• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Eksperimen

Penelitian dilakukan pada tiga perguruan tinggi yang berbeda, yaitu Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Program Diploma Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dipilihnya tiga PT yang berbeda adalah keputusan penulis atas dasar pertimbangan kesesuaian dengan kriteria partisipan yang ditentukan (mahasiswa, berusia 17-24

tahun) dan memiliki fasilitas ruang kuliah yang relatif sama (kelas berpenyejuk udara dengan kapasitas kelas maksimal sekitar 80 mahasiswa).

Penelitian berlangsung pada jam kuliah dengan izin dosen pengampu kelas. Jeda waktu antara tahap pra uji dengan tahap pengujian adalah satu minggu. Sub bab berikut menjelaskan prosedur pengujian pada setiap tahap penelitian.

1. Tahap Pra Uji

Tahap pra uji mengukur skor NFC seluruh partisipan dan sikap awal mereka terhadap perilaku hemat energi listrik. Pelaksanaan pra uji ini melibatkan 387 partisipan yang berasal dari 11 kelas dari 3 perguruan tinggi yang telah dijelaskan di atas. Rincian jumlah peserta tiap kelas disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Rincian Jumlah Partisipan Tiap Kelas Eksperimen (Tahap Pra Uji)

No. Kelas Jumlah Peserta

1. S1 FEB UGM 52

2. S1 FEB UGM 49

3. S1 FEB UGM 33

4. Diploma Ekonomi UGM 64

5. S1 FE UMY 44 6. S1 FE UMY 23 7. S1 FE UMY 21 8. S1 FE UMY 27 9. S1 FE UMY 19 10. S1 FE UMY 29 11. S1 FE UMY 26 Jumlah 387

Sumber: data primer

Berdasar Tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah partisipan tiap kelas tidak sama, yaitu berkisar antara 19 sampai dengan 64 orang partisipan setiap kelas. Meskipun demikian penulis tetap berusaha semaksimal mungkin mengontrol agar suasana kelas tidak berbeda antara kelas yang satu dengan kelas yang lain dalam hal suasana, ketenangan dan kenyamanan ruangan. Hal

ini dilakukan misalnya dengan meminta mahasiswa bersikap tenang selama eksperimen berlangsung, tidak mendiskusikan isi materi dengan teman yang duduk disebelahnya serta mengalokasikan waktu yang sama di setiap kelas yang berbeda. Semua ruang kelas yang digunakan juga memiliki fasilitas pengatur suhu ruangan sehingga tingkat kenyamanan relatif sama. Waktu pelaksanaan eksperimen juga relatif sama yaitu antara pukul 10.00 WIB dan pukul 14.00. Eksperimen dilaksanakan pada awal kuliah dan turut ditunggui oleh dosen pengampu pada masing-masing kelas. Upaya mengontrol suasana ini penting untuk menciptakan stabilitas (constancy) yaitu: tidak adanya perubahan karena pengaruh variabel ekstranus dalam seluruh kondisi perlakuan (Christensen, 1988; Neuman, 1997). Kontrol atau upaya mencapai stabilitas dari variabel ekstranus yang berpotensi mengganggu ini sebetulnya merupakan hal yang mudah untuk dilakukan ketika peneliti mampu mengidentifikasi potensi-potensi variabel ekstranus yang mungkin mengganggu.

Penulis juga menekankan pada partisipan agar mereka bekerja sendiri dalam mengikuti rangkaian proses eksperimen ini. Hal ini dilakukan dengan menjelaskan aturan pelaksanaan eksperimen secara jelas pada partisipan. Selain itu, penulis juga mengatur tempat duduk partisipan agar tidak terlalu berdekatan. Dengan demikian, penulis dapat memastikan tidak terjadi difusi pada partisipan selama pelaksanaan eksperimen. Difusi adalah terkontaminasinya kelompok kontrol akibat efek perlakuan pada kelompok eksperimen menyebar pada kelompok kontrol. Difusi merupakan salah satu ancaman bagi validitas internal (Christensen, 1988).

