• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pekerjaan Struktural

Dalam dokumen LaPORAN PKL (Halaman 47-54)

PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan Persiapan

4.3 Pekerjaan Struktural

Pada proyek pembangunan perumahan Griya Kebon Sajiq ini digunakan beton bertulang mutu K-250. Mutu ini mempunyai kekuatan tekan

25 Mpa. Kekuatan mutu beton yang dimaksud akan tercapai setelah umur beton mencapai empat minggu atau 28 hari.

Campuran adukan beton menggunakan perbandingan volume yang telah diuji spesifikasinya di laboratorium, yaitu dengan uji tekan silinder (pra konstruksi) dan dengan uji tekan kubus (pada saat konstruksi).

Perbandingan campuran yang direncanakan yaitu 1 pc : 2 Pasir : 3 kerikil alam. Campuran yang direncanakan tersebut harus dibuktikan dengan data otentik dan dari percobaan bahwa kekuatan karakteristik yang disyaratkan dapat dicapai. Sedangkan kekentalan adukan diperiksa dengan uji slump.

Berikut adalah beberapa bagian struktural pembangunan perumahan Griya Kebon Sajiq yang dapat dipantau :

4.3.1 Pekerjaan pembuatan lantai kerja

Menumpuk batu pecah pada dasar galian tanah. Setelah diratakan, pada bagian atasnya diberikan urugan pasir sampai memenuhi level dasar foot plate.

4.3.2 Pekerjaan fabrikasi footplate

Merakit rangka foot plate sesuai dengan gambar renana struktur. Perakitan dilakukan tidak pada galian fondasi melainkan dilakukan ditempat lain karena membutuhkan ruang gerak yang cukup besar untuk pembuatannya.

Lantai kerja yang sudah kering dibersihkan terlebih dahulu dari tanah dan kotoran. Setelah itu poor (rangka foot plat) yang sudah selesai diletakkan diatas lantai kerja.

Pada waktu meletakan poor diatas lantai kerja, dipasangkan juga beton decking/kon decking atau batu pecah.tujuannya adalah agar rangka foot plat tidak menyentuh lantai kerja dan apabila di cor akan tertutup secara sempurna.

Kemudian dilakukan pengukuran kembali dengan cara menarik benang adari as vertikal dan horizontal. hal ini dilahukan karena kadang kala as footplat tidak sama dengan as kolom. Cara

meluruskan as adalah dengan lot, lot adalah alat untuk meluruskan as yang ditentukan dengan benang. Dengan lot ini akan didapatkan garis lurus menyiku kebawah, karena benang yang di bentangkan berada di atas tanah, apabila diukur langsung dengan meteran akan tidak akurat karena meteran tidak tegak lurus atau menyiku dengan benang.

Setelah didapatkan jarak yang sesuai, untuk menandai as kolom dipasangkan sekang atau begel pada footplat. Lalu besi kolom dirakit langsung diatas foot plat ditempat galian. Untuk menahan besi kolom supaya dapat berdiri dipasangan kress. Kress adalah besi tulangan yang dipasang miring dengan sudut tertentu yang fungsinya untuk menahan tulangan kolom agar dapat berdiri.

Kemudian diikatkan sekang pada besi kolom tersebut dan diikat dengan kawat bendrat . sengkang diberi jarak sesuai dengan gambar kerja.

4.3.3 Pekerjaan pengecoran

Semen, pasir, krikil,dan air dicampur dengan mesin molen. Setelah tercampur dengan baik adonan beton kemudian dibawa ke lokasi dengan gerobak dorong (arco).. Kemudian adonan tersebut diratakan dengan menggunakan vibrator.sampai didapatkan tebal footplate sesuai gambar rencana.

Apabila terjadi hujan, foot plat yang belum kering harus ditutupi dengan terpal dan pekerjaan pengecoran harus dihentikan .

4.3.4 Pekerjaan Kolom Tendensal

 Pembekistingan kolom

Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis, dan dimensi komponen struktur seperti yang di syaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi.

Cetakan harus mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortar

Cetakan harus diperkaku dan diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuknya.

