1. Mengisi unit dengan air suling sampai memenuhi 2/3 inut. Unit akan menghangatkan air, yang bersirkulasi di bantalan
2. Mengeluarkan gelembung udara, dan fiksasi tutup bantalan
3. Mengatur suhu pada tombol pengatur jika memang belum diatur. Suhu normal adalah 40,5 °C. periksa instruksi pabrik
4. Membungkus bantalan dengan sebuah handduk atau sarung bantal 5. Menyambungkan unit ke aliran listrik
6. Memeriksa adanya kebocoran atau fungsi bantalan yang tidak benar sebelum digunakan
7. Menggunakan plester atau pengikat kasa untuk memfiksasi bantalan di tempatnya. Jangan menggunakan peniti, Karena dapat mengakibatkan kebocoran
8. Jika terjadi kemerahan atau nyeri yang tidak biasa, hentikan terapi, dan laporkan reaksi klien
Pelaksanaan Kemasan Pemanas Disposabel
1. Masukkan ke microwave, pukul-pukul, peras atau remas kemasan sesuai dengan petunjuk pabrik
2. Perhatikan instruksi pabrik mengenai lama waktu produksi panas. 5. Memberikan klien instruksi sebagai berikut :
• Jangan memasukan benda-benda tajam, benda berujung runcing (misalnya peniti) ke dalam bantalan atau botol.
• Jangan meletakkan botol atau bantalan secara langsung. Permukaan di bawah objek meningkatkan absorpsi panas, bukan pengeluaran panas iar yang normal
• Untuk mencegah cedera, jangan mengatur panas lebih tinggi dari yang telah ditentukan. Derajat panas yang dirasakan akan menurun dengan cepat setelah pemberian kompres karena reseptor suhu tubuh beradaotasi dengan cepat terhadap suhu. Mekanisme adaptif ini dapat menyebabkan cedera jaringan jika suhu diatur lebih tinggi
6. Meletakkan kemasan pemanas pada tempatnya hanya selama jangka waktu yang telah ditentukan guna menghindari fenomena rebound. Untuk bantalan elektrik, selama 1—15 menit.
7. Mendokumentasikan pemberian kompres panas dan respon klien pada catatan klien dengan menggunakan format atau daftar tilik yang disertai catatan narasi jika perlu.
Memberikan kompres pada kondisi rawat jalan dan komunitas Memberikan kompres panas Bayi/Anak
• Suhu air dalam botol air panas harus 40,5 – 46 °C untuk anak-anak berusia kurang dari 2 tahun.
• Berikan perhatian khusus saat mengkaji yang akan diterapi dan ketika mengevaluasi efek terapi karena lansia memiliki banyak kondisi yang merupakan predispodidi terjadinya cedera pada pemberian kompres.
h. Memberikan Kompres Hangat Kasa Dan Kemasan Basah Perlengkapan
Disesuaikan berdasarkan kebutuhan 1. Untuk kompres basah hangat:
a. Seperangkat peralatan steril terdiri dari:
• Pinset 2 buah
• Kasa secukupnya
• Mangkok berisi cairan hangat
b. Peralatan non-steril yang terdiri dari:
• Buli-buli
• Air panas
• Pembalut atau kain segitiga
• Gunting pembalut
• Perlak kecil dan alasnya
• Bengkok (nierbekken)
• Kapas bersih
• Plester
PELAKSANAAN
1. Untuk kompres basah hangat kain bias diambil dengan pinset, kemudian dicelupkan ke dalam cairan, diperas sedikit selanjutnya diletakkan pada bagian yang dikompres. Kain kasa harus dibalut atau ditutupdengan kain kasa kering, lalu di plester
2. Bilanenggunakan air panas
Buli-buli diisi air panas 1/3 sampai 2/3 bagian
Udara dikeluarkan dengan cara : buli-buli ditempatkan di tempat rata, lalu bagian atasnya ditekuk sampai air kelihatan, selanjutnya ditutup
Di bungkus dengan kantong buli-buli
Diletakkan pada bagian yang akan dikompres 3. Bila menggunakan elektrikal pad:
Periksa tegangan listrik (voltage), disesuaikan voltage alat. Stopkontak dipasang
Panas diukur sesuai kebutuhan
Elektrikal pad diletakkan pada bagian yang akan dikompres. Perhatian :
b. Untuk kompres basah hangat pada jaringan permukaan yang tertutup (bengkak atau memar), alat tidak harus steril tapi harus bersih
c. Bila cairan atau alat kompres terlalu panas, pada bagian kulit yang dikompres bias terjadi luka bakar
d. Cegah terjadinya luka bakar pada pemberian kompres hangat. Luka bakar bias terjadi, jika cairan atau alat kompres terlalu panas.
