• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESA PETANI NELAYAN PEDAGANG BURUH PNS SWASTA SUNGAI

E. FGD dan Pameran

1) Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)

Focus Group Discussion (FGD) adalah salah satu sarana untuk mendapatkan masukan dan saran untuk memantapkan kegiatan kerjasama yang dilaksanakan oleh BP2TSTH bekerjasama dengan Badan Restorasi Gambut (BRG). Tujuan FGD ini adalah untuk menyampaikan rencana kegiatan Budidaya Lebah Penghasil Madu di Ekosistem Gambut dan sekaligus menghimpun masukan dan saran dari pihak-pihak terkait dalam rangka memperkuat rencana kegiatan kerjasama yang telah dibuat.

FGD telah dilaksanakan selama 1 (satu) hari pada tanggal 25 Oktober 2017, bertempat di The Premiere Hotel Pekanbaru. Kegiatan ini dihadiri oleh Satker Lingkup Badan Litbang dan Inovasi yang melaksanakan kerjasama dengan BRG, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Prov. Riau, KPH di Provinsi Riau dan Unit Pelaksana Teknis Kementerian LHK di Provinsi Riau, dihadiri oleh tamu undangan sebanyak ± 50 orang peserta.

Kegiatan FGD dilakukan secara panel dengan 4 (empat) orang Narasumber, yaitu 1 (satu) orang berasal dari BRG, 1 (satu) orang berasal Universitas Riau dan 2 (dua) orang narasumber berasal dari BP2TSTH Kuok.

Adapun materi FGD adalah sebagai berikut :

a. Pengelolaan keuangan kerjasama BLI−BRG oleh Antoni Siregar, SH (Badan Restorasi Gambut)

b. Karakteristik Hutan Rawa Gambut di Riau oleh Dr. Nurul Qomar, S.Hut, M.Si (Universitas Riau)

c. Rencana Kegiatan Pilot Project Budidaya Lebah Madu Penghasil Madu di Ekosistem Gambut oleh Agus Wahyudi, S.Hut, M.Si (BP2TSTH Kuok)

d. Budidaya Lebah Madu di Ekosistem Gambut oleh Drs. Purnomo (BP2TSTH Kuok)

Laporan Hasil Kegiatan Pilot Project Pengembangan Budidaya Lebah Penghasil Madu 4 1

No Jam Kegiatan Keterangan

1. 08.00 - 08.30 Registrasi Peserta Panitia

2. 08.30 - 09.00 Sambutan Kepala BP2TSTH Kuok Kepala BP2TSTH Arahan dan Pembukaan Kepala Badan

Litbang dan Inovasi KLHK

Inovasi 3. 09.00 - 09.15 Rehat kopi

4. 09.15 - 09.45 Pengelolaan keuangan kerjasama BLI –BRG Antoni Siregar (BRG) 5. 09.45 - 10.15 Diskusi Moderator

6. 10.15 - 10.30 Karakteristik Hutan Rawa Gambut di Riau Dr. Nurul Qomar, S.Hut,

M.Si (Universitas Riau)

7. 10.30 - 10.45 Potensi dan Peluang Usaha Perlebahan di

Riau Drs. Purnomo (Tim Peneliti BP2TSTH) 8. 10.45 - 11.00 Paparan rencana kegiatan Pilot Project :

Budidaya Lebah Penghasil Madu di Ekosistem Gambut

Agus Wahyudi, S.Hut., M.Si. (Tim Peneliti BP2TSTH) 9. 11.00 - 12.00 Diskusi Moderator

10. 12.00 - 12.15 Kesimpulan dan Penutup Sekretaris BLI KLHK 11. 12.15 - selesai ISHOMA

Gambar 9. Pelaksanaan FGD Kerjasama BP2TSTH Kuok (Badan Litbang dan Inovasi) dengan Badan Restorasi Gambut

Laporan Hasil Kegiatan Pilot Project Pengembangan Budidaya Lebah Penghasil Madu 4 2 Gambar 10. Narasumber FGD Kerjasama BP2TSTH Kuok (Badan Litbang dan

Inovasi) dengan Badan Restorasi Gambut

Gambar 11. Kampanye “Ayo Minum Madu” pada saat pelaksanaan FGD Kegiatan FGD ini mendapatkan hasil berupa resume sebagai berikut:

1. Lahan gambut merupakan suatu ekosistem yang unik, lapisan lahan gambut tersusun atas timbunan bahan organik yang terawetkan sejak ribuan tahun yang lalu.

Laporan Hasil Kegiatan Pilot Project Pengembangan Budidaya Lebah Penghasil Madu 4 3 2. Provinsi Riau memiliki luas lahan gambut mencapai 3.867.414 ha yang

berpotensi untuk pengembangan budidaya lebah madu dan restorasi lahan gambut dengan tanaman sumber pakan lebah.

3. Hutan rawa gambut di Riau semakin berkurang luasannya karena perubahan fungsi kawasan dan kebakaran hutan meskipun luasan lahan gambut relatif tetap.

