ix
ABSTRAK
PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta
Yoseph Asmed Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh yang positif signifikan antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan, (2) ada pengaruh yang positif signifikan antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan responden warga Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta . Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan analisis regresi sederhana dengan rumus regresi sederhana, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis alternatif dengan taraf signifikansi 5%.
x ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PERSUASIVE ADVERTISEMENT ON TELEVISION AND ITS PACKAGE TOWARDS COMSUMERS’ BUYING
INTEREST
A Case Study on “Mie Sedap” Instant Noodle Product
at the Neighborhood/Administrative Community of Kepuh RT 45/RW 11 – The Village of Klitren – Subdistrict of Gondokusuman – Yogyakarta
By: Yoseph Asmed Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purpose of the research is to identify whether : (1) there is a positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle, (2) there is a positive and significant influence between the package and the interest of buying mie sedap instant noodle.
The research is a population research and the respondent is the community of RT 45 RW 11 - Klitren - Subdistrict of Gondolusuman - Yogyakarta. The method of gathering the data was questionnaire. The technique of analiysing the data was simple regression formula, whereas the decision to accept or refuse the alternative hypothesis 5% of significance rate was applied.
PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh: Yoseph Asmed NIM: 041334019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh:
Yoseph Asmed NIM: 041334019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Orang tuaku Linus Subandi & Anastasia Ata
Adikku Menas Aswan, Asteria Est er & Agnes Dea Asriani
Yang terkasihTheresia Septriani
Atengk & Limpa Family
v
MOTTO
Koturun obi Balai Riban tingeng”k nyak:
tingeng”k sokolah
tingeng”k nyak awas
tingeng”k nyak borasel
tingeng”k dek nongki nyak sukses
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 3 Juni 2009
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Yoseph Asmed
Nomor Mahasiswa : 041334019
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN
TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 16 Juni 2009
Yang menyatakan
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Persuasi Iklan Televisi Dan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen
Mie Sedap Instan.”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi perusahaan pada masa yang akan datang.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penyusunan skripsi ini tidak akan
dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya dukungan serta bantuan dari
semua pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak atas segala dukungan, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan kepada yang
terhormat :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
viii
4. Bapak Sebastianus Widanarto P, S.Pd., M.Si. Selaku dosen pembimbing yang
dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan skripsi.
5. Orang Tuaku Bapak Linus Subandi dan Ibu Anastasia Ata, adikku Menas
Aswan, Asteria Ester dan Agnes Dea Asriani, serta yang terkasih Theresia
Septriani yang selalu memberikan doa, dukungan serta semangat kepada
penulis.
6. Bang Yulianus Kale, S.Hut.,M.Si. yang membatu dalam penyusunan skripsi
terimakasih untuk semua buku dan triknya; teman-temanku yang berada dalam
satu atap selalu bersamaku di Asrama J.C. Oeavang Oeray, atas dukungan dan
semangat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 3 Juni 2009
Penulis
ix
ABSTRAK
PENGARUH PERSUASI IKLAN TELEVISI DAN KEMASAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN
Studi Kasus Produk Mie Sedap Instan Pada Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta
Yoseph Asmed Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada pengaruh yang positif signifikan antara iklan televisi dengan minat beli mie sedap instan, (2) ada pengaruh yang positif signifikan antara kemasan dengan minat beli mie sedap instan.
Penelitian ini merupakan penelitian populasi dengan responden warga Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta . Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan analisis regresi sederhana dengan rumus regresi sederhana, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis alternatif dengan taraf signifikansi 5%.
x
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PERSUASIVE ADVERTISEMENT ON TELEVISION AND ITS PACKAGE TOWARDS COMSUMERS’ BUYING
INTEREST
A Case Study on “Mie Sedap” Instant Noodle Product
at the Neighborhood/Administrative Community of Kepuh RT 45/RW 11 – The Village of Klitren – Subdistrict of Gondokusuman – Yogyakarta
By: Yoseph Asmed Sanata Dharma University
Yogyakarta 2009
The purpose of the research is to identify whether : (1) there is a positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle, (2) there is a positive and significant influence between the package and the interest of buying mie sedap instant noodle.
The research is a population research and the respondent is the community of RT 45 RW 11 - Klitren - Subdistrict of Gondolusuman - Yogyakarta. The method of gathering the data was questionnaire. The technique of analiysing the data was simple regression formula, whereas the decision to accept or refuse the alternative hypothesis 5% of significance rate was applied.
The result of the analysis shows that: (1) there is positive and significant influence between TV advertisement and the interest of buying mie sedap instant noodle. It was based on the calculation result of the regression coefficient value which was positive, and the value of t = 3.475, whereas the result of Sig = 0.001 <
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Periklanan ... 7
B. Televisi Sebagai Media Iklan... 13
C. Kemasan ... 16
D. Perilaku Pembeli Konsumen ... 19
E. Minat ... 28
F. Kerangka Berpikir ... 34
G. Hipotesis... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 37
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 37
D. Populasi ... 38
E. Operasionalisasi Variabel ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data... 42
G. Teknik Pengujian Instrumen ... 43
H. Teknik Analisis Data... 48
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kelurahan Klitren ... 53
xiii
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data... 58
B. Analisis Data ... 61
C. Pembahasan... 65
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 69
B. Keterbatasan... 69
C. Saran... 70
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kisi-kisi Iklan Televisi... 40
Tabel 3.2. Kisi-kisi Kemasan ... 41
Tabel 3.3. Kisi-kisi Minat ... 41
Tabel 3.4. Skala Likert ... 42
Tabel 3.5. Rangkuman Uji Validitas Iklan Televisi... 44
Tabel 3.6. Rangkuman Uji Validitas kemasan... 45
Tabel 3.7. Rangkuman Uji Validitas Minat ... 46
Tabel 3.8. Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 47
Tabel 3.9 Rangkuman Uji Reliabilitas ... 48
Tabel 3.10. Interpretasi Koefisien Secara Konservatif ... 51
Tabel 5.1. Interpretasi Data Variabel Iklan Televisi ... 59
Tabel 5.2. Interpretasi Data Variabel Kemasan ... 60
Tabel 5.3. Interpretasi Data Variabel Minat ... 61
Tabel 5.4. Uji Normalitas ... 62
Tabel 5.5. Uji Linieritas ... 63
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Ijin Penelitian ... 73
Lampiran II Kuesioner ... 79
Lampiran III Data Pra Penelitian ... 84
Lampiran IV Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 88
Lampiran V Data Penelitian... 91
Lampiran VI Output Uji Normalitas ... 98
Lampiran VII Output Uji Hipotesis ... 100
Lampiran VIII Deskripsi Data ... 102
Lampiran IX Daftar Tabel... 104
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Dewasa ini kondisi pasar terus menunjukan perkembangan yang
demikian cepat. Hal ini disebabkan oleh semakin baiknya konsumen mendapat
informasi, dimana keberadaan dan segala informasi tentang produk dapat
diketahui dengan cepat lewat saluran-saluran informasi yang berkembang
sangat pesat.
Secara tidak sengaja kita telah mengatakan kalau kita sudah siap untuk
mengikuti persaingan bebas dalam perdagangan global, karena memang dalam
kenyataannya kita hanya memiliki satu pilihan yaitu harus mengikuti
perdagangan bebas. Desakan dari negara luar yang begitu kuat memaksa kita
untuk melakukannya
Dalam pasar global kita dapat mengetahui bahwa disana sangat banyak
sekali produsen-produsen dengan produk yang hampir begitu mirip sekali.
