• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN

5. Standart 5 Kemitraan

2.9. Landasan Teori Teori W. Edwards Deming

2.2.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan teori bagan kerangka Pikir dapat dilihat berikut ini :

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian yaitu menggambarkan bahwa pelaksanaan

kebijakan management dalam promkes mencakup kebijakan tertulis, membentuk unit

kerja, memiliki tenaga pengelola, alokasi anggaran untuk pelaksanaan, perencanaan,

sarana/peralatan, sosialisasi seluruh jajaran RS, meningkatkan kapasitas pengelola,

pemantauan dan evaluasi, dapat mempengengaruhi pelaksanaan kebijakan

management dalam Promkes di RS.

Gambaran pelaksanaan Kebijakan Promkes di RS

- Memiliki kebijakan tertulis tentang PKRS - Membentuk unit kerja PKRS

- Memiliki tenaga pengelola PKRS

- Memiliki alokasi anggaran untuk pelaksanaan PKRS

- Memiliki perencanaan PKRS

- Memiliki sarana/peralatan untuk PKRS - Mensosialisasikan PKRS di seluruh jajaran RS - Meningkatkan kapasitas tenaga pengelola PKRS - Melaksanakan pemantauan dan evaluasi PKRS

Promosi kesehatan merupakan salah satu upaya yang penting dalam

penyelenggaraan Sistem kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN, baik yang disusun

tahun 2009maupun yang disusun tahun 2010, disebutkan bahwa salah satu

subsistemnya adalah Subsistem pemberdayaan Masyarakat. Subsistem Pemberdayaan

Masyarakat adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok,

dan masyarakat umum dibidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung

guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setingi- tingginya.

Tujuan dari Subsistem Pemberdayaan Masyarakat adalah terselenggaranya upaya

pelayanan, Advokasi, dan pengawasan sosial oleh perorangan, kelompok, dan

masyarakat di bidang kesehatan secara berhasil guna dan berdayaguna, untuk

menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan (Departemen Kesehatan , 2010).

Dalam uraian yang dipetik dari dokumen SKN tersebut, nyata bahwa promosi

kesehatan merupakan upaya yang tepat untuk menyelenggarakan Subsistem

Pemberdayaan Masyarakat. Piagam ottawa yang dirumuskan dalam konferensi

Internasional promosi kesehatan Pertama di Ottawa, Kanada, tahun 1986 menyatakan

bahwa “promosi kesehatan adalah proses memberdayakan masyarakat agar mampu

memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka” (Notoatmodjo, 2012).

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114 / Menkes / SK / VII / 2005

promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat

melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat

menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya

masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang

berwawasan kesehatan (Departemen Kesehatan, 2012).

Pengembangan rumah sakit menjadi suatu organisasi yang sehat melalui

pemberian penyuluhan kesehatan kepada pasien, karyawan rumah sakit, dan

masyarakat, telah menghasilkan reorientasi rumah sakit menjadi rumah sakit

promotor kesehatan (health promoting hospital). Promosi Kesehatan Rumah Sakit

(PKRS) berusaha mengembangkan pengertian pasien dan keluarganya tentang

penyakit yang diderita pasien, mencakup hal-hal yang perlu diketahui dan dikerjakan

oleh pasien dan keluarganya untuk membantu penyembuhan dan mencegah terserang

kembali oleh penyakit yang sama. Jadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

berusaha menggugah kesadaran dan minat pasien dan keluarganya untuk berperan

serta secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Karena itu

penyuluhan kesehatan haruslah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program

pelayanan kesehatan di rumah sakit dan bukan merupakan bagian tambahan yang

terlepas (fizran, 2013).

Mencermati rumusan tersebut di atas, dapat diartikan bahwa promosi

Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)adalah upaya rumah sakit untuk meningkatkan

kemampuan pasien, klien, dan kelompok-kelompok masyarakat, agar pasien dapat

melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama mereka, sesuai sosial budaya

mereka, serta didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Hartono,

2010).

Berbagai alasan mengapa rumah sakit dianggap perlu melaksanakan

penyuluhan atau promosi kesehatansebagai berikut : Karyawan rumah sakit berada

pada posisi yang paling tepat untuk memberikan penyuluhan kesehatan.Bila

dimanfaatkan dengan tepat, maka sistem informasi di rumah sakit akan dapat

mendeteksi perubahan angka morbiditas yang berkaitan dengan perubahan pola hidup

dan perilaku masyarakat setempat.Sebagai suatu organisasi yang memiliki relatif

banyak karyawan dan sebagai pusat sumber daya untuk wilayahnya.Cocok untuk

dijadikan panutan bagi masyarakat luas dalam segi perilaku hidup sehat, keselamatan

dan keamanan kerja,serta kesehatan lingkungan.Sebagai suatu instansi yang relatif

besar dan dihormati di lingkungan sekitarnya.Sebagai pusat sumber daya untuk

jaringan rujukannya.

