• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelajaran dari Integrasi Ekonomi Eropa

Dalam dokumen KAJIAN TEORITIS INTEGRASI EKONOMI (Halaman 28-35)

Dalam upaya memperdalam integrasi ekonomi ASEAN maka referensi utama yang paling dapat digunakan adalah integrasi ekonomi Eropa yang dinilai sukses dalam proses dan implementasinya.

3.8.1. Masyarakat Ekonomi Eropa

Proses integrasi yang terjadi di Uni Eropa sering dijadikan model bagi keberhasilan integrasi ekonomi di dunia. Tetapi pembentukan Uni Eropa bukan pekerjaan mudah dan cepat. Prosesnya berlansung cukup lama, dimulai oleh gagasan tentang perlunya dibentuk Dewan Eropa 1946 di Swiss. Setelah perang dunia II, keinginan mendirikan Uni Eropa semakin meningkat, didorong oleh keinginan untuk membangun kembali Eropa dan menghindari kemungkinan perang. Karena itu, dibentuklah European Coal and Steel Community (ECSC) oleh Jerman, Perancis, Italia, dan negara-negara Benelux. Tujuan ECSC Treaty adalah penghapusan berbagai hambatan perdagangan dan menciptakan suatu pasar bersama dimana produk, pekerja, dan modal dari sektor batu bara dan baja dari negara-negara anggotanya dapat bergerak dengan bebas. ECSC mulai diberlakukan tanggal 23 Juli 1952 sampai tahun 2002.

Dalam rangka memperkuat Uni Eropa, pada tahun 1957 di Roma ditandatangani European Atomic Energy Community (EAEC), yang lebih dikenal dengan Euratom dan European Economic Community (EEC) atau EEC Treaty. Tujuan utama Treaty of Rome adalah penciptaan suatu pasar bersama di antara negara-negara anggotanya melalui; pertama, pencapaian suatu Custom Unions yang ditandai dengan penghapusan customs duties, import quotas dan berbagai hambatan perdagangan lainnya di antara negara anggota, serta disisi lain memberlakukan suatu Common Custom Tariff. Perjanjian tersebut mengharuskan para anggota untuk memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) menurunkan tarif, kuota, dan hambatan lain pada perdagangan intranegara Eropa, (2) menaati tarif eksternal umum di luar EEC, (3) menjalankan aliran faktor produksi dalam EEC, (4) mengharmonisasikan kebijakan pajak, moneter, keamanan dan sosial, dan (5) menentukan kebijakan di sektor pertanian, transportasi dan persaingan industri.

Perkembagan selanjutnya menunjukkan semakin terjadinya konvergensi antara perekonomian Eropa sehingga semakin perlu untuk membatasi fluktuasi nilai tukar antar mata uang mereka. Dewan Eropa akhirnya menyepakati secara lebih nyata penyatuan Eropa dalam bidang ekonomi, moneter dan politik di Maastrich, Belanda pada tahun 1992.

Sejak Kesepakatan Maastrich tidak ada lagi pembatasan lalu lintas barang maupun orang di antara negara-negara Uni Eropa. Setiap orang boleh bekerja di mana saja yang mereka inginkan. Begitu pula dengan barang-barang yang diproduksi bebas diperdagangkan dan melintasi batas negara di antara negara-negara Eropa. Komisi MEE telah merumuskan kebijakan hubungan luar negeri yang komprehensif dalam rangka pasar tunggal Eropa tahun 1993. Empat policy

issues yang telah disinggung adalah: (1) Eropa tahun 1993 tetap menganut sistem

ekonomi/perdagangan terbuka, (2) MEE tidak akan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kewajiban internasional yang diatur dalam GATT, (3) keuntungan ekonomi yang telah diperoleh tidak akan diberikan secara unilateral kepada mitra dagang tanpa mengindahkan prinsip resiprositas, dan (4) pembatasan impor tetap dilakukan pada beberapa bidang sensitif.

3.8.2. Pasar Tunggal Eropa

Untuk memulai pasar tunggal Eropa ada tiga rumusan pokok yang disepakati secara bertahap yaitu penghapusan hambatan fisik, penghapusan hambatan teknis, dan penghapusan hambatan fiskal.

1. Penghapusan hambatan fisik meliputi arus lalu lintas barang, penduduk, sarana transportasi serta berbagai masalah yang menyangkut peraturan, prosedur, bea cukai, pemeriksaan imigrasi, urusan paspor dan sebagainya.

