GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 1 Pertumbuhan PDRB
2.3.1. Layanan Urusan Wajib
2.3.1.3. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
a. Tingkat Kemantapan Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik
Peran dan fungsi jalan darat adalah sebagai sarana penghubung antar/lintas kota/kabupaten, serta kecamatan yang ada di Provinsi Jawa Barat. Jalan ini penting untuk meningkatkan kegiatan perekonomian di daerah dan memperlancar distribusi perdagangan barang dan jasa angkutan darat, serta orang/penumpang. Mengingat pentingnya jalan darat ini, perlu diketahui proporsi panjang jalan dalam kondisi baik. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan dalam kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan baik nasional, provinsi dan kabupaten/kota. Informasi mengenai proporsi panjang jalan dalam kondisi baik dapat digunakan untuk mengidentifikasi kualitas jalan dari keseluruhan panjang jalan.
Sistem jaringan jalan yang ada pada Provinsi Jawa Barat, berdasarkan status jalan adalah:
1. Jaringan Jalan Nasional = 1.789,200 Km
(Kepmen PUPR No. 250/KPTS/M/2015 Tanggal 31 April 2015)
2. Jaringan Jalan Provinsi = 2.360,580 Km
(Kepgub Jawa Barat No. 620 / Kep. 1086-Rek Tanggal 4 November 2016) 3. Jaringan Jalan Kabupaten/Kota = 32.438,659 Km (Kepgub Jawa Barat No. 620/Kep.1529-Admrek/2011)
Tabel 2.47
Tingkat Kemantapan Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik di Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017
Indikator Tahun (%) Kemantapan Jalan (%) 2013 97,56 2014 97,68 2015 97,8 2016 98,01 2017 98,17 Sumber: LKPJ Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2017
Panjang jaringan jalan provinsi berdasarkan Kepgub Jabar No. 620/Kep.1530-Admrek/2011 dan No. 620/Kep.1086-Rek/2016 tahun
jalan kewenangan provinsi cenderung naik setiap tahun. Pada tahun 2017 tingkat kemantapan jalan adalah sebesar 98,17 persen.
b. Jaringan Irigasi Provinsi
Tingkat kondisi baik jaringan irigasi di daerah irigasi kewengan provinsi adalah nilai kondisi prasarana fisik sistem dan jaringan irigasi sesuai kriteria yang telah ditetapkan dalam permen PUPR No. 12/PRT/M/2015 tentang Eksploitasi dan pemeliharaan Jaringan irigasi. Tingkat kondisi baik jaringan irigasi di daerah irigasi kewenangan provinsi disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.48
Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
NO INDIKATOR
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi
di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi - 65,98 67,34 69,65 72,06 73,95
Sumber: LKPJ Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat kondisi baik jaringan irigasi terus meningkat dari 65,98 persen di tahun 2013 menjadi 73,95 persen di tahun 2017.
c. Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Minum Bersih dan Air Minum Layak
Rumah tangga pengguna air bersih adalah rumah tangga yang memanfaatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota rumah tangga. Ketersediaan dalam jumlah cukup terutama untuk keperluan minum dan masak merupakan tujuan utama dari program penyediaan air bersih yang terus diupayakan oleh pemerintah.
Data lain mengenai air yang umum disajikan juga yaitu air minum layak. Menurut BPS Jawa Barat, indikator air minum layak mulai tahun 2011 menggunakan rumus baru yaitu air minum layak sudah mencakup
air minum utama dan air mandi/cuci. Sedangkan sebelum tahun 2011 menggunakan rumus lama yaitu hanya air minum utama.
Persentase rumah tangga pengguna air bersih di Jawa Barat selama periode tahun 2012-2017 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.49
Rumah Tangga Pengguna Air Bersih dan Layak Minum di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2017
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Rumah Tangga Pengguna
Air Minum Bersih - - 65,19 68,30 68,81 71,57 Rumah Tangga Pengguna
Air Minum Layak 60,31 63,5 65,01 67,20 67,62 - Sumber: BPS-RI Tahun 2018, dan Statistik Kesejahteraan Rakyat Jawa Barat Tahun 2017 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga pengguna air minum bersih di tahun 2014 sebesar 65,19 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 68,30 persen dan meningkat kembali di tahun 2016 dan 2017 menjadi 68,81 persen dan 71,57 persen. Sedangkan untuk jumlah rumah tangga pengguna air minum layak di tahun 2014 sebesar 65,01 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 67,20 persen dan terus meningkat di tahun 2016 menjadi 67,62 persen.
d. Cakupan Pelayanan Air Minum
Pencapaian terkait Cakupan Pelayanan Air Minum di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2012 sampai tahun 2016 menunjukkan kecenderungan meningkat. Pelayanan air minum semakin baik dan menjangkau berbagai wilayah.
