• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN PENGADAAN PIPA, PEMASANGAN PIPA DAN AKSESORIS

Dalam dokumen Laporan RKS (Halaman 26-38)

IV.A.1. Pekerjaan Pengadaan Pipa Pasal 5

Pekerjaan Pengadaan Pipa 1. Bahan Pipa

1.1. Pipa yang akan dipakai dalam pekerjaan ini adalah pipa HDPE PN 10 –  SDR 17 dan pipa  baja galvanis.

1.2. Standar produksi pipa HDPE PN 10 –  SDR 17, sesuai dengan SNI 06-4829-2005 tentang  pipa polyetilena untuk air minum dan ISO 4427 :1996 tentang Polyethylene Pipes For 

Water Supply –  Spesifications.

1.3. Penyedia Jasa harus melampirkan brosur dari produsen. 1.4. Standar ketebalan pipa galvanis

Nominal Diameter Diameter Luar Ketebalan Dinding

( mm ) ( mm ) Minimum (mm) 50 50,20 3,6

 – 

 4,0 75 88,7 3,8

 – 

 4,3 100 113,9 4,3

 – 

 4,8 150 166,1 4,6

 – 

 5,0 2. Pengadaan

2.1. Produk yang dipesan adalah benar-benar baru (tidak bekas). 2.2. Ukuran nominal disesuaikan dengan Daftar Kuantitas dan Harga.

2.3. Pada setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan kelas pipa dan tahun pembuatan. 2.4. Ketebalan pipa harus sesuai dengan yang dipesan.

2.5. Semua jenis diameter pipa yang dipesan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

2.6. Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan yang umum berlaku harus cukup mewakili unit yang disuplai sesuai kontrak. Direksi Pekerjaan harus diijinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pipa yang didatangkan disesuaikan dengan panjang pipa yang akan dipasang.

3.2. Jika pipa sudah didatangkan di lokasi, maka akan dibayarkan 100% (Seratus prosen). 3.3. Satuan pembayaran adalah meter panjang.

Uraian Satuan Pengukuran

IV.A.2. Pekerjaan Galian Tanah Biasa Pasal 6

Pekerjaan Galian Tanah 1. Umum

1.1. Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan galian tanah biasa dan galian tanah cadas pada galian perpipaan, galian pondasi perpipaan, galian pondasi bangunan dan semua galian untuk bangunan-bangunan penunjang dalam proyek ini.

1.2. Galian tanah biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian tanah berbatu, galian tanah cadas, galian struktur, pembongkaran  perkerasan beraspal, dan pembongkaran perkerasan beton yang masih dapat dilakukan

dengan cangkul.

1.3. Galian tanah cadas harus mencakup seluruh galian tanah pada lapisan tanah padat dan keras tidak mudah pecah yang dapat dikerjakan dengan bantuan alat pemecah mekanis (Breaker) maupun manual.

1.4. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan galian tanah di dalam maupun di luar ruang milik jalan (Rumija) untuk pemasangan pipa transmisi dan distribusi, dan hasil galian dapat digunakan untuk timbunan kembali atau dibuang. Pekerjaan galian ini mencakup  penggalian, pemuatan, pengangkutan.

1.5. Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan  pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di

sekitar lokasi galian.

1.6. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan membayar setiap izin atau kewenangan lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan dalam kontrak.

1.7. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas  bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya.

1.8. Setiap hari penyedia jasa harus membuat back up perhitungan volume galian yang telah dilaksanakan setiap harinya dengan mengukur panjang galian, lebar galian dan kedalaman galian secara bersama-sama dengan konsultan pengawas, sebagai dasar untuk  pembayaran pekerjaan galian.

2. Pelaksanaan

2.1. Penggalian tanah boleh menggunakan peralatan manual seperti cangkul dan semcamnya, dan boleh menggunakan alat berat seperti excavator.

2.2. Ukuran galian seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2.3. Kedalaman galian untuk perpipaan bisa kurang dari yang ditentukan dalam gambar, jika ada alasan teknis yang bisa dipertanggungjawabkan dan diijinkan oleh konsultan  pengawas dan atau direksi.

2.4. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus menjaga stabilitas lereng, struktur, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing), jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut

2.5. Dalam setiap saat, apabila pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian yang membahayakan keselamatan, maka Penyedia Jasa harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.

2.6. Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum (atau yang sejenis) yang dicat putih beserta lampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Teknis.

2.7. Pada setiap tahap penggalian terbuka, permukaan galian harus tetap dalam kondisi yang mulus (sound), untuk mencegah gangguan operasi dan perendaman akibat hujan.

2.8. Galian yang memotong jalan harus dilakukan dengan tata Pelaksanaan sedemikian rupa sehingga jalan tetap terbuka untuk lalu lintas pada setiap saat.