Misalnya produk mie instan ditawarkan oleh berbagai produsen dengan
produk yang kegunaanya sama. Masalah lain yang dihadapi dari produk yang
sejenis ini adalah ketika beberapa produsen yang degan sengaja melakukan
pengemasan produknya meniru kemasan produk yang sudah populer. Hal ini
sangat menuntut kepada para produsen agar berusaha lebih keras dalam
sekali usaha-usaha yang dilakukan oleh para produsen untuk mendapatkan
pangsa pasar yang lebih luas.
Salah satu cara yang digunakan perusahaan untuk mengenalkan dan
menawarkan produk mereka kepada konsumen adalah melalui iklan, karena
iklan dipercayai sebagai cara untuk mendongkrak penjualan oleh kebanyakan
pengusaha yang mempunyai anggaran cukup besar untuk kegiatan promosi.
Kasali (1992 : 9) mendefinisikan iklan sebagai pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media.
Suatu perusahaan dalam membuat iklan harus mampu menyampaikan
pesan tentang produknya, karena iklan yang menarik dan cerdik akan
mendapatkan perhatian lebih. Daya tarik tersebut memungkinkan konsumen
untuk memberi respon. Para pemasar harus lebih tahu bagaimana komunikasi
ini berfungsi dan tanggapan apa saja yang dikehendaki. Dalam hal ini pemasar
dapat menanamkan sesuatu kedalam benak konsumen untuk mempengaruhi
agar melakukan kegiatan tertentu sesuai dengan kehendak pemasar, yaitu
sampai pada kegiatan pembelian (Indryanti, 2002;38)
Iklan dirancang sedemikian rupa agar mampu menunjukan kelebihan
produk yang ditawarkan sehingga dapat membujuk dan mempengaruhi
konsumen untuk membeli Produk tersebut. Iklan yang dapat mempengaruhi
dan membujuk konsumen untuk membeli produk inilah yang disebut sebagai
kekuatan persuasi. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, (1999;696).
Persuasi adalah bujukan kepada seseorang dengan cara memberi alasan dan
R.T.S.Masli, (2004;20) menyatakan bahwa suatu perusahaan harus
memilih alternatif media periklanan yang akan digunakan untuk memasarkan
produknya kepada konsumen seperti: televisi, koran, majalah, radio, baliho,
dsb. Dua macam media utama yang digunakan perusahaan untuk memasarkan
produk yaitu melalui media televisi dan media cetak. Iklan melalui televisi
dinilai sangat efektif dalam melakukan promosi, karena dengan menayangkan
iklan di Televisi masyarakat yang berada didaerah pedalaman juga bisa
menikmatinya. Dengan demikian iklan yang ingin disampaikan bisa dinikmati
oleh semua kalangan masyarakat yang akan menjadi calon konsumen.
Dominasi media cetak dalam meraih iklan kemudian surut ketika
pemerintah mengizinkan kelahiran televisi-televisi swasta. Dimulai dari
Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) tahun 1989 yang tayangannya
semula hanya bisa dinikmati dengan perangkat decorder. Kehadiran RCTI
diikuti Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) yang berorientasi pada program
pendidikan. Kemudian diikuti oleh SCTV, Anteve dan Indosiar
(R.T.S.Masli,2004;21)
Sejak itu para produsen tertarik untuk mempromosikan produknya
melalui televisi. Sehingga membawa dampak luas bagi kehidupan masyarakat,
terlebih budaya menonton orang Indonesia lebih tinggi karena itu televisi
sebagai media audio visual mampu memberi pengaruh yang cukup besar bagi
motivasi beli konsumen (R.T.S.Masli,2004;22)
Untuk meningkatkan penjualan selain promosi iklan Televisi produsen
puas dengan promosi iklan televisi saja, mereka juga mencoba untuk mencuri
perhatian calon konsumen dengan strategi pengemasan. Kemasan penting
untuk menarik minat konsumen membeli produk, karena kemasan yang
menarik dimata konsumen dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk
membeli produk itu. Beberapa penelitian sebelumnya mengatakan bahwa
iklan tidak mampu menjangkau semua konsumen dari target pemasaran.
Satu-satunya tempat dimana perusahaan dijamin mampu dapat berbicara dengan
konsumen mengenai produknya adalah pada saat pembelian.
Hanya pada saat calon konsumen berdiri di depan rak toko dan siap
untuk memilih, sementara produk dari perusahaan tersebut terpajang pada
bagian kompetitif. Saat itulah perusahaan mendapat kesempatan 100 % untuk
menyampaikan mengapa calon konsumen harus membeli produknya dan
bukan produk perusahaan lain. Disinilah mengapa strategi kemasan perlu
dikembangkan oleh sebuah perusahaan, karena pengemasan adalah jalan
terbaik untuk mengkomunikasikan alasan-alasan paling kuat dan meyakinkan
yang membuat calon konsumen membeli produk itu dari rak toko (Eric
Schulz, 2003.;100)
Strategi kemasan merupakan strategi pemasaran yang diciptakan,
dikembangkan, dan dikendalikan oleh bagian pemasaran dari sebuah
perusahaan untuk lebih memusatkan perhatian pada penciptaan, dan
pengembangan kemasan dari sebuah produk, supaya konsumen dapat
menemukan alasan-alasan yang paling kuat dan meyakinkan yang membuat
Berdasarkan paparan latar belakang yang telah dijabarkan di atas,
maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut Pengaruh Persuasi Iklan Televisi dan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen
studi kasus produk mie sedap instant pada Warga Kepuh RT 45 RW 11
Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
B. Batasan masalah
1. Konsumen dalam hal ini adalah Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan
Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta.
2. Atribut iklan yang diteliti dibatasi pada:
a) Audio
b) Video
c) Atribut iklan televisi
3. Atribut kemasan yang diteliti dibatasi pada:
a) Bentuk atau desain kemasan
b) Warna kemasan secara keseluruhan
c) Gambar pada kemasan
d) Label yang terdiri dari informasi mengenai cara penyajian, gizi,
komposisi produk serta manfaat produk
C. Rumusan masalah
1. Apakah ada pengaruh Persuasi iklan televisi terhadap minat beli konsumen
2. Apakah ada pengaruh Persuasi kemasan terhadap minat beli konsumen
pada produk Mie Sedap Instan ?
D. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persuasi iklan televisi terhadap
minat beli konsumen pada produk Mie Sedap.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persuasi kemasan terhadap minat
beli konsumen pada produk Mie Sedap.
E. Manfaat penelitian
Adapun penelitian ini bermanfaat bagi;
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan
menambahan informasi bagi Perusahaan Mie Sedap Wings Food dalam
merencanakan iklan televisi dan kemasan produk.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi
di perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta dan dapat digunakan untuk
menanbah pengetahuan pembaca.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman nyata dalam
penyusunan karya ilmiah dan membantu menerapkan teori-teori yang
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Periklanan
1. Pengertian Periklanan
Periklanan merupakan salah satu variabel kegiatan promosi yang
sering dilakukan oleh perusahaan atau individu yang ditujukan untuk
mencapai pasar. Menurut beberapa ahli, periklanan dapat didefinisikan
sebagai berikut:
a) Menurut William G. Nickels Swasta, 1984:245
Periklanan adalah komunikasi nonindividu, dengan sejumlah
biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan,
lembaga non laba, serta individu-individu
b) AMA
“Any paid form of non personal presentation and promotion of ideas, goods or services by an identified sponsor” (kasali,1992:11). c) Masyarakat Periklanan Indonesia
Periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan.
