) Minat orang tua

Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang

anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan

ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama (Elizabeth B.

Hurlock, 1997:235).

c) Minat teman sebaya

Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam

dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari

anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya. Kedua, ia

berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian

yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya memiliki pengaruh yang

besar terhadap perkembangan pola kepribadian remaja, karena remaja

lebih sering berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya

pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar

daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).

Minat adalah aspek kejiwaan yang kompleks dan unik karena

(52)

kondisi lingkungan dan kejiwaan. Terhadap komploeks dan keunikan

minat itu, banyak ahli melakukan penelitian yang berupaya memahami

kondisi lingkungan dan kejiwaan dalam kaitannya dengan pelacakan

mewujudnya, kegairahan, rasa senang, intensitas, dan situasi kondisi

kejiwaan lainnya yang diperlihatkan manusia dalam meresponsi sesuatu

yang ada dihadapannya atau yang ada disekitarnya. Atas dasar responsi

yang menggejala pada perilaku itulah secara konkret minat dapat

ditangkap, diamati, dan diukur (Rachman, Soejono, Sunoto, Aminudin,

Kusnan Adiwiryawan, Muskin Ahmadi, Iksan 1985:1).

Minat beli adalah tingkat konsumen membeli atau mengkonsumsi

suatu produk. Banyak perusahaan yang telah menggunakan media iklan

sebagai sarana untuk menunjang pemasaran, yaitu dengan mengeluarkan

sejumlah biaya yang relatif besar. Kita juga sering dapat melihat

bagaimana besarnya persaingan-persainagn yang ditampilkan dari sebuah

iklan untuk menonjolkan sebuah produk, tetapi bagaimanapun juga sebuah

iklan harus dapat memberikan perbedaan dari yang lain. Bagi konsumen

ketertarikan pada sebuah produk memang dapat diawali dari sebuah iklan

yaitu bagaimana sebuah iklan yang ditampilkan akan dapat memberikan

minat (interest) yang besar terhadap calon konsumen sehingga mereka berminat dan ingin lebih dan timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci

(Kasali,1993:84). Menurut Kotler ada beberapa elemen yang dapat

digunakan untuk mengukur minat , yaitu: keluarga, pekerjaan, masyarakat,

(53)

F. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh Persuasi Iklan Televisi terhadap Minat Beli Konsumen

Pengaruh persuasi iklan televisi adalah suatu dampak atau akibat

yang muncul atas iklan ditelevisi. Kekuatan persuasi merupakan suatu

bujukan yang disampaikan kepada seorang konsumen dengan cara

memberi alasan dan prospek baik meyakinkan, dimana reaksi yang

diharapkan agar bisa menerima produk tersebut.

Ada beberapa hal dalam iklan televisi yang dapat mempengaruhi

minat beli konsumen, di antaranya: audio, model peran iklan, kualitas

iklan, keunikan ide iklan, adegan yang dilakukan dalam iklan. Misalnya

audio yang unik dan menarik dapat mengundang selera masyarakat untuk

menyaksikan iklan tersebut, sehingga dapat menimbulkan pengaruh untuk

membeli produk tersebut. Model peran sudah sangat pasti bisa

mempengaruhi minat beli konsumen, dapat dilihat dari beberapa produk

yang menggunakan model peran yang sangat popular.

Selain dari materi iklan tersebut masih ada hal lain yang bisa

membujuk konsumen. Dengan iklan televisi diharap kan iklan yang

disampaikan bisa disaksikan oleh masyarakat luas yang tidak hanya

didaerah tertentu saja. Karena saat ini televisi bukan hal yang asing lagi

dalam masyarakat. Sehingga mudah menyampaikan iklan.

Oleh karena itu, sejalan dengan dengan kerangka berfikir tersebut

(54)

konsumen. Oleh karena itu semakin menarik iklan televisi semakin tinggi

pula minat beli konsumen.

