• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN SUB BASE COURSE

3-1

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini terdiri dari melengkapi semua perlengkapan peralatan, serta bahan kerja untuk melaksanakan semua pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan subbase course dengan tebal sesuai persyaratan kontrak dan spesifikasi serta gambar-gambar yang dipergunakan dan disetujui.

2. Bahan

Bahan subbase harus terdiri dari material yang mempunyai partikel dengan tingkat kekerasan atau fragmen dengan butiran agregat yang terdiri dari campuran sirtu, batu pecah, kerikil atau material sejenis dari sumber yang telah disetujui.

Material – material tersebut harus bersih dari humus, lumpur, lempung yang berlebihan serta bahan organik lainnya. Gradasi dari campuran agregat kering harus memenuhi suatu persyaratan dibawah ini:

Tabel 4.2.1 Gradasi Gabungan

Saringan A.S.T.M Prosentase passing bobot kering 3” No. 10 No. 40 No. 200 100 20 - 100 5 - 60 0 - 8

Gradasi dalam daftar di atas mengambarkan batas - batas yang akan menentukan apakah agregat yang dipakai dari sumber pengadaannya. Hasil akhir dari penyusunan / penggabungan gradasi dengan memakai dasar gradasi limit tersebut, harus masuk dalam batas grading limit hingga penyusunan/ penggabungan gradasi tersebut harus mempunyai susunan uniform dari course aggregate sampai ke fine aggregate.

Jumlah fraksi agregat yang lewat saringan No. 200 tidak boleh lebih dari ½ jumlah fraksi agregat yang lewat saringan No.40. Seluruh agregat yang dipakai untuk agregat

subbase, termasuk fraksi agregat yang lewat saringan No. 40 harus mempunyai liquid limit tidak lebih dari 25% dan plasticity indexnya tidak lebih darl 6% bila ditest dengan persyaratan ASTM 4318.

Sand equivalent + 95 % dan maksimum jumlah material yang lebih halus dari 0.02 mm harus kurang dari 3 %.

CBR min sub Base harus lebih besar dari 25 %.

Tabel 4.2.2 Kondisi Kualitas Untuk Bahan Sub Base Course

Uraian Batas Tes

- Batas Cair

- Indeks Plastisitas

- Ekivalensi Pasir (bahan halus plastis) CBR terendam

- Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran)

- Campuran lempung dan butir – butir mudah pecah dalam agregat

- Perbandingan % lolos #200 dan No. 40

Maksimum 25% Maksimum 6% Minimum 25% Minimum 25% Maksimum 40% Maksimum 5% Maksimum 5%

3. Cara – Cara Penyusunan Pada Umumnya

Subbase course harus ditempatkan sesuai dengan ketentuan dalam gambar. Bahannya harus diberi bentuk serta dipadatkan benar - benar menurut toleransi yang ditentukan. Subbase yang dikarenakan atau bentuk tidak cukup kuat dan stabil tanpa gerakan peralatan konstruksi, harus distabilisasikan secara mekanis sampai pada titik kedalaman yang diperlukan untuk memberikan kestabilan tertentu menurut petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen.

Kestabilan secara mekanis itu meliputi penambahan butiran-butiran halus (fine grained) untuk mengikat butir-butir dari pada bahan subbase secara memuaskan guna melengkapi daya tahan, sehingga lapisan itu tidak akan menjadi cacat dibawah lalu lintas dari pada peralatan konstruksi.

Tambahan pengikat untuk bahan subbase itu tidak boleh menyimpang dari pada batas - batas persyaratan yang telah ditentukan Pejabat Pembuat Komitmen.

4. Peaksanaan Pada PITS (Lubang-lubang)

Semua pekerjaan yang menyangkut pembersihan serta pengupasan lubang-lubang / pits dan penanganan bahan-bahan yang tidak diinginkan harus dilaksanakan oleh kontraktor atas biaya sendiri. Bahan subbase harus diperoleh dari lubang-lubang atau sumber-sumber yang telah diuji / disetujui.

Bahan didalam lubang-lubang digali dan ditangani sedemikian rupa sehingga diperoleh suatu hasil yang seragam serta memuaskan.

