• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN KAMAR

Dalam dokumen Draft Putusan 01 Salinan (Halaman 44-66)

PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pembuatan meja dapur utama

lapis keramik 20/20 cm lt. 1 5.000.000 7.500.000 7.500.000 Pembuatan meja dapur kecil

lapis keramik 20/20 cm lt. 1 4.000.000 4.500.000 4.500.000 Pembuatan meja dapur kecil

lapis keramik 20/20 cm lt. 3 4.000.000 4.500.000 4.500.000 Relling tangga besi hollow

kotak lt.1 ke lt. 2 500.000 550.000 550.000

Relling tangga besi hollow

kotak lt.2 ke lt. 3 500.000 550.000 550.000

Suncrean besi hollow kotak

lt.1, lt. 2 dan lt. 3 600.000 650.000 650.000

Pekerjaan Pas. Pipa PVC dia. 3" (pembuangan air hujan dari dak) lt. 1-3

55.000 60.000 60.000

Pasang penangkal petir 8 split

dan 2 arde lt. 3 12.500.000 15.000.000 15.000.000 PEMBUATAN KAMAR MANDI DAN WC Urugan tanah 17.350 17.350 17.400 Dipadatkan 31.750 31.750 32.000 Benangan listplank 90.000 100.000 100.000

Pasang kosen kayu ulin 65.000 65.000 65.000

Pasang pintu panil ulin 70/210 950.000 950.000 950.000

Pasang engsel pintu 40.000 40.000 40.000

halaman 45 dari 66 Nama Pekerjaan Sarana Karya

Membangun Bumi Artha Maha Karuna Lampu SL 10 Watt + asesories 125.000 125.000 123.000

Saklar double 40.000 40.000 40.000

Saklar triple 125.000 125.000 125.000

Instalasi listrik 275.000 275.000 275.000

Pipa PVC 1/2" untuk air bersih 12.500 15.000 15.000 Pipa PVC 2" untuk kotor cair 45.000 45.000 45.000 Pipa PVC 4" untuk kotor padat 70.000 75.000 75.000 Pipa PVC 4" untuk pembuangan

air dari dak 45.000 45.000 45.000

Pasang Floor drain stanless

sekualitas SAN EI 65.000 75.000 75.000

Kran air tunggal stanlish

Sekualitas SAN EI 350.000 350.000 350.000

Kran air cabang dua stanlish

Sekualitas SAN EI 550.000 550.000 550.000

Pekerjaan Pas. Shower seprot

lt.1 300.000 350.000 350.000

Pekerjaan Pas. Shower mandi

lt.1 500.000 550.000 500.000

Pasang wastavel sekualitas

TOTO + assesories 1.000.000 1.000.000 1.000.000

Septictank besar 2.500.000 3.000.000 3.000.000

Saluran air 100.000 100.000 100.000

Bak kontrol 175.000 175.000 170.000

Grill penutup saluran dan

tempat wudhu 150.000 150.000 150.000

48.1.4 Bahwa kesamaan kesalahan pengetikan yang terdapat dalam dokumen penawaran Terlapor II, terlapor III, dan Terlapor IV adalah kesalahan pengetikan yang tidak terdapat dalam dokumen lelang. Sebagaimana yang disampaikan oleh Terlapor IV dalam pemeriksaan, pihak Terlapor IV menyatakan dokumen lelang adalah dokumen PDF yang tidak dapat di copy paste; --- 48.1.5 Bahwa persesuaian harga pada item pekerjaan didalam dokumen penawaran Terlapor II, Terlapor III, dan Terlapor IV, terutama persesuaian harga hingga 2 (dua) angka dibelakang koma atau decimal mengindikasikan penyusunan dokumen penawaran dilakukan atau pihak yang sama; --- 48.1.6 Bahwa menurut keterangan Ahli, kesamaan kesalahan pengetikan yang

halaman 46 dari 66

diantara Terlappor II, Terlapor III, dan Terlapor IV merupakan indikasi kuat adanya tindakan persekongkolan horizontal; --- 48.1.7 Bahwa upaya atau tindakan persekongkolan juga terbukti dengan adanya

