• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Bantalan Akuatermia

Dalam dokumen Pemberian Obat Topikal Pada Mata (Halaman 30-40)

1. Mengisi unit dengan air suling sampai memenuhi 2/3 inut. Unit akan menghangatkan air, yang bersirkulasi di bantalan

2. Mengeluarkan gelembung udara, dan fiksasi tutup bantalan

3. Mengatur suhu pada tombol pengatur jika memang belum diatur. Suhu normal adalah 40,5 °C. periksa instruksi pabrik 

4. Membungkus bantalan dengan sebuah handduk atau sarung bantal 5. Menyambungkan unit ke aliran listrik 

6. Memeriksa adanya kebocoran atau fungsi bantalan yang tidak benar sebelum digunakan

7. Menggunakan plester atau pengikat kasa untuk memfiksasi bantalan di tempatnya. Jangan menggunakan peniti, Karena dapat mengakibatkan kebocoran

8. Jika terjadi kemerahan atau nyeri yang tidak biasa, hentikan terapi, dan laporkan reaksi klien

Pelaksanaan Kemasan Pemanas Disposabel

1. Masukkan ke microwave, pukul-pukul, peras atau remas kemasan sesuai dengan petunjuk pabrik 

2. Perhatikan instruksi pabrik mengenai lama waktu produksi panas. 5. Memberikan klien instruksi sebagai berikut :

Jangan memasukan benda-benda tajam, benda berujung runcing (misalnya peniti) ke dalam  bantalan atau botol.

Jangan meletakkan botol atau bantalan secara langsung. Permukaan di bawah objek  meningkatkan absorpsi panas, bukan pengeluaran panas iar yang normal

Untuk mencegah cedera, jangan mengatur panas lebih tinggi dari yang telah ditentukan. Derajat panas yang dirasakan akan menurun dengan cepat setelah pemberian kompres karena reseptor suhu tubuh beradaotasi dengan cepat terhadap suhu. Mekanisme adaptif ini dapat menyebabkan cedera jaringan jika suhu diatur lebih tinggi

6. Meletakkan kemasan pemanas pada tempatnya hanya selama jangka waktu yang telah ditentukan guna menghindari fenomena rebound. Untuk bantalan elektrik, selama 1—15 menit.

7. Mendokumentasikan pemberian kompres panas dan respon klien pada catatan klien dengan menggunakan format atau daftar tilik yang disertai catatan narasi jika perlu.

Memberikan kompres pada kondisi rawat jalan dan komunitas Memberikan kompres panas Bayi/Anak 

Suhu air dalam botol air panas harus 40,5 – 46 °C untuk anak-anak berusia kurang dari 2 tahun.

Berikan perhatian khusus saat mengkaji yang akan diterapi dan ketika mengevaluasi efek  terapi karena lansia memiliki banyak kondisi yang merupakan predispodidi terjadinya cedera  pada pemberian kompres.

h. Memberikan Kompres Hangat Kasa Dan Kemasan Basah Perlengkapan

Disesuaikan berdasarkan kebutuhan 1. Untuk kompres basah hangat:

a. Seperangkat peralatan steril terdiri dari:

Pinset 2 buah

Kasa secukupnya

Mangkok berisi cairan hangat

 b. Peralatan non-steril yang terdiri dari:

Buli-buli

Air panas

Pembalut atau kain segitiga

Gunting pembalut

Perlak kecil dan alasnya

Bengkok (nierbekken)

Kapas bersih

Plester 

PELAKSANAAN

1. Untuk kompres basah hangat kain bias diambil dengan  pinset, kemudian dicelupkan ke dalam cairan, diperas sedikit selanjutnya diletakkan pada bagian yang dikompres. Kain kasa harus dibalut atau ditutupdengan kain kasa kering, lalu di plester 

2. Bilanenggunakan air panas

Buli-buli diisi air panas 1/3 sampai 2/3 bagian

Udara dikeluarkan dengan cara : buli-buli ditempatkan di tempat rata, lalu bagian atasnya ditekuk sampai air kelihatan, selanjutnya ditutup

Di bungkus dengan kantong buli-buli

Diletakkan pada bagian yang akan dikompres 3. Bila menggunakan elektrikal pad:

Periksa tegangan listrik (voltage), disesuaikan voltage alat. Stopkontak dipasang

Panas diukur sesuai kebutuhan

Elektrikal pad diletakkan pada bagian yang akan dikompres. Perhatian :

 b. Untuk kompres basah hangat pada jaringan permukaan yang tertutup (bengkak atau memar), alat tidak harus steril tapi harus bersih

c. Bila cairan atau alat kompres terlalu panas, pada bagian kulit yang dikompres bias terjadi luka bakar 

d. Cegah terjadinya luka bakar pada pemberian kompres hangat. Luka bakar bias terjadi, jika cairan atau alat kompres terlalu panas.

