• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan RKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan RKS"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan RKS ini adalah bagian dari pelaporan Dokumen Pengadaan Barang dan Laporan RKS ini adalah bagian dari pelaporan Dokumen Pengadaan Barang dan Jasa yang diantaranya terdiri dari Dokumen Spesifikasi Teknis dan Dokumen Jasa yang diantaranya terdiri dari Dokumen Spesifikasi Teknis dan Dokumen Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan

Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Perencanaan Pengembangan SPAMPerencanaan Pengembangan SPAM Kabupaten Sampang.

Kabupaten Sampang.

Laporan ini berisi gambaran umum pekerjaan, metode pelaksanaan Laporan ini berisi gambaran umum pekerjaan, metode pelaksanaan  pekerjaan,

 pekerjaan, persyaratan persyaratan teknis teknis pekerjaan pekerjaan serta serta tata tata cara cara pengukuran pengukuran dandan  pembayaran item pekerjaan rencana pekerjaan SPAM

 pembayaran item pekerjaan rencana pekerjaan SPAM Kabupaten SampangKabupaten Sampang.. Laporan ini dapat diselesaikan atas kerja sama dari semua pihak yang Laporan ini dapat diselesaikan atas kerja sama dari semua pihak yang terkait. Demi kesempurnaan laporan ini, maka kritik dan saran yang membangun terkait. Demi kesempurnaan laporan ini, maka kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas sangat diharapkan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu atas tersusunnya Laporan ini.

tersusunnya Laporan ini.

Sampang,

Sampang, 20182018

Tim Penyusun Tim Penyusun

(2)
(3)

Perencanaan

Perencanaan Pengembangan

Pengembangan SP

SP

Kabupaten Sampang

Kabupaten Sampang

(4)

SPESIFIKASI UMUM

SPESIFIKASI UMUM

Pasal 1 Pasal 1 LINGKUP P

LINGKUP PEKERJAANEKERJAAN

1.

1. Lokasi pekerjaan berada di Lokasi pekerjaan berada di wilayah Kabupaten Sampang.wilayah Kabupaten Sampang. 2.

2. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-bagianPekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-bagian  pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta

 pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja Buku Rencana Kerja dan Syarat-syaratdan Syarat-syarat Teknis ini.

Teknis ini. 3.

3. Pekerjaan Site DevelopmentPekerjaan Site Development

Termasuk dalam pekerjaan ini perataan / pembersihan dan melaksanakan pekerjaan site Termasuk dalam pekerjaan ini perataan / pembersihan dan melaksanakan pekerjaan site development sesuai Gambar Kerja dan RKS.

development sesuai Gambar Kerja dan RKS. 4.

4. Pekerjaan PersiapanPekerjaan Persiapan Meliputi :

Meliputi : mobilisasi peralatan, pengadamobilisasi peralatan, pengadaan sarana komunikasi, pengadaan air dan lan sarana komunikasi, pengadaan air dan l istrik untukistrik untuk  bekerja dan p

 bekerja dan pembongkaembongkaran bangunan exran bangunan existing.isting.

Pasal 2 Pasal 2

MEMULAI KERJA MEMULAI KERJA

1.

1. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerjaSelambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja  pelaksanaa

 pelaksanaan n pekerjaan pekerjaan (SPK), (SPK), pihak pihak Kontraktor Kontraktor / / Pemborong Pemborong harus harus sudah sudah memulaimemulai melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.

melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan. 2.

2. Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belumApabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia /

ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Owner.Owner.

Pasal 3 : Pasal 3 : MOBILISASI MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut : Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

1.

1. TransportasTransportasi peralatan konstruksi i peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukanyang diajukan  bersama pena

 bersama penawaran, dari temwaran, dari tempat pembongkarapat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunaknnya ke lokasi dimana alat itu akan digunakanan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

untuk pelaksanaan pekerjaan ini. 2.

2. Pembuatan kantor KontraktoPembuatan kantor Kontraktor / r / PemborongPemborong, gudang dan l, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untukain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini.

keperluan pekerjaan ini. 3.