persesuaian perilaku diantara Terlapor III dan Terlapor IV yang sengaja mengalah agar terlapor II memenangkan tender a quo. Bukti kesengajaan Terlapor III dan Terlapor IV mengalah adalah dengan sengaja tidak memenuhi atau tidak melengkapi persyaratan dalam tender a quo dalam dokumen penawarannya. Persyaratan yang sengaja tidak dipenuhi atau dilengkapi tersebut adalah persyaratan yang sifatnya dasar. Persesuaian semakin terlihat dengan adanya kesamaan persyaratan yang tidak dipenuhi tersebut antara lain: --- a) Organisasi Kerja; --- b) Network Planning; --- c) Daftar Peralatan Minimal; --- d) Daftar Personel Inti; --- e) Spesifikasi Teknis; --- f) Formulir Rekapitulasi Perhitungan TKDN; --- 48.1.8 Bahwa dugaan persekongkolan horizontal yang dilakukan oleh Terlapor II,

Terlapor III, dan Terlapor IV tersebut diperkuat dengan keterangan yang diberikan oleh terlapor III yang tidak berkesesuaian dengan Berita Acara Pemeriksaan Penyelidikan serta terkesan berbelit-belit dan menutup-nutupi fakta yang sebenarnya. Selain itu, tidak hadirnya Terlapor IV untuk memberikan keterangan meskipun telah diberikan kesempatan secara patut dan layak juga memperkuat adanya persekongkolan horizontal yang dilakukan oleh Terlapor II, Terlapor III, dan Terlapor IV; --- 48.2 Persekongkolan Vertikal; ---

48.2.1 Bahwa persekongkolan vertikal dilakukan oleh Terlapor I untuk memenangkan Terlapor II dalam tender a quo dengan cara mengeliminir peserta tender lain yang potensial untuk menjadi pemenang tender serta melakukan praktek diskriminasi terhadap peserta tender tertentu; ---

halaman 47 dari 66

48.2.2 Bahwa tindakan Terlapor I yang menggugurkan peserta tender tertentu karena tidak dicantumkannya alamat dalam jaminan penawaran merupakan bentuk fasilitasi yang dilakukan Terlapor I kepada Terlapor II; --- 48.2.3 Bahwa alasan Terlapor I yang mengugurkan peserta tender karena tidak

mencantumkan alamat dengan alasan evaluasi dilakukan sesuai dengan dokumen lelang dan untuk menghindari kekeliruan asumsi alamat mengingat terdapat dua lokasi STAIN Samarinda yakni di Jl. Abdul Hasan dan Jl. H.M. Rifadin tidak mempunyai dasar yang kuat; --- 48.2.4 Bahwa tidak kuatnya dasar Terlapor I menggugurkan dengan alasan tidak adanya alamat tersebut mengingat nama proyek dalam tender a quo, yakni “Pembangunan Gedung Ma’had Al Jamiah Tahap II Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda Propinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011”. Dalam nama proyek tersebut ada frasa “Tahap II” , artinya proyek ini merupakan proyek lanjutan dari Tahap atau proyek sebelumnya. Hal ini diperkuat oleh keterangan Terlapor II, bahwa dengan membaca nama proyek maka akan diketahui lokasi pelaksanaan atau obyek tender a quo terletak di Jl. H.M. Rifadin; --- 48.2.5 Bahwa tidak mendasarnya tindakan pengguguran oleh Terlapor I karena

tidak adanya alamat tersebut diperkuat oleh keterangan Ahli yang menyatakan jaminan dapat digugurkan jika apabila pekerjaan, nama yang dijamin tidak sama dengan yang ditetapkan dalam dokumen lelang. Lokasi tidak teralu dipermasalahkan, yang terpenting, proyek sama dengan yang dijaminkan pada saat lelang. Selain itu, Ahli menyatakan Panitia boleh mengklarifikasi jaminan penawaran, tetapi tidak mengubah substansi penawaran. Proses klarifikasi yang dilakukan Panitia ditujukan kepada penerbit, yakni apakah jaminan bisa cair apabila terdapat masalah; --- 48.2.6 Bahwa berdasarkan aturan yang ada seperti juga disampaikan oleh Ahli,