Indikasi
1. Sprain dan strain
2. Sebagai tindakan pendahuluan (preliminary) sebelum dilakukan latihan untuk kondisi stiff joint (kekakuan sendi)
3. Low back pain yang disertai spasme otot
4.
Arthritis kronisKontraindikasi
1.
Gangguan sensibilitas 2. Buerger diseases3. Gangguan peredaran darah arterial perifir 2.5.4 Kompres Dingin
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kompres adalah kain pembebat yang dibasahi dengan air dingin (es, dan sebagainya) untuk menyejukkan kepala dan sebagainya.
Kompres dingin dibagi menjadi dua, yaitu kompres dingin kering (kirbat) dan kompres dingin basah. Kompres dingin kering terdiri dari kompres es biasa, kompres es leher, dan kompres es gantung.
Kompres dingin kering diberikan untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es kolar es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres dingin basah diberikan pada bagian tubuh untuk memberi efek lokal. Kompres dingin sering kali digunakan untuk meredakan perdarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah, meredakan inflamasi dengan vasokonstrisi, dan meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai counterirritant.
A. Kompres Dingin Kering atau Kirbat
a. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Biasa Pengertian
Memberikan kompres dingin kepada pasien yang memerlukannya, dengan menggunakan kirbat es yang telah diisi dengan potongan es.
Tujuan
1. Membantu menurunkan suhu tubuh 2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri 3. Membantu mengurangi perdarahan 4. Membatasi peradangan
Dilakukan pada :
1. Pasien yang suhunya tinggi 2. Pasien perdarahan hebat 3. Pasien yang kesakitan
1. Bengkok 2. Kantong es
3. Sarung pelindung Bahan
1. Potongan es secukupnya dalam wadah 2. Kassa gulung
3. Plester
4. Larutan klorin 0,5% Perlengkapan
1. Baki dan alas
2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas 3. Tempat cuci tangan
4. Sarung tangan
5. Alat tulis dan buku catatan 6. Tempat sampah basah 7. Tempat sampah kering 8. Baskom
Pelaksanaan1
NO LANGKAH KERJA RASIONALISASI
1 Menyiapkan alat dan bahan
Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, potongan es dicelupkan dulu ke dalam air untuk
menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga kantong.
Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat
Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.
Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran
Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.
Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester sesuai kebutuhan.
Memudahkan kita dalam melakukan tindakan
2. Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap pasien
Memastikan apakah kompres tersebut benar diberikan untuk pasien tersebut
3. Melakukan informed concent Mempermudah kita dalam melakukan tindakan dengan bekerja sama dengan pasien
sudah ada perjanjian
4. Mencuci tangan di bawah ait mengalir Mencegah penularan infeksi 5. Memasang perlak dan alasnya Mencegah air membasahi kasur
pasien
6. Mendekatkan alat dan bahan Memudahkan dalam pelaksanaan prosedur kerja
7. Memakai sarung tangan Pencegahan infeksi 8. Memasang kompres pada bagian tubuh yang
memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang telah ditentukan guna menghindari efek yang mebahayakan dari kompres dingin yang berkepanjangan
Memberikan efek kompres yang optimal
9. Membereskan alat- alat
10. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin Dekontaminasi 11. Mencuci tangan Pencegahan infeksi
12. Mendokumentasikan di buku catatan Pencatatan yang tepat pada waktunya mencegah kesalahan dalam pemberian kompres (misal, pengulangan pemberian atau pemberian terlewat)
b. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Leher Pengertian
Memasang kompres dingin pada leher Tujuan
Mengurangi perdarahan, rasa sakit, dan lain- lain Dilakukan pada
Pasien pasca bedah tonsil (tonsilectomi), dan lain- lain Alat
1. Bengkok 2. Kantong es
3. Sarung pelindung Bahan
1. Potongan es secukupnya dalam wadah 2. Kassa gulung
3. Plester
4. Larutan klorin 0,5% Perlengkapan
1. Baki dan alas
2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas 3. Tempat cuci tangan
4. Sarung tangan
5. Alat tulis dan buku catatan 6. Tempat sampah basah 7. Tempat sampah kering 8. Baskom
Pelaksanaan1
NO LANGKAH KERJA RASIONALISASI
1 Menyiapkan alat dan bahan
Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es, potongan es dicelupkan dulu ke dalam air untuk
menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing. Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga kantong.
Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat
Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.
Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran
Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.
Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester sesuai kebutuhan.
Memudahkan kita dalam melakukan tindakan
2. Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap pasien
Memastikan apakah kompres tersebut benar diberikan untuk pasien tersebut
3. Melakukan informed concent Mempermudah kita dalam melakukan tindakan dengan bekerja sama dengan pasien
karena antara bidan dan pasien sudah ada perjanjian
4. Mencuci tangan di bawah ait mengalir Mencegah penularan infeksi 5. Memasang perlak dan alasnya Mencegah air membasahi kasur
pasien
6. Mendekatkan alat dan bahan Memudahkan dalam pelaksanaan prosedur kerja
7. Memakai sarung tangan Pencegahan infeksi 8. Memasang kompres pada bagian leher yang
memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang telah ditentukan guna menghindari efek yang mebahayakan dari kompres dingin yang berkepanjangan
Memberikan efek kompres yang optimal
9. Membereskan alat- alat
10. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin Dekontaminasi 11. Mencuci tangan Pencegahan infeksi
12. Mendokumentasikan di buku catatan Pencatatan yang tepat pada waktunya mencegah kesalahan dalam pemberian kompres (misal, pengulangan pemberian atau pemberian terlewat)
c. Kompres Dingin Kering atau Kirbat Es Gantung Pengertian
Memasang kompres es secara tidak langsung di atas tubuk pasien yang memerlukan Tujuan
Mengurangi perdarahan, rasa nyeri, dan pergerakan Dilakukan pada
Pasien dengan perdarahan pada usus (dalam rongga perut), sakit kepala yang hebat Alat
1. Bengkok 2. Kantong es
3. Sarung pelindung
4. Lengkungan atau busur selimut 5. Tali khusus kompres es
6. Kain atau handuk untuk mengantungkan kompres es 7. Peniti secukupnya
Bahan
1. Potongan es secukupnya dalam wadah 2. Kassa gulung
3. Plester
4. Larutan klorin 0,5% Perlengkapan
1. Baki dan alas
2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas 3. Tempat cuci tangan
4. Sarung tangan
5. Alat tulis dan buku catatan 6. Tempat sampah basah 7. Tempat sampah kering 8. Baskom2
Pelaksanaan1
NO LANGKAH KERJA RASIONALISASI
1 Menyiapkan alat dan bahan
Sebelum dimasukkan ke dalam kantong es,
Memudahkan kita dalam melakukan tindakan
potongan es dicelupkan dulu ke dalam air untuk menghilangkan ujung- ujungnya yang runcing.
Isi alat dengan keping es sebanyak stengah hingga dua pertiga kantong.
Keluarkan udara yang berlebihan dengan menekuk atau memelintir alat
Pasang tutup kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung tangan di bagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.
Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran
Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut, jika alat tersebut belum dibungkus.
Pertahankan alat tersebut pada tempatnya dengan menggunakan kasa gulung, pengikat,atau handuk. Fiksasi dengan plester sesuai kebutuhan. 2. Mengkaji pemberian kompres dingin terhadap
pasien
Memastikan apakah kompres tersebut benar diberikan untuk pasien tersebut
3. Melakukan informed concent Mempermudah kita dalam melakukan tindakan dengan bekerja sama dengan pasien
karena antara bidan dan pasien sudah ada perjanjian
4. Mencuci tangan di bawah ait mengalir Mencegah penularan infeksi 5. Memasang perlak dan alasnya Mencegah air membasahi kasur
pasien
6. Mendekatkan alat dan bahan Memudahkan dalam pelaksanaan prosedur kerja
7. Memakai sarung tangan Pencegahan infeksi 8. Lengkungan atau busur selimut dipasang
9. Tali dipasang pada busur agar kendor, sehingga bagian tengah melengkung ke dalam dan hampir
menyentuh perut atau kepala pasien 10. Pada handuk atau kain diberi peniti
11. Kompres es diletakkan di atas handuk atau kain tepat di atas bagaian tubuh yang akan dikompres. 12. Pasien diselimuti
13. Membereskan alat- alat
14. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin 15. Mencuci tangan
16. Mendokumentasikan B. Kompres Dingin Basah
Pengertian
Kompres basah adalah balutan kasa basah yang sering diletakkan di atas luka terbuka. Kompres kasa dan kemasan basah dapat diberikan dalam bentuk panas atau dingin.
