• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN DAN PONDASI

Dalam dokumen METODE PELAKSANAAN (Halaman 23-38)

Denah Rencana Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi Tapak & Batukali Pekerjaan Pembangunan Utilitas Gedung Kantor Mako Polres (Tahap II)

Pekerjaan galian tanah segera dilaksanakan setelah pemasangan bouwplank telah selesai dan sudah mendapat persetujuan dari pengawas lapangan/MK.

Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi dan Sloof

Pekerjaan galian tanah dilaksanakan sedalam elevasi rencana, dipadatkan dengan mesin pemadat sehingga mendapatkan elevasi yang betul‐betul waterpass, toleransi kemiringan tidak lebih dari 0.5 cm.

Sebelum melalukan galian tanah pondasi, yang diperhatikan adalah letak titik‐titik bangunan yang tertera pada papan bowplank, berupa paku atau cat yang diberi cat merah. Tanda tersebut menunjukan ukuran‐ ukuran ruangan maupun lebar tanah yang akan digali untuk pasangan pondasi. Tahapan pekerjaan galian tanah adalah sebagai berikut :

 Persiapkan alat‐alat yang diperlukan.

 Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan

kedalaman sesuai rencana.

 Menggali sisi‐sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.  Tanah bekas galian dibuang disisi tebing galian atau ditempat yang telah ditentukan.

 Tahap akhir adalah cek posisi lebar, kedalaman, dan kerapian galian disesuaikan dengan

gambar rencana.

sampai tanah keras. Apabila diperlukan untuk mencapai daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ditumbuk.

 Jika galian melampui batas kedalaman, maka harus ditimbun kembali dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum, hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkut langsung ke tempat yang sudah direncanakan.

Pekerjaan galian tanah pondasi ini meliputi beberapa tahap antara lain :

‐ Menetukan as pondasi dengan menggunakan benang, dari hasil persilangan benang ditetapkan sebagai as pondasi.

‐ Pekerjaan galian tanah untuk tempat pondasi sesuai dengan kebutuhan dimensi pondasi

dan kedalaman galian sesuai dengan yang telah direncanakan.

‐ Penghamparan lantai kerja sebagai base pondasi beton setebal 10 cm, mortar yang dihampar menggunakan perbandingan adukan 1 : 3 : 5.

‐ Pekerjaan pemasangan batu kali mengunakan adukan 1 : 5 Pelurusan pondasi menyesuaikan dengan benang yang telah terpasang.

Untuk mendapatkan hasil yang baik didalam pelaksanaan pekerjaan galian tanah pondasi dan untuk memudahkan pekerjaan pasangan pondasi, maka galian tanah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 Pekerjaan galian tanah pada tanah dasar harus dilakukan secara hati‐hati dan tanah dasar harus selalu diukur dari permukaan papan bangunan yang telah dibuat mendatar (waterpass).

 Semua tanah galian harus ditempatkan di luar papan bangunan agar bowplank dan semua pekerjaan tidak terganggu.

 Tebing dinding galian pondasi dibuat tidak mudah longsor. Untuk tanah yang kurang keras dibuat

5 : 1, untuk tanah keras tanah tebing dibuat 10 : 1, pada tanah pasir dibuat Peralatan yang dipergunakan pada pekerjaan galian ini adalah :

1. Cangkul 2. Pengki

3. Garpu ( bila diperlukan ) 4. Meteran

Pekerjaan Urugan pasir urug

Pekerjaan ini dilaksanakan setelah galian tanah pondasi plat setempat, pondasi batukali, sloof, dan pondasi tangga selesai dilaksanakan. Pasir urug dipadatkan. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis hingga mendapatkan ketebalan dan kepadatan setebal 5 cm. Pasir urug tidak boleh terlalu basah dan jika pasir kering maka disiram menggunakan air dan jangan terlalu jenuh. Untuk pekerjaan di bawah pondasi batu kali dilaksanakan secara pararel dengan pekerjaan pondasi batu kali.

Pekerjaan Pondasi Batu Kali

Pekerjaan pondasi batu kali dikerjakan mengikuti panjang bangunan sesuai dengan bentuk dan denah. Hal ini dilakukan agar beban dinding dapat dipikulnya. Setelah itu dipersiapkan pekerjaan beton. Salah satunya adalah sloof.

Pondasi Batu Belah

1. Pondasi batu kali harus diperhitungkan sedemikian rupa hingga dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban‐beban berguna dan gaya‐gaya dari luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain‐lain. Pondasi tidak boleh turun setempat‐setempat.