Indikasi

1. Sprain dan strain

2. Sebagai tindakan pendahuluan (preliminary) sebelum dilakukan latihan untuk kondisi stiff   joint (kekakuan sendi)

3. Low back pain yang disertai spasme otot

4.

Arthritis kronis

Kontraindikasi

1.

Gangguan sensibilitas 2. Buerger diseases

3. Gangguan peredaran darah arterial perifir  2.5.4 Kompres Dingin

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kompres adalah kain pembebat yang dibasahi dengan air dingin (es, dan sebagainya) untuk menyejukkan kepala dan sebagainya.

Kompres dingin dibagi menjadi dua, yaitu kompres dingin kering (kirbat) dan kompres dingin basah. Kompres dingin kering terdiri dari kompres es biasa, kompres es leher, dan kompres es gantung.

Kompres dingin kering diberikan untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es kolar es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres dingin basah diberikan pada bagian tubuh untuk memberi efek lokal. Kompres dingin sering kali digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan inflamasi dengan vasokonstrisi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai counterirritant.

A. Kompres Dingin Kering atau Kirbat

a. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Biasa  Pengertian

Memberikan kompres dingin kepada pasien yang memerlukannya, dengan menggunakan kirbat es yang telah diisi dengan potongan es.

Tujuan

1. Membantu menurunkan suhu tubuh 2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri 3. Membantu mengurangi perdarahan 4. Membatasi peradangan

 Dilakukan pada :

1. Pasien yang suhunya tinggi 2. Pasien perdarahan hebat 3. Pasien yang kesakitan

1. Bengkok  2. Kantong es

3. Sarung pelindung  Bahan

1. Potongan es secukupnya dalam wadah 2. Kassa gulung

3. Plester 

4. Larutan klorin 0,5%  Perlengkapan

1. Baki dan alas

2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas 3. Tempat cuci tangan

4. Sarung tangan

5. Alat tulis dan buku catatan 6. Tempat sampah basah 7. Tempat sampah kering 8. Baskom

 Pelaksanaan1

 NO LANGKAH KERJA RASIONALISASI

1 Menyiapkan alat dan bahan

Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es,  potongan es dicelupkan dulu ke dalam air untuk 

menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga kantong.

Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat

Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung tangan di  bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.

Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran

Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.

Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester sesuai kebutuhan.

Memudahkan kita dalam melakukan tindakan

2. Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap  pasien

Memastikan apakah kompres tersebut benar diberikan untuk   pasien tersebut

3. Melakukan informed concent Mempermudah kita dalam melakukan tindakan dengan  bekerja sama dengan pasien

sudah ada perjanjian

4. Mencuci tangan di bawah ait mengalir Mencegah penularan infeksi 5. Memasang perlak dan alasnya Mencegah air membasahi kasur  

 pasien

6. Mendekatkan alat dan bahan Memudahkan dalam pelaksanaan  prosedur kerja

7. Memakai sarung tangan Pencegahan infeksi 8. Memasang kompres pada bagian tubuh yang

memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang telah ditentukan guna menghindari efek yang mebahayakan dari kompres dingin yang  berkepanjangan

Memberikan efek kompres yang optimal

9. Membereskan alat- alat

10. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin Dekontaminasi 11. Mencuci tangan Pencegahan infeksi

12. Mendokumentasikan di buku catatan Pencatatan yang tepat pada waktunya mencegah kesalahan dalam pemberian kompres (misal,  pengulangan pemberian atau  pemberian terlewat)

 b. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Leher   Pengertian

Memasang kompres dingin pada leher  Tujuan

Mengurangi perdarahan, rasa sakit, dan lain- lain  Dilakukan pada

Pasien pasca bedah tonsil (tonsilectomi), dan lain- lain  Alat 

1. Bengkok  2. Kantong es

3. Sarung pelindung  Bahan

1. Potongan es secukupnya dalam wadah 2. Kassa gulung

3. Plester 

4. Larutan klorin 0,5%  Perlengkapan

1. Baki dan alas

2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas 3. Tempat cuci tangan

4. Sarung tangan

5. Alat tulis dan buku catatan 6. Tempat sampah basah 7. Tempat sampah kering 8. Baskom

 Pelaksanaan1

 NO LANGKAH KERJA RASIONALISASI

1 Menyiapkan alat dan bahan

Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es,  potongan es dicelupkan dulu ke dalam air untuk 

menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga kantong.

Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat

Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung tangan di  bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.

Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran

Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.

Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester sesuai kebutuhan.

Memudahkan kita dalam melakukan tindakan

2. Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap  pasien

Memastikan apakah kompres tersebut benar diberikan untuk   pasien tersebut

3. Melakukan informed concent Mempermudah kita dalam melakukan tindakan dengan  bekerja sama dengan pasien

karena antara bidan dan pasien sudah ada perjanjian

4. Mencuci tangan di bawah ait mengalir Mencegah penularan infeksi 5. Memasang perlak dan alasnya Mencegah air membasahi kasur  

 pasien

6. Mendekatkan alat dan bahan Memudahkan dalam pelaksanaan  prosedur kerja

7. Memakai sarung tangan Pencegahan infeksi 8. Memasang kompres pada bagian leher yang

memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang telah ditentukan guna menghindari efek yang mebahayakan dari kompres dingin yang  berkepanjangan

Memberikan efek kompres yang optimal

9. Membereskan alat- alat

10. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin Dekontaminasi 11. Mencuci tangan Pencegahan infeksi

12. Mendokumentasikan di buku catatan Pencatatan yang tepat pada waktunya mencegah kesalahan dalam pemberian kompres (misal,  pengulangan pemberian atau  pemberian terlewat)

c. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Gantung  Pengertian

Memasang kompres es secara tidak langsung di atas tubuk pasien yang memerlukan Tujuan

Mengurangi perdarahan, rasa nyeri, dan pergerakan  Dilakukan pada

Pasien dengan perdarahan pada usus (dalam rongga perut), sakit kepala yang hebat  Alat 

1. Bengkok  2. Kantong es

3. Sarung pelindung

4. Lengkungan atau busur selimut 5. Tali khusus kompres es

6. Kain atau handuk untuk mengantungkan kompres es 7. Peniti secukupnya

 Bahan

1. Potongan es secukupnya dalam wadah 2. Kassa gulung

3. Plester 

4. Larutan klorin 0,5%  Perlengkapan

1. Baki dan alas

2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas 3. Tempat cuci tangan

4. Sarung tangan

5. Alat tulis dan buku catatan 6. Tempat sampah basah 7. Tempat sampah kering 8. Baskom2

 Pelaksanaan1

 NO LANGKAH KERJA RASIONALISASI

1 Menyiapkan alat dan bahan

Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es,

Memudahkan kita dalam melakukan tindakan

 potongan es dicelupkan dulu ke dalam air untuk  menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing.

Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga kantong.

Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat

Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung tangan di  bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.

Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran

Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.

Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester sesuai kebutuhan. 2. Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap

 pasien

Memastikan apakah kompres tersebut benar diberikan untuk   pasien tersebut

3. Melakukan informed concent Mempermudah kita dalam melakukan tindakan dengan  bekerja sama dengan pasien

karena antara bidan dan pasien sudah ada perjanjian

4. Mencuci tangan di bawah ait mengalir Mencegah penularan infeksi 5. Memasang perlak dan alasnya Mencegah air membasahi kasur  

 pasien

6. Mendekatkan alat dan bahan Memudahkan dalam pelaksanaan  prosedur kerja

7. Memakai sarung tangan Pencegahan infeksi 8. Lengkungan atau busur selimut dipasang

9. Tali dipasang pada busur agar kendor, sehingga  bagian tengah melengkung ke dalam dan hampir 

menyentuh perut atau kepala pasien 10. Pada handuk atau kain diberi peniti

11. Kompres es diletakkan di atas handuk atau kain tepat di atas bagaian tubuh yang akan dikompres. 12. Pasien diselimuti

13. Membereskan alat- alat

14. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin 15. Mencuci tangan

16. Mendokumentasikan B. Kompres Dingin Basah

 Pengertian

Kompres basah adalah balutan kasa basah yang sering diletakkan di atas luka terbuka. Kompres kasa dan kemasan basah dapat diberikan dalam bentuk panas atau dingin.