Sedangkan iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk
yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau
d) Menurut Peter dan Olson, 1999:181
Iklan/advertising adalah penyajian informasi non personal
tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan
dengan bayaran tertentu.
2. Tujuan Periklanan
Tujuan periklan yang utama adalah menjual atau meningkatkan
penjualan barang, jasa atau ide. Adanya kegiatan periklanan sering
mengakibatkan terjadinya penjualan dengan segera, meskipun banyak juga
penjualan yang baru terjadi pada waktu mendatang. Dari segi lain, tujuan
periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi yang efektif.
Selain itu masih ada beberapa tujuan lain periklanan adalah:
a) Mendukung program personal selling dan kegiatan promosi yang lain. b) Mencapai orang-orang yang tidak dapat dicapai tenaga penjual atau
salesman dalam jangka waktu tertentu.
c) Mengadakan hubungan dengan para penyalur, misalnya dengan
mecantumkan nama dan alamat.
d) Memasuki daerah pemasaran baru atau menarik langganan baru.
e) Memperkenalkan produk baru.
f) Menambah penjualan industri.
g) Mencegah timbulnya barang tiruan.
3. Fungsi Periklanan
a) Memberi informasi
Iklan dapat memberikan informasi lebih banyak baik tentang
barangnya, harganya ataupun informasi lain yang menpunyai kegunaan
bagi konsumen. Nilai yang berguna bagi periklanan tersebut
dinamakan faedah informasi
b) Membujuk atau Mempengaruhi
Periklana sering juga tidak hanya memberi tahu saja tapi juga
bersifat membujuk terutama pembeli-pembeli potensial dengan
menyatakan bahwa suatu produk adalah lebih baik dari produk lainnya
c) Menciptakan Kesan (Image)
Dengan sebuah iklan, orang akan mempunyai pesan tertentu
tentang apa yang diiklankan, dalam hal ini pemasangan iklan selalu
berusaha untuk menciptakan iklan yang sebaik-baiknya, misalnya
dengan menggunakan warna, ilustrasi, bentuk, dan lay out yang menarik
d) Memuaskan Keinginan
Sebelum memilih dan membeli produk, kadang-kadang orang
ingin diberitahu terlebih dahulu, bahka juga ingin dibujuk untuk
melakukan yang baik bagi mereka atau bagi masyarakat. Jadi,
periklanan merupakan suatu alat yang dipakai untuk mencapai tujuan,
e) Sebagai alat Komunikasi
Periklanan adalah suatu alat untuk membuka komunikasi dua
arah antara penjual dan pembeli sehingga keinginan mereka dapat
terpenuhi secara efisien dan efektif
4. Jenis Periklanan
Beberapa jenis periklanan dapat digolongkan atas dasar
penggunaanya oleh pimpinan, karena perbedaan tersebut tergantung pada
tujuan perusahaan dalam program- program periklanannya. Disini
periklanan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
a) Periklanan barang
Dalam periklanan produk pemasangan iklan menyatakan
kepada pasar tentang produk yang ditawarkannya. Periklanan produk
ini dapat dibagi lagi menjadi:
1). Primary demand advertising
Primary demand advertising merupakan periklanan yang berusaha mendorong permintaan untuk suatu jenis produk secara
keseluruhan, tanpa menyebutkan merek atau nama produsennya.
2). Selective demand advertising
Selective demand advertising ini hampir sama dengan
b) Periklanan kelembagaan (institutional advertising)
Periklanan kelembagaan disebut juga corporate-image advertising, dilakukan untuk menimbulkan rasa simpati terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan goodwill kepada perusahaan periklanan kelembagaan ini. Periklanan kelembagaan ini dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
1). Patronage Institutional Advertising
Dalam periklanan ini penjual berusaha memikat konsumen
dengan menyatakan suatu motif membeli pada penjual tersebut dan
bukan motif membeli produk tertentu.
2). Public Relation Institutional Advertising
Di sini periklanan dipakai untuk membuat pengertian yang
baik tentang perusahaan kepada para karyawaan, pemilik
perusahaan, atau masyarakat.
3). Public Service Institutional Advertising
Periklanan ini menggambarkan tentang suatu dorongan
kepada masyarakat untuk menggunakan kendaraan dengan
hati-hati.
c) Periklanan Nasional, Regional dan Lokal
Periklanan juga dapat digolongkan menurut daerah geografis
1) Periklanan Nasional
Periklanan Nasional (National Advertising), sering juga disebut general advertising merupakan periklanan yang biasanya disponsori oleh produsen dengan distribusi secara nasional, dan
media yang digunakan mempunyai sirkulasi secara nasional.
2) Periklanan Regional
Periklanan Regional (Regional Advertising) adalah periklanan yang hanya terbatas didaerah tertentudari sebuah
negara.
3) Periklanan Lokal
Periklanan lokal (local advertising) disebut juga retail advertising, biasanya dilakukan oleh pengecer dan ditujukan kepada pasar lokal saja, apabila periklanan ini dilakukan oleh
produsennya maka lebih dipentingkan merek produknya, tetapi
kalau periklanan ini dilakukan oleh pengecer, maka lebih penting
nama tokonya.
d) Periklanan Pasar.
Penggolongan periklanan yang lain adalah penggolongan yang
yang didasarkan pada jenis atau sifat pasarnya. Oleh karena itu, jenis
periklanannya tergantung pada sasaran yang dituju apakah konsumen,
B. Televisi sebagai Media Iklan
Iklan televisi telah menciptakan karakteristik sendiri, dan hal tersebut
menambah daya pengulangan dan keseimbangan pengaruhnya sebagai suatu
bentuk media iklan. Hampir tidak ada rumah di indonesia yang tidak punya
televisi. Televisi sudah merupakan barang umum yang mudah dijumpai
dimana saja. Karena itu, potensinya sebagai wahana iklan sangat besar, karena
ia mampu menjangkau begitu banyak masyarakat atau calon konsumen
(Jefkins, 1995: 109)
Karena televisi merupakan sarana hiburan utama bagi keluarga, maka
produk- produk yang banyak diiklankan di televisi adalah barang- barang
konsumsi, baik yang dikonsumsi setiap hari maupun yang tahan lama seperti
alat- alat rumah tangga. Namun, dalam beberapa tahun terakhir produk-produk
barang dan jasa yang bernilai tinggi seperti mobil, motor, handphone, dan
property (perumahan) semakin sering diiklankan ditelevisi (Jefkins,1995: 108) Iklan melalui media televisi mempunyai dua segmen yaitu
gambar/visual dan suara/audio, misalnya kata- kata, musik atau suara lain.
Iklan televisi biasanya lebih unggul dari iklan jenis lain bila dilihat dari
penampilannya.
1. Atribut- atribut iklan televisi
Atribut- atribut dalam iklan televisi adalah sebagai berikut:
a) Audio
iklan tersebut maupun juga kata- kata yang diucapkan oleh narator
dimana hanya terdengar suara saja.
2) Sound effec, yaitu efek suara yang muncul dalam iklan televisi tersebut.
b) Video/ Visual
1) Stage directions, yaitu orang yang bermain didalam iklan televisi
tersebut. Mereka dapat disebut sebagai actor/aktris ataupun bintang
iklan.
2) Scenario, yaitu merupakan kisah atau cerita yang disampaikan melalui kata dan gambar. Scenario ini harus menggambarkan suatu urutan tertentu yang dapat diterima dengan baik oleh pemirsa.