2. Pondasi langsung atau pondasi dangkal digunakan bila lapisan tanah dapat dengan daya dukung yang sangat besar, letaknya tidak dalam.

3. Pasangan batu kali disusun sedemikian rupa dengan spesi 1 pc : 3 ps dengan memperhatikan grading/susunan butir pasir yang memenuhi syarat. Kadar lumpur pasir dibenarkan lebih dari 5%.

Tahap pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

‐ Pasang patok batu untuk memasang 2 profil ( 2 patok untuk tiap profil ). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.

‐ Pasang bilah batu datar pada kedua patol, setinggi profil.

‐ Pasang profil benar‐benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah‐tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil pondasi.

‐ Pasanga profil tersebut pada bilah bidang datar yang dipasang antara 2 patok dan juga

dipaku agar lebih kuat.

‐ Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan ikatkan dengan profil

sehingga kuat dan kokoh.

‐ Setelah semua profil sesuai dengan yang direncanakan dan tidak ada kesalahan maka

selanjutnya mempersiakan alat dan bahan.

‐ Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap ketinggian 25 cm dari permukaan urugan

pasir.

‐ Siapkan adukan untuk melekatkan batu kali/belah.

‐ Susun batu diatas lapisan pasir yang sudah dipadatkan tanpa adukan.

‐ Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai

dengan ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan batu tersebut rata. ‐ Sediakan tempat lubang‐lubang stek kolom dan keperluan lainnya.

‐ Cor stek kolom tersebut dan rapikan pondasinya.

Pekerjaan Pondasi Tapak

Detail Rencana Pondasi Tapak

Pondasi footplat/tapak ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini biasanya digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat seperti pada pekerjaan ini dikarenakan tidak memiliki bentang antar kolom yang panjang

Galian tanah untuk pondasi footplat/tapak harus sesuai dengan ukuran dalam gambar rencana yaitu 120 cm x 120 cm dengan kedalaman 1,80 meter. Apabila diperlukan untuk mencapai daya dukung yang baik, dasar galian tanah harus dipadatkan/ditumbuk.

Metode konstruksi untuk pelaksanaan pondasi setempat adalah : 1. Galian tanah Pondasi

2. Penulangan pondasi 3. Pekerjaan bekisting 4. Pengecoran

Galian tanah Pondasi

Tahapt‐tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu :

‐ Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara hati‐hati serta diukur secara benar panjang, lebar dan kedalaman pondasi;

‐ Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat meletakkan pondasi

‐ Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalaman tanah padat/tanah keras dengan daya dukung yang cukup kuat minimal 0.5 kg/cm2;

‐ Bila dasar tanah masih jelek, dengan daya dukung kurang dari 0.5 kg/cm2 , maka galian tanah harus diteruskan , sampai mencapai kedalaman yang kuat.

‐ Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi agar tukang leluasa dalam pekerjaannya;

‐ Semua galian tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian agar tidak mengganggu pekerjaan.

Penulangan Pondasi

a. Perakitan Tulangan

Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat.

Cara perakitan tulangan :

 Mengukur panjang masing‐masing type tulangan yang diketahui dari ukuran pondasi setempat.  Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi setempat, dengan

memperhitungkan bentuk‐bentuk type tulangan yang ada pada pondasi setempat tersebut;

 Merakit satu persatu bentuk dan type tulangan pondasi dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas;

b. Pemasangan Tulangan

Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam.

Hal‐hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan:

 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan bantuan waterpass.

 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi karat.

 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar‐benar stabil, maka dapat langsung melakukan pengecoran.

Pekerjaan Bekisting

Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya.

Tahap‐tahap pekerjaan bekisting :

 Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya untuk penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan cetok (sendok spesi).

 Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi persaratan tertentu.

 Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton yang akan di cor.

 Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass.

 Papan cetakan tidak boleh bocor.

 Papan‐papan disambung dengan klem / penguat / penjepit.

Pekerjaan Pengecoran

Bahan‐bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air. Kualitas/mutu beton untuk pondasi ini menggunakan mutu beton K‐250. Bahan‐bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton dengan maksud menguji apakah syarat‐syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir‐butir pasir dan kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran‐butiran batuan yang dibagi menjadi bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.

Tahap‐tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:

Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.

 Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.

 Mempersiapkan bahan‐bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen, pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.

 Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume 1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta air secukupnya.

 Bahan‐bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan baru kemudian ditambahkan air secukupnya.

 Setelah adukan benar‐benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4‐10 menit tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.

 Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah‐celah tulangan.

Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa cm untuk sambungan kolom.

Denah Rencana Sloof

Tahap‐tahap pembesian sloof :

‐ Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar rencana, yaitu besi D16 mm dan sengkang besi Ø8 dengan jarak sengkang 100 mm dan 200 mm pada tumpuan dan 150 mm pada lapangan

‐ Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan

‐ Sengkang dipasang dengan jarak 100 mm , 200 mm pada tumpuan dan 150 mm pada

lapangan sama untuk keseluruhan tulangan.

‐ Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak

berubah.

‐ Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang‐ seling dan penempatan sambungan di tempat‐tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.

‐ Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking pada tulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.

Tahap‐tahap pembuatan bekisting untuk sloof :

 Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.

 Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian‐bagian bekisting yang akan dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.

 Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan

 Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi sloof yang telah ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya sebagai penahan goyangan.

Tahap‐tahap pengecoran sloof :

 Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air.

 Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam.

 Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.

 Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton

tersebut dapat memadat.

 Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.

 Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester.

Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2‐3 hari setelah pengecoran, dengan syarat poor plate dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain.

Setelah pekerjaan pondasi dan sloof selesai kemudian dilanjutkan dengan urugan tanah dibawah lantai yang dipadatkan dengan menggunakan alat pemadat.

Pekerjaan Struktur Beton Kolom Lantai 1 dan 2, Balok, Plat Lantai Kolom lantai 1 & 2

Kolom merupakan konstruksi beton yang berfungsi sebagai tiang dari suatu bangunan dan juga merupakan konstruksi yang menyalurkan beban dari struktur yang berada di atasnya seperti balok, pelat dan konstruksi atap yang kemudian didistribusikan ke pondasi. Mutu beton K‐250.

Denah Rencana Kolom Struktur Lantai 1

Lingkup pekerjaan ini adalah : Lantai 1 dan 2 :

‐ Kolom Beton K1 25x25 K‐250 ‐ Kolom Beton Praktis Kp 12x12 K‐175

Penentuan As Kolom

Titik‐titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat‐alat seperti:

theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.

Proses Pelaksanaan :

‐ Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing dengan menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama.

‐ Buat as kolom dari garis pinjaman.

‐ Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan). ‐ Pembesian Kolom

Pembesian Kolom

Proses pembesian dalam pekerjaan ini adalah :

‐ Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain

yang lebih aman

‐ Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.

‐ Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.

‐ Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang

‐ Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan diangkut dengan menggunakan alat bantu ke lokasi yang akan dipasang.

‐ Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.

Pemasangan Bekisting Kolom

Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah selesai dilaksanakan.

Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom. ‐ Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom

‐ Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100 cm dari masing‐masing as kolom.

‐ Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan bekisting kolom.

‐ Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting.

‐ Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang. ‐ Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.

‐ Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.

‐ Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.

Pengecoran Kolom

Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:

 Persiapan Pengecoran

Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar‐benar bersih dari kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.

 Pelaksanaan Pencoran

Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9m3. Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan alat bantu untuk memudahkan pengerjaan.

Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga‐rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

Pembongkaran Bekisting Kolom

Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses pembongkarannya adalah sebagai berikut:

 Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.

 Pertama‐tama, plywood dipukul‐pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada plywood dapat terlepas.

 Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.

 Kendorkan baut‐baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel bekisting terlepas.

 Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan alat bantu ke lokasi pabrikasi awal.

Plat Lantai dan Balok

Denah Rencana Balok Struktur

Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Pada Pembangunan Utilitas Gedung Kantor Mako Polres (Tahap II) sistem balok yang dipakai adalah konvensional. Balok yang digunakan memiliki tipe yang berbeda‐beda.

Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.

Tahap Persiapan

‐ Pekerjaan Pengkuran

Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat. Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.

‐ Pembuatan bekisting

Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan multipleks 9 mm. ‐ Pabrikasi besi

Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.

Tahap pekerjaan Balok dan Plat Lantai

Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.

Pemasangan Bekisting Balok

Tahap pemasangan bekiting balok adalah sebagai berikut :

‐ Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan kebutuhan di

lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.

‐ Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U‐head jack nya. ‐ Pada U‐head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan

diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.

‐ Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di atas suri‐suri.

Pemasangan Bekisting Plat

Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :

‐ Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U‐head jack nya

‐ Pada U‐head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan diatas girder

dipasang suri‐suri dengan arah melintangnya.

‐ Kemudian dipasang multipleks 9 mm sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit menggunakan siku. multiplek dipasang serapat mungkin, sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran.

‐ Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.

Pengeceka n

Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk

Dalam dokumen METODE PELAKSANAAN (Halaman 23-38)

Dokumen terkait