• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 1. Pekerjaan Instalasi Listrik

Dalam dokumen RKS Bangunan Gedung (Halaman 31-35)

Pasal 15

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 1. Pekerjaan Instalasi Listrik

1.1. Lingkup Pekerjaan Listrik

b. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan.

c. Komite pembangunan USB dengan dibantu oleh Konsultan harus mengurus penyambungan instalasi-instalasi lainnya termasuk pengurusan administrasinya, semua biaya resmi akan dibayar oleh Komite Pembangunan USB.

d. Komite pembangunan USB harus mengurus semua perijinan untuk penyambungan instalasi-instalasi lainnya termasuk pengurusan administrasinya, semua biaya resmi akan dibayar oleh Komite pembangunan.

1.2. Kabel daya tegangan rendah a. Umum

Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana (,NYM,NYY), kabel daya tegangan rendah ini harus sesuai dengan standar SII atau SPLN. Sebelum dan sesudah dipasang, kabel TR harus dites dengan pengujian-pengujian sebagai berikut :

Test insulasi

Test kotinuitas

Test pentahan

b. Instalasi dan Pemasangan kabel 1) Bahan

Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL/ LMK. Semua kabel/kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis pintalannya.

Semua kawat dengan penampang 6 mm2 ke atas haruslah terbuat secara dipilin (stranded), instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil dari 2.5 mm2.(sesui dengan gambar rencana).

Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari type :

Untuk instalasi penerangan adalah NYM dianam dalam tembok dengan conduit pipa PVC

Untuk kabel distribusi dan penerangan taman digunakan NYY Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok, jalan, beton dll) harus berada didalam conduit PVC class AW yang disesuaikan dengan ukurannya, EGA kabel trech dan harus diklem.

2) Splice/ Pencabangan

Tidak diperkenankan adanya “splice”, pencabangan ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau pada kotak-kotak penghubung yang bisa dipakai (acceptable).

Dalam membuat pencabangan conector harus dihubungkan pada konduktor-konduktor dengan baik, sehingga semua konduktor-konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.

3) Semua sambungan kabel, baik didalam juction box, panel ataupun tempat lainnya harus mempergunakan conector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselien atau bakelit ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

4) Bahan Isolasi

Semua bahan isolasi untuk pencabangan, conector dan lain-lain seperti karet, PVC asbes tape sintetis, resin,splice case, compostion dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui, untuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran atau manufacturer.

Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambungan yang khusus untuk itu (misalnya juction box dan lain-lain). Panitia Pengembangan harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada Consultant Construction Management.

Kabel-kabel disambungkan sesuai dengan warna-warna atau nama-nama masing-masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.

Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang sesuai.

Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC/ protolen yang khusus untuk listrik.

2. Penerangan dan Stop Kontak 2.1. Lampu dan armature

Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.

Semua armature lampu yang terbuat dari metal serta diberi kap harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).

Box tempat ballast, kapasitor, dudukan stater dan terminal blok harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak menggangu kelangsungan kerja dan unsur teknis komponen lampu itu sendiri.

Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.

Box terbuat dari plat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar tahan karat, kemudian difinish dengan cat akhir oven warna putih.

Ballast harus jenis 1 “Low Ballast” dan harus juga digunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu lampu flourentscent).

Armature lampu down light digunakan tipe DL-Heles 932 terdiri dari dudukan dimana dudukan harus dari bahan allumunium silicon alloy atau dari moulded plastic. Dan dilengkapi terminal arde (pentanahan)

Lampu SL (Lampu Hemat Energi) terdiri dari dudukan (fitting )tipe segi yang tahan panas.

2.2. Stop Kontak Biasa Dan Stop Kontak-Kontak Khusus

Stop kontak-Kontak biasa dan stop kontak-kontak khusus ditanam pada dinding dengan ketinggian 150 cm diatas lantai

Stop kontak-kontak biasa dan stop kontak-kontak khusus dilengkapi dengan kom dan terminal untuk arde (pentanahan)

SKKK dan SKKB yang dipakai denganrating tegangan 250 Volt 2.3. Saklar Dinding

 Saklar harus dipasang rata dinding (ditanam), tipe rocker dengan rating 250 volt, 10 ampere, singgle gang, double gangs atau saklar hotel.

 Saklar harus dilengkapi dengan kom

2.4. Junction box untuk saklar dan stop kontak

Junction box harus dari bahan metal dengan kedalaman tidak kurang dari 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan.

Saklar atau stop kontak dinding terpasang pada junction box dengan menggunakan baut atau ditanamkan dalam dinding.

Pada umumnya kabel instansi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM). Kabel harus mempunyai penampang minimal 2.5 mm 2.

Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai berikut :  Fasa 1 : Merah

 Fasa 2 : Kuning  Fasa 3 : Hitam  Netral : Biru

 Tanda (ground) : Hijau-kuning 2.7. Pipa instalasi pelindung kabel

Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC klas AW atau GIP.

Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai satu dengan yang lainnya, yaitu tidak kurang dari ¾ “ diameter.

Pipa fleksibel harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (juction box) dan armature lampu.

2.8. Testing/ Pengujian.

Testing dilakukan dengan disaksikan oleh Consultant Construction Management yang di syahkan oleh lembaga yang berwenang, pengujian tersebut meliputi :

Tes Ketahanan isolasi

Tes kekeuatan tegangan impuls

Tes kenaikan temperature

Tes kontinuitas

2.9. Kotak Sekring/ kotak panel

 Kotak panel /kotak sekring yang berisi 4 group keatas menggunkan kotak panel yang terbuat dari besi plat dengan ketebalan 3mm dan ukuran sesuai dengan julah group.

Kotak panel yang berisi 3 group kebawah menggunakan kotak panel tipe inbow

Kotak Sekring berisi beberapa group zekring/MCB, tergantung dari fase yang ada dan besar beban.

Panel dilengkapi dengan sistem pentanahan berdasarkan ketentuan PLN

Masing-masing kotak sekering/panel dilayani melalui panel utama/panel distribusi.

Pengaman yang dipakai adala pengaman jenis MCB dan MCCB (Bukan sekring) 2.10. Panel Distribusi atau Panel Utama

Panel Distribusi atau panel utama adalah untuk mensuply daya listrik kepanel rangkaian cabang akhir

Panel distribusi atau panel utama dilengkapi dengan lampu indikator dan system arde (pentanahan).

Persyaratan-persyaratan lain :

Harus memenuhi ketentuan-ketentuan PLN.

Instalatur listrik yang melaksanakan pekerjaan ini, harus sudah terdaftar dan mempunyai pas dari PLN.

Sebelum pekerjaan diserahkan harus dicek keamanannya dengan alat marger yang dihadiri oleh panitia.

Instalatur harus membuat gambar yang disahkan oleh PLN.

Pasal 16

Dalam dokumen RKS Bangunan Gedung (Halaman 31-35)

Dokumen terkait