2. Pengaruh Persuasi Kemasan terhadap Minat Beli Konsumen.

Kemasan atau pewadahan adalah bungkus yang digunakan untuk

melindungi barang dagangan, hasil produksi, dan sebagainya. Kemasan

yang dimaksud disini adalah Kemasan primer. Kemasan primer adalah

kemasan dari produk eceran atau produk yang dijual satuan dipasaran.

Kemasan mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah: daya

tarik, meningkatkan citra produk, sarana promosi, memacu daya beli,

gengsi konsumen, praktis. Dari beberapa fungsi kemasan tersebut sudah

disinggung bahwa kemasan mempunyai suatu peran dalam memberi

pengaruh persuasi kepada konsumen.

Minat akan muncul ketika seorang konsumen melihat suatu

kemasan yang menarik, karena dengan kemasan yang menarik dapat

menimbulkan berbagai persepsi dimata konsumen. Dengan kemasan yang

menarik dapat menambah citra produk, daya tarik, gengsi konsumen,

praktis.

Beberapa faktor inilah yang mempengaruhi minat beli konsumen.

Dengan membuat desain kemasan yang bergaya elegan/mewah akan

membuat suatu kebanggaan ketika seorang konsumen menenteng kemasan

tersebut. Karena dengan menenteng kemasan tersebut seolah-olah orang

(55)

Kemasan yang praktis juga bisa menjadi pemicu seorang

konsumen mengidolakan suatu produk, karena dengan kemasan yang

praktis produk tersebut bisa dibawa kemana-mana oleh konsumen.

Oleh karena itu, sejalan dengan dengan kerangka berfikir

tersebut dapat diduga terdapat pengaruh persuasi kemasan terhadap minat

beli konsumen. Oleh karena itu semakin menarik kemasan semakin tinggi

pula minat beli konsumen.

G. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian (Sugiyono, 2003:82). Berdasarkan kerangka berfikir diatas

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada Pengaruh Persuasi Iklan Televisi terhadap Minat Beli Konsumen

(56)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian studi kasus. Menurut Umar

(1999; 29), penelitian studi kasus adalah penelitian yang terperinci mengenai

satu obyek dalam kurun waktu tertentu. Studi kasus merupakan suatu

penelitian terhadap obyek tertentu yang populasinya terbatas dan kesimpulan

yang akan ditarik hanya berlaku pada daerah penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kepuh RT 45 RW 11 Kelurarah Klitren

Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

2. Waktu penelitian

Penelitian ini diselenggarakan pada tanggal April 2009 sampai dengan

Mei 2009.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Konsumen Mie Sedap Instan, yaitu:

Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan

(57)

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian, yaitu : Pengaruh persuasi iklan televisi & kemasan

terhadap minat beli konsumen pada produk mie sedap instan

D. Populasi

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari pada obyek penelitian (Arikunto,

2006:130). Populasi penelitian ini adalah Warga Kepuh RT 45 RW 11

Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta yang berjumlah

117 orang, karena warga kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren

Kecamatan Gondokusuman adalah warga yang mempunyai banyak waktu

untuk menyaksikan iklan televisi mie sedap, selain itu juga sering

mengkonsumsi mie sedap instan.

2. Sampel

Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati atau beberapa

bagian terkecil/cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu

populasi (Arikunto, 2006 :131). Sejumlah 65 orang Warga Kepuh RT 45

RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta

dijadikan konsumen, karena sudah bisa membuat keputusan dan

mempunyai kemampuan untuk membeli mie sedap instant.

3. Penarikan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive nonprobability

(58)

strata, random atau daerah tetapi didasar atas adanya tujuan tertentu

(Sugiyono, 2003 : 61). Teknik ini dilakukan karena ingin meneliti warga

yang sudah bisa membuat keputusan dan mempunyai kemampuan untuk

membeli mie sedap instant. Warga yang sudah bisa membuat keputusan

dan mempunyai kemampuan untuk membeli dibatasi dengan status sudah

menikah. Adapun data warga kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren

Kecamatan Gondokusuman dapat dilihat sebagai berikut :

Berdasarkan Jenis klamin

1) Laki-laki : 64 Orang

2) Perempuan : 53 Orang

Jumlah Kepala Keluarga ada 35 KK, dari 35 KK 2 KK yang menyandang

status duda dan 3 KK yang menyandang status janda. Sehingga total yang

sudah menikah ada 65 orang.

