• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file PENGARUH TERPAAN IKLAN MIE SEDAP DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK MIE SEDAP | Wati | SOCIAL HUMANITY 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file PENGARUH TERPAAN IKLAN MIE SEDAP DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK MIE SEDAP | Wati | SOCIAL HUMANITY 1 SM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK | UNIVERSITAS TADULAKO

PENGARUH TERPAAN IKLAN MIE SEDAP DI TELEVISI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN

MEMBELI PRODUK MIE SEDAP

Yulia Eka Wati1,

1Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Tadulako

INFOARTIKEL

* Corresponding author. HP:085122988120 E-mail:

yuliaeka wati9179@gmailcom

Alamat: Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Tadulako Jln. Soekarno Hatta Km. 9 Kota Palu Sula wesi Tengah

Keywords : Terpaan Iklan, Keputusan Membeli

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Terpaan Iklan Mie Sedap di televisi terhadap keputusan membeli khususnya di kalangan mahasiswa Ilmu Komunikasi dan untuk mengetahui variabel terpaan manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan membeli. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengukur seberapa besar pengaruh signifikan Iklan Mie Sedap White Curry terhadap Keputusan Membeli. Jenis penelitian adalah eksplanatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 59 (lima puluh sembilan) orang sesuai dengan kriteria yang ditentukan peneliti. Untuk pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pengukuran Skala Likert. Variabel yang diteliti yaitu: variabel independen berupa terpaan iklan yang terdiri dari dua subvariabel yaitu frekuensi menonton dan durasi menonton, serta variabel dependen yaitu keputusan membeli. Untuk pengujian hipotesisnya menggunakan rumus regresi linear berganda dengan bantuan program SPSSfor windows versi 19.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh antara terpaan iklan Mie Sedap White Curry terhadap Keputusan Membeli, pengaruh yang terjadi berada dalam kategori kuat. Hal ini terlihat pada nilai multiple-R sebesar 0,519 (51,9%). Untuk mengetahui pengaruh kelompok variabel (X) terhadap variabel (Y), maka dilakukan analisis varian. Pengujian hipotesis pada penelitian ini adalah dengan membandingkan nilai Fhitung > Ftabel sebesar (10,325 > 2,40) dan

membandingkan nilai Sig.F 0,000 < 0,1. Dengan ini dapat disimpulkan untuk menolak Ho dan menerima H1. Hal tersebut dapat diartikan bahwa variabel independen (Terpaan Iklan Mie Sedap

White Curry) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (keputusan membeli). Sedangkan variabel yang lebih besar pengaruhnya terhadap keputusan membeli (Y) adalah frekuensi menonton (X1).

PENDAHULUAN

Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Melalui komunikasi kita dapat menyampaikan pesan kepada orang yang ingin kita berikan pesan. Secara teori, komunikasi didefinisikan sebagai pesan yang disampaikan oleh komunikator melalui lisan atau media kepada komunikan. Dengan harapan komunikan memberi feedback terhadap pesan yang disampaikan.

Begitu juga dalam beriklan, dalam meningkatkan penjualan produk, perusahaan melakukan berbagai macam cara. Komunikasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan penjualan produk yang mereka miliki. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan/atau meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2002:219).

Periklanan merupakan segala bentuk penyajian dan promosi ide, pada saat ini banyak sekali produk dan pelayanan jasa yang berkembang di Indonesia. Konsumen dibuat senang dengan semakin bervariasinya produk untuk dikonsumsi dalam memenuhi kebutuhan. Keberagaman produk tersebut membuat konsumen menjadi lebih leluasa memilih produk yang akan mereka konsumsi.

Munculnya beragam produk yang diiklankan membuat

para produsen berlomba-lomba merebut perhatian konsumen. Iklan televisi merupakan salah satu cara berpromosi yang banyak dipilih oleh perusahaan. Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk atau jasa yang disampaikan melalui media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Widyatama, 2009:16). Dari sini dapat ditarik benang merah bahwa iklan memiliki fungsi utama menyampaikan informasi tentang produk kepada massa (non personal). Ia menjadi penyampai informasi yang sangat terstruktur, yang menggunakan elemen-elemen verbal. Dalam menjalankan fungsi utama komunikasi ini, iklan memiliki berbagai gaya, baik dalam penyajian maupun isi iklan itu sendiri.

