• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran

Dalam dokumen BAB XII Spesifikasi Teknis (Halaman 65-73)

1. Peraturan-Peraturan, Ijin-Ijin

a. Kontraktor/Pemasok harus mendapatkan

ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak-pajak / retribusi dari Instansi yang berhubungan dengan dilaksanakannya Pekerjaan Instalasi Kebakaran.

b. Biaya yang timbul sehubungan dengan hal tersebut di atas menjadi tanggungan dari Kontraktor / Pemasok.

c. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Kontraktor / Pemasok yang mempunyai Surat Ijin Instalasi Pemadam Kebakaran.

2. Petunjuk Operasi / Sistem Instalasi

a. Sesudah pekerjaan Instalasi selesai dan berjalan dengan baik, Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap untuk memberi latihan kepada operator-operator yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas, supaya Operator-operator tersebut dapat menjalankan Instalasi maupun Pemeliharaannya.

b. Sesudah pekerjaan Instalasi selesai, Kontraktor diwajibkan pula menyerahkan dokumen yang berisikan cara operasi maupun cara pemeliharaan dari system Instalasi. Dokumen ini harus disetujui dahulu oleh CM sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas. Banyak dokumen yang diserahkan rangkap 3 (tiga) set. 3. Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan

a. Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang cakap guna keperluan pemeliharaan terhadap instalasi yang telah selesai dipasang dan temasuk dalam kontrak, selama 6 bulan dihitung dari masa penyerahan Instalasi kepada Pemberi Tugas.

b. Kontraktor harus bersedia dating sewaktu-waktu jika terjadi kemacetan atau kerusakan, serta memperbaiki masalah tersebut dengan segera. Semua

pekerjaan perbaikan tersebut harus menjadi tanggung jawab Main Kontraktor jika kerusakan disebabkan oleh Kualitas Pekerjaan maupun Kualitas Material yang jelek.

c. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan berkala terhadap instalasi yang telah berjalan dan membuat catatan yang perlu guna pemeliharaan dari Instalasi system Tersebut.

4. Pengujian

a. Kontraktor harus melaksanakan pengujian terhadap Sistem Instalasi yang telah dipasang baik secara sebagian maupun secara keseluruhan, sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah berlaku atau yang ditentukan oleh Spesifikasi.

b.Kontaktor harus mengadakan pengujian dan pengetesan yang disaksikan Pihak Direksi. Kontraktor harus menanggung segala biaya yang timbul dalam pengujian - pengujian ini.

c. Apabila didalam pengetesan Instalasi ini menyangkut pihak lain, maka pihak lain tersebut harus ikut menyaksikan pengetesan ini dan diminta memberikan saran-saran / masukan agar jalannya testing aman. d. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian

kepada Direksi Lapangan. Hasil - hasil pengujian akan dipakai untuk menentukan apakah system Instalasi yang telah dipasang berfungsi sebagaimana mestinya.

e. Pengujian harus dilakukan oleh Dinas kebakaran sampai mendapatkan Surat Ijin / Rekomendasi untuk pengurusan IBP (Ijin Penggunaan Bangunan) segala sesuatunya merupakan Tanggung Jawab Kontraktor. 5. Syarat Teknis Pelaksanaan

5.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Instalasi Proteksi Kebakaran meliputi : a. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan

Instalasi Hydrant dan Sprinkler

b. Pekerjaan Sipil yang berhubungan dengan Pekerjaan Ini.

c. Semua Ijin yang berhubungan dengan Dinas Kebakaran Pemerintah Daerah Setempat menjadi tanggungan Kontraktor.

d. Pengujian system secara keseluruhan. 5.2 Penjelasan Mengenai Sistem

System Proteksi kebakaran untuk Proyek ini terdiri atas system hydrant dan system Sprinkler. System Hydrant yang diinginkan untuk proyek ini adalah menggunakan hydrant Box Type Indoor. System Sprinkler yang digunakan adalah system dengan pancaran ke bawah. Tipe dari system tersebut diatas direncanakan memakai “Tipe Basah” (Wet System), ini berarti bahwa semua katup penyediaan air untuk system harus dalam kondisi terbuka penuh dan tekanan dalam air dalam jaringan pemipaan dijaga setiap saat.

5.3 Cara Kerja Sistem

Apabila katup kebakaran pada system hydrat terbuka atau kepala sprinkler pada system sprinkler pecah berdasarkan system yang telah ditetapkan yaitu Tipe Basah, maka air dalam jaringan pemipaan dari system akan langsung keluar sehingga tekanan air dalam pipa akan turun. Hal ini mengakibatkan pompa kebakaran akan bekerja secara otomatis. 5.4 Sistem Pemadam Kebakaran

5.4.1 Pipa Pemadam Kebakaran

Jenis pipa yang dipakai adalah Pipa Black steel Schedule 40.BS.1387/67, Produk yang digunakan merk Bakrie, PPI. Semua fitting harus dari jenis/bahan yang sama dengan pipa yang digunakan. Diameter dan jalur pipa adalah seperti yang tercantum dalam gambar Perencanaan.