Dengan demikian pemirsa dapat menangkap pesan yang ingin
disampaikan.
2. Bentuk- bentuk iklan televisi
Berdasarkan bentuknya, iklan televisi dapat dikelompokkan dalam
beberapa jenis iklan (Widyatama, 2005:91) yaitu:
a) Live Action, Video klip iklan yang melibatkan unsur gambar, suara, dan gerak secara bersama. Live Action yang paling banyak diperlihatkan dalam iklan televisi adalah berupa cuplikan kehidupan
sehari- hari masyarakat.
[image:33.595.87.515.190.620.2]b) Animation, merupakan iklan yang dibangun berdasarkan gambar- gambar kartun (baik dua maupun tiga dimensi) baik yang digambarkan
c) Stop Action, iklan televisi yang berbentuk perpaduan antara tehnik
action dan tehnik animasi sehingga memberikan efek dramatik iklan,
sehingga ilustrasi yang rumit dapat digambarkan dengan baik dan
menarik.
[image:34.595.84.516.232.634.2]d) Still, yaitu iklan yang disampaikan dengan cara tidak melibatkan unsur gambar gerak, melainkan gambar beku (diam). Gambar atau citra beku
tersebut bisa hasil pemotretan fotografi ataupun ketrampilan tangan
atau komputer.
e) Musik, yaitu iklan televisi yang disampaikan melalui musik sebagai
media penyampaian pesan. Artinya, pesan iklan dikemas dalam sebuah
alunan musik sebagai kekuatan utama pesan iklan. Jadi, musik yang
digunakan bukan sekedar sebagai pengiring ilustrasi pesan iklan,
melainkan pesan iklan tersebut disampaikan dengan menggunakan
musik.
f) Super imposed, bentuk iklan televisi dalam bentuk gambar iklan yang diperlihatkan atas gambar lain, dalam hal ini gambar yang muncul
biasanya diperlihatkan di ujung layar, sementara siaran televisi tetap
berlangsung.
g) Sponsor program, bentuk iklan televisi dimana pihak sponsor
membiayai program acara televisi tentu sebagai imbalan ia dapat
h) Running text, bentuk iklan televisi dimana pesan diperlihatkan muncul
masuk secara perlahan bergerak dari kanan masuk pada layar lalu
menghilang pada sebalah kiri layar.
i) Backdrop, bentuk iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada layar belakang acara yang diadakan.
j) Caption, bentuk iklan televisi yang menyerupai Super impose, bedanya
dalam caption, pesan yang digunakan hanya berupa tulisan saja.
k) Credit title, merupakan bentuk iklan televisi dimana pesan yang diperlihatkan pada bagian ahir ketika sebuah acara sudah selesai.
l) Ad lib, adalah bentuk iklan televisi dimana pesan disampaikan dan
diucapkan oleh peyiar secara langsung.
m) Property Endorsment, dalam siaran televisi, apapun yang diperlihatkan dalam layar, dapat digunakan sebagai iklan. Biasanya iklan ini
merupakan iklan tidak langsung atau terselubung.
n) Promo ad, adalah iklan yang dilakukan oleh pengelola televisi untuk mempromosikan acara- acaranya, dengan harapan pemirsa tertarik
menonton acara yang ditayangkan. Sehingga program acara tersebut
mendapat jumlah pemirsa yang cukup banyak.
C. Kemasan
1. Pengertian Kemasan
Pengemasan atau pewadahan menurut beberapa ahli, adalah
a) Peter Salim & Yenny Salim (1991:699)
Kemasan atau pewadahan adalah bungkus yang digunakan
untuk melindungi barang dagangan, hasil produksi, dan sebagainya
b) Eric schulz (2003:114)
Kemasan atau pewadahan adalah cara terbaik untuk
menyampaikan kepada konsumen alasan yang paling menarik dan tak
terbantahkan agar membeli produk anda.
2. Fungsi Kemasan
Menurut Wacana Mitra dengan berkembangnya jaman dan
perilaku konsumen, kemudian fungsi kemasan berkembang pula, di
antaranya:
a) Daya tarik
Sebagus apapun kualitas suatu produk, jika dijual dipasar bebas
niscaya tidak akan memiliki daya tarik bagi konsumen jika dikemas
secara seadanya.
b) Meningkatkan citra produk
Kemasan yang didesain secara menarik mengesankan citra dan
kualitas yang baik dari produk yang ada didalamnya.
c) Sarana promosi
Dalam kemasan biasanya dicantumkan alamat lengkap
produsen, contoh seperti makanan yang lazim menerima pesanan. Hal
d) Meningkatkan daya beli
Dengan adanya kemasan yang menarik niscaya akan membuat
orang akan menjadi lebih tertarik terhadap produk tersebut.
e) Gengsi konsumen
Untuk produk tertentu yang ukurannya yang besar, kemasan
cukup penting untuk menjaga gengsi konsumen yang menentengnya.
f) Praktis
Dengan kemasan, konsumen dapat dengan mudah dan praktis
membawa produk. Karena itu, bentuk kemasan harus memperhatikan
unsur kepraktisan.
3. Atribut Kemasan
Atribut dari kemasan sebuah produk yang menurut penulis sering
di jumpai dan umum digunakan dalam kemasan, diantaranya adalah:
a) Bentuk & desain kemasan
Bentuk sebuah kemasan merupakan pendorong utama yang
membantu menciptakan seluruh dari daya tarik visual. Bentuk sebuah
kemasan tentu saja berpengaruh terhadap penjualan, dan pengalaman
menunjukan bahwa perubahan dari sebuah kemasan menimbulkan
suatu perbedaan (Danger, 1992: 23)
b) Warna kemasan secara keseluruhan
Unsur lain dari kemasan adalah warna, sebagian besar produk
mengandalkan permainan warna dalam kemasan dalam menarik
produk di sebuah toko dan memudahkan konsumen mengingatnya.
Pemilihan warna adalah salah satu hal yang sangat penting dalam
menentukan respon pengunjung, karena warna adalah hal yang
pertama dilihat oleh seorang pengunjung (Idarmadi, 2003: 2)
c) Gambar pada kemasan
Faktor yang paling penting dalam mencapai daya tarik
pelanggan adalah daya tarik visual, dan ini sama sekali terlepas dari
sifat produk atau atribut lainnya seperti penambahan rasa (Danger,
1992: 21)
d) Label kemasan
Label pada kemasan terdiri dari informasi mengenai manfaat
produk, cara penyajian, komposisi produk, berat, tanda yang jelas
mengenai bahaya, instuksi penyimpanan, harga, kode barang, dan isi
kemasan (Danger, 1992: 137-138)
D. Perilaku Pembeli Konsumen
1. Pengertian Perilaku Pembeli Konsumen
Kita tidak hanya: mengetahui tentang apa yang ada dalam pikiran
seseorang pembeli pada waktu ia sebelum, sedang, dan setelah membeli
sesuatu. Kadang-kadang penjelasan tentang perilaku pembeli itu sendiri.