Persaingan dunia bisnis yang berperan mengalihkan berbagai macam barang atau jasa dilakukan semata-mata untuk kepentingan perusahaan. Dalam arti untuk mendapatkan keuntungan finansial seperti laba. Sekarang ini banyak perusahaan yang mengalirkan barang atau jasa yang sama jenisnya khususnya dibidang industri makanan dengan salah satu contohnya yaitu produk mie instan. Hal ini dapat dilihat dari persaingan antara PT. Sayap Mas Utama (Wings Group) merek mie sedap dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, merek indomie.

(2)

media televisi yang diyakini memiliki fungsi yang sangat efektif. Menurut Jefkins dikutip dari buku periklanan menulis, televisi yang sifatnya audio visual lebih berpengaruh dibandingkan surat kabar, majalah, radio dan sebagainya. Hal ini disebabkan pada media televisi orang dapat melihat gambar dan mendengarkan suara. Media yang paling efektif adalah media yang dapat dilihat dan didengar. Sedangkan pada media cetak, orang hanya dapat melihat saja tetapi tidak mendengar pesan yang disampaikan. Kelebihan televisi tersebut menjadikan pemilik perusahaan besar berlomba-lomba mengiklankan produk yang mereka tawarkan kepada khalayak.

Dengan iklan televisi diharapkan dapat menyampaikan informasi yang dapat menimbulkan perhatian, minat, keinginan, keputusan dan tindakan untuk membeli produk yang ditawarkan. Iklan adalah pesan atau berita yang bertujuan untuk memberitahukan dan mempersuasif masyarakat luas dan khalayak ramai tentang produk atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan dan siap untuk dipindah hak kepemilikannya melalui proses jual beli.

Periklanan tidak hanya berkaitan dengan pemberian informasi. Iklan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, original serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan.

Salah satu merek produk yang akan dikaji adalah merek produk Wings Food yaitu mie instan sedap. Karena Dari semua merek pesaing, Mi Sedaap yang paling mungkin menggoyang posisi market leader Indomie di pasar. Terbukti memang Mi Sedaap-lah yang diam-diam sedikit menggerogoti pangsa pasar Indomie. Ini benar terutama pada awal Mi Sedaap muncul di pasaran dan konsumen banyak yang tertarik untuk menjajal mie instan baru ini. Mie Instan Sedaap adalah merek mie instan populer kedua seteleh produk Indomie yang diproduksi oleh PT. Indofood (Wikipedia). Mie Sedaap merupakan mie instan yang diproduksi oleh PT. Wings Food sejak 2003. Mie Sedaap awalnya mempunyai tiga varian rasa, yaitu mie goreng dengan “kriuk

-kriuk”, rasa soto dengan koya, dan rasa ayam bawang dengan bawang goreng. Mi Sedaap dengan gigih mencoba mendapatkan posisi kuat dalam pasar mie instan yang sudah lebih dulu dirajai Indomie. Dengan mereknya, Mi Sedaap seakan menanamkan image mie yang memang sedap dan harus dicoba oleh masyarakat, sesuai dengan tagline-nya “Puas Sedapnya!”. Selain itu, Mi Sedaap juga gencar beriklan pada berbagai media. Sebagai pendatang baru, Mi Sedaap hadir dengan strategi promosi agresif untuk segera mendongkrak awareness merek produk. Mi Sedaap sebagai merek mie instan yang relatif baru telah menjadi fenomena karena berhasil menggerogoti pangsa pasar sang market leader Indomie. Kehadiran mie Sedaap langsung mengubah peta bisnis industri Mie Instan, belum genap dua tahun diluncurkan mereka sudah berhasil menggerus sedikitnya 12 % pangsa pasar Indofood yg selama 30 tahun merajai produk mie instan. Selain di Indonesia, mie sedap juga mampu menembus mancanegara seperti Malaysia dan Nigeria. Segala prestasi yang diraih oleh Mi Sedaap adalah berkat bumbu dan rasa yang

berhasil memenuhi ekspektasi konsumen, sehingga sedikit demi sedikit pangsa pasar bisa diraih, walaupun variasi rasa memang

belum bisa sebanyak pesaing terkuatnya, Indomie.

(www.marketing.co.id)

Mie sedap adalah merek dengan belanja iklan terbesar kedua setelah indomie dan market share Indomie sebagai market leader mie instan di Indonesia (www.nielsen.com). Mie Sedaap juga gencar beriklan pada berbagai media untuk meningkatkan

awareness pasar. Salah satunya dengan cara mengiklankan

produknya di televisi. Telah banyak iklan - iklan produk mie sedap di televisi bermunculan agar khalayak luas dapat mengetahui dan menerima produk tersebut. Salah satu iklannya adalah mie sedaap white curry yg dibintangi oleh Syahrini, dalam iklan tersebut syahrini menjabarkan kelezatan mie sedaap white

curry dengan sebuah lagu.