Terlapor I seharusnya mempertanyakan atau melakukan verifikasi kepada pihak penerbit jaminan penawaran sebelum menggugurkan peserta tender; -- 48.2.7 Bahwa Terlapor I melakukan praktek diskriminasi dengan tidak

konsistennya Terlapor I dalam melakukan evaluasi kepada para peserta tender; ---

halaman 48 dari 66

48.2.8 Bahwa dalam proses tender a quo, Terlapor I menggugurkan PT EN Handayani dan PT Putra Long Iram Jaya pada Evaluasi Teknis dengan alasan masa kerja masing-masing personel inti yang diusulkan yang dibuktikan dengan Curiculum Vitae tidak memenuhi syarat minimal/kurang dari tahun yang disyaratkan dalam dokumen pengadaan/pemilihan. Sementara itu, dalam dokumen penawaran Terlapor II ditemukan fakta bahwa personel inti Terlapor II atas nama Meriaty Ibnu Hajar, ST memiliki pengalaman kerja sebagai Project Manager sejak bulan Mei Tahun 2001, sedangkan pada saat penandatanganan Curriculum Vitae pada bulan April 2011 sehingga pengalaman pekerjaan belum genap 10 tahun sebagaimana yang disyaratkan dalam Dokumen Lelang; --- 48.2.9 Bahwa berdasarkan keterangan Ahli, Ahli menyatakan terkait dengan

pengalaman kerja, maka jika terdapat persyaratan 10 tahun pengalaman, maka harus dipenuhi persyaratan tersbeut selama 10 tahun. Tidak boleh kurang dari yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang; --- 48.2.10Bahwa dengan adanya tindakan Terlapor I yang memfasilitasi Terlapor II serta tindakan diskriminasi dalam proses evaluasi membuktikan adanya persekongkolan vertikal yang dilakukan oleh Terlapor I dan Terlapor II untuk memenangkan Terlapor II dalam tender a quo; --- 48.3 Berdasarkan fakta-fakta dan analisis dugaan pelanggaran sebagaimana

diuraikan tersebut di atas maka Tim Investigator menyimpulkan Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, dan Terlapor IV terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dalam Tender/Pelelangan Pembangunan Gedung Ma’had Al Jamiah II Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda, Propinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011; --- 49. Menimbang bahwa Terlapor I menyerahkan Kesimpulan Hasil Persidangan yang

pada pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut (vide bukti C10) ---

49.1 Bahwa Terlapor I bertetap pada Jawaban Terlapor I tanggal 05 April 2012

halaman 49 dari 66

dianggap terulang dan termuat kembali secara lengakap dan sempurna dalam kesimpulan (Conclutie) ini; --- 49.2 Bahwa dalil-dalil yang dikemukan oleh Investigator dalam Dugaan

Pelanggaran Pasal 22 UU No.5 Tahun 1999 Tentang Larang Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha yang telah diajukan dalam persidangan secara tegas Terlapor I tolak untuk seluruhnya kecuali yang nyata-nyata Terlapor I akui kebenaranya; --- 49.3 Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan baik dari keterangan Terlapor I maupun dari keterangan para saksi dan Ahli, maka tidak dapat di buktikan bahwa Terlapor I melakukan tindakan persekongkolan dengan PT.Sarana Karya Membangun sebagai peserta lelang dalam Pembangunan Gedung Ma’had Al Jami’ah Tahap II, Lokasi Pekerjaan : Jl.HM.Rifaddin Samarinda Seberang; --- 49.4 Bahwa proses lelang dalam Pembangunan Gedung Ma’had Al Jami’ah Tahap II, Lokasi Pekerjaan : Jl.HM.Rifaddin Samarinda Seberang yang dilakukan oleh Terlapor I adalah telah sesuai dengan peraturan/ hukum yang berlaku; --- 50. Menimbang bahwa Terlapor II , Terlapor III dan Terlapor IV menyerahkan

Kesimpulan Hasil Persidangan yang sama yang pada pokoknya memuat hal-hal sebagai berikut (vide bukti C9): ---