3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuatDengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat membuat  berbagai

 berbagai perubahan, perubahan, pengurangapengurangan n dan dan atau atau penambahapenambahan n terhadap terhadap alat-alat alat-alat konstruksi konstruksi dandan instalasinya.

instalasinya. 4.

4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor /Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

disetujui.

Pasal 4 Pasal 4

PAPAN NAMA PROYEK PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang  berlaku atas b

(5)

Pasal 5

KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor / Pemborong, berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik Sipil / Teknik Lingkungan atau sederajat dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.

2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak  berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas tanggung  jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk  mendapat persetujuan.

4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan Pengawas  bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan,

maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.

5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor /

Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor / Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6

RENCANA KERJA

1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib membuaRencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan dan tenaga.

2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek. 3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada

Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor / Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.

4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.

5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor / Pemborong berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7

DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN, PAGAR PROYEK

1. Direksi Keet ( Los Pengawas ).

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen, dinding tripleks /  papan / asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat kantor yang diperlukan. Dalam

hal ini Kontraktor / Pemborong dapat memanfaatkan sementara ruangan/lokasi pada area  bangunan yang belum/tidak dibongkar yang akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

2. Kantor Pemborong, Los Kerja Dan Gudang Bahan.

Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Pemborong di lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas / Personalia Proyek.

(6)

3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los Pemborong, los Pengawas beserta inventarisnya.

4. Pagar Pengaman Proyek.

Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik dapat memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk memagari sekelilingnya sehingga aman. Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong . Tinggi Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu Borneo ukuran 5/7, memenuhi  persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat.

5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan l os lainnya yang dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor / Pemborong.

6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut akan ditentukan  pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera membongkarnya dan membersihkannya, dan  bahan-bahan bekasnya diserahkan kepada Proyek.

Pasal 8

KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di suati tempat yang telah ditentukan.

2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.

3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.

4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya. 5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin memberitahukan kepada

Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan tabung alat  pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah

sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.

7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja  Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor / Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan /  pekerjaan agar ikut serta dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada

Pemimpin Proyek.

Pasal 9

TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,  pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan

(7)

selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI

Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan volume  pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. PERALATAN BEKERJA

Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan pengangkut serta  peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN

Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

3. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA

4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan membuat sumur  pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.

4.2 Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.

4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja

4.4 Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan Pengawas.

Pasal 10 :

PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor / Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur dengan memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar kerja dan penjelasan RKS. Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan :

1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan  pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak. 2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek. 3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan proyek. 4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari pekerjaan. 5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :

a. 1 (satu) kamera.

 b. 1 (satu) alat ukur schuifmat.

c. 2 (dua) alat ukur optik ( theodolit & waterpass). d. 1 (satu) unit komputer dan printer.

e. 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m. f. 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

(8)

Pasal 11 :

LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang  berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun

administratif.

2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Kontraktor dan dikoreksi oleh Pengawas Lapangan dari Konsultan Pengawas.

4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal 12 :

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.

2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-permukaan  pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang

tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas. 4. Ukuran

a. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :  As –  as  Luar –  luar   Dalam –  dalam  Luar - dalam.

 b. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Meter untuk  pekerjaan pemasangan pipa, Centi meter ( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil,

dan ukuran Milimeter ( mm ) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal. c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah ukuran

 jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).

d. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.

e. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Setiap

(9)

deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran- ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi biaya maupun waktu.

5. Perbedaan Gambar.

a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).

 b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.

c. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu bagian  pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

d. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor / Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

6. Shop Drawing

a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.

 b. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.

c. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara  pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.

d. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi. d. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan kepada

Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek.

5. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan As Built Drawing

a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan  pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.

 b. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor / Pemborong  berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong ( As Built Drawing ).

c. Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong.

(10)

Pasal 13 :

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas. 3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat

 pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.

4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.

5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam melaksanakan  pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan  bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga

yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.

8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas akibatnya,  baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut  bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

Pasal 14 :

KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan. 2. Merk Pembuatan Bahan / Material & Komponen Jadi.

a. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor / Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material,  barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana,

(11)

sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.

 b. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

c. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.

d. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

e. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas, ketahan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan di ketahui oleh Konsultan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka  biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan

sebagai biaya pekerjaan tambah.

3. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua  bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas /

Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan / dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana adalah

sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah  penyerahan contoh bahan tersebut.

5. Penyimpanan Material

a. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang  bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

 b. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja. Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (firstin first out), sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock material.

c. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian untuk  pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan  pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan

tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.

d. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

e. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan  pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga

gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

(12)

Pasal 15 :

PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.

2.  bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari harga  borongan.

4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan- bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.

5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari  bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan

yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.

6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan  penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat  pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 16 :

SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/ Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

2. Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 17 :

PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah  permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing

didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi

(13)

ini. Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua  pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya.

Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.

3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang  bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

Pasal 11 :

LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang  berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun

administratif.

2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Kontraktor dan dikoreksi oleh Pengawas Lapangan dari Konsultan Pengawas.

4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal 12 :

PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.

2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-permukaan  pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang

(14)

4. Ukuran

a. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi :  As –  as  Luar –  luar   Dalam –  dalam  Luar - dalam.

 b. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Meter untuk  pekerjaan pemasangan pipa, Centi meter ( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil,

dan ukuran Milimeter ( mm ) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal. c. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah ukuran

 jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).

f. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.

g. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran- ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi biaya maupun waktu.

5. Perbedaan Gambar.

a. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).

 b. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas yang akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.

c. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu bagian  pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan-perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

d. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor / Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

6. Shop Drawing

a. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan lapangan.

 b. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta oleh Konsultan Pengawas.

c. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan produk, cara

(15)

 pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.

d. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi. a. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan diajukan kepada

Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuai dengan format standar dari proyek.

7. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan As Built Drawing a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan

 pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.

 b. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor / Pemborong  berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong ( As Built Drawing ).

Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong.

Pasal 13 :

TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas. 3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat

 pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.

4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.

5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam melaksanakan  pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan  bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga

yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.

8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas akibatnya,  baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut bahan  bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi  pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

(16)

Pasal 14 :

KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk t ujuan yang dimaksudkan. 2. Merk Pembuatan Bahan / Material & Komponen Jadi.

a. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya membatasi persaingan, dan Kontraktor / Pemborong harus dengan sendirinya menggunakan peralatan, material,  barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai dengan keterangan itu. Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi pabrik yang membuatnya.

 b. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

c. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut sebagai Pelaksana. Dalam hal ini, Kontraktor / Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.

d. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

e. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas, ketahan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan di ketahui oleh Konsultan Perencana. Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka  biaya tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan

sebagai biaya pekerjaan tambah.

3. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua  bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua bahan-bahan tersebut didatangkan / dipakai. Contoh bahan tersebut yang harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana adalah sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di ruang Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.

4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan diinformasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah  penyerahan contoh bahan tersebut.

(17)

5. Penyimpanan Material

a. Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang  bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

 b. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja. Bahan material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (firstin first out), sehingga tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock material.

c. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian untuk  pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan  pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan

tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.

d. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

e. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan dari kandungan air / cairan yang berlebihan. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

Pasal 15 :

PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.

2.  bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.

Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari harga  borongan.

7. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan- bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong.

8. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas dari  bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan

yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.

9. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan  penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat  pekerjaan yang akan dilaksanakan.

(18)

Pasal 16 :

SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

4. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan (Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/ Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

5. Kontraktor / Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

6. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untuk pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 17 :

PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

4. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah  permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing

didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

5. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua  pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya.

Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.

Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang  bila perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian sesuai Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum sesuai AASHTO T 99.

Pasal 18 :

PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN 1. Ijin Memasuki Tempat Kerja

1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum

(19)

memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.

1.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap  pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas

tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus dilakukan.

1.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor / Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

1.5. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas /Direksi  berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk

diperbaiki.

1.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan

Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

2. Kemajuan Pekerjaan

2.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.

2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu menurut  penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu

yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

3. Perintah Untuk Pelaksanaan

Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau perintah, maka  petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas pelaksana

atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.