5.4.2 Hydrant Box Type Indoor

a. Fire Landing Valve, terdiri dari valve diameter 65 dan 40 mm dan dilengkapi dengan hand wheel untuk membuka dan menutup.

b. Accessories

• Fire Hose Cabinet : Terbuat dari plat baja, tebal 1.2 mm sedang untuk rangka dan pintu plat baja 1.6 mm. Dilapisi dengan cat dasar dan cat finishing berwarna

merah. hose rack, hose dan nozzle.

• Fire Hose : Selang kebakaran) untuk In Door Unit mempunyai Diameter 40 mm dan Panjang 30 mm. fire Hose yang dipasang harus dari bahan kanvas dengan lapisan luar dapat mencegah pejamuran serta couplingnya sesuai dengan standard coupling Dinas Kebakaran Pemerintah Setempat.

• Nozzle. : dari bahan baja galvanized (GS), besi galvanized (GI), Kuningan atau Perunggu. Untuk Outdoor Unit dipakai Nozzle Tipe jet. Ukuran disesuaikan dengan hose yang ada.

• Hose Rack : Hose Rack adalah alat penempatan hose dalam box agar terlindungi dari kelembaban dan mudah dioperasikan. Ukuran disesuaikan dengan hose yang ada.

• Siamese Connection : Siamese Connection yang dipasang adalah tipe kepala ganda ukuran 100 x 2 x 65 mm dan couplingnya harus sesuai dengan standard Dinas Kebakaran Pemerintah Setempat.

• Valve Box : Bak Kontrol untuk valve terbuat dari konstruksi beton bertulang dengan dimensi panjang x lebar = 50 x 50 cm dan dapat disesuaikan dengan kedalaman pipa. Lokasi penempatan valve box adalah seperti yang terlihat dalam gambar perencanaan.

5.5 Pemasangan

Pipa induk proteksi kebakaran

• Pemasangan pipa adalah sesuai dengan gambar perencanaan. Pada header dipasang pressure switch yang mengatur mati/hidupnya masing-masing pompa, pipa serta perlengkapan untuk pengetesan pompa. Pada bagian -bagian tertinggi dari pia dipasang air valve dia.25 mm.

• System Penyambungan Pipa dia.< 2.5 Inch, harus menggunakan sambungan Ulir. Pipa dia > 2.5 Inch, harus menggunakan sambungan Las.

• Penggantung Pipa Pipa horizontal dalam

bangunan, harus diberi penggantung dengan persyaratan ;

- Bahan dari besi.

- Mampu menahan 5 x berat pipa berisi air.

- Jarak antar penggantung maksimum 3.5 meter.

- Sebelum dipasang harus dicat dengan zink chromate.

Pipa yang menembus beton bangunan

harus disediakan selubung dengan

persyaratan :

- Bahan dari besi tuang / pipa baja - Lebar celah antara selubung dengan

dinding luar pipa minimal 25 mm. - Pipa yang menembus beton bangunan

yang mempunyai lapisan kedap air, maka celah antara selubung dengan pipa harus dibuat kedap air.

- Pipa dibawah jalan dibungkus dengan pipa baja, celah antara selubung dengan pipa diisi pasir.

- Pipa dalam tanah :

Kedalaman galian > 75 cm dari 

permukaan tanah.

Sekeliling pipa harus diberi pasir 

setebal 15 cm.

Sebelum dipasang, pipa harus 

dicat flinkut (flincoat), minimal 3 lapis.

Pipa harus diberi tumpuan setiap 

5.6 Testing Instalasi Pipa

Seluruh instalasi Pipa harus dilaksanakan testing dengan Test Pressure 15 ATm bagian per bagian, masing-masing selama 4 jam terus menerus, tanpa ada kebocoran / penurunan pada test Pressure. Setiap kali dilakukan penyambungan pipa pemadam kebakaran dilakukan testing ini (sehubungan dengan pekerjaan pemasangan yang bertahap).

Pompa :

a. Dapat bekerja secara otomatis dan manual.

b. Dapat berfungsi dengan sumber daya dari PLN maupun dari Genset.

Seluruh system dilakukan percobaan sampai berfungsi dengan baik. Perlatan testing disediakan oleh Kontraktor dan atau beban/biaya kontraktor sendiri. Pada waktu testing dan percobaan diawasi oleh wakil Owner dan Direksi Lapangan.

Dalam dokumen BAB XII Spesifikasi Teknis (Halaman 65-73)

Dokumen terkait