• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB XII Spesifikasi Teknis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB XII Spesifikasi Teknis"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

BAB XII

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

12.1. SYARAT TEKNIS UMUM

12.1.1. Umum

1. Jenis dan uraian pekerjaan jenis dan mutu bahan. jumlah dan jenis peralatan tertentu yang digunakan. jadwal waktu persyaratan teknis khusus, gambar rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah sebagaiamana tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dengan RKS ini.

2. Volume Quality Control dan Uitzet tidak boleh ditulis dalam Bill of Quantity Kontraktor, namun merupakan beban Kontraktor yang telah masuk dalam harga satuan masing-masing jenis pekerjaan dalam pengajuan SPH Kontraktor.

3. Bilamana hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus diperbaiki kembali. maka perbaikan tersebut menjadi beban Kontraktor termasuk pengetesan ulang Quality Control.

12.1.2. Persyaratan Tenaga Ahli

1. Personil lapangan yang ditugaskan oleh Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan pada data lelang Bab IV RKS yang selanjutnya telah menjadi lampiran kontrak pekerjaan ini.

2. Disamping persyaratan pendidikan dan pengalaman sesuai dengan data lelang, personil lapangan harus betul-betul mampu mengkomunikasikan pekerjaan dilapangan.

(2)

3. Personil lapangan harus betul-betul menguasai site pekerjaan,letak bangunan yang akan dikerjakan terkait semua item pekerjaan yang akan dilaksanakan 4 Pelaksana lapangan harus betul-betul siaga dengan alat-alat ukur seperti

meteran dan catatan-catatan jurnal setiap perkembangan pekerjaan.

5 Pelaksana lapangan harus betul-betul mengetahui kwalitas dan kwantitas pekerjaan termasuk bahan-bahan lainnya dan cara pemasangan serta semua persyaratan teknis pekerjaan dimaksud

6. Pelaksana lapangan agar membuat photo dokumentasi pekerjaan sesuai dengan persyaratan kontrak yaitu 0 %,50 %, dan 100 % dan harus mengisi garis realiasai pada time schedule (kurva S ) yang ada untuk bisa mengetahui perkembangan progress pekerjaan yang dimaksud.

7. Pelaksana lapangan agar membuat catatan-catatan rill dilapangan yang terkait dengan pengadaan bahan,alat,tahapan pekerjaan,tenaga yang dipakai yang dijadikan laporan harian

12.1.3. Rencana Kerja

1. Dalam waktu selambat-Iambatnya 7 (tujuh) hari dari saat penandatanganan Kontrak, kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor harus mengajukan sebuah Rencana Kerja sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya.

2. Pengajuan Rencana Kerja tersebut serta persetujuan Direksi, tidak akan mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari pertanggungjawabannya terhadap pekerjaan yang termaksud dalam Kontrak.

(3)

1. Bila diperlukan tempat Kerja dan tempat tersebut terletak di luar daerah yang disediakan Direksi, maka Kontraktor harus menyelesaikan biaya ganti -rugi/sewa dan lain-lain biaya sehubungan itu tanpa membebani jasa Bangunan dengan biaya-biaya tambahan.

2. Kontraktor harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan bilamana perlu membayar ganti-rugi/sewa untuk penggunaan, penempatan alat-alat, penempatan gudang-gudang kantor dan keperluan lain-lain yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan serta mendapatkan ijin persetujuan Direksi.

3. Kontraktor harus menjaga keselamatan baik personil maupun lingkungan sekitar sesuai dengan standar keselamtan (K3), dan mengantisipasi timbulnya efek-efek yang merugikan akibat pelaksanaan pekerjaan.

4. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi, Kontraktor harus membongkar, memindahkan alat-alat konstruksi penolong atau bentuk - bentuk lain yang sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut bersih kembali. Pembiayaan untuk hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri tetapi harus sudah tergabung dalam Rencana Anggaran Biaya.

12.1.5. Bangsal Kerja dan Gudang Bahan

1. Kontraktor harus meyediakan gudang untuk penyimpanan material yang cukup memenuhi syarat-syarat agar material-material yang tersimpan tidak lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran

2. Kontraktor harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang dilengkapi dengan obat – obatan serta memenuhi syarat-syarat kesehatan.

3. Kontraktor harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun material selama proyek berlangsung.

(4)

1. Kontraktor harus mengajukan daftar terperinci tentang peralatan-peralatan yang akan digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat tersebut.

2. Kontraktor wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya akan dipergunakan

3. Kerusakan alat peralatan tersebut harus segera diperbaiki/diganti dan tidak dapat dipakai sebagai alasan kelambatan pekerjaan

12.1.7. Tanggung-Jawab Kontraktor

1. Pada keadaan apapun dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan Direksi tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawabnya kepada pekerjaan sesuai dengan isi Kontrak.

2. Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga ahli/terlatih dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta petunjuk-petunjuk Direksi. 3. Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya, langka-langkah dan

peralatan yang perlu untuk melindungi pekerja-pekerja dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

4. Untuk pekerjaan instalasi Kontraktor harus melakukan semua testing dan p engukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh Pemborong.