Tujuan

1. Membersihkan luka 2. Mengobati luka

3. Mencegah kekeringan pada luka tertentu  Dilakukan pada

1. Luka yang kotor 

2. Pasien colostomi sebelum dilakukan opersi  Alat dan bahan

Kompres

1. Sarung tangan disposabel atau sarung tangan steril 2. Wadah untuk larutan

3. Larutan dengan kekuatan dan suhu yang telah ditetapkan oleh dokter  4. Termometer 

5. Kasa segiempat

6. Sarung tangan, forsep, dan lidi kapas (jika kompres harus steril) 7. Jeli minyak 

8. Handuk penyekat 9. Plastik 

10. Tali

11. Botol air panas atau bantalan akuatermia atau antung es 12. Balutan steril (ika perlu)

Kemasan basah

1. Sarung tangan disposabel

2. Kain flanel atau kemasan handuk  3. Baskom air dengan beberapa keping es 4. Termometer 

5. Sarung tangan steril, forsep, dan lidi kapas (jika sterilitas harus dipertahankan) 6. Jeli minyak 

7. Material penyekat 8. Plastik 

9. Kantong es

10. Balutan steril jika perlu  Perlengkapan

1. Baki dan alas

2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas 3. Tempat cuci tangan

4. Sarung tangan

5. Alat tulis dan buku catatan 6. Tempat sampah basah 7. Tempat sampah kering 8. Baskom

1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Melakukan informed concent

3. Mencuci tangan di bawah ait mengalir 

4. Memasang perlak dan alasnya pada bagian yang akan dikompres 5. Mendekatkan alat dan bahan

6. Berikan privasi klien 7. Siapkan klien

Bantu klien ke posisi nyaman

Pajankan area tubuh yang akan dikompres

Sangga bagian tubuh yang memerlukan kompres kasa atau kemasan basah

Pasang sarung tangan disposabel, dan lepaskan balutan luka, jika ada. 8. Basahi kompres kasa atau kemasan

Letakkan kasa di dalam larutan

Dinginkan flanel atau handuk di dalam baskom berisi airu dan keping es 9. Lindungi kulit sekitar luka sesuai indikasi

Denga lidi kapas, oleskan jeli minyak ke kulit di sekeliling luka, jangan oleskan ke luka atau area kulit yang rusak. Jeli minyak melindungi kulit dari kemungkinan efek iritasi dari

 beberaa larutan

10. Tempelkan kompres kasa basah atau kemasan basah

Peras kompres kasa sehingga larutan tidak menetes dari kompres kasa tersebut

Tempelkan kasa secara lembut dan bertahap pada area yang dituju dan jika dapat ditoleransi klien, tempelkan kompres kasa hingga menutupi area yang dikompres dengan baik. Padatkan kasa sampai pas memenuhi semua permukaan luka.

Peras flanel

Tempelkan flanel ke area tubuh, tutupi area tubuh yang dikompres 11. Segera sematkan dan fiksasi kompres

Tutupi kasa atau flanel segera dengan handuk kering atau selembar plastik. Langkah ni membantu mempertahankan efektivitasnya

Fiksasi kompres kasa atau kemasan di tempatnya dengan menggunakan pengikat kasa ayau  plester.

12. Pantau klien

13. Angkat kompres kasa atau kemasan pada waktu yang telah ditentukan. 14. Dokumentasikan5

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Teknik pemberian obat dan terapi dapat diberikan dengan berbagi cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya : pemberian obat kulit, mata dan telinga, terapi panas dingin, serta kompres panas dingin.

Dalam pemberian obat dan terapi ada hal- hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontraindikasi pemberian obat dan terapi. Sebab ada jenis- jenis terapi tertentu yang tidak   bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.

3.2 Saran

Dalam memberikan obat dan terapi pada pasien, kita sebagai tenaga medis (bidan) harus memahami dengan benar cara atau teknik pemberian obat dan terapi serta memperhatikan indikasi dan kontraindikasi dari pemberian obat dan terapi tersebut. Pemberian obat dan terapi yang tidak sesuai bisa saja memperburuk kondisi pasien yang kita tangani.

Dalam dokumen Pemberian Obat Topikal Pada Mata (Halaman 30-40)

Dokumen terkait