Tabel 2.50
Cakupan Pelayanan Air Minum Di Provinsi Jawa Barat 2012-2017 INDIKATOR
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Cakupan Pelayanan Air Minum di Provinsi Jawa Barat terus meningkat dari tahun ke tahun, di tahun 2013 sebesar 60,52 persen dan meningkat terus sampai tahun 2017 menjadi 73,17 persen.
e. Persentase Rumah Tangga Bersanitasi
Rumah Tangga Bersanitasi adalah jumlah rumah tangga bersanitasi dibagi dengan jumlah seluruh rumah tangga. Persentase rumah tangga bersanitasi di Provinsi Jawa Barat disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.51
Rumah Tangga Bersanitasi
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
INDIKATOR
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Rumah Tangga Bersanitasi (%) - - 60,96 70,79 75,67 Sumber: LPPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2016
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Rumah Tangga Bersanitasi di tahun 2014 sebesar 60,96 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 70,79 persen, dan meningkat kembali di tahun 2016 menjadi 75,67 persen.
Pencapaian terkait Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik di Provinsi Jawa Barat dari tahun 2012 sampai tahun 2017 dapat dilihat di tabel di bawah ini.
Tabel 2.52
Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik di Provinsi Jawa Barat 2012-2017
NO INDIKATOR Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1 Cakupan Pelayanan Air
Limbah Domestik (%) -
63,4
0 63,59 65,03 65,64 67,01 Sumber: LKPJ Provinsi Jawa Barat Tahun 2016-2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik di tahun 2013 sebesar 63,40 persen, terus meningkat sampai tahun 2017 menjadi 67,01 persen.
f. Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB adalah Luas ruang terbuka hijau dibagi dengan luas wilayah ber HPL/HGB dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.53
Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
INDIKATOR
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Rasio Ruang Terbuka Hijau Per
Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB - - 29,09 29,09 21,46 Sumber: LPPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Dari tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat bahwa Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB di tahun 2014 sebesar 29,09 persen dan tetap terjaga di tahun 2015 yaitu 29,09 persen. Namun angka tersebut menurun pada tahun 2016 menjadi 21,46 persen.
g. Cakupan Pelayanan Persampahan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas: a. pengurangan sampah; dan b. penanganan sampah. Upaya pengelolaan sampah bertujuan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Terkait pencapaian cakupan layanan persampahan dapat dilihat di tabel di bawah ini.
Provinsi Jawa Barat 2012-2017 No Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 2017 1 Target Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan - 64,7 64-65 65-67 67-69 2 Realisasi Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan - - 64,96 65,65 66,26 67,11 Sumber: LKPJ Provinsi Jawa Barat 2016-2017
Cakupan layanan persampahan perkotaan terus meningkat dari 64,96 persen di tahun 2014 menjadi 67,11 persen di tahun 2017. Berdasarkan tabel di atas, pencapaian cakupan layanan persampahan di tahun 2016 tidak mencapai target yang telah ditetapkan
h. Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per satuan penduduk adalah jumlah daya tampung Tempat Pembuangan Sampah dalam m3 dibagi dengan jumlah penduduk. Persentase tempat pembuangan sampah per satuan penduduk di Provinsi Jawa Barat disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.55
Persentase Tempat Pembuangan Sampah per Satuan Penduduk Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012-2016
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Persentase tempat pembuangan sampah persatuan penduduk (persen)
- - 11,98 179,93 178,17
Sumber: LPPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2016
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase tempat pembuangan sampah persatuan penduduk tahun 2014 sebesar 11,98 persen, meningkat di tahun 2015 menjadi 179,93 persen, dan sedikit menurun menjadi 178,17 persen di tahun 2016.
2.3.1.4. Perumahan dan Kawasan Pemukiman