(5)

5. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer). Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating maintenance and repair manual books,

sehingga para

petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan

6. Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan Direksi untuk tujuan mempelancar pekerjaan serta menjamin kualitas pekerjaan.

7. Kontraktor harus selalu membuat laporan-laporan tertulis tentang hal-ikhwal yang terjadi dalam rangka pelaksanaan Proyek kepada Direksi secara periodik 12.1.8. Perintah untuk Pelaksanaan

1. Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk itu harus diikuti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang – orang yang ditunjuk / dikuasakan oleh Kontraktor.

2. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan – penjelasan tertulis selengkapnya apabala Direksi memerlukan, tentang tempat-tempat asal material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.

3. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.

(6)

4. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas atas macam pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada Direksi harus agak longgar, sehingga ada waktu yang memungkinkan Direksi mengadakan pemeriksaan.

12.1.9. Ukuran Tinggi Duga (Peil) I Pengukuran

1. Ukuran serta ketentuan tinggi duga (peil) akan ditentukan bersama-sama oleh Perencana, Direksi dan Kontraktor di Lapangan.

2. Pengukuran - pengukuran / pematokan - pematokan harus dilaksanakan dengan alat-alat ukur, Waterpass, dan lain-lain yang mempunyai kesalahan sangat kecil.

3. Pengukuran dengan pegas, galah, tala dan lain-lain tidak dibolehkan.

4. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, serta juru-juru ukur yang diperlukan oleh Direksi untuk pengecekan hasil ukur. 5. Apabila terdapat tanda-tanda yang rusak harus segera diganti dengan yang

baru dan mendapatkan persetujuan Direksi

6. Pelaksana pekerjaan diwajibkan mengecek ukuran-ukuran / detail-detail yang ada pada gambar yang diberikan, apakah sesuai atau ada penyimpangan dengan Gambar Rencana. Apabila di lapangan terdapat kejanggalan, pelaksana pekerjaan diwajibkan melaporkan kepada Direksi dan meminta petunjuk secara tertulis. Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga) gambar penampang dari yang akan dikerjakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Apabila melalaikan hal tersebut di atas, segala resiko adalah tanggung jawab pelaksana (Kontraktor).

12.1.10.Material 1. Umum

a. Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan konstruksi sehingga tidak menghambat pelaksanaan.

(7)

b. Bahan yang diterima Direksi harus diamankan tidak sampai menggangu tertib lingkungan dan aman dari kerusakan.

c. Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus diangkat dalam waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.

d. Bila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan agar diadakan pemeriksaan pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang dipakai untuk menguji apakah syarat – syarat mutu dipenuhi. Untuk Pekerjaan ME Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera menghubungi Direksi untuk berkonsultasi. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Direksi apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi beban tanggung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari Direksi ditentukan dalam Peraturan Pemeriksaan Bahan-Bahan. Hasil-hasil pemeriksaan demikian harus dipelihara baik dan disimpan oleh Kontraktor dan apabila diminta harus dapat ditunjukkan kepada Direksi setiap saat, selama pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun sesudah pekerjaan selesai.

e. Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu disediakan box-box material secukupnya.

2. Pasir

Pasir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur (max 5%) apabila setelah digenggam dan diremas pada telapak tangan tidak tendapat debu atau lumpur.

(8)

a. Air yang digunakan harus air bersih dan tidak boleh mengandung minyak asam, alkali, garam. bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak.

b. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirim contoh air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat yang dapat merusak. Biaya pemeriksaan menjadi beban Kontraktor.

c. Jumlah air yang dapakai untuk membuat adukan dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan setepat-tepatnya.

4. Kerikil ukuran 20 – 30 mm

Kerikil harus bersih dari segala macam kotoran 5. Besi Beton.

a. Besi beton bebas dari karat memenuhi syarat SII 0136-84

Kecuali ditentukan lain dalam gambar,diguanakan besi dari jenis BJTP 24 untuk diameter besi < dan sama dengan 12 mm dan dari jenis BJTP 32 untuk diameter > 12 mm.Untuk semua pekerjaan beton bertulang,ukuran harus sesuai dengan gambar rencana.

b. Besi beton harus bersih dari kotoran,lemak dan karat

c. Kawat pengikat besi beton harus berkwalitas besi lunak dengan diameter 1 mm

d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas harus disingkirkan dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 3 x 24 jam sesudah ada perintah dari Direksi

e. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dilakukan penukaran diameter besi dengan tetap meminta persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas

Toleransi Besi : dibawah 10 mm +/- 0.4 mm 10 mm – 15 mm +/- 0.4 mm

(9)

16 mm – 27 mm +/- 0.5 mm

f. Bila dianggap perlu untuk mendapatkan jaminan kualitas harus dimintakan sertifikat dari Laboratorium untuk percobaan tekan,tarik dan melengkung 180 derajat,semua biaya ditanggung oleh Kontraktor

6. Semen

a.Semen yang digunakan adalah semen tipe I. Menurut ASTM

b.Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), diturunkan dan disimpan dalam gudang yang kering terlindung dari pengaruh cuaca dengan ventilasi cukup dan diletakkan di atas dudukan kayu.

c.Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang telah mengeras dalam zak maka sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan.

d.Semen yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas

12.1.11. Tenaga Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar di upayakan tidak menggunakan alat berat sehingga lebih banyak menyerap tenaga kerja. Kecuali untuk pekerjaan yang dalam pelaksanaannya memang membutuhkan alat berat Untuk keperluan tersebut. Pelaksana agar melakukan koordinasi dengan Pihak Hotel terkait dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan.