Berdasarkan data Top Brand Awards, berikut adalah

market share mie instan tahun 2012, 2013, 2014, 2015 yang

disajikan dalam bentuk tabel 1.1

Tabel 1.1

Market share mie instan

Merek 2012 2013 2014 2015

Indomie 77,5% 80,6% 75,9% 75.9%

Mie Sedap 15,7% 13,5% 14,4% 15.9%

Supermi 2,5% 2,1% 3.0% 2.7%

Sarimi 0,7% 1,2% 3.6% 2.2%

Lainnya 3,8% 2,6 % 3,1% 3,3%

Sumber: www.topbrandaward.com

Berdasarkan data pada tabel di atas mie sedap menduduki posisi kedua dalam market share mie instan. Pada tahun 2012 market share mie sedap sebesar 15,7% dan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 2,2% yakni menjadi 13,5%. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan menjadi 14,4% dan ditahun 2015 15,9%.

Berhubungan dengan pengaruh Terpaan Iklan Mie Sedap Terhadap Keputusan Membeli terdapat penelitian terdahulu yang telah mengangkat tema tersebut yaitu penelitian oleh Rahmadayanti (2013) tentang Hubungan Antara Menonton Iklan Mie Instan di Televisi dengan Keputusan Pembelian Mahasiswa Makassar. Dari hasil analisis data dan pembahasan masalah yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara menonton iklan mie instan di televisi dengan keputusan membeli mahasiswa Makassar.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk

meneliti dengan judul penelitian “Pengaruh Terpaan Iklan Mie

Sedap di Televisi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Produk Mie Sedap (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Tadulako)”.

Komunikasi

(3)

informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan. Seorang ahli psikologi dan ahli politik asal Amerika Serikat yaitu Carl I. Hovland mengemukakan komunikasi adalah proses dimana seorang individu (komunikator) mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang bahsasa) untuk merubah tingkah laku individu-individu yang lain (komunikan) (Setiadi, 2003:239).

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilakukan secara efektif, para peminat komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell, Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Effendy, 2004:10)

Paradigma di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur, yaitu:

1. Komunikator (communicator/sender) 2. Pesan (messeage)

3. Media (channel)

4. Komunikan (communicant, receiver, recipient) 5. Efek (effetc, impact influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut,

komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui meia yang menimbulkan efek tertentu. Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa merupakan penjabaran tentang arti istilah komunikasi massa itu sendiri berdasarkan oencetusnya ada yang menekankan pada tujuan tapi ada pula yang menekankan pada medianya maupun sifatnya. Komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas ( Bungin, 2006:71).

Ada definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble dalam Nurudin ( 2007 : 35-36). Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut:

1. Komunikator dalam komunikasi mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Artinya alat yang digunakan dalam penyampaian pesan yaitu media massa sehingga proses penyebaran informasi berlangsung secara serempak dan bersamaan.

2. Komunikator dalam komunikasi massa menyebarkan pesan-pesannya bersmaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan yang tidak saling kenal. Antara pengirim dan penerima tidak mengenal satu sama lain.

3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan bisa didapatkan dan diterima banyak orang dan bukan untuk sekelompok orang tertentu.

4. Sebagai sumber, komunikator massa melembaga, artinya terdiri dari kumpulan beberapa orang dengan gabungan dari unsur-unsur yang berbeda yang memiliki kesatuan sistem.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (peznapis informasi), artinya orang-orang yang memiliki peranan penting dalam proses penyebaran informasi. Seperti reporter, editor, layouter dan laiin-lain.

6. Umpan balik dalam omunikasi massa bersifat tertunda (delaiyed)

Berdasarkan pengertian komunikasi massa tersebut maka secara langsung mempunyai peranan yang sangat penting. Melalui sifatnya pesan komunikasi yang disampaikan bersifat umum dan terbuka, dalam memperoleh pesan komunikasi erat hubungannya dengan sifat heterogen komunikan.

Bentuk-Bentuk Media Massa 1. Media Massa Tradisional

Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa, dimana terdapat ciri-ciri :

a. Informasi dari lingkungan diseleksi, diterjemahkan dan didistribusikan.

b. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya melalui media tertentu.

c. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.

d. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit (Nurudin, 2007:120)

Macam-macam media tradisional antara lain adalah surat kabar, majalah, radio siaran, televisi dan film.

