• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PRODUK GADAI EMAS PADA BPRS AL-MA’SOEM

B. Pelaksanaan Gadai Emas Pada BPRS PNM Al-Ma’soem

BPRS PNM Al-Ma’soem adalah bank komersil yang menggunakan prinsip syariah. Sebagai bank komersil, BPRS PNM Al-Ma’soem memiliki berbagai produk yang bertujuan untuk mencari keuntungan dalam kegiatan usahanya. Untuk memperoleh keuntungan tersebut, selain memiliki produk yang bersifat penghimpunan dana (funding) dan produk yang berupa penyaluran dana (landing), BPRS PNM Al-Ma’soem memilki produk pelengkap yang tujuanya untuk memperoleh keuntungan.52

Salah satu produk pelengkap tersebut adalah Gadai (rahn). Produk gadai yang diterapkan di BPRS PNM Al-Ma’soem berupa gadai emas, dimana bank memberikan fasilitas pinjaman kepada nasabah dengan jaminan berupa barang atau harta nasabah (emas) yang bersangkutan dengan mengikuti prinsip gadai.

1. Sistem Oprasional Prosedur

Rangkaian alur kerja dari transaksi gadai yang terdri dari : a. Transaksi pencairan pembiayaan:

1. Nasabah.

2. Appraisal/spesialis atau pegawai Rahn.

3. Back Office atau administrasi atau pembukuan. 4. Komite pembiayaan.

5. Teller/kasir. 6. Custodian.

b. Transaksi pelunasan pembiayaan: 1. Nasabah.

2. Appraisal/spesialis atau pegawai Rahn.

3. Back Office atau administrasi atau pembukuan. 4. Komite pembiayaan.

5. Teller/kasir. 6. Custodian.

c. Transaksi penjualan/Eksekusi/Lelang Jaminan Panitia penjualan jaminan.

2. Ketentuan Dan Karakterisitik Produk

a. Akad yang digunakan yaitu akad ijaroh (sewa). b. Agunan atau barang jaminan.

1. Barang yang bisa dijadikan agunan atau jaminan gadai yaitu EMAS berupa perhiasan emas, koin emas (uang emas), dan emas batangan kadar emas murni mininal 17 karat.

2. Jenis warna emas meliputi emas merah, emas kuning dan emas putih.

c. Besarnya pinjaman

Besaran pinjaman yang dberikan oleh pihak penerima gadai (murtahin) kepada pemberi gadai (rahin) dengan batasan flapond tertentu berbanding nilai jaminan (marhun). Penentuan batas maksimal

pembiayaan (dalam prosentase tertentu) berbanding nilai jaminan, dengan memperhatikan:

1. Maksimal pinjaman yang diberikan sebesar 80% dari nilai taksiran agunan emas sesuai harga pasar.

2. Minimal pinjaman setara agunan emas seberat 2 gram. 3. Kondisi harga jual setempat.

4. Kondisi dan ketahanan fisik jaminan terhadap iklim dan cuaca. 5. Nilai penyusutan jaminan.

d. Jangka waktu pembiayaan

Waktu yang dtentukan oleh pihak bank/lembaga keuangan kepada nasabah untuk melunasi hutangnya, dengan memperhatikan:

1. Jangka dalam beberapa kelompok, yaitu berdasarkan hari, mingguan ataupun bulanan. Yaitu maksimal 2 bulan dan minimal 15 hari.

2. Besaran pembiayaan terhadap nilai jaminan berpengaruh terhadap penetapan jangka waktu, hal ini sehubungan dengan harga pasar nilai jaminan pada saat jatuh tempo.

3. Masa tenggang atau masa leluasa yaitu 3 hari sejak tanggal jatuh tempo.

4. Dilakukan penilaian ulang saat perpanjangan jangka waktu pembiayaan.

5. Besaran biaya penitipan, sehingga pada saat jatuh tempo tidak menggangu liquiditas nasabah.

e. Biaya yang Harus Dibayar

Ketentuan bank yang harus dibayar oleh nasabah dalam biaya pemeliharan dan biaya lainya yang telah disepakati di akad, yaitu sebagai berikut:

1. Biaya sewa atas penitipan barang dan asuransi dalam setiap satu gram per bulan yang harus dibayar yaitu sesuai dengan ketentuan sebagai berikut53:

a. 15 hari = 09% x nilai taksiran. b. 30 hari = 1,7% x nilai taksiran. c. 60 hari = 3,4% x nilai taksiran.

2. Biaya masa tenggang yang ditentukan sesuai dengan besaran barang jaminan, yaitu sebagai berikut:

a. 1/15h x biaya penitipan. b. 1/30h x biaya penitipan. c. 1/60h x biaya penitipan.

3. Biaya materai sesuai besarnya nilai taksiran (> Rp.5.000.000,-). f. Aspek teknis

Persyaratan pengajuan permohonan pembiayaan gadai syariah antara lain:

1. Perorangan (WNI) dan badan hukum Indonesia. 2. Cakap hukum indentitas diri (KTP/SIM/Passport. 3. Bukti kepemilkan untuk barang yang akan jadi jaminan.

