• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.6 Pekerjaan Perkerasan Beton

4.6.2 Pekerjaan Rigid Pavement

Beton yang digunakan untuk pekerjaan lean concrete menggunakan beton K-450 dengan slump 0-3 cm. Persetujuan untuk proporsi bahan pokok campuran akan didasarkan pada hasil percobaan campuran (trial mix). Jumlah semen dalam setiap meter kubik beton padat tidak boleh kurang dari jumlah dalam percobaan campuran yang disetujui. Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan. Untuk menentukan perbandingan agregat kasar dan agregat halus, proporsi agregat halus harus dibuat minimum.

Untuk pembuatan beton K-450 dibatching plant. Kapasitas batching plant harus dapat memasok kebutuhan alat slipform concrete paver sedemikian rupa sehingga alat terus bergerak tanpa terhenti akibat kekurangan atau keterlambatan pemasokan. Untuk campuran beton dengan slump rendah dapat digunakan dump truck sebagai alat pengangkut campuran.

Mesin perkerasan beton harus merupakan satu unit mesin yang mempunyai fungsi penghampar, meratakan, memadatkan dan membentuk perkerasan sekali gus memberi arah dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju.

Pekerjaan Rigid, grooving, pemotongan dan pengisian joint sealant, dan penyiraman dilakukan setiap satu lajur, sehingga semua total lajurnya ada 4.

1. Pekerjaan pemasangan string line untuk sensor concrete paver.

Agar tinggi pekerjaan lapisan rigid bisa rata. Karena tinggi rigid 30 cm.Stringline berfungsi sebagai panduan utama untuk arah dan elevasi harus sudah terpasang sepanjang rencana produksi perkerasan. Stringline harus dipasang (setting) pada kedudukan (elevasi dan posisi) yang sesuai untuk memberikan hasil akhir ketebalan, elevasi dan arah perkerasan dan harus dengan menggunakan alat ukur.

Gambar 4.24 String Line Untuk Sensor Concrete Paver 2. Pekerjaan persiapan pemasangan dowel secara manual di

alat concrete paver.

Ujung besi dowel yang bergerak (move) harus dilapisi bahan anti lengket (unbonded material) berupa pelumas atau aspal atau bahan lain yang memiliki sifat unbonded lebih baik, sesuai yang ditentukan.

3. Pekerjaan pemasangan plastic diatas LC sepanjang pengecoran rigid berlangsung.

Untuk mencegah hilangnya air semen beton. Dan air semen beton rigid tidak masuk ke dalam lc yang sudah kering.

Alat ini dapat bekerja menyisipkan dowel secara otomatis ke dalam perkerasan beton yang sedang dalam proses penyebaran pemadatan pada interval jarak yang diinginkan dan sejajar dengan arah pergerakan mesin.

5. Pemasangan tie bar secara manual setiap 60 cm.

Batang-batang (tie bars) tersebut tidak boleh dicat atau dilapisi aspal atau material lain atau dimasukkan tabung kecuali untuk keperluan pelebaran nantinya. 6. Hauling beton menggunakan dump truck, karena slump

berkisar 0-3 cm.

7. Pekerjaaan penghamparan beton di bantu oleh whell Loader.

Gambar 4.25 Pekerjaan Penghamparan Beton

8. Perataan beton oleh concrete paver yang bernama Wirtgen.

Secara umum alat ini harus dilengkapi dengan :

a. Auger yang dapat menyebarkan adukan beton secara merata ke seluruh bagian

lebar perkerasan.

b. Screed yang mengatur masukan beton ke dalam mold (cetakan).

c. Vibrator dengan jumlah cukup untuk menjamin keseragaman dan konsolidasi seluruh campuran beton dan ditempatkan pada selebar mold

dengan frekuensi 160-200 Hertz yang kedudukannya harus lentur agar tetap berfungsi walaupun harus menyentuh tulangan.

d. Mold (slipform pan/fiching pan) pembentuk perkerasan harus terbuat dari baja berkualitas sangat tinggi dan bentuknya harus menjamin agar beton yang dibentuk tidak terseret dan menghasilkan beton yang padat.

e. Super smooter /float pan finicher – penempa akhir yang menghaluskan – meratakan permukaan akhir perkerasan dan bergerak secara oskilasi. f. Tie bar inserter (penyisip tulangan) secara otomatis

pada jarak tertentu menyisipkan tie bar pada sambungan memanjang.

Gambar 4.26 Pekerjaan Rigid Meggunakan Alat Wirtgen 9. Finishing dan penghamparan permukaan rigid dan

pekerjaan perawatan beton. 11. Pekerjaan Grooving

Pekerjaan pembuatan alur pada rigid pavement dimaksudkan agar sewaktu jalan sudah siap di pakai, jalan tersebut tidak licin. Pekerjaan ini menggunakan alat yang dinamakan groover.