2. Media Massa Modern

Seiring dengan perkembangan sosial budaya, telah berkembang media massa lain yang kemudian dikelompokkan dalam media massa modern seperti internet dan telepon selular. Media massa modern ini memiliki ciri-ciri seperti :

a. Sumber dapat mentransmisikan pesannya kepada banyak penerima (misalnya melalui SMS atau Internet).

b. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi namun juga oleh individual.

c. Tidak ada perantara, interkasi terjadi pada individu. d. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam. e. Penerima yang menentukan waktu interaksi (Bungin,

2008 : 107)

Media komunikasi modern meliputi media yang berbasis pada komputer / computer- mediated communicarion yang secara serempak menyatukan berbagai media seperti mesin ketik, mesin atau alat-alat hitung, perangkat lunak matematika dan statistik, desain grafis dan arsitektur sampai kepada media pengganti seperti film dan video dalam VCD dan DVD, MP3, hingga ke internet, e-mail, news mail, surat kabar dan majalah elektronik (Liliweri, 2011:882).

(4)

sebelumnya mengendalkan one-to-many communication (televisi, film, radio, surat kabar, dan majalah) ke many-to-many communication melalui e-mail, internet forum (Liliweri, 2011:883).

Iklan

Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang

diketahui. Adapun maksud „dibayar‟ pada definisi tersebut

menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnyatidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan. Karena itu, sebelum pesan iklan dikirim, pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana audiensis akan memberikan respon terhadap pesan iklan dimaksud. (Morissan, 2010:17)

Terdapat sejumlah alasan mengapa perusahaan atau pemasang iklan memilih iklan di media massa untuk mempromosian barang atu jasa. Pertama, iklan di media massa dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai audiensi dalam jumlah besar. Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek. Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang sulit dibedakan dari segi kualitas maupun fungsinya dengan produk saingannya. Pemasang iklan harus dapat memanfaatkan iklan di media massa untuk memosisikan produknya dimata konsumen. (Morissan, 2010:18)

Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya populer atau sangat dikenal masyarakat. Hal ini tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan. Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara satu jenis industri dengan industri lainnya, dan antara satu situasi dengan situasi lainnya. Demikian juga konsumen yang menjadi target suatu iklan juga berbeda antar satu jenis produk dengan produk lainnya. Suatu perusahaan beriklan dengan tujuan untuk mendapatkan respon atau aksi segera melalui iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujian untuk lebih mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk citra positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkannya. (Morissan, 2010:19)

Iklan Televisi

Televisi merupakan salah satu media yang disukai oleh perusahaan-perusahaan dalam mengiklankan produknya agar lebih dikenal oleh masyarakat.

Kelebihan Iklan Televisi

Televisi memiliki berbagai kelebihan dibandingkan dengan jenis media lainnya yang mencakup :

1. Daya Jangkau Luas

Daya jangkau siaran yang luas memungkinkan pemasar memperkenalkan dan mempromosikan produk barunya secara serentak dalam wilayah yang luas bahkan ke seluruh wilayah suatu negara.

2. Selektifitas dan Fleksibilitas

Televisi dapat menjangkau audiensi tertentu karena adanya variasi komposisi audiensi sebagai hasil dari isi program, waktu siaran, dan cakupan geografis siaran televisi. Stasiun televisi juga dapat menayangkan program siaran yang mampu menarik perhatian kelompok audiensi tertentu yang menjadi target promosi suatu produk tertentu. Selain audiensi yang besar, televisi juga menawarkan fleksibilitasnya dalam hal audiensi yang dituju.

3. Fokus Perhatian

Siaran iklan televisi akan selalu menjadi pusat perhatian audiensi pada saat iklan ditayangkan.jika audiensi tidak menekan remote control-nya untuk melihat prigram stasiun televisi lain, maka ia harus menyaksikan tayangan iklan televisi itu satu persatu.

4. Kreatifitas dan Efek

Televisi merupakan media iklan yang paling efektif karena dapat menunjukan cara bekerja suatu produk pada saat digunakan. Iklan yang disiarkan televisi dapat menggunakan kekuatan personalitas manusia untuk mempromosikan produknya. Cara seseorang berbicara dan bahasa tubuh (body language) yang ditunjukannya dapat membujuk audiensi untuk membeli produk yang diiklankan tersebut.