5. Perlengkapan

Semua perlengkapan yang diperlukan untuk penyusunan yang tepat dari pada pekerjaan ini harus dalam keadaan siap kerja serta telah diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

Perbekalan harus diadakan oleh kontraktor untuk pengadaan air pada tempat pembangunan itu dengan menggunakan peralatan yang berkemampuan dan berkapasitas tinggi untuk menjamin penggunaan yang seragam.

Persiapan peralatan itu harus direncanakan, disusun serta dioperasikan dan harus mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengaduk semua bahan-bahan air secara subbase yang mempunyai gradasi dan syarat diharapkan.

6. Trial Compaction

Sebelum dilaksanakan pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus melakukan uji pemadatan di luar area yang akan dikerjaan dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Uji pemadatan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah lintasan optimum sehingga tercapai nilai kepadatan dan CBR sesuai dengan yang disyaratkan. Luas area untuk uji pemadatan minimal 3 m x 30 m yang dibagi menjadi 3 segmen, dimana perbedaan tiap segmen adalah pada jumlah lintasan pemadatan. Selanjutnya dari hasil uji pemadatan apabila sudah memenuhi persyaratan, maka dijadikan dasar

dalam pelaksanaan. Namun apabila hasil uji pemadatan tidak memenuhi persyaratan, maka uji pemadatan dapat di ulang kembali.

7. Persiapan Bagian Bawah Lapisan

Sebelum bahan Subbase ditempatkan, maka lapisan yang telah ada /subgrade harus disiapkan serta diperbaiki sesuai ketentuan dalam pekerjaan tanah, mengenai timbunan dibawah subbase course dan graded area.

Lapisan yang telah ada / subgrade harus diperiksa dan disetujui lebih dulu sebelum dimulai penyelenggaraan penebaran material subbase.

Pemeriksaan kemiringan antara tepi-tepi dari pada lapisan yang telah ada subgrade harus dengan garis stakes, atau bentuk-bentuk yang ditempatkan dalam jalur sejajar dengan garis tengah dari pada lapisan yang telah ada / subgrade serta ditempatkan antara stakes, pins atau sejenis.

Untuk melindungi subgrade serta untuk menjamin pengaliran air yang baik maka penebaran subbase dimulai sepanjang garis tengah dari pada lapisan pada satu bagian yang berpuncak atau pada bagian tertinggi dari lapisan dengan kemiringan satu jurusan.

8. Cara – Cara Untuk Penghamparan Pada Umumnya

Lapisan subbase harus disusun berlapis-lapis tidak boleh kurang dari 7,5 cm dan tidak boleh lebih dari 20 cm tebalnya setelah dipadatkan.

Karena bahan itu dibentangkan rata maka harus mempunyai ketebalan yang sama dan tidak diperkenankan adanya tempat-tempat yang mengalami segregation.

Subbase tidak boleh dihamparkan lebih dari 2.000 meter persegi sebelum digilas, kecuali dinyatakan lain oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

Tiap percikan air yang diperlukan harus dijaga dalam batas-batas yang dipersyaratkan. Bahan subbase tidak boleh ditempatkan di atas lapisan yang lunak atau berlumpur.

Sebelum penempatan dan penghamparan berlangsung, tindakan-tindakan pencegahan dilaksanakan untuk menjaga agar bahan-bahan yang tidak diinginkan tidak tercampur kedalam campuran lapisan subbase.

9. Penyelesaian dan Pemadatan

Sesudah penghamparan atau pengadukan, bahan subbase harus benar-benar dipadatkan dengan menggilas dan menambah air, jika perlu.

Diperlukan pengilasan yang cukup memadai yaitu dengan menggunakan alat vibratory rollers seberat 14 ton lalu smooth wheel rollers dengan berat minimum 12 ton untuk melayani kecepatan perletakan dan penghamparan dari bahan subbase itu. Dalam hal lokasi sulit diperoleh peralatan tersebut (vibrator), dapat diganti peralatan lain dengan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen, tetapi tidak mengurangi mutu. Penggilasan harus berlangsung tahap demi tahap dari dan ke arah jalur yang sedang disusun, dan tiap - tiap jalur dengan arah longitudinal harus digilas secara berlapis (overlapping), paling sedikit setengah lebar unit penggilasan.