Perilaku pembeli konsumen adalah perilaku penbeli konsumen
akhir, mereka yang membeli produk untuk penggunaan pribadi atau
James F Engel pengertian perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan
dari induvidu yang secara langsung terlibat di dalam mendapat serta
menggunakan barang-barang dan jasa ekonomis termasuk di dalamnya
proses pengambilan keputusan (Engel, 1995:9)
Para pemasar harus menganalisis perilaku pembeli konsumen
karena beberapa alasan. Pertama, mereaksi pembeli terhadap strategi pemasaran perusahaan memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan
perusahaan. Kedua, konsep pemasaran menekankan bahwa sebuah perusahaan harus menciptakan bauran pemasaran yang memuaskan
konsumen. Ketiga, dengan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli, para pemasar
dapat lebih baik dalam memperkirakan bagaimana konsumen menanggapi
strategi pemasaran.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan konsumen Pembeli
Setiap konsumen dalam melakukan keputusan pembelian tertentu
selalu didasari oleh faktor-faktor yang sangat penting, baik dari dalam
maupun dari luar pribadinya untuk memastikan keputusan pembelian itu.
Menurut Wiliam M Pride, ada tiga faktor utama dalam mempengaruhi
proses keputusan pembeli, antara lain:
a) Faktor Pribadi
Faktor pribadi adalah faktor yang sangat unik untuk orang
1) Faktor Demografi
Faktor demografi adalah ciri-ciri individual seperti jenis
kelamin, usia, ras, suku bangsa, pendapatan, siklus kehidupan
keluarga, dan pekerjaan. Faktor demografi ini berkaitan dengan
siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Pihak merek,
pilihan kemasan, pilihan toko, serta waktu pembelian adalah
bidang-bidang lain yang juga dipengaruhi oleh faktor demografi.
2) Faktor Situasional
Faktor situasional adalah keadaan atau kondisi eksternal
yang ada ketika konsumen membuat keputusan pembelian.
Faktor-faktor situasional dapat mempengaruhi tindakan konsumen pada
setiap tahap dalam proses keputusan pembeli, dan dalam berbagai
cara. Waktu yang tersedia untuk membuat keputusan adalah
sebuah faktor situasional yang sangat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Jika hanya tersedia sedikit waktu untuk
memilih dan membeli produk, seseorang kemungkinan
menetapkan pilihan secara dan membeli produk yang telah
tersedia. Jumlah waktu yang tersedia juga mempengaruhi cara
konsumen memproses informasi yang terkandung dalam iklan dan
jumlah tahap dalam proses keputusan.
3) Tingkat Keterlibatan.
Banyak aspek dalam keputusan pembelian konsumen
dan besar minat terhadap produk dalam situasi tertentu. Tingkat
keterlibatan pembeli menetapkan mengapa ia termotivasi untuk
mencari informasi tentang produk dan kemasan lainnya. Para
pembeli yang memiliki tingkat keterlibatan yang rendah
kemungkinan menetapkan sikap terhadap sebuah produk dalam
mengevaluasi sebuah ciri-ciri produk tersebut setelah membelinya
dan bukan sebelumnya.
b) Faktor Psikologi
Faktor-faktor psikologis yang bekerja di dalam diri para
individu sebagai menetapkan perilaku umum orang-orang tersebut dan
dengan demikian mempengaruhi perilaku mereka sebagai konsumen.
Pengaruh-pengaruh psikologis yang utama terhadap perilaku
konsumen, antara lain:
1) Persepsi
Persepsi adalah proses pemilihan, pengorganisasian, dan
penginterpretasian masukan informasi untuk menghasilkan makna.
Masukan informasi adalah sensasi yang diterima melalui
penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan
2) Motif
Motif adalah kekuatan energi internal yang mengarahkan
kegiatan seseorang kearah pemenuhan kebutuhan atau pencapaina
sasaran. Tindakan seseorang pembeli pada setiap saat dipengaruhi
3) Kemampuan dan Pengetahuan
Pada dasarnya individu mempunyai kemampuan yang
beragam, kesanggupan dan efisiensi dalam melakukan tugas-tugas
tertentu. Kemampuan yang diminati oleh para pemasar adalah
kemampuan seseorang individu untuk belajar. Pembelajaran
merujuk pada perubahan dalam, perilaku seseorang yang
disebabkan oleh informasi dan pengalaman. Aspek lain dari
kemampuan seorang individu adalah pengetahuan. Pengetahuan
terdiri dari dua komponen yaitu pengenalan akan produk dan
keahlian yang merupakan kemampuan individual untuk
menggunakan produk.
4) Sikap
Sikap merujuk pada pengetahuan dan perasaan positif atau
negatif terhadap sebuah obyek atau kegiatan tertentu. Seorang
individu mempelajari sikap melalui pengalaman dan interaksi
dengan orang lain.
5) Kepribadian
Kepribadian adalah semua ciri internal dan perilaku yang
membuat seseorang itu unik. Setiap kepribadian yang unik dari
c) Faktor Sosial
Kekuatan-kekuatan yang dikerahkan oleh orang lain terhadap
perilaku pembelian disebut faktor-faktor sosial. Faktor ini dapat
dikelompokkan dalam empat bidang, yaitu:
1) Peran dan Pengaruh Keluarga
Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat
yang terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan
menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Dalam
menganalisis perilaku konsumen, faktor keluarga dapat berperan
sebagai siapa pengambil inisiatif membeli, siapa pengambil
keputusan pembelian dan siapa yang melakukan pembelian
(Prabu,1998:47).
2) Kelompok Refrensi
Kelompok refferensi di definisikan sebagai suatu kelompok
orang yang mempengaruhi sikap, pendapat, norma, dan perilaku
konsumen.
3) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang terbuka untuk
para individu yang memiliki tingkat sosial serupa. Mereka
kemungkinan memiliki sikap, nilai, pola bahasa, dan kepemilikan
4) Budaya
Budaya adalah hasil kreativitas manusia dari satu generasi
ke generasi berikut-nya yang sangat menentukan bentuk perilaku
dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Budaya terdiri
dari berbagai benda berwujud seperti makanan, perabot, bangunan,
pakaian, dan peralatan serta konsep-konsep yang tidak berwujud
seperti pendidikan, kesejahteraan, dan hukum.
3. Proses Keputusan Pembeli
Ada 7 (tujuh) tahap proses pengambilan keputusan dalam
pembelian, yaitu:
a) Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu
masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara
keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinigkan.
b) Pencarian Informasi
Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan
dengan informasi tentang sumber-sumber dan menilainya, untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan yang dirasakan. Melalui
pengumpulan informasi, konsumen mengetahui produk-produk yang
bersaing dan keistimewaan masing-masing produk. Sumber-sumber
informasi konsumen terbagi menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu:
1). Sumber Pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)
3). Sumber Umum (media massa, organisasi konsumen)
4). Sumber Pengalaman (pernah menangani, menguji, menggunakan)
c) Penilaian Alternatif
Konsumen berusaha memuaskan suatu kebutuhan dan mencari
manfaat tertentu dari suatu produk tersebut. Konsumen memandang
setiap produk sebagai rangkaian atribut dengan kemampuan yang
berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dan memuaskan
kebutuhan tersebut. Konsumen bersikap berbeda-beda dalam melihat
atribut-atribut produk yang dianggap relevan dan menonjol. Mereka
akan memberikan paling banyak perhatian pada atribut yang akan
memberikan manfaat yang dicari.
d) Keputusan untuk Membeli
Keputusan untuk membeli disini merupakan proses dalam
pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan
maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau
tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan
menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut
jenis produk, merek, kemasan, penjual, kuantitas, dan lain-lain.
e) Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, akan mengalami beberapa
tingkat kepuasan atau ketidak puasan. Konsumen juga akan melakukan
beberapa kegiatan setelah membeli produk yang akan menarik bagi
tersebut dibeli oleh konsumen, namun akan terjadi hingga periode
waktu pasca pembelian.