5. Prestise

Perusahaan yang mengiklankan prroduknya di televisi biasanya akan menjadi sangat dikenal orang. Baik perusahaan yang memproduksi barang tersebut maupun barang itu sendiri akan menerima status khusus dari masyarakat. Dengan kata lain, produk tersebut mendapatkan prestise tersendiri.

6. Waktu Tertentu

Suatu produk dapat diiklankan di televisi pada waktu-waktu tertentu ketika pembeli potensialnya berada di depan televisi. Dengan demikian, pemasang iklan akan menghindari waktu-waktu tertentu pada saat target konsumen mereka tidak menonton televisi. (Morissan, 2010:240)

Kelemahan Iklan Televisi

Selain memiliki banyak kelebihan, iklan di televisi juga memiliki kelemahan, yaitu :

1. Biaya Mahal

(5)

2. Informasi Terbatas

Dengan durasi iklan yang rata-rata hanya 30 detik dalam sekali tayang, maka pemasang iklan tidak memiliki cukup waktu untuk secara leluasa memberi informasi yang lengkap.

3. Selektivitas Terbatas

Walaupun televisi menyediakan selektivitas audiensi melalui program-program yang ditayangkannya dan juga melalui waktu siarannya namun iklan televisi bukanlah pilihan yang paling tepat bagi pemasang iklan yang ingin membidik konsumen yang sangat khusus dan spesifik yang jumlahnya relatif sedikit.

4. Penghindaran

Kelemahan lain siaran iklan televisi adalah kecenderungan audiensi untuk menghindari pada saat iklan ditayangkan. Audiensi sering memindahkan channel ketika stasiun televisi tengah menayangkan iklan atau mengecilkan volume suara.

5. Tempat Terbatas

Stasiun televisi tidak dapat memperpanjang waktu siaran iklan tanpa mengorbankan waktu penayangan program. Jika waktu penayangan program banyak diambil untuk iklan, maka hal itu justru akan mengganggu atau bahkan merusak program itu sendiri, sebagai akibatnya audiensi akan meninggalkan acara itu. (Morissan, 2010:244)

Minat Beli

Mehta dalam sutisna (2003:32) mendefinisikan minat beli sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian. Sedangkan definisi minat beli menurut Thamri adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan, respon untuk bertindak sebelum keputusan untuk membeli benar-benar dilaksanakan.

Umumnya seseorang cenderung untuk selalu memenuhi setiap keinginan yang timbul dari dalam dirinya. Pada awalnya proses perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa diawali oleh timbulnya keinginan atau minat pada diri konsumen untuk memiliki demi pemenuhan kebutuhannya.

Menurut Assael yang dikutip oleh Sutisna (2003:6) ada tiga faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu sebagai berikut :

1. Faktor Konsumen Individual

Artinya pilihan untuk membeli suatu produk dengan merek tertentu dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Kebutuhan, persepsi terhadap karakteristik merek, sikap, kondisi demografis, gaya hidup dan karakteristik kepribadian individu akan mempengaruhi pilihan individu itu terhadap berbagai alternatif yang tersedia.

2. Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Konsumen Pilihan-pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang mengitarinya. Jadi interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang akan turut mempengaruhi pilihan-pillihan merek yang dibeli. 3. Faktor Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang banyak dibahas adalah salah satunya variabel dalam model ini dikendalikan oleh pemasar. Dalam daln ini, pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimuli-stimuli pemasaran seperti iklan dan sejenisnya agar konsumen bersedia memilih merek produk yang ditawarkan.

Teori AIDA

Menurut Kotler dan Keller (2009:197) menjelaskan teori AIDA (Attention, Interest, Desire and Action) merupakan suatu pesan yang harus mendapatkan perhatian, menjadi ketertarikan, menjadi minat, dan mengambil tindakan. Teori ini menyimpulkan akan kualitas dari pesan yang baik.