4. Toleransi

Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada  bagian lainnya.

(20)

Perencanaan Pengembangan SP

Kabupaten Sampang

(21)

SPESIFIKASI TEKNIS

I.

PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 1

Mobilisasi dan Demobilisasi 1. Umum

Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan personil sesuai yang tercantum dalam kontrak, dari tempat aslinya ke lokasi pekerjaan di mana akan digunakan. Sedangkan yang dimaksud dengan demobilisasi adalah pengangkutan kembali, peralatan dan  personil dari lapangan pekerjaan ke tempat semula.

2. Pelaksanaan

2.1. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan personal sesuai kebutuhan kontrak yang diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan.

2.2. Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan peralatan, maupun personal atas tanggungan penyedia jasa.

2.3. Penyedia jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personal yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis, kuantitas, kapasitas yang akan didatangkan.

2.4. Penyedia jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi perihal kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan personal.

2.5. Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap perubahan jadwal peralatan dan penyediaan personal.

2.6. Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan seijin direksi.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :

3.1.1. Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila peralatan dan personal telah berada seluruhnya di lapangan dan diterima baik oleh direksi

3.1.2. Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan demobilisasi telah selesai seluruhnya dan diterima baik oleh direksi.

3.2. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Uraian Satuan Pengukuran

Mobilisasi dan Demobilisasi Lumpsum

Pasal 2

Survey, Pengukuran dan Uitset 1. Umum

Survey pengukuran adalah suatu pekerjaan dengan menggunakan alat ukur untuk mendapatkan data topografi dan kondisi lapangan eksisting pada lokasi pekerjaan yang telah ditentukan dan merupakan data pendukung perhitungan MC-0 dan MC-100 yang meliputi pengukuran trase

(22)

Jalur perpipaan dan rencana tapak bangunan. Sedangkan Uitset adalah suatu pekerjaan  pengukuran dengan makna meletakkan patok-patok profil seluruh/ bangunan sebelum  pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi

2. Pelaksanaan

2.1. Penyedia jasa harus menyerahkan data pengukuran dan perhitungan tentang letak, posisi, dimensi, dan lain-lain untuk semua item pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kepada direksi.

2.2. Penyedia jasa harus membuat titik-titik referensi/bench mark (BM) sementara untuk kepentingan penyedia jasa sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik referensi BM sementara harus mendapatkan persetujuan dari direksi.Setiap titik referensi/BM sementara harus berpangkal pada titik referensi BM yang ditetapkan direksi di lapangan.

2.3. Penyedia jasa harus bertanggung jawab penuh atas kebenaran titik referensi/BM di lapangan.

2.4. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-patok, serta  peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran/setting out. Penyedia jasa harus

menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi dengan menunjukkan surat kalibrasi yang masih berlaku untuk pengukuran/setting out dan mengontrol pekerjaan.

2.5. Penyedia jasa harus segera mengirim semua data survai serta hasil perhitungan dan gambar-gambar dan pengukuran MC-0 dan MC-100 kepada direksi secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :

2.5.1. Data ukur, 1 (satu) asli dan 2 (dua) rekaman.

2.5.2. Gambar dengan ukuran A3 sebanyak 1 (satu) asli dan 3 (tiga) rekaman, atau sesuai yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase kumulatif progres pekerjaan dengan ketentuan akan dibayar 100% bilamana keseluruhan data-data ukur, hasil  perhitungan dan gambar-gambar hasil pengukuran yang disyaratkan telah diserahkan

kepada direksi.

3.2. Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Uraian Satuan Pengukuran

Survey, Pengukuran dan Uitset Lumpsum

2.2. Gudang dan Barak Pekerja

Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan Gudang dan Barak Pekerja dengan menenuhi ketentuan sebagai berikut :

2.2.1. Bangunan gudang dan barak pekerja harus ditempatkan berada tidak jauh dari lokasi pekerjaan.

(23)

2.2.2. Perkampungan/barak staf Penyedia jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan semua pelayanan yang perlu seperti saluran pembuang, penerangan,  jalan, gang tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam kontrak.