Cetakan dan tumpuannya harus di rencanakan sedemikian hingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya.

Perencanaan cetakan harus menyertakan pertimbangan factor –

factor berikut:

- Kecepatan dan metode pengecoran beton

- Beban selama konstruksi, termasuk beban – beban vertical, horizontal, dan tumbukan.

- Persyaratan – persyaratan cetakan khusus untuk konstruksi cangkang, pelat lipat, kubah, beton arsitektural atau elemen – elemen sejenis.

Cetakan untuk elemen struktur beton prategang harus di rancang dan dibuat sedemikian hingga elemen sruktur dapat bergerak tampa menimbulkan kerusakan pada saat gaya prategang diaplikasikan.

 Pengecoran kolom

Mix design beton mutu K250

Pengujian dilakukan dari pengujian standar untuk mendapatkan karakteristik material antara lain, kadar lumpur pasir, sieve analisis, kadar air kering permukaan, berat spesifik

pasir dan kerikil, Mix design mutu K250. Standar yang dipakai

yaitu SK SNI T-15-1990-03 “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal”.

Teknis pengerjaan

Pembesian

- Kolom yang digunakan adalah kolom ikat yang mempunyai tulangan-tulangan yang diperkuat atau diikat pada jarak tertentu dengan lilitan tertutup yang umum disebut sengkang.

- Untuk penyetaraan dan pemasangan besi tulangan dipasang pada posisi yang tidak dapat digeser, sedangkan untuk

pembengkokan tulangan harus dilakukan dengan gerakan perlahan dan teratur.

- Sesuai dengan pekerjaan pembesian, panjang tulangan bengkokan pada ujung yang lurus adalah 5 cm sedangkan panjang tulangan penyaluran adalah 30 cm, hal ini sesuai dengan SNI-03-2848-2002 pasal 3.16.1 dan 3.16.2.

4.3.5 Pekerjaan pondasi batu kali

 Teknis Pekerjaan

Pengukuran as pondasi batu kali dengan cara membentangkan benang dari as vertikal dan horizontal. Kemudian dilakukan pengelotan,utuk menandakannya ditancapkan besi tulangan polos pada ujung-ujung pondasi batukali lalu diikat dengan benang .

Waterpass dengan menggunaan selang air. Tujuannya adalah agar level pondasi rata dan sejajar dengan level yang direncanakan. Perlunya dilakukan water pass dengan selang air karena permukaan tanah galian pondasi yang satu dengan galian tanah pondasi yang lain tidak rata. Untuk meratakannya, dengan cara membentangkan selang air water pass. Kemudian ukur terlebih dahulu tinggi satu bagian pondasi batukali dan kemudian baru diukur pada bagian pontasi batu kali di tempat lain bila air tersebut tidak berubah posisinya berarti pondasi pertama dan kedua sudah selevel.

Pembuatan lantai kerja pondasi batu kali, pada proyek ini untuk pondasi batu kali tidak menggunakan lantai kerja yang di cor/ disemen, pada dasar pondasi batukali hanya diberikan urugan pasir setebal 5 cm. Lalu batu kali disusun sedemikian rupa sesuai dengan bentuk pondasi yang direncanakan. Penyusunan batu kali dilakukan dengan dilekakkan satu persatu dan direkatkan dengan adonan semen dan pasir.campurannya 1 : 5. Dan pada bagiantengah

pondasi ditancapkan tulangan besi yang nantinya akan diikatkan kepada rangka sloof diatas pondasi.

4.3.6 Pekerjaan Pembuatan rangka sloof

 Teknis Pekerjaan

Besi tulangan dipotong berdasarkan panjang bentang + (10-15%) untuk bengkokannya. Rangka besi yang dipotong lansung dibengkokkan pada ujungnya, kemudian disusun membentuk persegi sesuai gambar dengan cara memasukkan sekang dan pada akhirnya diikatdengan bendrat.

Sloof yang telah dirakit lalu dibawa ke atas landasannya yaitu pondasi batu kali yang telah dibuatkan begisting sesuai dengan gambar rencana.

