• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUJUAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI DASAR (KD)

2) Pelaksanaan Haj

Pada tanggal 8 Dzulhijjah jamaah haji yang melaksanakan haji tamattu’

mulai mempersiapkan pelaksanaan hajinya. Dengan kegiatan sebagai berikut: 1) Ihram

a) Ihram haji dimulai mengambil miqat dari pemondokan di Makkah. Sama halnya saat akan berihram umrah, sebelum ihram haji juga bersuci lebih dahulu, yaitu mandi dan berwudhu. Kemudian berpakaian Ihram, jika keadaan memungkinkan melaksanakan shalat sunat ihram, kemudian berdoa ihram:

َمَحْرَأاَي ْ ِنْ َحْراَف ِمِرْحُمْلا َ َع َتْمَرَحاَم ِّ ُك ْنِم ْ ِسْفَن ُمِّرَحُأ ْ ِّنِإ َمُهٰللَا

.َ ْيِ ِحاَرلا

“Ya Allah, sesungguhnya aku mengharamkan diriku dari segala apa yang Engkau haramkan kepada orang yang berihram karena itu rahmatilah aku ya Allah yang Maha Pemberi rahmat. “

b) Niat dengan mengucapkan:

.اًجَح َمُهٰللَا َكْيَ َب

Aku penuhi panggilan-Mu Ya Allah untuk berhaji.

Atau mengucapkan:

.لاَعَت ِ ٰ ِل ِهِب ُتْمَرْحَ

َأَو َجَحْا ُتْيَوَن

Aku niat haji dengan berihram karena Allah Ta’ala.

c) Berangkat menuju Padang Arafah pada tanggal 8 Dzulhijjah. Keberangkatan lebih awal ini sebagai persiapan dan demi menjaga kelancaran dan kemaslahatan jamaah, mengingat jumlah jamaah haji yang sangat besar. Selama dalam perjalanan dianjurkan berdoa:

اًرْوُفْغَم ْ ِبْنَذ ْلَعْجاَف ُتْدَرَأ ِمْيِرَكْلا َكِهْجَو ٰلِ ُتْهَجَوَت َكْ َلِإ َمُهٰللَا

.ٌرْيِدَق ٍءْ َش ِّ ُك َ َع َكَنإ ْ ِنْبِّيَ ُت َاَو ْ ِنْ َحْراَو اًرْوُ ْبَم ْ ِّجَحَو

“Ya Allah hanya kepada-Mu aku menghadap dan hanya kepada-Mu

Yang Maha Murah aku meng-harapkan, maka jadikanlah dosaku terampuni, hajiku diterima, kasihanilah aku dan jangan Engkau

mengabaikanku. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

d) Membaca talbiyah, shalawat dan berdoa yang lafaznya sama seperti ketika waktu umrah.

e) Waktu masuk Padang Arafah berdo’a sebagai berikut;

ْنَمِم ْ ِنْلَعْجا َمُهٰللَا .

ُتْ َكَوَت َكْيَلَعَو ُتْم َصَتْعا َكِبَو ُتْهَجَوَت َكْ َلِإ َمُهٰللَا

.ٌرْيِدَق ٍءْ َش ِّ ُك َ َع َكَنِإ َكَتَكِئَاَم َمْوَلا ِهِب ْ ِهاَبُت

“Ya Allah, hanya kepada Engkaulah aku menghadap, dengan Engkaulah aku berpegang teguh, pada Engkaulah aku berserah

diri. Ya Allah, jadikanlah aku di antara orang yang hari ini Engkau

banggakan di hadapan Malaikat-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

2) Wukuf di Arafah

Pelaksanaan Wukuf pada tanggal 9 Dzulhijjah dimulai setelah zawal

(matahari condong ke barat) hingga terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah dengan melaksanakan kegiatan;

(1) shalat Zhuhur dan Ashar jama’ taqdim dan qasar

(2) mendengarkan khutbah wukuf

(3) melaksanakan wukuf dengan memperbanyak membaca talbiyah, zikir, membaca al-Qur’an dan berdoa dengan doa yang dianjurkan oleh syara’. Salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca saat wukuf adalah:

ِك ُسُنَو ِتَا َص َكَل َمُهٰللَا .