2. Penghapusan berbagai hambatan teknis meliputi lalu lintas barang, penduduk, modal, serta hambatan hukum dan administrasi.

3. Penghapusan hambatan fiskal adalah penciptaan kebijakan fiskal untuk mendekatkan perbedaan tingkat pajak di antara sesama negara anggota.

Meskipun perwujudan Pasar Tunggal Eropa (PTE) sudah terlaksana pada tanggal 1 Januari 1993, lalu lintas barang belum sepenuhnya dilaksanakan. Hal tersebut terutama disebabkan oleh sebagian besar direktif itu masih menunggu pengesahan di negara anggota masing-masing. Selain itu, prinsip saling mengakui dan harmonisasi standar barang dan jasa yang diperdagangkan belum seluruhnya dipatuhi perusahaan di negara-negara anggota.

Terciptanya PTE meniadakan semua pengawasan dan formalitas pada batas internal ME, yang mempunyai efek segmentasi pasar yaitu meniadakan berbagai rintangan dan perdagangan dan produksi non tarif, dengan penciptaan PTE diharapkan akan memberi empat efek utama: (1) pengurangan yang mencolok dalam biaya, sebagai pemanfaatan yang lebih efisien dari berbagai macam skala ekonomi, (2) terciptanya efisiensi yang lebih baik dalam perusahaan dan tercapainya rasionalisasi merupakan akibat dari pasar yang kompetitif, (3) terjadinya penyesuaian antar industri atas dasar gerak yang lebih leluasa dari keunggulan komparatif dalam suatu pasar yang terintegrasi, dan (4) akhirnya terjadi arus inovasi dan terciptanya proses dan produk baru yang didorong oleh dinamika pasar internal Eropa yang besar.

3.8.3. Sistem Moneter Eropa

European Monetary System (EMS) atau Sistem Moneter Eropa merupakan

tahapan terakhir bagi terciptanya sebuah masyarakat Eropa yang bersatu. Selama delapan belas tahun antara tahun 1970 hingga 1988, telah terjadi berbagai peristiwa, di antaranya European Community telah bertambah anggotanya, dengan bergabungnya Denmark, Irlandia, Inggris, Yunani, Portugal, dan Spanyol. Di tahun 1979 dibentuk European Monetary System (EMS) yang menciptakan sistem nilai tukar tetap di antara negara anggota kecuali untuk mata uang Inggris, Poundsterling.

Keberadaan EMS membantu stabilitas nilai tukar mata uang negara anggota dan mendorong negara anggota untuk menetapkan kebijakan yang ketat yang memungkinkan mereka menjaga solidaritas di antara para anggota dan mendisiplinkan perekonomian mereka. Wacana ini selanjutnya menjadi agenda

dalam Single European Act pada tahun 1987 yang mengarah pada pasar bebas untuk barang, jasa, dan modal yang diharapkan akan terwujud tahun 1993. EMS yang disampaikan Komite Delor terdiri atas tiga hal:

1. European Currency Unit (ECU) atau satuan mata uang Eropa, akan menjadi satu-satunya alat transaksi di antara negara-negara anggota ME.

2. Setiap negara anggota harus menyerahkan 20 persen cadangan devisanya untuk disimpan di European Monetary Coorporation.

3. Hal paling utama adalah bahwa setiap negara anggota wajib menjaga nilai tukar yang ditetapkan, yaitu mengikuti aturan ERM hanya diperkenankan untuk berfluktuasi +/- 2.25 persen, kecuali yang ditetapkan lain.

Dalam rangka mempercepat pelaksanaan EMU, proses integrasi menuju EMU berjalan secara evolusioner, terdiri atas (Felianty, 2006):

1. Fase pertama pembentukan European Monetary Union (EMU) memutuskan realisasi tahap pertama economic and monetary union dimulai pada 1 Juli 1990. Pada prinsipnya tahap pertama ini akan menghapus seluruh restriksi pergerakan modal di antara negara anggota. Tahap pertama ini akan mengidentifikasi segala permasalahan dan berakhir pada tahun 1993.