2.2.3. Penyedia jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan yang cukup untuk, perkampungan stafnya, pemondokan buruh, bengkel dan tempat lainnya di daerah kerja.

3. Pengukuran dan Pembayaran

Bangunan yang diuraikan dalam seksi ini akan dibayar dengan cara lumpsum, pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan,  pemeliharaan, pembersihan, dan pembongkaran semua bangunan tersebut setelah pekerjaan

selesai.

Pembayaran akan dilakukan sebagai berikut :

3.1. Dibayarkan 50% (lima puluh prosen) apabila semua item sudah disediakan oleh Penyedia Jasa dan sarana prasarana berfungsi dengan baik serta mendapat persetujuan dari Direksi.

3.2. Dibayarkan 50% (lima puluh prosen) lagi apabila pekerjaan dinyatakan telah selesai oleh Direksi dan telah dilakukan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja oleh Penyedia Jasa.

Uraian Satuan Pengukuran

Sewa Direksikeet, Gudang dan Barak Pekerja Lumpsum

III.

PENYELENGGARAAN KEGIATAN SMK3

Pasal 4

Penyelenggaraan Kegiatan SMK3 1. Umum

Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyediakan semua peralatan dan instrumen untuk mendukung terlaksananya SMK3 selama proyek berjalan.

2. Pelaksanaan

2.1 Selama masa pekerjaan, Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi  pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di

suatu tempat yang telah ditentukan.

2.2 Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.

2.3 Penyedia Jasa berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.

2.4 Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung diri (APD) untuk semua personil dan tenaga kerja yang berhubungan dengan pekerjaan yang sedang dikerjakan.

2.5 Ketika pekerjaan sedang berlangsung, semua personil dan tenaga kerja yang  berhubungan dengan pekerjaan tersebut harus selalu mengenakan alat pelindung diri. 2.6 Penyedia Jasa harus menyediakan rambu-rambu,  safety line,  papan pemberitahuan yang

(24)

2.7 Papan pemberitahuan harus ditulis dengan tulisan yang jelas dan mudah dibaca oleh semua pengguna jalan, sehingga pengguna jalan bisa memperhatikan dan meminimalisir terjadinya kecelakaan.

2.8 Semua galian tanah yang terbuka, harus bisa ditutup sebelum semua pekerja bubar pada hari itu, sehingga tidak ada lubang yang masih menganga dan tidak ada orang yang  bekerja. Jika terpaksa masih meninggalkan lubang karena sesuatu alasan yang bisa dipertanggungjawabkan, maka sekitar lubang itu harus dipasang safety line dan rambu-rambu yang tetap mudah terlihat pada malam hari, sehingga tidak menimbulkan kecelakaan.

2.9 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan Penyedia Jasa bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

2.10 Apabila terjadi kecelakaan, Penyedia Jasa selekas mungkin memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

2.11 Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa wajib menyediakan tabung alat  pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg. 2.12 Seluruh tenaga kerja diikutsertakan dalam program ASTEK.

3. Pengukuran dan Pembayaran

Kegiatan SMK3 ini dibayar secara lumpsum, dengan perincian sebagai berikut :

3.1. Selama masa pekerjaan, Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara kebersihan lokasi. 3.1.1. Dibayarkan 50 % (lima puluh prosen) jika semua peralatan APD, rambu-rambu,

 papan peringatan,  safety line,  kotak P3K dan obat-obatannya, dan semua  peralatan dan instrumen untuk mendukung SMK3 sudah diadakan dan tersedia

di lokasi pekerjaan.

3.1.2. Dibayarkan 20 % (dua puluh prosen) jika semua perlatan APD dipakai oleh semua  personil dan tenaga kerja, rambu-rambu, papan peringatan dan  safety line dipasang di lokasi pekerjaan selama pekerjaan berlangsung dan atau selama kondisi pekerjaan dinilai kurang aman jika peralatan tersebut tidak dipasang. 3.1.3. Dibayarkan 30 % (tiga puluh prosen) jika pekerjaan sudah selesai dikerjakan dan

 penyedia jasa tidak pernah  mendapatkan surat teguran terkait penyelenggaraan SMK3 baik dari konsultan pengawas maupun direksi. Jika ada surat teguran terkait penyelenggaran SMK3, maka yang 30% (tiga puluh prosen) ini tidak dibayarkan.