Sesi pra uji dilakukan sebelum sesi perkuliahan dimulai. Tahap-tahap pelaksanaan sesi pra uji ini adalah sebagai berikut:

1) Penulis memberi penjelasan tentang rencana dan prosedur eksperimen kepada mahasiswa sebagai partisipan.

2) Mahasiswa mendapat kuesioner pengukur skor NFC dan sikap awal. 3) Partisipan mendapat kesempatan untuk membaca isi kuesioner secara

sepintas dan kemudian dilanjutkan dengan pengisian kuesioner secara lengkap.

4) Penulis menutup sesi pra uji ini, mengucapkan terima kasih dan memberi souvenir sebagai kenang-kenangan. Souvenir tersebut berupa vucer pulsa telepon seluler sesuai dengan jenis penyedia jaringan telepon seluler yang digunakan mahasiswa.

Sesi pra uji berlangsung selama sekitar empat puluh menit, yaitu sepuluh menit pertama untuk memberi penjelasan, dua puluh menit berikutnya untuk pengisian kuesioner, dan sepuluh menit terakhir untuk distribusi souvenir dan menutup sesi pra uji. Selama sesi pra uji berjalan, beberapa partisipan mampu menyelesaikan pengisian kuesioner secara lebih cepat dari waktu yang disediakan.

Pengukuran NFC menggunakan 18 instrumen pengukur NFC yang diadaptasi dari Cacioppo et al. (1984). Hasil pengukuran NFC untuk 18 indikator pengukur menunjukkan, nilai NFC terendah adalah 40 dan nilai NFC tertinggi adalah 90. Berdasar hasil ini penulis kemudian menentukan kondisi perlakuan secara acak kepada 387 partisipan. Pengacakan ini penting untuk menghindari bias seleksi (selection bias) dalam pemberian perlakuan kepada partisipan. Bias seleksi terjadi ketika penulis menggunakan prosedur seleksi secara diferensial dalam penentuan subjek ke dalam berbagai

kelompok perlakuan (Christensen, 1988). Bias seleksi ini merupakan salah satu variabel ekstranus yang harus dikontrol oleh penulis. Sampel subjek yang ideal adalah subjek yang dipilih secara acak dari populasinya.

Proses pengacakan dilakukan dengan menggunakan kartu sebanyak jumlah partisipan yang hadir pada sesi pertama. Setiap kartu bertuliskan satu dari empat kondisi perlakuan yang direncanakan. Kartu-kartu tersebut dikocok secara acak, selanjutnya diambil satu persatu sebagai dasar penugasan pada setiap partisipan yang terlibat pada sesi pra uji, yang telah dikelompokkan menurut kategori NFC tinggi, rendah dan sedang. Tabel 4.2 berikut menyajikan hasil pengacakan kondisi manipulasi.

Tabel 4.2. Jumlah Partisipan Untuk Setiap Jenis Perlakuan

NFC PEMBINGKAIAN PESANPOSITIF PEMBINGKAIAN PESAN NEGATIF Jumla h

INFO

KELANGKAAN KELANGKAANTANPA INFO KELANGKAANINFO KELANGKAANTANPA INFO

RENDAH 29 28 26 27 110

SEDANG 39 36 33 38 146

TINGGI 33 33 33 32 131

JUMLAH 101 97 92 97 387

Sumber: data primer

Berdasar Tabel 4.2, terlihat bahwa jumlah partisipan untuk setiap jenis perlakuan relatif sama. Kesamaan jumlah partisipan untuk setiap kelompok perlakuan bertujuan memenuhi asumsi keseimbangan varian yang menjadi asumsi penting dalam pengujian statistika beda rata-rata (ANOVA). Sub bab berikut menyajikan tahap pengujian utama berupa eksperimen. 2. Tahap Eksperimen