12.2. SYARAT TEKNIS KHUSUS 12.2.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam kontrak ini adalah Pembangunan Swimming Pool :

A. Pekerjaan Swimming Pool antara lain: 1. Pekerjaan persiapan antara lain :

(10)

a. Pembuatan papan nama proyek, pengukuran, Pas. Papan bowplank, Pekerjaan Pembongkaran dan pembersihan site, Pas. Pagar Pengaman Pekerjaan t = 2,40 m

b Pembuatan kantor Direksi, meja, kursi dan perlengkapan lainnya.(tidak ditawarkan)

c. Pembuatan kantor untuk Kontraktor, bedeng kerja, gudang bahan/alat lengkap dengan perlengkapannya.(tidak ditawarkan)

2. Pekerjaan meliputi :

a). Pekerjaan Kolam Dewasa dan anak-anak b). Pekerjaan Balance Tank dan Ruang Pompa c). Pekerjaan Ruang towel dan Kamar Mandi d). Pekerjaan Ruang Bilas

e).Penataan Taman 12.2.2. Uraian Pekerjaan

1. Papan Nama Proyek

a. Bentuk ukuran, isi dan warna papan nama proyek/kegiatan harus dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan penempatannya harus mendapat persetujuan direksi, papan nama proyek tersebut harus sudah dicabut setelah serah terima II.

b Jenis dan mutu bahan yang dipakai adalah papan kaso yang bermutu baik dan permukaan licin (diserut).

2. Kantor Direksi

a. Diperuntukkan bagi ruang kerja Direksi dalam pengendalian pelaksanaan konstruksi oleh Kontraktor.

b. Penempatan kantor Direksi di lokasi wilayah proyek dan harus mendapat persetujuan Direksi.

c. Dalam satu wilayah proyek hanya ada satu kantor Direksi d. Kebutuhan ruang kantor Direksi seluas 24 m2 .

(11)

e. Perlengkapan setiap kantor Direksi adalah soft board, white board dispenser, filling cabinet (lemari arsip) kipas angin, meja kerja dan kursi (2 set)dan P3K .

3. Bangsal Kerja/gudang bahan

a. Segera setelah lokasi kerja diserahkan kepada Kontraktor kemudian kontraktor diwajibkan menyediakan bangsal kerja/gudang bahan.

b. Penempatan bangsal kerja/gudang bahan di lokasi harus mendapat persetujuan Direksi.

c. Jenis atau mutu bahan yang dipakai adalah :

Atap : Seng gelombang BJLS 28 rangka kayu kruing. Dinding : Triplek 3 mm rangka kaso kruing 5/7 cm Tiang : Kayu kruing 6/12

Lantai : Rabat beton 1 pc : 3ps :5krl dengan ketebalan 6 cm

Jendela : Kaca nako

Perlengkapan : Meja dan kursi, papan tulis, papan penempatan gambar, P3K.

4. Foto Proyek

a. Kontraktor diwajibkan membuat foto proyek sesuai dengan kemajuan pekerjaan (pada saat 0%, 50%. 100%) pada 4 titik yang sama dan arah yang sama setiap site, disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi.

b. Foto proyek berwarna, dicetak yang jelas dan bersih ukuran postcard. c. Foto proyek dibuat rangkap 3 (tiga) dan damasukkan ke dalam album

(12)

5. Pekerjaan Pembongkaran Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran untuk memungkinkan dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

b. Kontraktor harus melaksanakan pembongkaran tanpa menimbulkan kerusakan-kerusakan yang tidak perlu terhadap bangunan yang ada yang harus diperhatikan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang disebabkan kelalaian kontraktor menjadi tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya.

6. Pekerjaan Galian dan Urugan 1. Lingkup Pekerjaan

1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk elaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna. 1.2. Pekerjaan ini meliputi : Semua penggalian penimbunan kembali,

pengurugan dibawah lantai, pengerjaan tanah kasar dan pekerjaan-pekerjaan teknis. Penggalian dan penimbunan kembali untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal termasuk bab ini.

2. Syarat – Syarat Penggalian

2.1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-kedalaman yang perlu untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang dipersyaratkan atau diperlihatkan maupun di indikasikan pada gambar-gambar dengan cara yang sedemikian sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan spesifikasi ini dengan disetujui oleh perencana/MK.

2.2. Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah untuk urugan serta batu-batuan lain yang dijumpai dalam pekerjaan.

2.3. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan pembersihan.

(13)

2.4. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan pasir dan dilakukan pemadatan sesuai yang dipersyaratkan Biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

2.5. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan pengawas. 2.6. Kalau dijumpai akan-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan

yang diperlihatkan dalam gambar-gambar maka akar bahan tersebut harus diangkat dan diurug kembali dengan pasir sampai padat.