Uraian Satuan Pengukuran

(25)

II.

SEWA DIREKSIKEET, GUDANG DAN BARAK PEKERJA

Pasal 3

Sewa Direksikeet, Gudang dan Barak Pekerja 1. Umum

Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan dan Direksi keet, gudang, barak pekerja serta fasilitasnya dengan cara melakukan sewa bangunan/rumah penduduk di sekitar lokasi  pekerjaan dengan memperhatikan kapasitas kecukupan ketersediaan ruang dan kelayakan  bangunan. Penyedia jasa juga bisa melakukan pembangunan sendiri untuk penyediaan fasilitas

di atas. Penyediaan sarana prasarana tersebut memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut : 1.1. Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan Pemerintah Pusat maupu Pemerintah

Daerah.

1.2. Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan denah lapangan, penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

1.3. Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.

1.4. Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok sehingga  bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

1.5. Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan di atas fondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan utilitas.

1.6. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat menggunakan yang baru, atau yang bekas, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

1.7. Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus layak untuk ditempati bangunan,  bebas dari genangan air, diberi pagar keliling, dan minimum dilengkapi dengan jalan

masuk berkerikil serta tempat parkir.

1.8. Penyedia Jasa harus menyediakan alat pemadam kebakaran dan kebutuhan P3K yang memadai di seluruh barak, kantor, gudang, dan bengkel.

2. Pelaksanaan

2.1. Direksi Keet dan Kantor Penyedia Jasa

Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan kantor dan fasilitas penunjang yang menenuhi ketentuan sebagai berikut :

2.1.1. Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan memenuhi kebutuhan proyek.

2.1.2. Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan harus menyediakan ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan. 2.1.3. Penyedia jasa harus memiliki alat komunikasi yang dapat berkomunikasi dengan

 jelas dan dapat diandalkan antara kantor pemilik, kantor Tim Konsultan Supervisi Lapangan dan titik terjauh di lapangan.

2.1.4. Tempat penyimpanan gambar dan arsip untuk dokumentasi proyek ditempatkan di dalam atau dekat dengan ruang rapat.

(26)

PEKERJAAN PENGADAAN PIPA, PEMASANGAN PIPA DAN

AKSESORIS

IV.A.1. Pekerjaan Pengadaan Pipa Pasal 5

Pekerjaan Pengadaan Pipa 1. Bahan Pipa

1.1. Pipa yang akan dipakai dalam pekerjaan ini adalah pipa HDPE PN 10 –  SDR 17 dan pipa  baja galvanis.

1.2. Standar produksi pipa HDPE PN 10 –  SDR 17, sesuai dengan SNI 06-4829-2005 tentang  pipa polyetilena untuk air minum dan ISO 4427 :1996 tentang Polyethylene Pipes For 

Water Supply –  Spesifications.

1.3. Penyedia Jasa harus melampirkan brosur dari produsen. 1.4. Standar ketebalan pipa galvanis

Nominal Diameter Diameter Luar Ketebalan Dinding

( mm ) ( mm ) Minimum (mm) 50 50,20 3,6

 – 

 4,0 75 88,7 3,8

 – 

 4,3 100 113,9 4,3

 – 

 4,8 150 166,1 4,6

 – 

 5,0 2. Pengadaan

2.1. Produk yang dipesan adalah benar-benar baru (tidak bekas). 2.2. Ukuran nominal disesuaikan dengan Daftar Kuantitas dan Harga.

2.3. Pada setiap pipa harus jelas kelihatan merk dan kelas pipa dan tahun pembuatan. 2.4. Ketebalan pipa harus sesuai dengan yang dipesan.

2.5. Semua jenis diameter pipa yang dipesan harus dilakukan pengujian terlebih dahulu sebelum dikirim ke lokasi proyek.

2.6. Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan yang umum berlaku harus cukup mewakili unit yang disuplai sesuai kontrak. Direksi Pekerjaan harus diijinkan untuk mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.