Banyaknya gilasan yang diperlukan minimum 6 gilasan (passes) atau lebih sehingga permukaan lower subbase memiliki nilai CBR minimum 25%.

Penggilasan harus berlangsung sampai bahan itu tersusun dan stabil benar-benar, serta bahan subbase telah dipadatkan sehingga kepadatannya adalah 95% kepadatan maksimum pada kadar air optimum sebagai yang ditetapkan oleh ASTM D-1557 Blending dan rolling harus dilakukan bergantian, menurut keperluan / petunjuk untuk memperoleh satu subbase yang rata, halus dan dipadatkan secara merata pula. Lapisan itu tidak boleh digilas pada waktu dasar lapisan lunak atau berlumpur atau jika penggilasan menimbulkan gelombang di subbase.

Jika penggilasan menghasilkan ketidakrataan yang melebihi 12 mm apabila diuji dengan tongkat lurus dari 3 meter, maka permukaan yang tidak rata harus digusur untuk kemudian ditimbun kembali dengan bahan yang sama seperti yang dipakai dalam menyusun lapisan itu dan digilas lagi seperti tersebut diatas.

Sepanjang tempat-tempat yang tak dapat dimasuki mesin penggilasan maka bahan subbase harus ditumbuk benar-benar dengan alat - alat tumbuk mekanis atau tangan. Penambahan air selama penggilasan apabila perlu, harus dalam jumlah tertentu serta dengan peralatan yang disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

Air tidak boleh ditambahkan sedemikian rupa banyaknya sehingga air itu dapat memasuki lapisan dasar dan menyebabkan menjadi lunak.

Pemadatan lapisan terakhir diberi siraman air yang ringan dan digilas dengan Vibro roller seberat 12 ton, agar lapisan subbase menjadi rata dan padat.

10. Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Galian untuk lubang uji dan penimbunan kembali dengan bahan Sub base Course dipadatkan dengan sempurna, harus dikerjakan oleh kontraktor dibawah pengawasan Konsultan Pengawas dan Direksi Teknis. Untuk Laporan hasil uji kepadatan lapangan, harus memuat tentang titik koordinat dan elevasi hasil pengujian tersebut.

Tabel 4.2.3 Persyaratan Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian Prosedur

a. Ketebalan dan keseragaman Sub Base Course

Pemeriksaan visual dan pengukuran ketebalan setiap hari. Dilakukan untuk setiap 200 panjang lapisan Sub Base Course yang dipasang. b. Test Kepadatan di tempat, Lapis Sub Base

Course ( Test Kerucut pasir) AASHTO T 191, PB0103-76

Harus dilakukan untuk setiap 1000 m2 dan tiap tebal lapis pekerjaan 20 cm, untuk menentukan kepadatan dengan membandingkan terhadap test kepadatan laboratorium untuk kepadatan kering maksimum.

c. Penentuan CBR di tempat lapis Sub Base Course

Dengan menggunakan field CBR dan dilaksanakan minimum setiap 1000 m2 area runway pada lapis akhir/final levell.

Test Pengendalian Prosedur

ketepatan kemiringan dan tinggi tiap bagian yang terdapat kurang rata maupun kemiringan atau ketingian kurang tepat harus digaru tanahnya, dibangun kembali, dipadatkan lagi, sampai diperoleh kerataan serta kemiringan dan ketinggian yang diperlukan. Permukaan yang sudah selesai tidak boleh selisih lebih dari 12 mm jika ditest dengan tongkat lurus dari 3 meter yang dilaksanakan sejajar serta tegak lurus dengan garis tengah.

e. Toleransi ketebalan ± 1 cm terhadap tebal design.

11. Pengukuran

Jumlah bayaran harus ditetapkan dengan menghitung banyaknya jumlah meter kubik berdasarkan ketentuan dimensi dan gambar detail yang digunakan.

12. Pembayaran

Tahap pembayaran dilakukan berdasarkan prestasi kerja yang kriterianya ditetapkan dalam kontrak yang bersangkutan.