2.9. Apabila lalu lintas pada jalan terganggu karena pelaksanaan atau operasi-operasi  pekerjaan lainnya, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atas  jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan. 2.10. Setiap galian perkerasan harus ditutup kembali dengan bahan yang lebih baik/kuat dari

aslinya pada hari yang sama sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pembayaran dilakukan jika pipa sudah terpasang sempurna dan lolos uji tekan pipa dalam  jaringan.

3.2. Volume galian disesuaikan dengan back up perhitungan volume galian yang dilakukan  penyedia jasa dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.

3.3. Satuan pembayaran adalah Meter Kubik (M3)

Uraian Satuan Pengukuran

Pekerjaan Galian Tanah Meter Kubik

IV.A.7. Pekerjaan Urugan Kembali Pasal 9

Pekerjaan Urugan Kembali 1. Umum

1.1. Lingkup pekerjaan ini mencakup pekerjaan urugan kembali pada pekerjaan perpipaan dan urugan kembali pada pekerjaan bangunan sipil yang ada dalam proyek ini.

1.2. Material urugan kembali menggunakan tanah bekas galian yang telah dilakukan sebelumnya.

1.3. Bahan yang dipakai untuk urugan kembali, adalah bahan tanah, bebas dari rumput akar, semak-semak, bahan organik dan tumbuhan lainnya atau batu-batuan yang memiliki diameter lebih dari 15 cm.

1.4. Untuk pekerjaan perpipaan, bongkaran aspal, paving dan rabat tidak boleh digunakan untuk timbunan kembali.

1.5. Pekerjaan urugan ini termasuk membuang galian, menghampar tanah dan memadatkannya.

1.6. Bahan urugan setebal 15 cm dari setiap struktur atau pipa harus bebas dari batu-batuan,  pecahan gumpalan tanah yang berukuran maksimum lebih besar dari 7,5 cm.

2. Pelaksanaan

2.1. Jika pipa sudah dipasang, tanah bekas galian ditimbunkan kembali dan dipadatkan. 2.2. Pemadatan tanah bekas galian pipa menggunakan compactor  atau stamper.

2.3. Urugan tanah pada lapisan permukaan tanah harus dirapikan agar tidak membahayakan  pengguna jalan.

2.4. Kotoran-kotoran tanah galian yang tercecer di jalan beraspal akibat penggalian harus segera dibersihkan agar tidak membahayakan pengguna jalan.

2.5. Urugan kembali tidak boleh langsung dijatuhkan di atas setiap struktur atau pipa.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pembayaran sesuai dengan volume urugan.

3.2. Volume urugan sesuai dengan realisasi di lapangan dan sesuai dengan panjang pipa yang terpasang.

3.3. Satuan pembayaran adalah Meter Kubik (M3).

Uraian Satuan Pengukuran

Pekerjaan urugan kembali Meter Kubik

IV.A.8. Pekerjaan Pemasangan Pipa Pasal 10

Pekerjaan Pemasangan Pipa GI (Galvanized Iron Pipe) 1. Umum

Singkatan GI atau GIP dalam dokumen atau gambar berarti Galvanized Iron atau Galvanized  Iron Pipe.

1.1. Pipa GI dipasang pada jalur-jalur tertentu dalam jaringan pipa, sesuai dengan gambar rencana atau sesuai dengan hasil survey awal sebelum pelakasanaan pemasangan pipa. 1.2. Cara pemasangan pipa dan penggunaan peralatan harus sesuai dan memahami petunjuk

dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

1.3. Penyambungan pipa GI dengan pengelasan harus disesuaikan dengan persyaratan berikut ini :

1.3.1. Sambungan las harus sesuai dengan aturan yang diberikan dalam persyaratan norma moder (persyaratan AWS atau AISC).

1.3.2. Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang l as yang berpengalaman. Direksi dapat melakukan penelitian apabila dianggap perlu. Permukaan-permukaan yang akan dilas harus bebas dari sisik lepas, kerak logam, karat, gemuk, dan cat. 1.3.3. Apabila pengelasan ganda diperlukan, maka permukaan pengelasan pertama harus

 bersih dan bebas dari kerak logam. Apabila diperlukan lapisan-lapisan antara  pada pengelasan ganda, harus dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan

dengan palu bertenaga mesin atau alat lain yang disetujui Direksi

1.3.4. Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.

1.3.5. Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan di atas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.

1.3.6. Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau l as-tumpul ganda (double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan.

1.3.7. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu pada standar ataupun  pedoman (code) berikut ini :

a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures' Association (WSP)

 b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japa 1.3.8. Penyedia jasa harus menyediakan juru las yang berpengalaman.

1.3.9. Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan  pipa.

1.3.10. Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

2. Pelaksanaan

2.1. Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai menghasilkan  potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta terhadap sumbu  pipa.