f) Kepuasan setelah pembelian
Kepuasaan setelah pembelian merupakan fungsi dari seberapa
dekat antara pembeli atas produk tersebut. Jika produk tersebut
memenuhi harapan, konsumen akan merasa puas, jika produk itu
melebihi apa yang diharapkan konsumen akan merasa sangat puas, jika
produk tersebut dibawah tingkat yang diharapkan, maka konsumen
merasa tidak puas. Konsumen membentuk pengharapan-pengharapan
mereka berdasasarkan pada pesan-pesan yang mereka peroleh dari para
penjual, teman-teman, dan sumber-sumber informasi lain. Jika para
penjual melebih-lebihkan keuntungan yang akan diperoleh, konsumen
akan mengalami pengharapan yang tak terpenuhi yang akan
menyebabkan ketidak puasan. Makin besar jurang antara pengharapan
dan hasil, maka besar pula ketidak puasan konsumen.
g) Tindakan-tindakan setelah pembelian
Kepuasan atau ketidak puasan pembeli dengan produk akan
mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas,
untuk selanjutnya dia akan memperlihatkan peluang membeli yang
lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa
puas juga akan cenderung mengatakan sesuatu serba baik tentang
E. Minat
Minat seseorang merupakan suatu kecendrungan yang bersifat
menetap (Winkel,1991:533), kecendrungan hati yang tinggi atau suatu gairah
atau keinginan yang kuat terhadap sesuatu (KBBI), sumber motivasi yang
akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang ingin mereka
lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya (Hurlock,1990:144),
ketertarikan atau keterlibatan sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan (The Liang
Gie, 1994:28), suatu keadaan dimana seseorang menaruh perhatian terhadap
suatu objek yang disertai dengan adanya kecendrungan untuk berhubungan
lebih aktif dengan obyek tersebut (Walgito,1997:38), bagian dari kepribadian
(Sukardi,1988:61-62)
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, istilah minat diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tinggi atau suatu gairah atau keinginan yang kuat
terhadap sesuatu. Minat biasanya diikuti oleh suatu pengambilan keputusan
untuk bertindak atau berperilaku. Apabila seseorang mahasiswa mempunyai
minat untuk memilih profesi guru biasanya akan diikuti pengambilan
keputusan untuk memilih profesi guru. Menurut Winkel (1991:533) minat
adalah suatu kecenderungan yang bersifat menetap untuk merasa tertarik pada
suatu bidang tertentu dan senang dalam kegiatan yang berkaitan dengan
bidang tersebut.
Menurut Hurlock (1986:144) minat adalah sumber motivasi yang
mendorong orang untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat berbeda
biasanya orang merasa berminat untuk memperolehnya. Minat lebih bersifat
menetap, tetapi minat bisa padam bila tidak disalurkan karena berbagai
hambatan, sedangkan kesenangan merupakan minat yang bersifat sementara
atau tidak menetap.
Giartama 1990;6 (dalam penelitian bersama dosen dan mahasiswa;
2008) menggolongkan minat menjadi dua, yaitu :
1. Minat secara intrinsik
Merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa
pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap,
presepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan intelegensia.
a) Sikap
Menurut Thurstone, sikap adalah suatu tingkatan afeksi baik yang
bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan
obyek-obyek psikologis, afeksi yang positif yaitu afeksi senang, sedangkan
afeksi negatif adalah yang tidak menyenangkan. Dengan demikian
obyek dapat menimbulkan berbagai macam sikap.
b) Persepsi
Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan terhadap
rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang
sehingga individu mengerti rangsang yang diinderanya.Ada tiga
komponen dalam persepsi yaitu: seleksi, interpretasi, dan reaksi.
Makna informasi bagi individu yang satu dengan yang lain
adanya perbedaan seleksi dapat menimbulkan interpretasi yang
berbeda pula, sehingga reaksi yang timbul tergantung dari interpretasi
yang ada.
c) Prestasi belajar
Seorang yang kurang berminat pada pendidikan atau pekerjaan
biasanya menunjukan ketidak senangan. Hal ini dapat di lihat dalam
kejadian-kejadian seperti berprestasi rendah, bekerja dibawah
kemampuannya dalam setiap mata pelajaran atau dalam melaksanakan
pekerjaan yang tidak di sukai. Besarnya minat seseorang terhadap
pendidikan dapat dipengaruhi oleh minat pada pekerjaan. Jika
seseorang mengharapkan pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi,
maka pendidikan akan dianggap sebagai batu loncatan (Elizabeth B.
Hurlock, 1997:221).
d) Bakat
Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita
pahami, adalah kelebihan / keunggulan alamiah yang melekat pada diri
kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.
e) Jenis kelamin
Laki-laki biasanya lebih bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan
dibandingkan dengan perempuan yang kebanyakan memandang
pekerjaan sebagai pengisi waktu sebelum menikah. Laki-laki
menginginkan pekerjaan yang menarik dan menggairahkan tanpa
kesempatan yang ada untuk memperoleh pekerjaan. Mereka juga
menginginkan pekerjaan yang bermartabat tinggi, sekalipun
bayarannya lebih sedikit daripada berbagai kegiatan yang tidak
terlampau bergengsi. Banyak laki-laki dari keluarga yang statusnya
rendah, berharap mancapai status sosial yang lebih tinggi melalui
pekerjaan. Pada umumnya perempuan memilih pekerjaan yang
memberikan rasa aman dan yang tidak banyak menuntut waktu. Dalam
memilih pekerjaan, biasanya perempuan menekankan unsur melayani
orang lain seperti mengajar atau merawat (Elizabeth B. Hurlock,
1997:221)
f) Intelegensi
Dalam buku pengantar Psikologi Umum, Intelegensi adalah daya
menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan
alat-alat berpikir menurut tujuannya ( kamus pedagogik, 1953) Intelegensi
masing-masing individu berbeda-beda, karena perbedaan tersebut
maka individu satu dengan yang lain tidak sama kemampuannya dalam
memecahkan sesuatu persoalan yang dihadapi.
2. Minat secara ekstrinsik
Merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu.
Minat secara ekstrinsik timbul antara lain timbul karena latar belakang
a) Latar belakang ekonomi
Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat
mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka
laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang baik
karena tanggungjawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka
orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
b) Minat orang tua
Seorang remaja yang mempunyai hubungan yang erat dengan seorang
anggota keluarga akan mengidentifikasikan diri dengan orang ini dan
ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama (Elizabeth B.
Hurlock, 1997:235).
c) Minat teman sebaya
Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja dalam
dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari
anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya. Kedua, ia
berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian
yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya memiliki pengaruh yang
besar terhadap perkembangan pola kepribadian remaja, karena remaja
lebih sering berada di luar rumah bersama dengan teman-teman sebaya
pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku lebih besar
daripada keluarga (Elizabeth B. Hurlock, 1997:235).
Minat adalah aspek kejiwaan yang kompleks dan unik karena
kondisi lingkungan dan kejiwaan. Terhadap komploeks dan keunikan
minat itu, banyak ahli melakukan penelitian yang berupaya memahami
kondisi lingkungan dan kejiwaan dalam kaitannya dengan pelacakan
mewujudnya, kegairahan, rasa senang, intensitas, dan situasi kondisi
kejiwaan lainnya yang diperlihatkan manusia dalam meresponsi sesuatu
yang ada dihadapannya atau yang ada disekitarnya. Atas dasar responsi
yang menggejala pada perilaku itulah secara konkret minat dapat
ditangkap, diamati, dan diukur (Rachman, Soejono, Sunoto, Aminudin,
Kusnan Adiwiryawan, Muskin Ahmadi, Iksan 1985:1).