50.1 Bahwa berdasarkan fakta di depan persidangan, Seluruh saksi yang

memberikan keterangan, tidak ada satupun saksi dan alat bukti surat yang menyatakan bahwa antara Para Terlapor dengan para Pelaku Usaha atau Penyedia barang dan Jasa lainnya mempunyai hubungan Afiliasi atau merupakan satu kelompok usaha, atau ada Kerjasama Operasional (KSO) dan pula adanya kesamaan Kas Keuangan atau ada kendali manajemen ataupun asset antara pelaku usaha yang ikut tender. Hal ini dapat dibuktikan pula bahwa tidak ada satupun peserta tender di dalam Akta Pendiriannya, dimana para Komisaris dan Direksi Para Terlapor juga menjadi bahagian dari perusahaan peserta tender lainnya tersebut baik sebagai Komisaris maupun sebagai Direksi; --- 50.2 Bahwa Para Terlapor tidak pernah melakukan komunikasi dan tatap muka

halaman 50 dari 66

dengan Panitia Tender atau Panitia Lelang atau Pengguna Barang dan Jasa atau Pemilik atau Pemberi Pekerjaan baik langsung maupun secara tidak langsung, Sejak Tahap Pengumuman Tender Proyek hingga Tahap Pengumuman Penetapan calon Pemenang, Hal ini dibuktikan keterangan dari Terlapor I bahwa jumlah penyedia jasa yang melakukan Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen pemilihan yang dilakukan melalui mengunduh aplikasi SPSE dari website LPSE di :http://lpse.kaltimprov.go.id yaitu sebanyak 49 Perusahaan. Hal ini di dukung dan diperkuat pula oleh keterangan Saksi Eny Widya Fitriani (Direktur Utama PT. Een Handayani) yang diwakili oleh suaminya atas nama Joko Priyono menyatakan bahwa “Sebagai suami saya yang menghandle semua pekerjaan termasuk mengajukan penawaran melalui LPSE. Saya gugur karena tidak dapat memenuhi syarat yaitu Jaminan Barang, Semua dokumen penawaran harus di download, Menurut pengalaman saya sebagai kontraktor, setiap instansi punya cara dan kebijakan tersendiri dalam melaksanakan lelang. Saya gugur karena organisasi kerja saya tidak buat dan saya kurang teliti jadi hanya membuat struktur organisasi, demikian pula dengan personal inti, saya sadar personal inti saya baru mempunyai pengalaman kerja 6 tahun dan itu tidak memenuhi persyaratan dan saya tidak memanfaatkan masa sanggah. Khusus di Samarinda syarat dokumen yang harus dilampirkan tentang personal inti yaitu dengan pengalaman 10 tahun sudah menjadi kebiasaaan dalam proses lelang proyek dan tidak pernah ada keberatan. Selama pelaksanaan lelang saya tidak pernah bertemu langsung dengan panitia lelang karena tidak diperbolehkan”; --- 50.3 Bahwa terhadap keterangan Saksi M. Huda Yuliansyah, menyatakan : “Saya

tidak menjadi pemenang dan gugur oleh karena tidak mencantumkan alamat obyek yang ditender”, yang juga bersesuaian dengan Keterangan Saksi Ahli yang menyatakan “Panitia lelang dimungkinkan membuat peraturan dengan syarat peraturan tersebut tidak diskriminatif terhadap peserta”. sangat jelas membuktikan bahwa gugurnya peserta lelang proyek bukan karena adanya Persekongkolan antara Terlapor I dengan Para Terlapor, akan tetapi hal tersebut disebabkan karena peserta lelang tidak memenuhi persyaratan / peraturan yang dibuat oleh Panitia Lelang dalam hal ini Terlapor I; ---

halaman 51 dari 66

50.4 Tentang adanya persaman harga dalam dokumen panawaran bisa saja terjadi antar peserta lelang dan dimungkinkan karena mengacu pada harga pasar tetapi hanya pada barang-barang yang umum dijual dipasaran antara lain dibidang PENGADAAN BARANG; --- 50.5 Bahwa dari keterangan saksi tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa,

kemungkinan Para Terlapor bersekongkol vertikal tidaklah terbukti karena Dokumen penawaran di buat masing-masing oleh peserta lelang kemudian meng Up load melalui LPSE, adanya kekurangan persyaratan peserta lelang diakui dan disadari sebagai salah satu poin gugurnya peserta, tidak pernah ada tatap muka antar peserta maupun dengan Panitia lelang karena tidak diperbolehkan, dimungkinkannya Panitia Lelang membuat peraturan dan kebijkan tersendiri sepanjang tidak diskriminatif, kesalahan Panitia lelang tentang cara menghitung pengalaman kerja personal inti adalah kesalahan yang banyak dilakukan oleh Panitia lelang di seluruh Indonesia sehingga seluruh dalil Investigator tentang adanya dugaan Persekongkolan Vertikal tidaklah terbukti sama sekali; --- 50.6 Bahwa Para Terlapor secara tegas menolak dalil adanya Gabungan dari