3. Syarat – Syarat Urugan

3.1. Bagian-bagian yang harus diurug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah urugan harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainnya).

3.2. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30 cm setiap lapisan, kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan menggunakan alat stamper.

3.3. Semua urugan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan pengerasan harus sesuai dengan gambar rencana.

3.4. Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar site atau atas petunjuk Pengawas/MK.

7. Pekerjaan pondasi 1). Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

b. Pekerjaan pondasi meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalam detail yang disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan

(14)

c. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan kembali,juga seluruh sisa-sisa,puing-puing,sampah- sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

2).Bahan

a. Bahan yang dipergunakan batukarang yang keras tidak poros dan besarnya tidak lebih dari 30 cm untuk pondasi menerus

b. Semen,pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam pekerjaan beton

c. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi batukali adalah dengan campuran 1 PC : 5 Psr.

d. Beton yang digunakan untuk pondasi kolam menggunakan Beton dengan mutu K225

3). Pemasangan

a. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dengan ketebalan sesuai dengan gambar.Kemudian disiram dengan air secukupnya hingga jenuh b. Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi yang terbuat dari kayu

atau bambu dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat

c. Pasangan batu kosong(aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja kemudian diisi pasir dan disiram dengan air sampai semua lubang batukarang penuh berisi pasir.

d. Batukarang yang telah dipilih dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 5 Psr .batu karang terpasang padat dan diantara batukarang harus dilapisi adukan serta pasangan permukaan atasnya harus datar/rata dan waterpas

e. Untuk pondasi beton kolam dilaksanakan sesuai dengan gambar detail. 8. Pekerjaan Beton Bertulang

(15)

Untuk pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan bahan yang digunakan berlaku :

- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI-1982) NI-3

- Peraturan Beton ertulang Indonesia 1971 (NI-2 ) - Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5) - Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI-8) - Peraturan Pembangunan Pemda setempat

- Peraturan Bangunan Nasional 1978

- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Direksi/Konsultan Pengawas

Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor dilapangan/di ” Site ”

- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983

- Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan struktur tembok bertulang untuk gedung 1983

- SII 0013-81 ”Mutu dan Cara Uji semen Portland” - SII 0052-80 ”Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ” - SII 0136-84 ” Baja Tulangan Beton ”

- SII 0784- 84 ” Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton ” b. Keahlian dan Pertukangan

Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai penyelesaiannya.Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau tukang-tukang yang berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaan beton.Semua Pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang umum berlaku atau yang disarankan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila Direksi/Konsultan Pengawas memandang perlu,Kontraktor dapat meminta nasehat-nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk Direksi/Konsultan Pengawas atas beban Kontraktor

(16)

c. Kualitas Beton

•Mutu beton K 225( tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton ukuran 15x15 cm3 pada usia 28 hari) Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI 1971.

•Kontrakor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pengalaman pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan trial-mix dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 dari PBI 1971 mengingat bahwa W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar 0.52-0.55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI 1971 tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data kualitas beton yang dibuat dengan disahlkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya disertai sertikat dari laboratorium. Penunjukan laboratorium harus dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

•Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan maksimum 12 cm cara pengujian slump sesuai ketentuan yang berlaku. Harus digunakan vibrator/dril untuk pemadatan beton.

d.Bekisting

Sebelum pengecoran dimulai harus disiapkan dan dipasang bekisting dengan rapi. Bahan bekesting harus terbuat dari kayu papan tebal 9 mm yang berkualitas baik, permukaan rata dan halus, tidak bocor dan kuat.

(17)

Persiapan untuk instalasi Mekanikal dan Electrik sudah terpasang rapi sesuai dengan gambar rencana.

e.Pengecoran Beton

•Pelaksanaan pengecoran harus merata dan padat.

•Seluruh permukaan besi beton harus penuh terselimuti adukan beton.

•Selama pengecoran bekisting harus stabil kuat.

•Bekisting hanya boleh dibongkar jika umur pengecoran sudah cukup atau atas petunjuk Direksi.

9. Pekerjaan Kayu

1). Pekerjaan Kayu untuk Pekerjaan Sipil a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan,peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam gambar.dengan hasil yang baik dan rapi.

b. Pekerjaan kayu ini mencakup semua pekerjaan dengan menggunakan bahan kayu seperti yang tertera dalam gambar.

c. Standar dan peraturan-peraturan :

* Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961,NI-5

Semua kayu yang akan dipasang/dipakai harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Pekerjaan

* Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI 1961, NI-5.Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,pecah-pecah mata kayu,melinting.

Kayu harus benar-benar kayu mutu baik dari jenisnya masing-masing.

* Pengertian Mutu,kelas mutu dan kelas awet seperti yang ditentukan dalam peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

(18)

* Semua ukuran kayu yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi(sesudah diserut dan finish) dan harus lurus tanpa cacat,tidak melengkung dan lain-lain yang dapat menurunkan mutu kayu

* Semua pekerjaan kayu seperti diuraikan diatas dipotong diserut dengan mesin tanpa kecuali

* Pemeriksaan terhadap jenis ,bentuk ukuran maupun mutu wajib dilakukan dengan teliti.