Minat beli adalah tingkat konsumen membeli atau mengkonsumsi
suatu produk. Banyak perusahaan yang telah menggunakan media iklan
sebagai sarana untuk menunjang pemasaran, yaitu dengan mengeluarkan
sejumlah biaya yang relatif besar. Kita juga sering dapat melihat
bagaimana besarnya persaingan-persainagn yang ditampilkan dari sebuah
iklan untuk menonjolkan sebuah produk, tetapi bagaimanapun juga sebuah
iklan harus dapat memberikan perbedaan dari yang lain. Bagi konsumen
ketertarikan pada sebuah produk memang dapat diawali dari sebuah iklan
yaitu bagaimana sebuah iklan yang ditampilkan akan dapat memberikan
minat (interest) yang besar terhadap calon konsumen sehingga mereka berminat dan ingin lebih dan timbul rasa ingin tahu secara lebih rinci
(Kasali,1993:84). Menurut Kotler ada beberapa elemen yang dapat
digunakan untuk mengukur minat , yaitu: keluarga, pekerjaan, masyarakat,
F. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh Persuasi Iklan Televisi terhadap Minat Beli Konsumen
Pengaruh persuasi iklan televisi adalah suatu dampak atau akibat
yang muncul atas iklan ditelevisi. Kekuatan persuasi merupakan suatu
bujukan yang disampaikan kepada seorang konsumen dengan cara
memberi alasan dan prospek baik meyakinkan, dimana reaksi yang
diharapkan agar bisa menerima produk tersebut.
Ada beberapa hal dalam iklan televisi yang dapat mempengaruhi
minat beli konsumen, di antaranya: audio, model peran iklan, kualitas
iklan, keunikan ide iklan, adegan yang dilakukan dalam iklan. Misalnya
audio yang unik dan menarik dapat mengundang selera masyarakat untuk
menyaksikan iklan tersebut, sehingga dapat menimbulkan pengaruh untuk
membeli produk tersebut. Model peran sudah sangat pasti bisa
mempengaruhi minat beli konsumen, dapat dilihat dari beberapa produk
yang menggunakan model peran yang sangat popular.
Selain dari materi iklan tersebut masih ada hal lain yang bisa
membujuk konsumen. Dengan iklan televisi diharap kan iklan yang
disampaikan bisa disaksikan oleh masyarakat luas yang tidak hanya
didaerah tertentu saja. Karena saat ini televisi bukan hal yang asing lagi
dalam masyarakat. Sehingga mudah menyampaikan iklan.
Oleh karena itu, sejalan dengan dengan kerangka berfikir tersebut
konsumen. Oleh karena itu semakin menarik iklan televisi semakin tinggi
pula minat beli konsumen.
2. Pengaruh Persuasi Kemasan terhadap Minat Beli Konsumen.
Kemasan atau pewadahan adalah bungkus yang digunakan untuk
melindungi barang dagangan, hasil produksi, dan sebagainya. Kemasan
yang dimaksud disini adalah Kemasan primer. Kemasan primer adalah
kemasan dari produk eceran atau produk yang dijual satuan dipasaran.
Kemasan mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah: daya
tarik, meningkatkan citra produk, sarana promosi, memacu daya beli,
gengsi konsumen, praktis. Dari beberapa fungsi kemasan tersebut sudah
disinggung bahwa kemasan mempunyai suatu peran dalam memberi
pengaruh persuasi kepada konsumen.
Minat akan muncul ketika seorang konsumen melihat suatu
kemasan yang menarik, karena dengan kemasan yang menarik dapat
menimbulkan berbagai persepsi dimata konsumen. Dengan kemasan yang
menarik dapat menambah citra produk, daya tarik, gengsi konsumen,
praktis.
Beberapa faktor inilah yang mempengaruhi minat beli konsumen.
Dengan membuat desain kemasan yang bergaya elegan/mewah akan
membuat suatu kebanggaan ketika seorang konsumen menenteng kemasan
tersebut. Karena dengan menenteng kemasan tersebut seolah-olah orang
Kemasan yang praktis juga bisa menjadi pemicu seorang
konsumen mengidolakan suatu produk, karena dengan kemasan yang
praktis produk tersebut bisa dibawa kemana-mana oleh konsumen.
Oleh karena itu, sejalan dengan dengan kerangka berfikir
tersebut dapat diduga terdapat pengaruh persuasi kemasan terhadap minat
beli konsumen. Oleh karena itu semakin menarik kemasan semakin tinggi
pula minat beli konsumen.
G. Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian (Sugiyono, 2003:82). Berdasarkan kerangka berfikir diatas
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada Pengaruh Persuasi Iklan Televisi terhadap Minat Beli Konsumen
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian studi kasus. Menurut Umar
(1999; 29), penelitian studi kasus adalah penelitian yang terperinci mengenai
satu obyek dalam kurun waktu tertentu. Studi kasus merupakan suatu
penelitian terhadap obyek tertentu yang populasinya terbatas dan kesimpulan
yang akan ditarik hanya berlaku pada daerah penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kepuh RT 45 RW 11 Kelurarah Klitren
Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta
2. Waktu penelitian
Penelitian ini diselenggarakan pada tanggal April 2009 sampai dengan
Mei 2009.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Konsumen Mie Sedap Instan, yaitu:
Warga Kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian, yaitu : Pengaruh persuasi iklan televisi & kemasan
terhadap minat beli konsumen pada produk mie sedap instan
D. Populasi
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari pada obyek penelitian (Arikunto,
2006:130). Populasi penelitian ini adalah Warga Kepuh RT 45 RW 11
Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta yang berjumlah
117 orang, karena warga kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren
Kecamatan Gondokusuman adalah warga yang mempunyai banyak waktu
untuk menyaksikan iklan televisi mie sedap, selain itu juga sering
mengkonsumsi mie sedap instan.
2. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati atau beberapa
bagian terkecil/cuplikan yang ditarik dari populasi atau porsi dari suatu
populasi (Arikunto, 2006 :131). Sejumlah 65 orang Warga Kepuh RT 45
RW 11 Kelurahan Klitren Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta
dijadikan konsumen, karena sudah bisa membuat keputusan dan
mempunyai kemampuan untuk membeli mie sedap instant.
3. Penarikan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive nonprobability
strata, random atau daerah tetapi didasar atas adanya tujuan tertentu
(Sugiyono, 2003 : 61). Teknik ini dilakukan karena ingin meneliti warga
yang sudah bisa membuat keputusan dan mempunyai kemampuan untuk
membeli mie sedap instant. Warga yang sudah bisa membuat keputusan
dan mempunyai kemampuan untuk membeli dibatasi dengan status sudah
menikah. Adapun data warga kepuh RT 45 RW 11 Kelurahan Klitren
Kecamatan Gondokusuman dapat dilihat sebagai berikut :
Berdasarkan Jenis klamin
1) Laki-laki : 64 Orang
2) Perempuan : 53 Orang
Jumlah Kepala Keluarga ada 35 KK, dari 35 KK 2 KK yang menyandang
status duda dan 3 KK yang menyandang status janda. Sehingga total yang
sudah menikah ada 65 orang.