persekongkolan Horizontal dan vertikal sebagaimana alasan dan dalil kami pada poin tersebut di atas; --- 51. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan, Majelis Komisi

menilai perlu dilakukan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan, maka Majelis Komisi menerbitkan Surat Keputusan Majelis Komisi Nomor 16/KMK/Kep/VIII/2012 tentang Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 01/KPPU-L/2012, yaitu dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2012 sampai dengan tanggal 17 September 2012 (vide bukti A59); --- 52. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan,

Komisi Ketua Komisi menetapkan pembentukan Majelis Komisi melalui Keputusan Komisi Nomor 139/KPPU/Kep/IV/2012 tanggal 30 April 20112 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 01/KPPU-L/2012 (vide bukti A26); --- 53. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan Penetapan

halaman 52 dari 66

54. Menimbang bahwa setelah berakhirnya jangka waktu Pemeriksaan Lanjutan, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor 61KPPU/Pen/IX/2012 tanggal 18 September 2012 tentang Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 01/KPPU-L/2012 (vide bukti A71); --- 55. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi, Komisi

menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 260/KPPU/Kep/IX/2012 tanggal 18 September 2012 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Majelis Komisi pada Musyawarah Majelis Komisi Perkara Nomor 01/KPPU-L/2012 (vide bukti A72); --- 56. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan Penetapan

Musyawarah Majelis kepada para Terlapor (vide bukti A75 s.d. A78); --- 57. Menimbang bahwa setelah melaksanakan Musyawarah Majelis Komisi, Majelis

Komisi menilai telah memiliki bukti dan penilaian yang cukup untuk mengambil putusan; ---

halaman 53 dari 66 TENTANG HUKUM

Setelah mempertimbangkan Laporan Dugaan Pelanggaran, Tanggapan masing-masing Terlapor terhadap Laporan Dugaan Pelanggaran, keterangan para Saksi, keterangan Ahli, keterangan para Terlapor, surat-surat dan atau dokumen, Kesimpulan Hasil Persidangan yang disampaikan baik oleh Investigator maupun masing-masing Terlapor, Majelis Komisi menilai, menganalisa, menyimpulkan dan memutuskan perkara berdasarkan alat bukti yang cukup tentang telah terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran terhadap Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 (selanjutnya disebut UU No. 5/1999) yang diduga dilakukan oleh para Terlapor dalam Perkara Nomor 01/KPPU-L/2012. Dalam melakukan penilaian

dan analisa, Majelis Komisi menguraikan dalam beberapa bagian, yaitu: ---

1. Tentang Dugaan Pelanggaran; ---

2. Tentang Identitas Para Terlapor; ---

3. Tentang Objek Perkara; ---

4. Tentang Persekongkolan Horizontal; ---

5. Tentang Persekongkolan Vertikal; ---

6. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 22 UU No. 5/1999; ---

7. Tentang Kesimpulan Majelis Komisi; ---

8. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus; ---

9. Tentang Diktum Putusan dan Penutup. ---

Berikut uraian masing-masing bagian sebagaimana tersebut di atas: ---

1. Tentang Dugaan Pelanggaran; ---

Menimbang bahwa dalam Laporan Dugaan Pelanggaran, Investigator menyampaikan terdapat bukti pelanggaran Pasal 22 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh Para Terlapor sebagai berikut: ---

1.1. Persekongkolan Horizontal yang dilakukan oleh Terlapor II, Terlapor III, dan Terlapor IV dengan cara adanya persesuaian perilaku, yakni (Vide C1, C2); ---