E. Operasionalisasi variabel

1. Variabel penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek

pengamatan atau faktor yang berperan dalam gejala yang akan diteliti.

Sugiyono (1999:3) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

(59)

a) Pengaruh persuasi iklan televisi

b) Pengaruh persuasi kemasan

c) Minat beli konsumen.

Adapun pengelompokan variabel dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

a) Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:

1) Iklan televisi adalah salah satu media yang dapat digunakan dalam

[image:59.595.89.513.205.729.2]

promosi. Tabel 3.1 Iklan Televisi No butir Dimensi Indikator Positif Negatif

Dialog yang menarik 1, 2

Suara pengiring 3

Bintang iklan. 4, 5

Cerita yang disampaikan melalui kata dan gambar.

6

live action memotivasi untuk membeli

7

Animasi kreatif 8

Animasi nyata 9

Musik pengiring dalam iklan 10 Mendominasi iklan dalam suatu acara

11

Iklan muncul pada saat acara berlangsung

12

Iklan muncul diahir acara 13

Iklan televisi

Iklan disampaikan presenter acara

(60)
[image:60.595.87.510.110.715.2]

2) Kemasan Tabel 3.2 Kemasan No Butir Dimensi Indikator Positif Negatif

Menumbuhkan rasa suka 1

kemasan terbuat dari bahan aman

2

Alamat perusahaan 3

Gambar mie 4

Mewah 5

Mudah dibawa 6

Mempermudah penyimpanan 7

Warna mencolok 8

Warna mendominasi 9

Logo produk 10

Nama produk 11

Tanggal kadaluarsa 12

Manfaat produk 13

Cara penyajian 14

Komposisi produk 15

Berat 16 Kemasan

Isi kemasan 17

3) Minat

Tabel 3.3 Minat

No Butir Dimensi Indikator

Positif Negatif Mie sedap untuk kalangan pria

& wanita

1

Merasa tertarik untuk membeli 2 Perasaan senang terhadap mie

sedap

3

Ekonomi menengah 4

Dukungan dari orang tua 5

Minat

(61)

b) Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan dipengaruhi

variabel bebas lainnya (Sugiyono,1999:3). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel terikat adalah minat beli konsumen.

2. Pengukuran variabel

Dalam penelitian ini, variabel bebas diukur dengan menggunakan

skala likert, yaitu suatu cara sistematis untuk memberi skor dalam

kuesioner yang dibagikan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan

[image:61.595.84.516.209.624.2]

skala likert, dengan pengukuran sebagai berikut:

Tabel 3.4 Skala Likert

Jawaban Pernyataan Positif

Pernyataan Negatif

Sangat setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak setuju (TS) 2 3

Sangat tidak setuju(STS) 1 4

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan

sejumlah pernyataan tertulis kepada responden dengan harapan memberi

keterangan-keterangan yang dibutuhkan dan memperoleh informasi yang

(62)

Peneliti menyusun dan mengedarkan kuesioner yang berisi daftar

pernyataan kepada para responden, untuk mendapatkan tanggapan mereka

terhadap iklan televisi dan kemasan produk mie sedap instan. Responden

diminta untuk menjawab pernyataan yang berhubungan dengan objek yang

diteliti yaitu pengaruh persuasi iklan televisi dan kemasan.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dimaksudkan untuk mengukur kesahihan

(validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian. Pengujian

dilakukan dengan menyebarkan 30 kuesioner kepada responden di luar sampel

dan kuesioner tersebut digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat

pengukur dalam penelitian ini.