* Untuk pekerjaan kayu dengan menggunakan paku-paku,sekrup dan lain-lain alat untuk sambungan harus digunakan yang sesuai ukurannya

* Alat penyambung baut harus dibuat dari baja ST 37 atau besi yang mempunyai kekuatan setara dengan baja ST 37

e. Syarat-syarat pengamanan pekerjaan :

* Bahan-bahan kayu dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain yang dapat menyebabkan cacat atau keruskan pada kayu.

* Kayu yang terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.

* Bila terjadi kerusakan,Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor

2). Pekerjaan Rangka Usuk ,Reng dan Lisplank a. Persyaratan bahan

* Usuk kayu kamper ukuran 5/7dan reng dari kayu kamper 3/5 sesuai dengan gambar rencana.

* Lisplank kayu kamper dengan ukuran sesuai dengan gambar rencana.

* Kayu yang dipakai harus dipilih dari mutu terbaik, kering, lurus dan tanpa cacat

(19)

* Semua bahan kayu yang akan dipasang harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Pekerjaan.

* Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PKKI,PUBI 82 pasal 37 dan SII 0458-81.

b.Syarat-syarat Pelaksanaan

* Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah merupakan ukuran jadi sesuai pasaran

* Cara penimbunan bahan-bahan dilapangan dan hasil pengerjaan tidak boleh sampai mengakibatkan turunnya mutu kegiatan

* Ukuran paku yang digunakan untuk kegiatan rangka atap harus disesuaikan dengan ukuran usuk dan reng yang dipasang dan harus memenuhi syarat-syarat dalam PUBI 82 pasal 93 dan SII 0194-78. * Pasangan Usuk/reng harus merupakan suatu bidang pemasangan

yang rata dengan kelandaian/kemiringan sesuai dengan gambar rencana.

10. Pekerjaan Penutup atap/Atap onduvilla 1.Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga,bahan-bahan,peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaksanaan pekerjaan ini sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik.

b. Meliputi pekerjaan pengadaan,penyetelan dan pemasangan atap Onduvilla seperti yang disebut dalam gambar rencana

2.Persyaratan bahan

a. Bahan atap dan bubungan yang digunakan adalah atap Keramik dan telah mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Pekerjaan

b. Accesories dan alat bantu lainnya yang digunakan harus sesuai dengan gambar rencana atau sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.

(20)

a. Sebelum pelaksanaan dimulai ,Kontraktor diwajibkan memeriksa gambar-gambar pelaksanaan dan atas dasar gambar tersebut membuat shop drawing yang diperlukan untuk mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Pekerjaan

b. Penyimpanan atap onduvilla disimpan dalam keadaan tetap kering dan sebaiknya disimpan dalam gudang beratap.

Bila terpaksa disimpan ditempat terbuka harus dilindungi dengan terpal.

c Pemasangan atap Onduvilla, baru boleh dilaksanakan bila pemasangan rangka atap sudah benar-benar berada dalam satu bidang ( tidak bergelombang ). dan benar-benar sudah siap untuk dipasang sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan

d. Pemasangan atap nok Onduvilla dilakukan sedemikian rupa sehingga benar-benar dapat menutup atap yang terpotong akibat pertemuan pada sudut atap

e Petunjuk dan saran-saran Direksi/Pengawas Pekerjaan harus diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dalam upaya menghasilkan pekerjaan yang berkualitas baik.

11. Pekerjaan Penutup lantai dan dinding keramik a. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk menyelenggarakan pekerjaan pada dinding-dinding dalam seperti tersebut dalam gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus. b. Bahan-bahan

● Homogenious tile yang digunakan setara Niro Granito

● Tile Adhesive dan Grouting yang digunakan ex. AM, Lemkra atau setara.

● Warna dan motif disesuaikan dengan perencanaan. c. Persiapan Keramik

● Setelah lantai dan dinding siap, maka ubin-ubin yang akan dipasang diseleksi setempat. Untuk mendapatkan ubin-ubin yang baik dan warna

(21)

yang sesuai dengan lay-out plan (Rencana Pola Lantai), serta tidak ada bagian yang gompal retak atau cacat lainnya.

● Pemotongan unit keramik hanya diperkenankan dengan menggunakan mesin potong dan dihaluskan dengan mesin gerinda.

d. Pemasangan

● Setelah permukaan lantai dan dinding rata, keramik dipasang dengan menggunakan pastaperekat khusus, adukan 1 PC + 2 pasir atau perekat lain yang sesuai dengan ketebalan 2 cm.

● Dalam hal penggunaan tile adhesive supaya dilaksanakan sesuai instruksi penggunaan oleh manufakturer/pabrik.

● Lebar siar (naad) dilaksanakan dengan rata, sama besar dan setiap perpotongan siar ujung-ujung runcing dan rapi, membentuk dua garis lurus yang salingtegak lurus.

● Bidang ubin harus rata, aduk terisi padat serta siku dan waterpass. ● 3 x 24 Jam setelah pemasangan keramik selesai, siar (naad) diisi dengan

grouting warna sesuai persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi, sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi padat.

● Kelebihan air semen, dalam keadaan basah langsung dibersihkan dari permukaan lantai dan dinding.