Definisi di atas dapat diaplikasikan bahwa AIDA (Attention, Interest, Desire and Action) merupakan alat penyampaian suatu pesan yang ideal kepada konsumen di mana melalui suatu tahapan yang terdiri dari perhatian (Attention/Awareness), ketertarikan (Interest), minat (Desire) dan mengambil tindakan (Action). Hal ini di mana seorang pemasar harus menyadari bahwa pesan yang disajikan tentang AIDA (Attention, Interest, Desire and Action), yaitu:

1. Perhatian (Attention)

Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah pesan harus dapat menimbulkan perhatian baik dalam bentuk dan media yang disampaikan. Perhatian itu bertujuan secara umum atau khusus kepada calon konsumen atau konsumen yang akan dijadikan target sasaran. Hal tersebut dapat dikemmukakan lewat tulisan dan gambar yang menonjol dan jelas, perkataan yang menarik atau mudah diingat, dan mempunyai karakteristik tersendiri. Pesan yang menarik perhatian merupakan suatu langkah awal bagi perusahaan dimana pesan tersebut akan dikenal, diketahui dan diingat oleh konsumen. Proses tersebut bisa dikatakan sebagai proses awareness / kesadaran akan adanya produk yang disampaikan ke konsumen.

2. Ketertarikan (Interest)

Tertarik berarti pesan yang disampaikan menibulkan perasaan ingin tahu, ingin mengamati, dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama. Hali tersebut terjadi karena adanya minat yang menari kerhatian konsumen akan pesan yang ditunjukan.

3. Keinginan (Desire)

(6)

akan keuntungan dan kerugian yang didapatkan, sedangkan motif emosional terjadi akibat emosi akan pembelian produk.

4. Tindakan (Action)

Tindakan terjadi dengan adanya keinginan kuat konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian produk yang ditawarkan. (Kotler dan Keller 2009:178).

METODE PENELITIAN

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang menghubungkan atau mencari sebab akibat antara dua atau lebih konsep (variabel) yang akan diteliti (Kriyantono, 2007:69). Penelitian ini menjelaskan pengaruh antara dua variabel yaitu terpaan iklan Mie Sedap di televisi dan keputusan konsumen melakukan pembelian.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode survei yaitu metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu (Kriyantono, 2007:60). Sedangkan jenis survei yang digunakan adalah survei eksplanatif, yaitu survei yang digunakan untuk mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.

Penelitian di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako Program Studi Ilmu Komunikasi angkatan 2014, karena penelitian ini membahas tentang periklanan, sehingga diharapkan mahasiswa angkatan 2014 dapat memberikan jawaban yang akurat sebagai responden.

Pengertian populasi menurut sugiyono (2007:55), adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Universitas Tadulako angkatan 2014 yang berjumlah 146 orang. (Prodi Ilmu Komunikasi)

Sampel adalah bagian dari populasi yang kemudian dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota yang ada dalam satu populasi untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2007: 56).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu :

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama dilapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek penelitian, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, dan observasi (Kriyantono, 2007:41)

2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder (Kriyantono 2007:44). Data sekunder dalam penelitian ini berupa buku - buku

literatur yang digunakan serta data lain yang didapat dari sumber sekunder.

Sesuai dengan penelitian ini, yaitu penelitian kuantitatif, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Kuesioner.skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala likert. Pengujian hipotesisnya menggunakan rumus regresi linear berganda dengan rumusnya adalah sebagai berikut :

(Sugiyono, 1997:251) Y = a + b1X1 + ... + bnXn +

Dimana :

Y = variabel tidak bebas (subjek daalm variabel tak bebas/dependen yang diprediksi)

X = variabel bebas (subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu)

a = nilai intercept (konstan) atau harga Y bila X = 0 b = koefisien regresi yaitu angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi penurunan.

e = kesalahan pengganggu (eror)

Apabila formulasi tersebut diimplementasikan dalam penelitian ini, maka model yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana :

Y = keputusan membeli produk Mie Sedap X1 = frekuensi iklan

X2 = durasi menonton

A = nilai intercept (konstan) b = koefisien regresi

e = kesalahan pengganggu (error)

Standar Pedoman Untuk Memberikan interpretasi

INTERVAL KOEFISIEN TINGKAT HUBUNGAN

0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

HASIL & PEMBAHASAN

Pengaruh Terpaan Iklan Mie Sedap Di Televisi Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Produk Mie Sedap (Studi Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Tadulako).

Berdasarkan tabel 1 Tersebut, nilai koefisien korelasi (Multiple R) adalah sebesar 0,519 atau sebesar 51,9 % dengan tingkat signifikansi 0,136. Hal tersebut menunjukan pengaruh yang kuat dan nyata antara variabel bebas Frekuensi menonton (X1) dan Durasi menonton (X2) dengan variabel terikat Keputusan

Membeli (Y)

Nilai R Square adalah 0,269 menunjukan bahwa secara simultan variabel bebas terpaan iklan mie sedap white curry di televisi yang terdiri dari Frekuensi menonton (X1) dan Durasi

menonton (X2) memberikan kontribusi sebesar 26,9% terhadap

(7)

ini.