1. Uji kesahihan/validitas.

Uji kesahihan/ validitas untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur

dapat mengukur data yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji validitas

dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari

masing-masing item dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi

product moment (Sutrisno Hadi, 2001:44). Rumusnya:

(

)(

)

(

) }

{

(

)

}

{

ΝΣΧ 2 ΣΧ 2 ΝΣΥ 2 ΣΥ 2 ΣΥ ΣΧ − ΝΣΧΥ

=

xy

r

Keterangan:

rxy : Korelasi Product Moment

(63)

Y : Skor Faktor

Apabila nilai r hitung (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari r tabel, maka berarti ada korelasi yang nyata antara kedua variasi tersebut dan dapat dikatakan alat pengukur yang digunakan valid.

Tetapi apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka alat pengukur yang digunakan tidak valid.

a) Uji validitas variabel iklan televisi

Hasil uji empat belas pernyatan pada variabel iklan televisi, adalah

[image:63.595.85.513.221.633.2]

sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Pengukuran Validitas Iklan Televisi

Item-Total Statistics

No

Item hitung

r rtabel Keterangan

1. 0,360 0,239 Valid

2. 0,373 0,239 Valid

3. 0,344 0,239 Valid

4. 0,371 0,239 Valid

5. 0,529 0,239 Valid

6. 0,590 0,239 Valid

7. 0,341 0,239 Valid

8. 0,414 0,239 Valid

9. 0,301 0,239 Valid

10. 0,715 0,239 Valid

11. 0,279 0,239 Valid

12. 0,299 0,239 Valid

13. 0,483 0,239 Valid

14. 0,357 0,239 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk

(64)

b) Uji validitas variabel kemasan

Hasil uji validitas tujuh belas pernyataan pada variabel kemasan,

[image:64.595.84.513.194.625.2]

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6

Hasil perhitungan Validitas Variabel Kemasan

Item-Total Statistics

No

Item hitung

r rtabel Keterangan

1. 0,738 0,239 Valid

2. 0,346 0,239 Valid

3. 0,431 0,239 Valid

4. 0,311 0,239 Valid

5. 0,334 0,239 Valid

6. 0,273 0,239 Valid

7. 0,561 0,239 Valid

8. 0,391 0,239 Valid

9. 0,335 0,239 Valid

10. 0,370 0,239 Valid

11. 0,303 0,239 Valid

12. 0,356 0,239 Valid

13. 0,347 0,239 Valid

14. 0,444 0,239 Valid

15. 0,304 0,239 Valid

16. 0,264 0,239 Valid

17. 0,306 0,239 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk

mengukur aspek sosial valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,239.

c) Uji validitas variabel minat beli

Hasil uji validitas dari enam pernyataan pada variabel minat beli,

(65)
[image:65.595.83.514.104.682.2]

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Validitas Minat Beli

Item-Total Statistics

No

Item hitung

r rtabel Keterangan

1 0,327 0,239 Valid

2 0,658 0,239 Valid

3 0,541 0,239 Valid

4 0,414 0,239 Valid

5 0,524 0,239 Valid

6 0,506 0,239 Valid

Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk

mengukur aspek sosial valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,239.

2. Uji Keandalan/ Reliabilitas.

Uji reliabilitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan

instrumen untuk dipercaya. Untuk uji realibilitas menggunakan Cronbach Alpha (Husein, 2003:96) sebagai berikut:

Rumusnya:

(

)

Σ

=

1

1

22

t i k k i

s

s

r

Keterangan:

ri : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pernyataan

s

i 2

: jumlah varian butir

s

t 2

: varian total

Jumlah varian butir harus dicari dahulu dengan cara mencari n

Gambar

gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi) baik yang digambarkan
gambar gerak, melainkan gambar beku (diam). Gambar atau citra beku
Tabel 3.1 Iklan Televisi
Tabel 3.2 Kemasan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara intensitas menonton televisi terhadap minat belajar siswa SD Negeri

Hasil analisis regresi dapat disimpulkan bahwa penggunaan humor dalam iklan televisi Djarum 76 memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap brand recognition

Kesimpulan penelitian adalah bahwa terdapat pola pengaruh yang signifikan antara variabel x (pandangan masyarakat mengenai iklan pilpres di televisi) dengan variabel y (pandangan

Sehingga disimpulkan bahwa Iklan Televisi berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian melalui Kesaran Merek air minum dalam kemasan merek Le Minerale di