Kemudian dilakukan pengecoran sesuai tinggi gambar rencana,bagian atas sloof diratakan menggunakan cepang.

Proses pembuatan beton sampai pengecoran dilakukan sebagai berikut :

1. Penempatan material beton (Air, Semen, Pasir dan kerikil) dengan perbandingan tertentu ke dalam molen

2. Pengadukan material dilakukan dalam molen dalam jangka waktu ±5 menit, sehingga diperoleh campuran yang merata. 3. Pengangkutan beton dari mesin pengaduk ke tempat cetakan

atau begisting memakai ember secara estafet.

4. Adukan beton dituangkan kedalam begisting. Apabila akan dilakukan penyambungan dari pengecoran lama, maka perlu dituangkan adukan semen dengan konsentrasi tertentu dengan tujuan beton yang sudah mengeras dapat menyatu dengan baik dengan adukan beton yang baru dituangkan.

5. Adukan beton yang sudah di masukkan kedalam cetakan harus diikuti dengan penggetaran dengan internal vibrator atau dengan menusuk-nusuknya menggunakan kayu atau baja untuk mengurangi terjadinya rongga-rongga.

6. Pekerjaan pengecoran dihentikan setelah diperoleh tinggi sloof yang direncanakan.

 Pembongkaran perancah dan begisting

Pembongkaran begisting dilakukan pada saat beton sudah berumur 5 hari, agar bentuk dari sloof tidak berubah.

4.3.7 Pekerjaan Kolom Lantai 1

Kolom adalah bagian struktur bangunan yang berfungsi meneruskan beban dari struktur bagian atasnya (Atap dan Ring balok untuk kolom paling atas) baik itu berupa beban mati maupun beban hidup ke bagian struktur yang berada dibawahnya dan akhirnya adalah di pondasi.

Pada pekerjaan kolom lantai satu terdapat berbagai ukuran dimensi dan bentuk kolom, diantaranya terdapat bentuk kolom “T”, “L”, dan “I”.

 Teknis pekerjaan

1. Penulangan Kolom.

Tulangan kolom dipasang dan distel supaya lurus 900

sebelum pemasangan begistingnya, penggunaan tulangan pada kolom ini adalah semuanya menggunakan baja ulir. Pemasangan sengkang atau tulangan geser pada kolom menggunakan jarak sesuai gambar rencana.

2. Begisting Kolom

Begisting pada kolom dipasang setelah tulangannya dipasang dengan benar. Begisting pada kolom ini menggunakan empat buah papan kayu 2 x 20 x 400 cm. Yang di perkuat dengan batangan kayu usuk 5/7 pada jarak tertentu.

 Dalam pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting

kolom alat yang digunakan adalah gergaji kayu, palu dan meteran.

 Kayu usuk dan papan disusun terlebih dahulu sebelum

diperkuat dengan pengaku dan besi-besi penyangga. Pemasangan harus tepat siku-siku pada sisi tegaknya dan tidak berubah kedudukannya serta tidak terjadi pergeseran.

 Antara papan dan rangka kolom diberikan spesi untuk

selimut beton. 3. Pengecoran

 Semen, pasir, kerikil dicampur dengan Mix design mutu

K250, kemudian dicampur dengan air dalam molen.

 Campuran yang sudah jadi diangkut menggunakan gerobak

dorong (arco) untuk dibawa ke tempat pengecoran.

 Campuran yang sudah jadi ditumpahkan ke dalam

bekisting.

 Agar campuran pada bagian dalam bekisting tidak

berongga, maka setiap ketinggian kira-kira 0,5 m campuran dirojok dengan besi pengrojok dan vibrator.

 Setelah campuran dalam bekisting penuh, kemudian bagian

atasnya di ratakan dengan menggunakan cepang.

 Setelah diratakan kemudian didiamkan dan setelah 3 hari

bekisting dibuka.

4. Pembongkaran perancah dan begisting

Pembongkaran begisting dapat dilakukan pada umur 7 hari setelah pengecoran dilakukan. Karena material beton suduh cukup keras.

Dalam dokumen LaPORAN PKL (Halaman 47-54)

Dokumen terkait