3. Pengukuran dan Pembayaran

3.1. Pipa yang didatangkan disesuaikan dengan panjang pipa yang akan dipasang.

3.2. Jika pipa sudah didatangkan di lokasi, maka akan dibayarkan 100% (Seratus prosen). 3.3. Satuan pembayaran adalah meter panjang.

Uraian Satuan Pengukuran

(27)

IV.A.2. Pekerjaan Galian Tanah Biasa Pasal 6

Pekerjaan Galian Tanah 1. Umum

1.1. Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan galian tanah biasa dan galian tanah cadas pada galian perpipaan, galian pondasi perpipaan, galian pondasi bangunan dan semua galian untuk bangunan-bangunan penunjang dalam proyek ini.

1.2. Galian tanah biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian tanah berbatu, galian tanah cadas, galian struktur, pembongkaran  perkerasan beraspal, dan pembongkaran perkerasan beton yang masih dapat dilakukan

dengan cangkul.

1.3. Galian tanah cadas harus mencakup seluruh galian tanah pada lapisan tanah padat dan keras tidak mudah pecah yang dapat dikerjakan dengan bantuan alat pemecah mekanis (Breaker) maupun manual.

1.4. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan galian tanah di dalam maupun di luar ruang milik jalan (Rumija) untuk pemasangan pipa transmisi dan distribusi, dan hasil galian dapat digunakan untuk timbunan kembali atau dibuang. Pekerjaan galian ini mencakup  penggalian, pemuatan, pengangkutan.

1.5. Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatan  pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada di

sekitar lokasi galian.

1.6. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas bawah tanah dan membayar setiap izin atau kewenangan lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan dalam kontrak.

1.7. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas  bawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnya atau struktur yang mungkin dijumpai dan harus memperbaiki setiap kerusakan yang timbul akibat operasi kegiatannya.

1.8. Setiap hari penyedia jasa harus membuat back up perhitungan volume galian yang telah dilaksanakan setiap harinya dengan mengukur panjang galian, lebar galian dan kedalaman galian secara bersama-sama dengan konsultan pengawas, sebagai dasar untuk  pembayaran pekerjaan galian.

2. Pelaksanaan

2.1. Penggalian tanah boleh menggunakan peralatan manual seperti cangkul dan semcamnya, dan boleh menggunakan alat berat seperti excavator.

2.2. Ukuran galian seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

2.3. Kedalaman galian untuk perpipaan bisa kurang dari yang ditentukan dalam gambar, jika ada alasan teknis yang bisa dipertanggungjawabkan dan diijinkan oleh konsultan  pengawas dan atau direksi.

2.4. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus menjaga stabilitas lereng, struktur, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing), jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut

2.5. Dalam setiap saat, apabila pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian yang membahayakan keselamatan, maka Penyedia Jasa harus menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ketidak singkronan volume salah satu item pekerjaan yang terdapat pada Daftar Kuantitas dan Harga antara Engineering Estimate (EE) dan Harga Perkiraan

• Melakukan salat lima waktu dengan disiplin dan khusyuk sebagai bagian aktivitas keseharian kita justru bisa meningkatkan produktivitas kita terhadap satu pekerjaan.

Berikut adalah uraian pekerjaan yang telah dianalisa berdasarkan alur proses kerja yang terdapat didalam dokumen standar operasional prosedur yaitu pelaksanaan

Melaksanakan Kegiatan pengabdian masyarakat bagi tenaga pendidik didalam salah satu upaya untuk melaksanakan salah satu tugas sebagai pelaksanaan salah satu tridarma

Didalam SAP tersebut terdapat satu pernyataan yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP Nomor 07 mengenai akuntansi aset tetap.Aset tetap merupakan salah satu bagian utama

Dengan adanya kendala dan kekurangan dari kami, tidak menutup kemungkinan bila pelaksanaan program yang telah berjalan dan terlaksana terdapat banyak kekurangan, kesalahan, dan

Jika didalam pelaksanaan kerja praktek dan penyusunan laporan kami banyak melakukan kesalahan kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada pihak yang bersangkutan.. Dengan tersusunnya

Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu gambar perencanaan atau