4. Karakteristik lahan gambut yaitu mempunyai kemampuan menahan air sehingga berperan dalam proses hidrologi hutan, mudah terbakar sebab tersedia bahan bakar yang melimpah (stok karbon), daya dukung tanah rendah (bulk density rendah), dan apabila mengering tidak dapat lagi kembali juga penurunan permukaan tanah (subsiden).

5. Vegetasi hutan rawa gambut mempunyai ciri khas membentuk akar-akar khusus (akar napas) untuk membantu tanaman mendapatkan oksigen di kondisi anaerob.

6. Upaya revegetasi hutan rawa gambut dapat dilakukan dengan suksesi alami dan revegetasi tanaman asli gambut serta tanaman budidaya yang mampu tumbuh di lahan gambut.

7. Budidaya Lebah madu memiliki potensi pendukung yaitu ketersediaan tanaman pakan lebah (nektar, pollen, dan resin), ketersediaan jenis lebah (Apis dorsata, Apis cerana, dan Trigona spp), dan Habitat lebah (kawasan hutan gambut dan mangrove)

8. Kegiatan perlebahan yang telah dilakukan oleh masyarakat di Riau yaitu pemungutan madu hutan (Apis dorsata), budidaya Apis cerana secara menetap, dan budidaya Trigona spp secara menetap.

9. Potensi hasil perlebahan yang masih banyak belum tereksplorasi dan mempunyai nilai ekonomi tinggi.

10. Diversivikasi produk lebah dan produk turunannya perlu dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

11. Pilot project “Budidaya Lebah Penghasil Madu di Ekosistem Gambut” memiliki 4 luaran yaitu terbentuknya kelompok tani usaha budidaya lebah

Laporan Hasil Kegiatan Pilot Project Pengembangan Budidaya Lebah Penghasil Madu 4 4 madu, meningkatnya pengetahuan kelompok tani tentang teknologi budidaya lebah madu, demplot budidaya lebah madu di sekitar ekosistem gambut, dan tersedianya daya dukung pakan lebah yang mencukupi sekitar ekosistem gambut.

2) PAMERAN

Keberhasilan kegiatan Pilot Project Pengembangan Budidaya Lebah Penghasil Madu di Ekosistem Gambut tidak terlepas dari tersampaikannya informasi hasil penelitian ke pengguna penelitian atau masyarakat luas dengan melalui berbagai media komunikasi. Salah satu media komunikasi yang bisa dipakai ialah dengan pameran. Pengunjung pameran terdiri dari intansi lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, pemerinta daerah, pelajar, akademisi hingga masyarakat umum. Oleh karena itu, produk /bahan pameran yang digunakan harus menarik pengunjung. Bahan pameran yang digunakan antara lain produk-produk madu hasil budidaya lebah madu dan leaflet.

Pelaksanaan pameran Pilot Project Pengembangan Budidaya Lebah Penghasil Madu di Ekosistem Gambut dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali yaitu :

a. Pojok display Focus Group Discussion

Pojok display Focus Group Discussion (FGD) dilaksanakan selama 1 (satu) hari yaitu pada tanggal 25 Oktober 2017 di The Premiere Hotel Pekanbaru, Jl. Jenderal Sudirman No. 389 Pekanbaru. Pameran ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan Focus Group Discussion kerjasama penelitian antara Badan Litbang dan Inovasi dengan Badan Restorasi Gambut dengan topik “Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Ekosistem Gambut Melalui Budidaya Lebah Penghasil Madu”. Peserta FGD berasal dari Satker Lingkup Badan Litbang dan Inovasi yang melaksanakan kerjasama dengan BRG, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Prov. Riau, KPH di Provinsi Riau dan Unit Pelaksana Teknis Kementerian LHK di Provinsi Riau. Respon para peserta sangat baik terhadap pelaksanaan pameran ini. Pada kesempatan tersebut,

Laporan Hasil Kegiatan Pilot Project Pengembangan Budidaya Lebah Penghasil Madu 4 5 Kepala Badan Litbang dan Inovasi jugamencanangkan “Gerakan Ayo Minum Madu”. Melalui “Gerakan Ayo Minum Madu” diharapkan mampu meningkatkan kesadaran, minat dan daya dukung masyarakat sehingga mampu menopang perekonomian masyarakat/petani lebah madu di sekitar kawasan hutan.

b. Pekan Olah Raga Provinsi Riau (Porprov Riau) Tahun 2017

Pekan Olah Raga Provinsi Riau (Porprov Riau) Tahun 2017 dilaksanakan selama 12 (dua belas) hari mulai tanggal 28 Oktober sampai dengan 8 November 2017 di Bangkinang. Dalam pameran tersebut dipamerkan produk-produk madu hasil budidaya lebah madu dan leaflet terkait budidaya lebah madu di ekosistem gambut. Partisipasi pameran dalam Porprov Riau Tahun 2017 ini dilatarbelakangi dengan adanya kesempatan untuk mempromosikan produk hasil budidaya lebah madu di ekosistem gambut kepada masyarakat secara umum.

Laporan Hasil Kegiatan Pilot Project Pengembangan Budidaya Lebah Penghasil Madu 4 6

Laporan Hasil Kegiatan Pilot Project Pengembangan Budidaya Lebah Penghasil Madu 4 7

Dokumen terkait