● Selama masa pengeringan 3 x 24 jam setelah pemasangan keramik, permukaannya jangan tertekan atau terkena benturan

● Sisa air semen dibersihkan hati-hati dengan menggunakan sikat kuningan sertalarutan lemah air keras.

● Bahan-bahan yang dapat merusak unit-unit keramik seperti : minyak, residu, teak oil harus dijauhkan dari permukaan lantai dan dinding. 12. Pekerjaan Elektrikal

1. Umum

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus

(22)

pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

2. Peraturan dan Acuan

• Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar Nasional maupun Internasional yang terkait. P emborong dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional dari Amerika dan Australia dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini : 1.2.1 Umum

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.004, tentang Spesifikasi Bahan Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan

Rumah dan

Gedung.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.005, tentang Panduan Pemasangan Alat Bantu Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.04, tentang Petunjuk Perencanaan/Struktur Bangunan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.84, tentang Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm

(23)

Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 441/KPTS/1998, UDC : 699.81.691.005, tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung (Building of Indonesia).

• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000, UDC : 699.81.691.005, tentang Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Gedung dan Lingkungan.

• Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti PLN, PT Telkom, PDAM, DPU, Depnaker yang sesuai dengan pekerjaan ini.

1.2.2 Elektrikal dan Elektronik

• Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2000.

• Peraturan dari Perusahaan Listrik Negara, Telkom, dan instansi lainnya

• Australian standards (AS) 3000 - SAA Wiring Rules.

• National Fire Protection Association (NFPA) 70. • National Fire Protection Association (NFPA) 72,

1996.

• Data teknis dari produk dibidang peralatan Tata Suara, Telepon dan Fire Alarm yang dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai Negara.

• Peraturan Departemen Penerangan

• Wolsey, Planning for TV Distribution System • Wisi, CATV System Refference

(24)

1.2.3 Tata Udara (Ventilasi dan Air Conditioning)

• ASHRAE (American Society of Heating Refrigeration and Air Conditioning Engineers) • SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning

Contractors National Association), ARI

1.2.4 Plumbing

• Pedoman Umum Instalasi Listrik Tahun 2000 • Pedoman Plumbing Indonesia

• Keputusan Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah Daerah

• Peraturan/Pedoman PAM, dan instansi yang berwenang lainnya

• NFPA, AVE, ASTM, dan peraturan/pedoman international lainnya yang berhubungan

• Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan. 3. Koordinasi

• Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan pemborong lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

• Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi lain.

• Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari Pengawas Lapangan, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung jawab Pemborong ini.

4. Peralatan Dan Material

• Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan

(25)

merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.

4.1 Persetujuan Peralatan dan Material

• Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan termasuk country of origin. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan dan Konsultan Perencana antara lain :

− Manufacturer Data

Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.

− Performance Data

Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.

− Quality Assurance

Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di

(26)

beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.

• Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan akan diberikan atas dasar diatas.

4.2 Contoh Peralatan dan Material

• Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Pengawas Lapangan paling lama 2 (dua) minggu setelah daftar material disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Pemborong.

• Pengawas Lapangan tidak berrtanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh/dokumen ini.

4.3 Peralatan dan Bahan Sejenis

• Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus diproduksi pabrik

(bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat dipertukarkan.

4.4 Penggantian Peralatan dan Material

• Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai

(27)

spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana pekerjaan.

• Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik

(equal or better) yang disetujui.

• Bila Pengawas Lapangan membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.

4.5 Pengujian dan Penerimaan

• Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi Konsultan Perencana di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.

• Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Pemborong harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan - peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi fungsi- fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh Pengawas Lapangan. 4.6 Perlindungan Pemilik

• Atas penggunaan bahan/material, sistem dan lain-lain oleh Pemborong, Pemilik dijamin dan

(28)

dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

5. Ijin-Ijin

• Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong

6. Pelaksanaan Pemasangan

• Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Pengawas Lapangan dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Pengawas Lapangan berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.

• Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan, Pemborong harus segera menghubungi Pengawas Lapangan untuk berkonsultasi.

• Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan Pengawas Lapangan, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong. Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi Konsultan Perencana.

(29)

• Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsulatan dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh Kontraktor sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali

performanya dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan kepada Pengawas Lapangan.

6.1 Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi

• Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak Pengawas Lapangan.

• Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada Pengawas Lapangan sebanyak rangkap 3 (tiga) set yang akan dikirim oleh Pengawas Lapangan kepada Konsultan Perencana.

• Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pemborong kepada Pengawas Lapangan secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Pengawas Lapangan secara tertulis.

6.2 Sleeves dan inserts

• Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh Pemborong. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan, termasuk inserts untuk penggantung (hangers) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh Pemborong.

(30)

6.3 Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

• Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula, menjadi lingkup pekerjaan Pemborong instalasi ini. • Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat

dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak Pengawas Lapangan secara tertulis.

6.4 Pengecatan

• Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama, sehingga nampak seperti baru kembali.

7. Penanggung Jawab Pelaksanaan

• Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan diberikan oleh Pengawas Lapangan.

• Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh Pengawas Lapangan.

8. Laporan Pengetesan

• Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :

− Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi. − Hasil pengetesan mesin atau peralatan

(31)

− Hasil pengetesan kabel

− Hasil pengetesan kapasitas, aliran udara, temperatur, kelembaban, kuat arus, tegangan, tekanan, dll.

− Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh Pengawas Lapangan.

9. Pemeriksaan Rutin Dan Khusus

• Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.

• Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak Pengawas Lapangan dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

10. Testing Dan Commissioning

• Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta sesuai dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang

• Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong termasuk daya listrik untuk testing.

11. Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan

• Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.

• Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak saat penyerahan pertama,

(32)

bila Pengawas Lapangan/Pemberi

Tugas menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.

• Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi ini diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.

• Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

• Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Pengawas Lapangan atas perbaikan/ penggantian/ penyetelan yang diperlukan, maka Pengawas Lapangan berhak menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.

• Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan

pemeliharaannya.

• Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh Pemborong dan Pengawas Lapangan.

• Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka Pemborong harus menyerahkan daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Pengawas Lapangan dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.

(33)

• Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :

− Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditandatangani bersama oleh pemborong dan Pengawas Lapangan. − Semua gambar instalasi terpasang beserta

Operating Instruction, Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah diserahkan kepada Pengawas Lapangan.

12. Garansi

• Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

13. Training

• Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pemborong harus menyelenggarakan semacam pendidikan dan latihan atau petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya Pemborong.

13. Pekerjaan Listrik Arus Kuat 1. Umum

• Setiap pemborong yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak

(34)

dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.

• Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

• Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan

• Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :

− Sistim penerangan secara lengkap diluar ataupun didalam bangunan, termasuk didalamnya pengkawatan, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.

− Kabel feeder untuk panel penerangan. − Panel penerangan secara lengkap. − Pekerjaan pentanahan / grounding

• Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan dalam gambar/Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan namun secara umum/teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang sempurna, aman, siap pakai dan handal. • Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan

(35)

• Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings

3. Ketentuan Bahan Dan Peralatan 3.1 Panel Distribusi

• Panel-panel penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL,IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.

• Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat bakar, warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan master key. • Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari

komponen-komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen dapat mudah

dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.

• Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

• Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna • Komponen panel :

a. Accessories

• Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik dan berkualitas dan dipasang didalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.

(36)

b. Busbar

• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65° C.

• Setiap busbar cooper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.

c. Circuit breaker

• Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan MCB dengan breaking capacity minimal 6 kA simetris. • Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dangan breaking capacity minimal 18 kA simetris

• Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan instantaneouse magnetic unit

• Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip terminal.

d. Alat Ukur

• Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran. Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :

(37)

− Ampermeter − Voltmeter

e. Proteksi

• Circuit breaker untuk beban komputer harus dilengkapi Arrester guna melindungi perangkat computer dari gangguan petir.

3.2 Kabel Tegangan Rendah

• Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan.

• Untuk kabel feeder/power dari jenis NYY, NYFGBY kabel penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel grounding dari jenis BCC

• Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM

• Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm² 3.3 Lighting Fixtures

a. Lampu TLD

• Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm

• Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi factor total minimal 0,85

• Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Cool Daylight/54

(38)

• Semua lighting fixtures harus bebas dari karat dan lecet-lecet, dicat dengan cat bakar ICI Acrylic warna putih. Contoh harus disetujui oleh Pengawas Lapangan effisiensi penerangan yang maksimal, rapih, kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.

• Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal pentanahan (Grounding)

b. Lampu Tabung (Down Light)

• Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium.

• Lamp holder menggunakan standard E-27. • Dia. dari kap lampu minimal 150 mm. 

• Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC atau sesuai gambar. Contoh harus disetujui oleh Pengawas Lapangan

3.4 Kotak-Kontak dan Saklar

• Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah tipe pemasangan masuk/inbow (flush mounting)

• Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow) mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat

• Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, otak-kontak dinding dan push button harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal

(39)

• Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah/lembab harus jeniswater dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau sesuai gambar

3.5 Konduit

• Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diameter dalam (19 mm) atau dinyatakan lain pada gambar.

3.6 Rak/Tray

• Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan. • Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar

penggantung maximum 1 meter. Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu. • Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung

harus buatan pabrik. 3.7 Perlengkapan Instalasi

• Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.

• Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik. • Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam

junction box/doos,warna kabel harus sama.

• Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.

(40)

4 Persyaratan Teknis Pemasangan 4.1 Panel

• Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan Perencana dan Pengawas Lapangan. • Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk

dari pabrik pembuat dan harus rata (horizontal). • Letak panel seperti yang ditunjukan dalam

gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. • Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-

kabel dari/ke terminal panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk

panel yang dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke terminal panel harus melalui tangga kabel.

• Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang sesuai.

• Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai terhadap as panel. • Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus

dilengkapi dengan gland dari karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

• Semua panel harus ditanahkan. 4.2 Kabel – Kabel

• Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.

• Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan kecuali pada kabel penerangan.

(41)

• Untuk kabel dengan dia. 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya. • Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus

digantung dan dilengkapi klem penjepit jalur konduit kabel.

• Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel harus tetap didalam konduit.

• Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding/beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis dengan dia. minimum 2½ kali penampang kabel.

• Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya. Tebal kotak terminal minimum 4 cm.

• Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.