Tujuan
1. Membersihkan luka 2. Mengobati luka
3. Mencegah kekeringan pada luka tertentu Dilakukan pada
1. Luka yang kotor
2. Pasien colostomi sebelum dilakukan opersi Alat dan bahan
Kompres
1. Sarung tangan disposabel atau sarung tangan steril 2. Wadah untuk larutan
3. Larutan dengan kekuatan dan suhu yang telah ditetapkan oleh dokter 4. Termometer
5. Kasa segiempat
6. Sarung tangan, forsep, dan lidi kapas (jika kompres harus steril) 7. Jeli minyak
8. Handuk penyekat 9. Plastik
10. Tali
11. Botol air panas atau bantalan akuatermia atau antung es 12. Balutan steril (ika perlu)
Kemasan basah
1. Sarung tangan disposabel
2. Kain flanel atau kemasan handuk 3. Baskom air dengan beberapa keping es 4. Termometer
5. Sarung tangan steril, forsep, dan lidi kapas (jika sterilitas harus dipertahankan) 6. Jeli minyak
7. Material penyekat 8. Plastik
9. Kantong es
10. Balutan steril jika perlu Perlengkapan
1. Baki dan alas
2. Perlak kecil atau handuk kecil dan alas 3. Tempat cuci tangan
4. Sarung tangan
5. Alat tulis dan buku catatan 6. Tempat sampah basah 7. Tempat sampah kering 8. Baskom
1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Melakukan informed concent
3. Mencuci tangan di bawah ait mengalir
4. Memasang perlak dan alasnya pada bagian yang akan dikompres 5. Mendekatkan alat dan bahan
6. Berikan privasi klien 7. Siapkan klien
• Bantu klien ke posisi nyaman
• Pajankan area tubuh yang akan dikompres
• Sangga bagian tubuh yang memerlukan kompres kasa atau kemasan basah
• Pasang sarung tangan disposabel, dan lepaskan balutan luka, jika ada. 8. Basahi kompres kasa atau kemasan
• Letakkan kasa di dalam larutan
• Dinginkan flanel atau handuk di dalam baskom berisi airu dan keping es 9. Lindungi kulit sekitar luka sesuai indikasi
• Denga lidi kapas, oleskan jeli minyak ke kulit di sekeliling luka, jangan oleskan ke luka atau area kulit yang rusak. Jeli minyak melindungi kulit dari kemungkinan efek iritasi dari
beberaa larutan
10. Tempelkan kompres kasa basah atau kemasan basah
• Peras kompres kasa sehingga larutan tidak menetes dari kompres kasa tersebut
• Tempelkan kasa secara lembut dan bertahap pada area yang dituju dan jika dapat ditoleransi klien, tempelkan kompres kasa hingga menutupi area yang dikompres dengan baik. Padatkan kasa sampai pas memenuhi semua permukaan luka.
• Peras flanel
• Tempelkan flanel ke area tubuh, tutupi area tubuh yang dikompres 11. Segera sematkan dan fiksasi kompres
• Tutupi kasa atau flanel segera dengan handuk kering atau selembar plastik. Langkah ni membantu mempertahankan efektivitasnya
• Fiksasi kompres kasa atau kemasan di tempatnya dengan menggunakan pengikat kasa ayau plester.
12. Pantau klien
13. Angkat kompres kasa atau kemasan pada waktu yang telah ditentukan. 14. Dokumentasikan5
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Teknik pemberian obat dan terapi dapat diberikan dengan berbagi cara disesuaikan dengan kondisi pasien, diantaranya : pemberian obat kulit, mata dan telinga, terapi panas dingin, serta kompres panas dingin.
Dalam pemberian obat dan terapi ada hal- hal yang perlu diperhatikan, yaitu indikasi dan kontraindikasi pemberian obat dan terapi. Sebab ada jenis- jenis terapi tertentu yang tidak bereaksi jika diberikan dengan cara yang salah.
3.2 Saran
Dalam memberikan obat dan terapi pada pasien, kita sebagai tenaga medis (bidan) harus memahami dengan benar cara atau teknik pemberian obat dan terapi serta memperhatikan indikasi dan kontraindikasi dari pemberian obat dan terapi tersebut. Pemberian obat dan terapi yang tidak sesuai bisa saja memperburuk kondisi pasien yang kita tangani.