2.2. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam pipa  pada saat pipa diletakkan pada jalur.

2.3. Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda- benda lainnya ditempatkan dalam pipa

2.4. Penyambungan pipa GI bisa menggunakan socket  atau dengan pengelasan.

2.5. Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).

2.6. Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.

2.7. Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.

2.8. Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia jasa harus memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.

2.9. Permukaan basil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang tindih dan ketidakrataan.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pemasangan pipa harus dibayar dengan cara meter panjang (M1), pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasangan semua diameter pipa yang ada, untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan  pekerjaan.

3.2. Pembayaran dilakukan 100 % apabila semua pipa telah terpasang dengan baik dan telah dilakukan pengujian di lapangan sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.

Uraian Satuan Pengukuran

Pasal 11

Pekerjaan Pemasangan Pipa HDPE (High Density Polyethelene) 1. Umum

1.1. Singkatan HDPE adalah High Density Polyethylene.

1.2. Pipa HDPE dipasang pada jalur-jalur pipa yang sudah direncanakan dan sudah sesuai dengan hasil survey dan pengukuran awal sebelum pemasangan dilakukan.

1.3. Cara pemasangan pipa dan penggunaan peralatan harus sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

1.4. Pipa harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan dan kerusakan.

1.5. Penyedia jasa harus menyediakan tenaga juru sambung pipa HDPE yang berpengalaman dalam jumlah yang cukup dan peralatan sambung pipa HDPE dalam jumlah yang cukup sehingga terjadi keseimbangan hasil pekerjaan antara panjang galian dan pipa yang terpasang. Dengan demikian dalam satu hari seluruh galian pipa bisa diisi dengan  pasangan pipa yang sudah tersambung sempurna dan bisa menghindari adanya galian

terbuka yang belum ada pasangan pipanya.

2. Pelaksanaan

2.1. Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk kedalam  pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak boleh ada

sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang dil etakkan/ditinggalkan kedalam pipa. 2.2. Penyambungan pipa HDPE ini bisa menggunakan salah satu cara dari beberapa cara

 penyambungan :

2.2.1. Metode Butt Fusion Joint

Teknik Penyambungan Pipa HDPE ini menggunakan Mesin Butt Fusion atau Welding Machine HDPE Pipe. Di kedua sisi pipa di ratakan dan dibersihkan yang kemudian di panaskan sampai ukuran derajat tertentu dan kemudian disambungkan menggunakan mesin butt fusion tersebut

2.2.2. Metode Electrofusion Joint

Metode Penyambungan Pipa HDPE ini menggunakan Sambungan HDPE Electrofusion atau Fitting HDPE Electrofusion yang bisa di aliri Listrik dan membuat Fitting di pipa tersebut panas dan bisa menyatu dengan pipa tersebut dengan baik karena panas yang ditimbulkan dari sambungan electrofusion tersebut.

2.2.3. Metode Compression Fitting HDPE

Cara Penyambungan Pipa HDPE atau Metode Penyambungan Pipa HDPE ini memakai Sambungan Pipa HDPE atau HDPE Compression Fitting dan tinggal disambungkan dan tanpa perlu menggunakan lem pipa.

2.2.4. Metode Flange to Flange Connection

Metode Penyambungan Pipa HDPE seperti tersebut di atas bisa di kombinasikan dengan Teknik Jointing Sistem Menggunakan Backing Ring dan Dimantling Join juga Rubber Gusket dan dijadikan suatu sistem sambungan atau HDPE Jointing System ini biasa disebut dengan Flange to Flange Connection. Flange to Flange Jointing System ini biasa dilakukan karena Pipa yang akan disambung  jenisnya berbeda jadi diperlukan sambungan yang cocok pada Metode Penyambungan Pipa HPDE tersebut. Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus dari baja yang digalvanis.

2.3. Pipa harus dimantapkan ditempatnya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.

2.4. Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan, ujung terbuka pipa harus ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.

Khususnya pada musim hujan, Penyedia jasa harus melakukan tindakan untuk mencegah air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung.

2.6. Pipa yang sudah tersambung harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan  pelindung luar dan dalamnya.

2.7. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pemasangan pipa harus dibayar dengan cara meter panjang (M1), pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pemasangan semua diameter pipa yang ada, untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan  pekerjaan.

3.2. Pembayaran dilakukan 100 % apabila semua pipa telah terpasang dengan baik dan telah dilakukan pengujian di lapangan sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.

Uraian Satuan Pengukuran

Pekerjaan Pemasangan Pipa HDPE Meter Panjang

IV.A.9. Pekerjaan Pencucian Pipa Pasal 12

Pencucian Pipa 1. Umum

1.1. Semua pipa yang sudah tersambung dalam jaringan harus dicuci sampai bersih, sehingga tidak ada kotoran yang masih tersisa dalam pipa.