Dalam penelitian ini lebih tepatnya meneliti tentang terpaan iklan televisi. Iklan televisi merupakan salah satu bentuk produk yang dihasilkan oleh media komunikasi (media televisi), yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Hal ini

disebabkan dalam tujuan penyampaiannya menggunkan unsur-unsur komunikasi yang terdiri dari komunikator, pesan, media (melalui televisi), komunikan atau khalayak, dan efek yang diharapkan dari tayangan televisi itu sendiri.

Table 1 Analisis regresi linear berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized oefficients t - hitung Sig - t

B Standard. Error Beta

(Constant) 1,924 1,273 1,511 0,136

Frekuensi Menonton X1 0,763 0,294 0,352 2,600 0,012

Durasi Menonton X2 0,489 0,280 0,236 1,744 0,087

Multiple R = 0,519 F-hitung = 10,325

R Square = 0,269 F-tabel = 2,40

Adjusted R Square = 0,243 T-tabel = 1,672

Televisi juga merupakan sarana komunikasi utama disebagian besar masyarakat kita, tidak ada media lain yang dapat menandingi televisi dalam hal volume teks budaya yang diproduksinya karena media televisi merupakan media yang paling banyak diminati oleh khalayak. Sedangkan efek komunikasi merupakan hasil atau pengaruh yang ditimbulkan dari suatu proses komunikasi, yakni perubahan tingkat pengetahuan dan sikap bahkan sampai pada tingkah laku dari komunikan, baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan atau dikehendaki ataupun yang diharapkan oleh komunikator sebagai pihak yang menyampaikan pesan.

Iklan Mie Sedap White Curry adalah salah satu dari sekian banyak iklan di televisi, di mana dalam menyajikan iklan tersebut pembuat iklan menggunakan tema yang unik, sehingga masyarakat mudah mengingat iklan tersebut.

Adapun yang menjadi sub variabel sekaligus merupakan kunci utama dalam mengukur ada tidaknya pengaruh terpaan Iklan Mie Sedap di Televisi Terhadap keputusan Konsumen Membeli Produk Mie Sedap adalah Frekuensi dan Durasi. Frekuensi adalah tingkat keseringan masyarakat dalam menonton tayangan Iklan Mie Sedap White Curry. Sedangkan Durasi adalah lamanya masyarakat dalam menonton tayangan Iklan Mie Sedap White Curry.

Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Frekuensi Menonton (X1) dan Durasi Menonton (X2) mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap Keputusan Membeli Mahasiswa Ilmu Komunikasi (Y). Hal ini ditunjukan dari hasil data responden yang di analisi menggunakan regresi linear berganda yang menunjukan nilai multiple R sebesar 0,519 atau 51,9%. Hasil ini didasarkan pada standar kategori Guilford dalam Sugiyono bahwa kisaran angka (0,40 – 0,599) mempunyai pengaruh sedang. Yang Artinya kedua variabel mempunyai pengaruh sedang.

Untuk uji simultan (serempak) diperoleh nilai Fhitung

sebesar 10,325 lebih besar dari Ftabel yang nilainya 2,40 (10,325 >

2,40) dengan tingkat signifikan lebih kecil dari taraf nyata (0,00 < 0,1) nilai Fhitung. Hal ini berarti nilai Fhitung lebih besar dari nilai

Ftabel. Dengan demikian hasil ini memberikan makna bahwa

secara simultan (serempak) Frekuensi dan Durasi menonton tayangan iklan Mie Sedap White Curry berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Membeli Mahasiswa Ilmu Komunikasi.

Jika melihat pada perspektif teori, hasil penelitian ini sejalan dengan teori AIDA (Attention, Interest, Desire, Action) sebagai grand theory dalam penelitian ini, audiens dalam hal ini mahasiswa Ilmu Komunikasi mengetahui bahwa Iklan Mie Sedap White Curry mudah diingat dan memiliki ciri khas tersendiri, sehingga iklan tersebut menjadi menarik bagi sebagian besar

mahasiswa Ilmu Komunikasi, yang pada akhirnya ketika tayangan tersebut terus menerus disaksikan perlahan-lahan mampu merubah pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu yang kemudian berefek ke sikap dan tindakan masyarakat (penonton).