• Penyambungan konduit kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus didalam kotak penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop. a. Instalasi Kabel Tenaga

• Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di sesuaikan dengan gambar dan kondisi setempat apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat meminta petunjuk Pengawas Lapangan.

• Pemborong wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.

(42)

• Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga tidak saling tindih dan membelit.

• Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang menelusuri dinding

(outbow) harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapi dengan klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi.

• Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.

• Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x diameter kabel.

• Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus disesuaikan dengan phasanya.

• Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.

• Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan PUIL.

• Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable ladder), diklem dan disusun rapi.

(43)

• Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.

• Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.

• Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian di solder dengan timah pateri.

• Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel support minimum setiap 50 cm.

• Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya. 4.3 Kotak - Kontak dan Saklar

• Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk

kontak - kontak dan 1.500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.

• Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/basah harus dari tipe water dicht (bila ada).

• Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut

(44)

• Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang ditunjukan dalam gambar/RKS.

• Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel menggunakan NYA dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 35 mm², penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).

• Dalamnya pentanahan minimal 6,000 mm dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2

(dua) ohm,

yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut

• Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh pemborong setelah mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan. Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas Lapangan.

5. Pengujian

• Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK/PLN serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan

tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system

(45)

untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan baik. Semua biaya yang

timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Pemborong

• Test meliputi :

− Test Beban Kosong (No Load Test) − Test Beban Penuh (Full Load Test) 5.1 No Load Test

• Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti misal pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah) :

− Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt

− Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt

− Pengukuran tahanan pentanahan

• Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan/ hasil pengujian pemeriksaan. Apabila hasil pengujian inyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara keseluruhan (Full Load Test).

5.2 Full Load Test (Test Beban Penuh)

• Test beban penuh ini harus dilaksanakan pemborong sebelum penyerahan pertama pekerjaan. Test ini meliputi :

−Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya. −Test Air Conditioning seluruh mesin AC

(46)

− Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan pompa pompa.

• Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban pemborong, dengan schedule/pengaturan waktu oleh Pengawas Lapangan.

• Hasil test harus mendapat pengesahan dari Perencana dan Pengawas Lapangan. Selesai test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.

DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS DAN MATERIAL

No. Equipment Material/Type Product ELEKTRIKAL ARUS KUAT 1 Panel - IntiMuara - Hansa Prima 2 Komponen Pengaman - Cirkuit Breaker - Air Circuit Breaker - Contactor

- Magnetic Contactor dan Relay

- Merlin Gerin - Telemecanique - Siemens - ABB 3 Battery Charger - Chlotide Battery S.E - Asia Ptc.Ltd - Lokal (Indonesia) 4 Kabel-Kabel NYY,NYM, NYA - Kabel Metal

(47)

- Kabelindo - Tranka - Supreme 5 Conduit Pipe PVC SHI (Super High Impact) - EGA

- Clipsal 6 Kabel Try / Kabel Ladder - Treestar

- Tree Abadi 7 Saklar / Stop Kontak /

Outlet - Clipsal - ABB 8 Lampu-lampu Indoor / Interior - PHILIPS 9 Komponen-komponen - Tube - Ballast - Condensator - Fitting - Plat Body Galvanized Tebal 0.7 mm Cat Duco/Bakar - PHILIPS 14. Pekerjaan Telepon 1. Umum

• Setiap pemborong yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.

• Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

(48)

• Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan

• Mengurus ijin penyambungan sistem telepon dengan sambungan nomer telepon atau sesuai persetujuan Pemberi Tugas.

• Mempersiapkan jaringan dalam ( indoor wiring system), meliputi penyediaan dan pemasangan :

− Kabel dan pipa instalasi telepon − Kabel feeder telepon − Kotak kontak telepon

− Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini.

• Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif lengkap dengan display dan hands free atau sesuai persetujuan Pemberi Tugas.

• Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon

• Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut dapat berfungsi dengan tepat dan benar.

• Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku cadang selama waktu minimal 1 tahun.

• Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon.

3. Persyaratan Teknis

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan gejala penyakit di lapangan pada tanaman cabai di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian ditemukan adanya penyakit bercak daun yang diduga disebabkan

team ( team performance ) serta tingkat kepuasan kerja team ( team job satisfaction ) yang dimediasi oleh tingkat kepercayaan kognitif kepada pemimpin ( cognitive trust in

telah berjalan 72 bulan atau lebih dari 72 bulan sampai dengan lebih kecil dari 96 bulan (sejak tanggal pembukaan rekening),, maka Nasabah dikenakan Biaya Pinalti sebesar

Sampai 1% dari kematian-kematian kanker paru disebabkan oleh pernapasan udara yang terpolusi, dan ahli-ahli percaya bahwa paparan yang memanjang (lama) pada udara

Tak seperti di masa sebelumnya, di mana berbagai kelompok Tionghoa bisa terlibat aktif di dalam politik untuk membicarakan nasib dan kedudukannya di tengah

Mengingat aspek pembangunan sanitasi cukup luas, baik yang terkait langsung dengan pembangunan fisik dan masyarakat, maupun yang tidak terkait langsung seperti

Contoh dalam disiplin waktu seperti, Masuk dan pulang sekolah tepat waktu pada jam yang telah ditentukan, tidak masuk sekolah dengan mengunakan keterangan, mengerjakan