Gambar 4.27 Hasil Pekerjaan Grooving 12. Pekerjaan perawatan beton

Permukaan beton yang terbuka harus segera dilapisi pengawet (curing compound) setelah di finishing dengan sikat, dengan menyemprotkan bahan pengawet pada permukaan menggunakan penyemprot atau alat lain yang disetujui.

13. Pekerjaan perawatan beton setelah penyiraman curing coumpond

Gambar 4.28 Perawatan Beton Dengan Penyiraman Air 14. Cutting Beton dengan alat Concrete Cutter.

Cutting beton dilakukan setiap jarak 5m ; sedalam 1/3 tinggi permukaan rigid. Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras agar penggergajian tidak menimbulkan keretakan, dan jangan lebih dari 18 jam setelah pemadatan akhir beton.

Gambar 4.29 Pemotongan Beton Dengan Concrete Cutter 15. Pemanasan bahan joint sealent

Bahan penutup sambungan (joint sealent) harus berupa Expandite Plastic, senyawa gabungan bitumen karet grade 99 yang dituangkan dalam keadaan panas, atau bahan serupa yang disetujui.

Gambar 4.30 Pemanasan Aspal Untuk Penutup Join Sealent 16. Pembersihan celah dengan compressor.

Sebelum diisi bahan joint sealent celah harus dibersihkan dari debu atau pasir yang masuk kedalam celah dengan alat compressor.

Gambar 4.31 Pembersihan Celah Join Sealent 17. Pekerjaan pengisian joint sealent.

Waktu dituangkan, jangan sampai material ini tumpah pada permukaan beton yang terbuka.

Gambar 4.32 Pengisian Celah Join Sealent

Perkerasan kaku pada proyek Peningkatan Jalan Tol Solo–Ngawi-Kertosono ruas Ngawi-Kertosono paket 3 merupakan struktur yang terletak diatas lean concrete. Ketebalan dari pelat beton adalah 30 cm (lihat gambar 4.23). pekerjaan perkerasan kaku dibagi 4 jalur (lihat gambar 4.22). menggunakan mutu K – 450.

4.6.2.1 Perhitungan Volume Perkerasan Kaku

Perhitungan volume pekerjaan perkerasan kaku sama dengan rumus perhitungan volume pekerjaan galian RCP, U-ditch, box culvert 1 & 2, maka lihat rumus 4.24.

4.6.2.2 Kapasitas Produksi Pekerjaan Perkerasan Kaku

Kapasitas Produksi untuk pekerjaan perkerasan kaku tergantung pada jenis pekerjaan yang dilakukan dan alat berat yang digunakan.

 Pekerjaan yang dilakukan antara lain :

 Menghitung kapasitas produksi batching plan kemudian dikombinasikan dengan kapasitas produksi truck mixer. Data sesuai dengan spesifikasi teknis alat yang digunakan.

Perhitugan kapasitas produksi batching plan dan truck mixer pada pekerjaan perkerasan kaku sama dengan rumus perhitungan kapasitas produksi batching plan dan truck mixer pada pekerjaan lean concrete maka lihat rumus 4.31 dan 4.32.

 Menghitung kapasitas produksi slip form paver untuk perataan beton rigid. Data sesuai dengan spesifikasi teknis alat yang digunakan.

Tabel 4.21 Spesifikasi Slipform Paver Spesifikasi Alat Slip Form Paver

Uraian Kode Koef

Tebal hamparan t 0,3 m Kecepatan menghampar v 1 m/menit Faktor efisiensi alat Fa 0,73 Menghitung kapasitas produksi slip form paver :

... (4.33) Fa = faktor efisiensi alat (lihat tabel 4.7)

b = kapasitas lebar hamparan (b = 1,00 – 2,50 m)

 Perhitungan kapasitas produksi penyiraman perkerasan kaku oleh water tank truck kombinasi dengan waktu isi air dengan pompa air.

Perhitungan kapasitas produksi penyiraman perkerasan kaku dengan water tank truck sama dengan rumus perhitungan kapasitas produksi penyiraman dengan water tank truck pada pada pekerjaan timbunan tanah maka lihat rumus 4.15.

4.6.2.3 Durasi Pekerjaan Perkerasan Kaku

Perhitungan durasi pekerjaan perkerasan kaku sama dengan rumus perhitungan durasi timbunan material pilihan (replacement) maka lihat rumus 4.13 dan 4.18.

Dokumen terkait