Proses perubahan pengetahuan tersebut menggambarkan proses belajar pada individu dalam hal ini mahasiswa Ilmu Komunikasi yang terdiri dari:

Pertama, Attention (Perhatian) yang diberikan pada penerima dapat diterima atau ditolak. Dalam penelitian ini Iklan Mie Sedap White Curry menampilkan tema iklan yang menarik dan mudah diingat sehingga berhasil mempengaruhi perhatian mahasiswa Ilmu Komunikasi karena dianggap mampu menjadi pendukung dalam hal pengambilan keputusan membeli.

Kedua, Apabila stimulus (pesan) telah mendapat perhatian dari penerima maka ia mengerti, stimulus (pesan) ini dapat dilanjutkan kepada proses berikutnya. Merujuk pada hasil penelitian ini bahwa iklan Mie Sedap White Curry di Televisi selain mampu menarik perhatian khalayak (penonton) juga mampu menumbuhkan minat (Interest) khalayak untuk mengetahui iklan tersebut.

Ketiga, Setelah penerima mengolah stimulus (pesan) tersebut sehingga terjadi kesedian untuk bertindak demi rangsangan (pesan) yang diterimanya. Artinya informasi yang diperoleh melalui iklan Mie Sedap White Curry di televisi menarik perhatian khalayak (penonton) dan membuat khalayak berkeinginan (Desire) untuk membeli produk tersebut baik secara rasional maupun emosional. Maksud dari secara rasional adalah khalayak ingin membeli produk dengan memperhitungkan keuntungan dan kerugian, sedangkan secara emosional hanya didasarkan oleh keinginan mencoba produk tersebut.

Keempat, Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka dalam hal ini informasi yang diperoleh dari iklan Mie Sedap White Curry di televisi tersebut mempunyai efek tindakan (Action) dari individu terjadi keputusan pembelian.

Fungsi iklan antara lain, memberi informasi, membujuk atau mempengaruhi menciptakan kesan, memuaskan keinginan dan sebagai alat komunikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa iklan Mie Sedap White Curry telah sesuai dengan fungsinya, yaitu tersampaikannya pesan oleh komunikator (pengiklan) kepada khalayak (penonton) agar mau membeli produk tersebut.

(8)

masyarakat. Televisi dipandang sebagai alat komunikasi yang

“harus” ada dalam sebuah keluarga. Singkatnya, media televisi

telah menjadi bagian tak terpisahkan bagi sebagian besar masyarakat indonesia

Hal ini di dukung dengan adanya kelebihan dari iklan televisi yang telah dijelaskan sebelumnya. Salah satu kelebihan iklan televisi adalah daya jangkau yang luas. Karena daya jangkau iklan yang luas, membuat khalayak yang mulanya tidak tahu menjadi tahu tentang iklan mie sedap White Curry dan membuat khalayak pada akhirnya melakukan tindakan untuk membeli produk tersebut.

KESIMPULAN

Secara simultan (bersama-sama) ada pengaruh antara kedua variabel terpaan iklan mie sedap white curry yang terdiri dari Frekuensi menonton dan Durasi Menonton terhadap Keputusan Membeli di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi.

REFERENSI

Ardianto, Elvinaro. 2007. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rakatama Media

Azwar, Saifuddin. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Jefkins, Frank. 1997. Periklanan. Jakarta: Erlangga

Kasali, Rhenald. 1992. Manajemen Periklanan: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti Kotler dan keller. 2009. Manajemen Pemasaran, edisi 13 jilid 1.

Jakarta: Erlangga.

Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi: Serba ada Serba Makna. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Rachmat, Jalaluddin. 1993. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remadja Rosdakarya

Ruslan, Rosad. 2008. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Setiadi, Nugroho. J. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi.Bandung: Alfabeta

Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Swastha, Basu. 1995. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty

Gambar

Tabel 1.1 Market shareMerek  mie instan 2012 2013
Table 1 Analisis regresi linear berganda yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini, Kamis tanggal Sebelas bulan Oktober tahun dua ribu dua belas, pada pukul 14.30 WIB yang merupakan batas akhir waktu penyampaian dokumen penawaran

[r]

[r]

[r]

Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur Bengkulu. Pasal

Dimana teknologi yang digunakan dan software pembuatan website sudah bermacammacam jenisnya, salah satunya yaitu Macromedia Flash MX Website ini memuat informasi sederhana

(3) Ketua Senat yang meneruskan sisa masa jabatan lebih. dari 2 (dua) tahun dihitung sebagai 1

[r]