1.1.1. Terlapor III dan Terlapor IV tidak melampirkan dokumen-dokumen, seperti organisasi kerja, network planning, daftar peralatan minimal, daftar personel inti, spesifikasi teknis dan dormulir rekapitulasi perhitungan TKDN; ---

halaman 54 dari 66

1.1.2. Adanya Kesamaan Kesalahan Penulisan pada Dokumen Penawaran Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV; --- 1.1.3. Adanya persesuaian Harga Penawaran yang terdapat di beberapa item

pekerjaan pada dokumen penawaran Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV. --- 1.2. Persekongkolan Vertikal yang dilakukan oleh Terlapor I dan Terlapor II dalam

proses tender ini didasarkan fakta-fakta proses tender yang tidak wajar dimana Terlapor I bertujuan memfasilitasi Terlapor II sebagai pemenang tender, berupa: -- 1.2.1. Terlapor I mengeliminasi peserta yang berpotensi menjadi pemenang tender didasarkan pada bukti bahwa Terlapor I mengeliminasi peserta yang mengajukan penawaran harga di bawah harga penawaran Terlapor II (vide C1, C2); --- 1.2.2. Panitia Tender melakukan diskriminasi; ---

1.2.2.1Berdasarkan alat bukti bahwa Panitia Tender melakukan tindakan diskriminasi dengan cara menerapkan standar ganda yang menguntungkan Terlapor II (vide bukti C 1 dan C 2). --- 2. Tentang Identitas Para Terlapor; --- Bahwa Majelis Komisi menilai Identitas Para Terlapor adalah sebagai berikut: --- 2.1 Terlapor I, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pembangunan Gedung Ma’had Al Jamiah Tahap II Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda Propinsi Kalimantan Timur Tahun Anggaran 2011, yang berkedudukan di Jl. KH Abdul Hasan Nomor 3 Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia dengan susunan keanggotaan sesuai Surat Keputusan Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Timur Nomor 203 Tahun 2010 (vide bukti C2); ---

No Nama

(NIP) Jabatan dalam Panitia 1 Abdul Wahid, S.Pdl (1979072820001210) Ketua 2 Syarifuddin Idris, SE (1957092819850310) Sekretaris 3 Sentot Sugiyono, ST, MT (1968022120080410) Anggota 4 Hamdinor (1977012020031210) Anggota

halaman 55 dari 66

No Nama

(NIP) Jabatan dalam Panitia 5 Achmad Farihin, S.Pd

(1982001012003121) Anggota

2.2 Terlapor II, PT Sarana Karya Membangun, merupakan badan usaha yang berbentuk badan hukum, berkedudukan di Jalan KS Tubun Nomor 30 Samarinda Kalimantan Timur didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Nomor 10 tanggal 5 Maret 2008, dibuat di hadapan Notaris Silvanus Deddy Nugroho, S.H., M.Kn. di Samarinda, berkedudukan di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 45 RT 59, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, selanjutnya berdasarkan Akta Nomor 44 tanggal 29 Oktober 2010, mengenai Perubahan Susunan Direksi, dibuat oleh notaris yang sama, dan melakukan kegiatan usaha antara lain di bidang Pembangunan, Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan, Pengangkutan Darat, Pertanian, Percetakan, Jasa, Perbengkelan (vide bukti C1); 2.3 Terlapor III, PT Bumi Artha Indonesia, merupakan badan usaha yang

berbentuk badan hukum, berkedudukan di Jalan Juanda 8 Nomor 1 RT 7 Samarinda Kalimantan Timur didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Nomor 27 tanggal 29 Februari 2008, dibuat di hadapan Notaris Silvanus Deddy Nugroho, S.H., M.Kn. di Samarinda, berkedudukan di Jalan Ir H. Juanda Nomor 45 RT 59, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, selanjutnya berdasarkan Akta Nomor 30 tanggal 19 September 2008, mengenai Akta perubahan PT Bumi Artha Indonesia, dibuat oleh notaris yang sama, dan melakukan kegiatan usaha antara lain di bidang Pembangunan, Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan, Pengangkutan Darat, Pertanian, Percetakan, Jasa, Perbengkelan (vide bukti C2); --- 2.4 Terlapor IV, PT. Maha Karuna, merupakan badan usaha yang berbentuk badan

hukum, berkedudukan di Jalan Juanda 8 Nomor 1 RT 7 Samarinda Kalimantan Timur didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Pendirian Nomor 68 tanggal 20 Januari 2006, dibuat di hadapan Notaris Achmad Dahlan, S.H. di Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, berkedudukan di Jalan Bhayangkara Nomor 31, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, selanjutnya berdasarkan Akta Nomor 45 tanggal 8 Agustus 2006 mengenai Rapat Umum Pemegang Saham Terlapor