4. Menyampaikan NPWP untuk pinjaman yang memiliki nilai plafon tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.

3. Realisasi Pembiayaan Gadai

Syarat administratif pengajuan baku bagi nasabah dalam pengajuan permohonan pembiayaan atau pinjaman meliputi:

a. Pengisian formulir permohonan pembiayaan gadai syariah. b. Penaksiran pembiayaan gadai.

Tabel: 4.1

Proses nilai Persetujuan pembiayaan gadai54

No Wewenang Nilai Persetujuan

1 Penaksir. Rp. 200.000 s/d Rp.14.000.000 2 Penaksir, Dir. Oprasional Rp. 15.000.000 s/d Rp. 24.000.000 3 Penaksir, Dir. Oprasional, Dir. Marketing Rp. 25.000.000 s/d Rp. 100.000.000 4 Penaksir, Dir. Oprasional, Dir. Marketing, Dirut, Komisaris >Rp. 100.000.000,-

c. Menyerahkan kepada penaksir:

1. Formulir permohonan gadai syariah yang telah dilengkapi dan ditandatangani.

2. Fookopi bukti indentitas diri.

3. Barang jaminan yang akan ditaksir dan bukti pendukungnya (bila diperlukan).

d. Penerimaan bukti penyerahan barang jaminan dan penaksir.

e. Penandatanganan surat akad gadai syariah yang diserahkan oleh penaksir.

f. Menerima pinjaman (pencairan dana) secara tunai atau melalui pemindah bukuan.

Gambar 4.1

Pemberian Pinjaman oleh Bank Dengan Syarat Nasabah Memberikan Jaminan.

1. Penyerahan barang jaminan

2. Pemberian pinjaman 4. Penyimpanan Barang Gadai

a. Nomerisasi barang jaminan yaitu untuk mempermudah dalam hal penyimpanan dan pengambilan, proses kontrol atau pengaksesan administrasi. Ketentuanya sebagai berikut:

1. Tempat penyimpanan disesuaikan dengan jenis, bentuk ukuran, dan sifat fisik jaminan serta faktor keamanan (misalnya penyimpanan emas dalam brangkas khusus).

2. Jaminan dikemas, dibungkus dan disegel, diberi nomor urut dalam kode nomerisasi barang jaminan, sehingga tidak tertukar atau ditukar atau

Bank Syariah Nasabah

terlindungi dari faktor cuaca dan rusak akibat faktor biologis (tikus,rayap dll).

3. Setiap jaminan keluar atau masuk tempat penyimpanan harus disertai berita acara serah terima.

4. Penyimpanan jaminan dilakukan dengan sistem dual custody. 5. Mutasi jaminan dicatat dalam buku tertentu (buku stock). 6. Apaila perlu, bisa dipasangi alat sensor berupa alarm.55 b. Segel

Untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang berhubungan dengan barang jaminan, maka setiap segel harus teridentifikasi penanggungjawabanya (terdapat tanda khusus atau matris). Penyegelan dilakukan oleh pejabat cabang terakhir sesuai dengan tingkat kewenangan persetujuan.

c. Penyimpanan

Barang jaminan disimpan ke dalam ruang khasanah, penyimpanan dilakukan berdasarkan katagori jangka waktu perbulan transaksi berjalan dan nomor barang jaminan. Dalam hal tersebut harus disimpan pada kelompok bulan saat perpanjangan.

5. Barang jaminan bermasalah

a. Merupakan barang jaminan yang pada saat, dalam waktu atau pada akhir periode dianggap atau dikatagorikan bermasalah secara finansial maupun secara legal.

b. Barang dalam perkara sengketa/barang bukti/barang polisi.

c. Barang jaminan palsu atau salah dalam penilaian (under estimate). d. Barang jaminan sisa penjualan yang tidak laku dijual akibat adanya

penurunan harga (penurunan harga, gejolak ekonomi dan penyusutan).56

6. Perpanjangan Gadai

Nasabah dapat saja diberikan kesempatan untuk memperpanjang kembali jangka waktu pinjaman setelah jatuh tempo. Berkaitan dengan hasil penaksiran (harga taksir) didalam permohonan gadai syariah, maka hal-hal yang perlu menjadi perhatian adalah sebagai berikut:

a. Penilaian ulang jaminan yang di up date dengan harga pasar pada saat waktu perpanjangan pembiayaan.

b. Perpanjangan dapat saja ditolak apabila ternyata dari hasil penilaian ulang, nilai jaminan mengalami penurunan nilai secara signifikan sehingga tidak layak untuk dilakukan perpanjangan jangka waktu, atau nasabah menambah atau membayar selisih penurunan nilai jaminan tersebut.

c. Dalam perlakuan akuntansi, account untuk akad/ perjanjian terdahulu (akad lama) lunas secara administratif, kemudian dimunculkan acount yang baru dengan perjanjian/ akad yang telah diperbaharui.57

Dokumen terkait