2. Fase kedua yaitu pendirian EMI dan EC. Fase kedua, dimulai dengan didirikannya European Monetary Institute (EMI) pada tanggal 1 Januari 1994. EMI memiliki dua tanggung jawab, yaitu: (1) memperkuat kerjasama antar bank sentral dan koordinasi kebijakan moneter, dan (2) melakukan persiapan untuk mendirikan Bank Sentral Eropa, yang memegang kendali kebijakan moneter dan menciptakan mata uang tunggal.

3. Fase ketiga yaitu penetapan nilai tukar tetap. Tanggal 1 Januari 1999 dimulai tahap ketiga, atau tahap terakhir dalam pembentukan EMU, yang ditandai dengan penetapan nilai tukar yang tetap di antara 11 mata uang negara anggota yang bergabung dalam monetary union dan pelaksanaan kebijakan moneter adalah tanggung jawab ECB.

Sehubungan dengan syarat yang ditetapkan dalam Maastricht Treaty tersebut maka dirancang kriteria untuk mencapai tingkat sustainibilitas konvergensi yang tinggi. Kriteria konvergensi ini adalah:

1. Kriteria nilai tukar mata uang: nilai tukar mata uang tiap negara anggota harus berfluktuasi pada margin kurang-lebih 2.5 persen, selama dua tahun selama masa pengujian. Sebuah negara anggota tidak dapat berinisiatif sendiri dalam melakukan devaluasi mata uangnya terhadap mata uang negara anggota lain. 2. Kriteria inflasi: tingkat inflasi rata-rata negara anggota tidak boleh lebih dari

1.5 persen di atas tingkat inflasi rata-rata dari tiga negara anggota yang memiliki indikator tingkat inflasi rata-rata yang terbaik.

3. Kriteria suku bunga: tingkat suku bunga jangka panjang rata-rata (obligasi pemerintah atau sejenisnya) negara anggota tidak boleh lebih dari 2 persen di atas tingkat suku bunga jangka panjang rata-rata tiga negara anggota yang memiliki kinerja terbaik pada indikator tingkat suku bunga jangka panjang. 4. Kriteria keuangan publik: defisit anggaran tiap negara anggota tidak boleh

lebih dari 3 persen dari GDP.

Mulai tanggal 1 Januari 1999 negara anggota Uni Eropa memberlakukan mata uang tunggal, yaitu Euro. Ada tiga alasan yang menyebabkan Eropa menggunakan mata uang tunggal. Pertama, satu mata uang dipandang sebagai persyaratan utama untuk memperlancar perdagangan dan investasi di antara negara Uni Eropa. Kedua, mata uang tunggal diyakini akan memberi suara yang lebih kuat bagi Eropa dalam menghadapi Amerika Serikat pada perekonomian global. Ketiga, mata uang tunggal akan memperkuat integrasi politik yang akan menghindarkan terjadinya kembali perang di Eropa seperti pada masa lalu.

Kriteria negara anggota MEE untuk dapat bergabung dalam satu mata uang Euro adalah sebagai berikut: (1) mempunyai inflasi tidak lebih dari 1.5 persen, (2) suku bunga jangka panjang tidak lebih tinggi dari 2 persen, (3) defisit anggaran pemerintah tidak lebih tinggi dari 3 persen terhadap GDP, (4) utang pemerintah tidak boleh lebih dari 60 persen terhadap GDP, (5) nilai tukar stabil dalam Sistem Moneter Eropa, (6) Bank Sentral nasional yang independen, (7) tidak boleh membayar defisit anggaran dengan mencetak uang, (8) tidak ada dana talangan untuk membayar uang yang berlebihan, dan (9) institusi keuangan tidak dapat dibujuk untuk membayar utang pemerintah.

Keuntungan yang diperoleh dari pemberlakuan Euro adalah harga yang lebih rendah sebagai akibat persaingan dan transparansi harga di antara negara anggota. Harga pada berbagai negara dapat dibandingkan sehingga barang dan jasa menjadi lebih murah. Akibat pemberlakuan suatu mata uang itu adalah perdagangan intra-Uni Eropa akan bertambah besar. Euro sendiri tidak akan menyelesaikan masalah yang kini dihadapi Eropa, tetapi Euro yang stabil

membuat ekonomi Uni Eropa menjadi lebih kuat. Karena hilangnya gejolak Euro akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Dalam dokumen KAJIAN TEORITIS INTEGRASI EKONOMI (Halaman 28-35)

Dokumen terkait