halaman 56 dari 66

IV yang dibuat oleh notaris yang sama, dan melakukan kegiatan usaha antara lain di bidang Pembangunan, Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan, Pengangkutan Darat, Pertanian, Percetakan, Jasa, Perbengkelan (vide bukti C2); 3. Tentang Objek Perkara; --- 3.1 Bahwa yang menjadi objek perkara ini adalah Tender Pembangunan Gedung

Ma’had Al Jamiah II Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Samarinda Tahun Anggaran 2011; --- 3.2 Bahwa nilai tender ini adalah sebesar Rp. 8.760.000.000,00 (Delapan Milyar

Tujuh Ratus Enam Puluh Juta Rupiah); --- 4. Tentang Persekongkolan Horizontal; --- 4.1 Bahwa berdasarkan Pasal 22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, pelaku

usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain untuk mengatur dan atau menentukan pemenang tender sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha yang tidak sehat; --- 4.2 Bahwa yang dimaksud dengan persekongkolan horizontal adalah persekongkolan

yang terjadi antara pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa dengan sesama pelaku usaha atau penyedia barang dan jasa pesaingnya; --- 4.3 Bahwa penilaian dan analisa Majelis Komisi terkait dengan persekongkolan

horizontal yang dilakukan oleh para Terlapor adalah sebagai berikut: --- 4.3.1 Adanya Persesuaian Perilaku; --- 4.3.1.1 Terlapor III dan Terlapor IV tidak melampirkan

dokumen-dokumen, seperti organisasi kerja, network planning, daftar peralatan minimal, daftar personel inti, spesifikasi teknis dan formulir rekapitulasi perhitungan TKDN; --- 4.3.1.2 Bahwa dokumen-dokumen tersebut diperlukan dalam

menentukan lolos atau tidaknya dalam proses evaluasi administrasi; --- 4.3.1.3 Bahwa Terlapor III tidak menyatakan alasan tidak melampirkan

dokumen tersebut dalam point 4.3.1.1; --- 4.3.1.4 Bahwa Terlapor IV menyatakan tidak melampirkan dokumen

yang disebutkan dalam poin 4.3.1.1 karena faktor Sumber Daya Manusia (SDM) dan Kondisi Keuangan; ---

halaman 57 dari 66

4.3.1.5 Bahwa Majelis Komisi berpendapat Terlapor III dan Terlapor IV sebagai peserta tender telah lalai melampirkan dokumen tersebut poin 4.3.1.1; --- 4.3.2 Adanya Kesamaan Kesalahan Penulisan pada Dokumen Penawaran; - 4.3.2.1 Adanya persamaan kesalahan pengetikan didalam dokumen

penawaran Terlapor II, Terlapor III dan Terlapor IV; --- a) pada lembar Satuan Harga Bahan dan Jasa, terdapat

kesamaan kata “URAIAN JENIS JASA BARaNG” seharusnya dalam dokumen pengadaan tertulis “URAIAN JENIS JASA BARANG”. --- b) pada lembar Rencana Anggaran dan Biaya, kesamaan kata

“Calciboat” sedangkan pada dokumen pengadaan tertulis “Calciboar” --- c) pada lembar Satuan Harga Bahan dan Jasa, terdapat

kesamaan kata “Tanah urung” seharusnya dalam dokumen pengadaan tertulis “ Tanah Urug”. --- d) pada lembar Satuan Harga Bahan dan Jasa, terdapat

kesamaan kata “douwnlight” seharusnya dalam dokumen pengadaan tertulis “downlight”. --- e) pada lembar Satuan Harga Bahan dan Jasa, terdapat

kesamaan kata “Wastafeel” seharusnya dalam dokumen pengadaan tertulis “ Wastafel”. --- 4.3.2.2 Bahwa berdasarkan fakta Persidangan, Terlapor II menyatakan

dalam pembuatan dokumen Tender dibantu oleh Saudara

Dalam dokumen Draft Putusan 01 Salinan (Halaman 44-66)

Dokumen terkait