ُلْوُقَن اَمِم اً ْيَخَو ُلْوُقَت ْيِ َلَك ُدْمَْحا َكَل َمُهٰللَا

ْنِم َكِب ُذْوُعَأ ْ ِّنِإ َمُهٰللَا .ْ ِثاَرُت ْ ِّبَر َكَلَو ْ ِبٰاَم َكْ َلِ ِتاَمَمَو َياَيْ َمَو

ِّ َش ْنِم َكِب ُذْوُعَأ ْ ِّنِإ َمُهٰللَا .ِرْمَلْا ِتاَتَشَو ِرْد َصلا ِساَوْسَوَو ِ ْبَقلْا ِباَذَع

.ُحْيِّرلا ِهِب ُءْ ِجَت اَم

“Ya Allah, segala puji untuk-Mu, seperti apa yang Engkau irmankan

dan yang baik dari apa-apa yang kami ucapkan. Ya Allah, bagi-Mu shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku dan kepada-Mu tempat kembaliku dan kepada-Mu lah pemeliharaan apa yang aku tinggalkan. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan keragu- raguan dalam hati serta kesulitan segala urusan. Ya Allah, aku

(4) wukuf diakhiri dengan shalat Maghrib dan Isya’ jama’ taqdim dan

qasar, selanjutnya bersiap-siap menuju Muzdalifah. 3) Mabit di Muzdhalifah

(1) Ketika jamaah haji sampai di Muzdalifah (pada malam tanggal 10 Dzulhijjah) dan dianjurkan berdoa sebagai berikut:

ًةَعِّوَنَتُم َجِئاَوَح َكُلَأْسَت ٌةَفِلَتْ ُم ٌةَنِسْلَأ اَهْيِف ْتَعِ ُج ُةَفِلَدْزُم ِهِذٰه َنِإ َمُهٰللَا

.َ ْيِ ِحاَرلا َمَحْرَأاَي ُهَتْيَفَكَف َكْيَلَع َ َكَوَتَو ُ َل َتْبَجَتْساَف َك َعَد ْنَمِم ْ ِنْلَعْجاَف

“Ya Allah, sesungguhnya ini Muzdalifah telah berkumpul bermacam- macam bahasa yang memohon kepada-Mu . Hajat keperluan yang

aneka ragam. Maka masukkanlah aku ke dalam golongan orang yang memohon kepada-Mu, lalu orang yang memohon kepada-Mu, lalu Engkau penuhi permintaannya, yang berserah diri pada- Mu lalu Engkau lindungi dia. Wahai Tuhan yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih.“

(2) Selama di Muzdalifah jamaah haji dianjurkan membaca talbiyah, zikir, doa dan membaca al-Qur’an.

(3) Di samping berdoa, pada saat di Muzdalifah dimanfaatkan mengambil kerikil untuk melontar jamrah.

(4) Mabit di Muzdalifah cukup berada di sini walaupun sejenak. Bagi jamaah yang tiba di Muzdalifah sebelum tengah malam, harus menunggu sampai lewat tengah malam. Setelah lewat tengah malam menuju Mina.

(5) Jamaah haji yang karena sesuatu hal harus langsung ke Makkah maka sebaiknya melakukan ṭawāf ifạ̄ah dan Sa’i terlebih dahulu kemudian

memotong rambut/cukur (tạallul awal), baru menuju Mina untuk

melontar Jamrah Aqabah (tạallul ṡāni). 4) Mabit di Mina

(1) Ketika sampai di Mina jamaah haji dianjurkan membaca doa sebagai berikut:

.

َكِتَعا َط ِلْهَأَو َكِئاَ ِلْوَأ

َ َع ِهِب َتْنَنَم اَمِب ََ َع ْ ُنْماَف َنِم اَذٰه َمُهٰللَا

“Ya Allah, tempat ini adalah Mina, maka anugerahilah aku apa yang Engkau telah anugerahkan kepada orang-orang yang selalu dekat dan taat kepada-Mu.”

(2) Di Mina jamaah haji tinggal di kemah-kemah yang telah tersedia sambil istirahat menunggu pelaksanaan melontar jamarat.

Gambar Suasana mabit di Mina

5) Melontar Jamarat

Selama mabit di Mina, jamaah haji melontar jamarat sebagai berikut: (1) Tanggal 10 Dzulhijjah melontar Jamrah Aqabah kemudian memotong

rambut/bercukur (Tahallul Awal).

(2) Tanggal 11 Dzulhijjah mabit di Mina dan melontar ke 3 Jamarat (Ula, Wustha dan Aqobah).