Pelaksanaan eksperimen adalah satu minggu setelah periode pra uji. Partisipan pada tahap pra uji tidak seluruhnya hadir pada tahap eksperimen. Jumlah partisipan yang hadir adalah 340 orang mahasiswa. Sebanyak 47

partisipan yang berasal dari 10 kelas yang berbeda tidak hadir pada saat pelaksanaan eksperimen ini. Dengan demikian, tingkat ketidakhadiran partisipan dalam pelaksanaan eksperimen ini adalah sebesar 47/387 x 100 persen = 12,14 persen. Namun hal tidak ini menunjukkan terjadinya mortalitas dalam penelitian ini karena memang data yang dipergunakan dalam analisis hanyalah data partisipan yang hadir pada tahap eksperimen. Mortalitas adalah berkurangnya subjek secara diferensial dalam proses eksperimen (Christensen, 1988). Mengingat mortalitas merupakan salah satu variabel ekstranus yang harus dikontrol, penulis telah berupaya meminimalkan kemungkinan terjadinya mortalitas ini dengan mengingatkan subjek pada tahap pra uji untuk hadir pada perkuliahan pada minggu berikutnya saat dilakukan pengujian utama berupa eksperimen.

Rincian data peserta tahap eksperimen berdasar kelas perkuliahan tersaji pada Tabel 4.3. Berdasar data tersebut, jumlah peserta pada tiap kelas eksperimen bervariasi berkisar antara 16 sampai dengan 59 orang partisipan per kelas.

Tabel 4.3. Rincian Jumlah Partisipan Tiap Kelas Eksperimen (Pengujian Utama)

Kelas Pra Uji Mortalitas Pengujian

Utama S1 FEB UGM 52 9 41 S1 FEB UGM 49 15 34 S1 FEB UGM 33 6 27 Diploma FE UGM 64 5 59 S1 FE UMY 44 1 40 S1 FE UMY 23 1 22 S1 FE UMY 21 5 16 S1 FE UMY 27 - 27 S1 FE UMY 19 - 19 S1 FE UMY 29 1 28 S1 FE UMY 26 4 22

Jumlah 387 47 340

Sumber: data primer

Prosedur penelitian pada tahap eksperimen sebagai berikut.

1) Pertama penulis memberi penjelasan tentang rencana dan prosedur eksperimen kepada mahasiswa sebagai partisipan.

2) Selanjutnya penulis membagi leaflet berisi pesan hemat energi listrik kepada mahasiswa. Leaflet yang dibagikan dibedakan menurut empat kondisi perlakuan rencanaan yang masing-masing memiliki kode berupa bulatan warna yang berbeda di sudut kiri atas leaflet. Leaflet dibagi kepada seluruh peserta yang sudah dibedakan menurut tiga kategori skor NFC sehingga terdapat dua belas kondisi perlakuan yang berbeda.

3) Pada tahap berikutnya penulis meminta partisipan membaca isi pesan dalam leaflet yang mereka terima secara seksama.

4) Berikutnya penulis membagi kuesioner pengukur respon partisipan dan meminta partisipan untuk mengisinya. Kuesioner ini telah diberi nama partisipan dan kode penugasan berupa kombinasi huruf dan segel pengaman kuesioner yang berwarna sama dengan masing-masing kode warna yang yang terdapat pada leaflet yang diterima partisipan.

5) Terakhir, penulis menutup sesi eksperimen dan mengucapkan terima kasih dengan membagi souvenir sebagai kenang-kenangan.

Pelaksanaan eksperimen berjalan selama kurang lebih enam puluh menit, yaitu lima belas menit pertama untuk memberi penjelasan dan membagi materi eskperimen dan kuesioner, lima belas menit berikutnya untuk membaca materi stimuli berupa pesan hemat energi listrik, dua puluh menit setelahnya untuk mengukur respon partisipan melalui pengisian kuesioner, dan sepuluh menit terakhir untuk pembagian souvenir dan

menutup sesi eksperimen. Penulis kemudian mengukur respon partisipan dengan melakukan cek manipulasi terhadap stimuli yang telah diberikan.