E. Operasionalisasi variabel
1. Variabel penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek
pengamatan atau faktor yang berperan dalam gejala yang akan diteliti.
Sugiyono (1999:3) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
a) Pengaruh persuasi iklan televisi
b) Pengaruh persuasi kemasan
c) Minat beli konsumen.
Adapun pengelompokan variabel dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
a) Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:
1) Iklan televisi adalah salah satu media yang dapat digunakan dalam
[image:59.595.89.513.205.729.2]promosi. Tabel 3.1 Iklan Televisi No butir Dimensi Indikator Positif Negatif
Dialog yang menarik 1, 2
Suara pengiring 3
Bintang iklan. 4, 5
Cerita yang disampaikan melalui kata dan gambar.
6
live action memotivasi untuk membeli
7
Animasi kreatif 8
Animasi nyata 9
Musik pengiring dalam iklan 10 Mendominasi iklan dalam suatu acara
11
Iklan muncul pada saat acara berlangsung
12
Iklan muncul diahir acara 13
Iklan televisi
Iklan disampaikan presenter acara
2) Kemasan Tabel 3.2 Kemasan No Butir Dimensi Indikator Positif Negatif
Menumbuhkan rasa suka 1
kemasan terbuat dari bahan aman
2
Alamat perusahaan 3
Gambar mie 4
Mewah 5
Mudah dibawa 6
Mempermudah penyimpanan 7
Warna mencolok 8
Warna mendominasi 9
Logo produk 10
Nama produk 11
Tanggal kadaluarsa 12
Manfaat produk 13
Cara penyajian 14
Komposisi produk 15
Berat 16 Kemasan
Isi kemasan 17
3) Minat
Tabel 3.3 Minat
No Butir Dimensi Indikator
Positif Negatif Mie sedap untuk kalangan pria
& wanita
1
Merasa tertarik untuk membeli 2 Perasaan senang terhadap mie
sedap
3
Ekonomi menengah 4
Dukungan dari orang tua 5
Minat
b) Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang nilainya akan dipengaruhi
variabel bebas lainnya (Sugiyono,1999:3). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel terikat adalah minat beli konsumen.
2. Pengukuran variabel
Dalam penelitian ini, variabel bebas diukur dengan menggunakan
skala likert, yaitu suatu cara sistematis untuk memberi skor dalam
kuesioner yang dibagikan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
[image:61.595.84.516.209.624.2]skala likert, dengan pengukuran sebagai berikut:
Tabel 3.4 Skala Likert
Jawaban Pernyataan Positif
Pernyataan Negatif
Sangat setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak setuju (TS) 2 3
Sangat tidak setuju(STS) 1 4
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan
sejumlah pernyataan tertulis kepada responden dengan harapan memberi
keterangan-keterangan yang dibutuhkan dan memperoleh informasi yang
Peneliti menyusun dan mengedarkan kuesioner yang berisi daftar
pernyataan kepada para responden, untuk mendapatkan tanggapan mereka
terhadap iklan televisi dan kemasan produk mie sedap instan. Responden
diminta untuk menjawab pernyataan yang berhubungan dengan objek yang
diteliti yaitu pengaruh persuasi iklan televisi dan kemasan.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dimaksudkan untuk mengukur kesahihan
(validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian. Pengujian
dilakukan dengan menyebarkan 30 kuesioner kepada responden di luar sampel
dan kuesioner tersebut digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat
pengukur dalam penelitian ini.
1. Uji kesahihan/validitas.
Uji kesahihan/ validitas untuk menguji sejauh mana suatu alat ukur
dapat mengukur data yang dibutuhkan dalam penelitian. Uji validitas
dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh dari
masing-masing item dengan skor total dengan menggunakan teknik korelasi
product moment (Sutrisno Hadi, 2001:44). Rumusnya:
(
)(
)
(
) }
{
(
)
}
{
ΝΣΧ 2− ΣΧ 2 ΝΣΥ 2− ΣΥ 2 ΣΥ ΣΧ − ΝΣΧΥ=
xyr
Keterangan:rxy : Korelasi Product Moment
Y : Skor Faktor
Apabila nilai r hitung (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan lebih besar dari r tabel, maka berarti ada korelasi yang nyata antara kedua variasi tersebut dan dapat dikatakan alat pengukur yang digunakan valid.
Tetapi apabila nilai r hitung lebih kecil dari nilai r tabel maka alat pengukur yang digunakan tidak valid.
a) Uji validitas variabel iklan televisi
Hasil uji empat belas pernyatan pada variabel iklan televisi, adalah
[image:63.595.85.513.221.633.2]sebagai berikut :
Tabel 3.5
Hasil Pengukuran Validitas Iklan Televisi
Item-Total Statistics
No
Item hitung
r rtabel Keterangan
1. 0,360 0,239 Valid
2. 0,373 0,239 Valid
3. 0,344 0,239 Valid
4. 0,371 0,239 Valid
5. 0,529 0,239 Valid
6. 0,590 0,239 Valid
7. 0,341 0,239 Valid
8. 0,414 0,239 Valid
9. 0,301 0,239 Valid
10. 0,715 0,239 Valid
11. 0,279 0,239 Valid
12. 0,299 0,239 Valid
13. 0,483 0,239 Valid
14. 0,357 0,239 Valid
Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk
b) Uji validitas variabel kemasan
Hasil uji validitas tujuh belas pernyataan pada variabel kemasan,
[image:64.595.84.513.194.625.2]adalah sebagai berikut.
Tabel 3.6
Hasil perhitungan Validitas Variabel Kemasan
Item-Total Statistics
No
Item hitung
r rtabel Keterangan
1. 0,738 0,239 Valid
2. 0,346 0,239 Valid
3. 0,431 0,239 Valid
4. 0,311 0,239 Valid
5. 0,334 0,239 Valid
6. 0,273 0,239 Valid
7. 0,561 0,239 Valid
8. 0,391 0,239 Valid
9. 0,335 0,239 Valid
10. 0,370 0,239 Valid
11. 0,303 0,239 Valid
12. 0,356 0,239 Valid
13. 0,347 0,239 Valid
14. 0,444 0,239 Valid
15. 0,304 0,239 Valid
16. 0,264 0,239 Valid
17. 0,306 0,239 Valid
Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk
mengukur aspek sosial valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,239.
c) Uji validitas variabel minat beli
Hasil uji validitas dari enam pernyataan pada variabel minat beli,
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Validitas Minat Beli
Item-Total Statistics
No
Item hitung
r rtabel Keterangan
1 0,327 0,239 Valid
2 0,658 0,239 Valid
3 0,541 0,239 Valid
4 0,414 0,239 Valid
5 0,524 0,239 Valid
6 0,506 0,239 Valid
Dari tabel di atas tampak bahwa item-item yang digunakan untuk
mengukur aspek sosial valid semua karena corrected item – total correlation lebih dari 0,239.
2. Uji Keandalan/ Reliabilitas.
Uji reliabilitas yaitu ukuran yang menunjukkan kemampuan
instrumen untuk dipercaya. Untuk uji realibilitas menggunakan Cronbach Alpha (Husein, 2003:96) sebagai berikut:
Rumusnya:
(
)
⎭
⎬
⎫
⎩
⎨
⎧
Σ
−
=
−11
22t i k k i
s
s
r
Keterangan:ri : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pernyataan
∑
s
i 2: jumlah varian butir
s
t 2: varian total
Jumlah varian butir harus dicari dahulu dengan cara mencari n