1.2. Penyedia jasa harus menyediakan air dalam jumlah yang cukup untuk melakukan  pencucian pipa dalam seluruh jaringan.

2. Pelaksanaan

2.1. Air yang sudah tersedia dimasukkan ke dalam jaringan pipa dengan dipompa atau dengan sistem gravitasi jika memungkinkan.

2.2. Pastikan bahwa semua kotoran yang tertinggal di dalam pipa keluar semua, sehingga air yang keluar benar-benar bersih dari semua kotoran.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pencucian pipa harus dibayar dengan cara meter panjang (M1), pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pencucian semua pipa yang sudah tersambung, untuk

semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan  pekerjaan.

IV.A.10. Pekerjaan Pengetesan Pipa Pasal 13

Pengetesan Pipa 1. Umum

1.1. Semua pipa yang sudah tersambung dalam jaringan harus dilakukan test pipa untuk mengetahui titik kebocoran dan kemampuan pipa untuk menerima tekanan air dalam  jaringan.

1.2. Penyedia jasa harus menyediakan air dalam jumlah yang cukup untuk melakukan  penetesan pipa dalam seluruh jaringan.

1.3. Semua aksesoris termasuk valve-valve sudah tersambung. 1.4. Semua valve dalam keadaan tertutup.

2. Pelaksanaan

2.1. Pengetesan pipa dilakukan untuk panjang maksimal 600 meter.

2.2. Air yang sudah tersedia dimasukkan ke dalam jaringan pipa dengan perlahan-lahan agar semua udara dalam pipa bisa keluar.

2.3. Setelah pipa penuh dan dipastikan semua udara sudah keluar, jaringan pipa mulai diberi tekanan.

2.4. Tekanan maksimal diberikan sebesar 1,5 kali tekanan kerja dan tidak boleh lebih besar dari 1,25 tekanan maksimal yang diperbolehkan untuk pipa (design pressure), atau tidak  boleh melebihi dari tekanan yang diijinkan untuk valve.

2.5. Tekanan maksimal diberikan pada jaringan pipa selama 2 jam dan tidak boleh ada  penurunan tekanan.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pengetesan pipa harus dibayar dengan cara meter panjang (M1), pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengetesan semua pipa yang sudah tersambung, untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biaya lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

3.2. Pembayaran dilakukan 100 % apabila semua pipa telah dilakukan pengetesan semuanya dengan baik dan dipastikan bawah seluruh jaringan pipa sudah mampu menerima tekanan operasional dan tidak bocor sesuai dengan yang dipersyaratkan dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.

Uraian Satuan Pengukuran

IV.A.11. Pekerjaan Pengadaan Aksesoris dan Pemasangannya Pasal 14

Pekerjaan Pengadaan Aksesoris dan Pemasangannya 1. Umum

1.1. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan yang membutuhkan aksesoris  perpipaan.

1.2. Penyedia jasa menyediakan semua aksesoris yang dibutuhkan dalam jaringan bersamaan dengan pengadaan pipa.

1.3. Semua aksesoris harus dari pabrikan dengan melampirkan brosur produksinya.

1.4. Semua aksesoris yang dipasang harus didokumentasikan dengan foto. Jika ada yang tidak terdokumetasikan, maka dianggap tidak ada aksesoris yang dipasang.

1.5. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan seperti tripot , tali atau alat-alat lainnya yang dibutuhkan untuk pemasangan aksesoris pipa.

1.6. Standar Umum Valve

1.6.1. Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan dikeluarkan oleh satu pabrik.

1.6.2. Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :

Kode produksi

 Nama atau merk dagang pembuatnya

Tahun pembuatan (97 berarti 1997)

Tekanan kerja

Diameter nominal

Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran

1.6.3. Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm terbuat dari brass/kuningan bila tidak disebutkan lain, kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang atau besi tempa atau jenis sambungan dari sambungan ulir.

1.6.4. Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.

1.6.5. Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang dispesifikasikan dan sesuai dengan standar internasional yang diakui. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan Pengguna Barang.

1.6.6. Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 Bar dan untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standar ISO 2531.

1.6.7. Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah  jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera

untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.

1.6.8. Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya  benda-benda asing.

1.6.9. Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan seperti gasket, mur, baut, dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10 %. 1.6.10. Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari flangevalve. Mur, baut, dan ring dikirim dalam keadaan bukan

material bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm dan terbuat dari karet sintetis.

1.6.11. Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada handwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.

1.6.12. Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh Direktur Pengawas.

1.6.13. Permukaan harus bersih, kering, dan bebas dari kotoran sebelum digunakan. Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum coating setelah kering ± 400 microns (16 mils). Material yang  berkontak dengan air harus dari jenis non toxic,sedangkan bahan yang dapat

Dalam dokumen Laporan RKS (Halaman 26-38)

Dokumen terkait