(3) Tanggal 12 Dzulhijjah mabit di Mina dan melontar ke 3 Jamarat (Ula, Wustha dan Aqabah). Bagi yang akan mengambil Nafar Awal dianjurkan meninggalkan Mina menuju Makkah sebelum terbenam matahari.

(4) Tanggal 13 Dzulhijjah mabit di Mina dan melontar ke 3 Jamarat (Ula, Wustha dan Aqabah) kemudian meninggalkan Mina menuju Makkah bagi yang melakukan Nafar Tsani.

(5) Setiap melontar 1 (satu) jamrah dengan 7 (tujuh) kali lontaran kerikil dan dianjurkan berdo’a:

اًجَح ْلَعْجا َمُهٰللَا .ِنٰ

ْحَرلِل ا ًضِرَو ِ ْيِطاَيَشلِل اً ْجَر ُ َبْكَأ ُ ٰلا ِ ٰلا ِم ْسِب

.اًرْوُك ْشَم اًيْعَسَو اًرْوُ ْبَم

“Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, kutukan bagi segala setan

dan rida bagi Allah Yang Maha Pengasih, Ya Allah Tuhanku, jadikanlah ibadah hajiku ini haji yang mabrur dan sa ‘i yang diterima. “

(6) Setelah melontar ketiga jamarat dianjurkan berdoa sebagai berikut:

.ِهْيِف ًكَراَبُم اًبِّي َط اً ْيِثَك اًدْ َح ِ ٰلا ُدْمَْحَا

َكْ َلِإ َمُهٰللَا .

َكِسْفَن ْ َع َتْيَنْثَأ اَمَك َتْنَأ َكْيَلَع ًءاَنَث ْ ِصْحُأ َا َمُهٰللَا

ْ ِك ُسُن ْلَبْقاَف ُتْبِهَر َكْنِمَو ُتْبِغَر َكْ َلِ ُتْقَفْشَأ َكِباَذَع ْنِمَو ُتْضَفَأ

ْ ِتَوْعَد ْبِجَتْساَو ْ ِتَ

ْثَع َلِقَأَو ْ ِتَبْوَت ْلَبْقاَو ْ ِعُ َضَت ْمَحْراَو ْيِرْجَأ ْمِظْعَأَو

اَنْلِخْدَأَو ,َ ْيِمِرْجُملْا َنِم اَنْلَعْ َت َاَو اَنِم ْلَبَقَت اَنَبَر َمُهٰللَا .ْ ِلْؤُس ْ ِنِطْعَأَو

.َ ْيِ ِحاَرلا َمَحْرَأاَي َ ْيِ ِحا َصلا َكِداَبِع ْ ِف

“Segala puji bagi Allah, pujian yang banyak lagi baik dan membawa

berkat di dalamnya. Ya Allah, sekali-kali kami tidak mampu mencakup

(segala macam) pujian untuk-Mu, sesuai pujian Mu atas diri-Mu.Ya

Allah, hanya kepada-Mu aku berserah, dari siksa-Mu aku mohon belas kasihan, dan kepada Mu lah aku berharap dan aku takut, maka terimalah ibadahku, perbesarlah pahalaku, kasihanilah kerendahan hatiku, terimalah taubatku, perkecilah kekeliruanku perkenankanlah permohonanku dan berikanlah permintaanku. Ya Allah kabulkanlah,

terimalah persembahan kami ini dan Janganlah kami dijadikan orang-

orang yang berdosa, tetapi masukkanlah kami dalam hamba -Mu yang saleh wahai Tuhan Yang Paling Pengasih.

Gambar suasana melontar jamrah

6) Thawaf Ifadhah

(1) Setelah tiba di Makkah, jamaah haji melaksanakan Thawaf Ifadhah dan Sa’i (Tahallul Tsani).

(2) Dengan demikian berarti telah selesai rangkaian pelaksanaan Haji Tamattu’. Haji Tamattu’ bisa diubah menjadi Haji Qiran dengan mengubah niat ihram umrah menjadi niat ihram haji dan umrah sekaligus, karena suatu alasan yang dibenarkan syara’ dan yang bersangkutan dikenakan Dam, seperti perempuan haid atau nifas dan jamaah yang sakit yang tidak dapat melaksanakan thawaf umrah.

Gambar suasana jamaah haji thawaf di sekeliling Ka’bah

2. Haji Ifrad