Hasil penelitian tentang PKRS menunjukkan bahwa pelayanan PKRS belum

terealisasikan, Fizran (2013) dalam survey yang telah dilakukan di Rumah Sakit Dr.

Achmad Muchtar Bukit Tinggi, dari 94 orang responden yang diketahui hanya 27

orang (28,72%) yang pernah mendapat pendidikan tambahan tentang penyuluhan

kesehatan masyarakat rumah sakit, sedangkan yang lainnya atau sebanyak 71,28%

menyatakan belum pernah mendapat pendidikan tambahan tentang penyuluhan

Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan yang beralamat di Jl. Prof. HM

Yamin SH No. 47 Medan merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan di kota

Medan yang berstatus milik pemerintah Kota Medan. Rumah Sakit Umum Dr.

Pirngadi Medan, lembaga ini berjalan dibidang pelayanan kesehatan dimana fungsi

lembaga pelayanana kesehatan, salah satunya rumah sakit, tidak hanya menyangkut

pelayanan medis dokter dan pelayanan kesehatan lainnya, tetapi juga yang

menyangkut pelayanan non medis guna memberikan pelayanan rumah sakit yang

memuaskan bagi masyarakat dibutuhkan pengelola organisasi yang baik dari pihak

rumah sakit.

Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti, pelaksanaan

promosi kesehatan di Rumah Sakit Umum Dr.Pirngadi sudah dilaksanakan terlihat

dari adanya media promosi kesehatan baik melalui media cetak seperti pemasangan

poster, spanduk, dan juga melalui media elektronik seperti televisi. Untuk kegiatan

konseling dilakukan oleh mahasiswa yang sedang melakukan praktek di rumah sakit

tersebut.Kegiatan ini dilakukan 1 bulan sekali.Namun pelaksanaan promosi kesehatan

belum sesuai dengan yang diharapkan.Salah satunya terlihat dari masih banyak yang

merokok di area rumah sakit meskipun sudah ada tulisan dilarang merokok.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryana (2010) di Rumah Sakit

Umum Daerah Liwa Kabupaten Lampung Barat yang menyatakan bahwa kegiatan

penyuluhan hanya berupa penyuluhan langsung berupa konseling antara petugas dan

Depkes, kegiatan yang dilaksanakan belum terprogram dan terencana, belum ada

tenaga terlatih, dan pembiayaan juga belum dianggarkan.

Dalam penelitian Hakim (2012), salah satu rumah sakit yang memiliki

pelayan promosi kesehatan rumah sakit di kota Medan adalah Rumas Sakit Umum

Pusat H Adam Malik Medan. RSUP H Adam Malik tidak hanya berfokus pada

pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif saja, namun juga sudah

mengembangkan pelayanan yang bersifat promotif dan preventif, dalam memberikan

upaya tersebut RSUP H Adam Malik memiliki satu unit kerja yang bertanggung

jawab dalam pelayanan promosi rumah sakit yaitu instalasi Penyuluhan Kesehatan

Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS). Tipologi aktivasi promosi kesehatan yang

dilakukan adalah dengan mendelegasikan kegiatan promosi kesehatan kepada

masing-masing Departemen/Instalasi/Unit Kerja.

Berdasarkan penelitian Ria (2014) menunjukkan bahwa saat ini belum

terdapat struktur organisasi khusus PKRS. Kegiatan promkes hanya sebatas

penyampain informasi masing-masing keadaan pasien. Saat ini tidak terdapat

pelaksanaan khusus, terkait anggaran dana, saat ini rumah sakit sudah mempunyai

dana dalam pelaksanaan PKRS. Dari aspek ketersediaan fasilitas, jika di tijau dari

kelengkapannya sudah memadai, namum jika dilihat dari segi jumlah masih perlu

penambahan, dari aspek dokumentasi interpensi saat ini sudah rutin dilakukan, dan

evaluasi saat ini juga telah rutin.Jika dilihat dari penilaian pasien belum terlaksana

dengan baik karena tidak terdapat peran pasien secara aktif maupun langsung untuk

Penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan PKRS di RSUD Tanjung Pura

Kabupaten Langkat belum terlaksana dengan maksimal.Hal ini diakibatkan karena

ketidak tersediaan struktur organisasi khusus PKRS yang mengakibatkkan kurangnya

koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

Dokumen terkait