• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Hasil Penelitian di PT. Apac Inti Corpora

Berdasarkan hasil penelitian penulis di PT. Apac Inti Corpora dapat diperoleh data mengenai pelaksanaan Jamsostek berdasarkan Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Dalam hal ini data diperoleh berdasarkan wawancara dengan Bapak Irhkam selaku Kepala Personalia dan Ibu Umi selaku Staff Personalia. Berikut data hasil wawancara mengenai pelaksanaan Jamsostek berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional sebagai berikut:

a. Pelaksanaan peraturan jaminan sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

85 Tabel 4

Tentang Perbandingan Peraturan Jaminan Sosial

No. Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelengara Jaminan Sosial.

Jamsostek (Persero) BPJS Ketenagakerjaan BPJS Kesehatan 1 Jaminan Kecelekaan

Kerja.

Jaminan Kecelakaan Kerja -

2 Jaminan Hari Tua Jaminan Hari Tua -

3 Jaminan Kematian Jaminan Kematian -

4 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

- Jaminan Kesehatan

Nasional

5 - Jamian Pensiun -

Sumber: Olahan data dari situs BPJS Ketenagakerjaan.

b. Pelaksanaan peraturan jaminan sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU SJSN).

86 Tabel 5

Masa Peralihan Jaminan Sosial di PT. Apac Inti Corpora60

Masa Peralihan Jaminan Sosial

Jamsostek Asuransi Swasta BPJS Ketenagakerjaan

Program Jamsostek yang diterapkan di PT. Apac Inti Corpora sebagai berikut:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja.

2. Jaminan Kematian. 3. Jaminan Hari tua. Dan untuk program Jaminan

Pemilharaan Kesehatan

dikelola oleh Perusahaan Apac sendiri.

Dan Perusahaan sudah

mendirikan program Jaminan Pensiun bagi pekerjanya.

Asuransi Swasta yang

melakukan kerja

dengan Perusahaan Apac Inti Corpora adalah mandiri inhealth. Inhealth merupakan asuransi swasta yang

digunakan oleh

Perusahaan pada masa sebelum terbentuknya BPJS Ketenagakerjaan.

Program Jaminan Sosial yang diterapkan di PT. Apac Inti Corpora sebagai berikut: 1. Jaminan Kecelakaan Kerja. 2. Jaminan Hari Tua. 3. Jaminan Kematian. 4. Jaminan Pensiun.

Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak. Irkham selaku Kepala Personalia di PT. Apa0c Inti Corpora, Bawen, 29 September 2017.

Pelaksanaan peraturan jaminan sosial sebagaimana yang diatur pada Pasal 52 ayat 1 huruf (a) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang

60

87

Sistem Jaminan Sosial Nasional yang menyatakan bahwa Perusahaaan Persero (Jamsostek) yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang Penetapan Badan Penyelenggara Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang disesuaikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek). Pada tahun 1992 pemerintah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menerbitkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang JAMSOSTEK, sebagaimana sesuai dengan peraturan Jamsostek yang menegaskan bahwa: “ Setiap Perusahaan yang memiliki tenaga kerja minimal 10 orang atau mengeluarkan biaya untuk gaji tenaga kerjanya minimal Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) perbulan diwajibkan mengikutsertkan seluruh tenaga kerjanya dan perusahaan menjadi peserta Jamsostek.

Pada pelaksanaan peraturan Jamsostek di PT. Apac Inti Corpora menyelengarakan 4 (empat) program diantaranya adalah Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Sedangkan pada pelaksanaan peraturan Jamsostek di PT. Apac Inti Corpora mengenai program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di kelola oleh Perusahaan Apac Inti Corpora. Pada kebijakan peraturan Jamsostek memperbolehkan perusahaan untuk mengikuti program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diadakan di sektor swasta atau mandiri apabila program JPK tersebut memberikan manfaat yang lebih besar daripada manfaat proram jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) pada peraturan Jamsostek. Berdasarkan perolehan data yang dilakukan dengan cara wawancara bersama Bapak/Ibu Kepala dan Staff Personalia maka berikut

88

adalah penyelenggaraan peraturan Jamsostek pada program jaminan sosial yang dilaksanakan di PT. Apac Inti Corpora sebagai berikut:

1. Jaminan Pensiun

Tabel 6

Transisi Jaminan Pensiun61

Masa transisi Jaminan Pensiun

No. Aspek Jamsostek BPJS Ketenagakerjaan

1. Terbentuk program Jaminan Pensiun.

Mulai di bentuk tahun 2000 oleh Perusahaan Apac Inti Corpora.

Mulai dibentuk tahun 2015 dan diwajibkan mengikuti program Jaminan Pensiun.

2. Badan Hukum Yayasan (dikelola

oleh Perusahaan)

Badan Hukum Publik.

3. Kepesertaan Seluruh pekerja di

Perusahaan Apac Inti Corpora.

1. Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja penyelenggara negara.

2. Pekerja yang bekerja pada

pemberi kerja selain

penyelenggara negara.

4 Ketetapan usia

Pensiun

Usia Pensiun yang ditetapkan oleh kebijakan Perusahaan

1. Usia Pensiun ditetapkan 56 (lima puluh enam) tahun. 2. Ditahun 2019 akan berubah

61

89

adalah 56 (lima puluh enam) tahun.

menjadi 57 (lima puluh tujuh) tahun.

3. Selanjutnya akan

bertambah 1 (satu) tahun untuk setiap 3 (tiga) tahun.

Dan berakhir sampai

pencapaian usia pensiun 65 (enam puluh lima) tahun

Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak. Irkham selaku Kepala Personalia di PT. Apac Inti Corpora, Bawen, 29 September 2017.

Pada tahun 2000, Perusahaan Apac Inti Corpora telah mendirikan satu program jaminan kepada pekerjanya ialah, program dana pensiun. Dana pensiun dikelola oleh Perusahaan Apac Inti Corpora dan dilaksanakan hingga sekarang. Terbentuknya jaminan pensiun disebabkan dari kesepakatan antara pekerja dan Perusahaan dan memiliki ketentuan yang serupa dengan peraturan BPJS Ketenagakerjaan.

Badan Hukum pada program Dana pensiun yang didirikan oleh Perusahaan Apac Inti Corpora adalah Yayasan. Seluruh tenaga kerja yang bekerja pada PT. Apac Inti Corpora menjadi peserta dalam program dana Pensiun dan pencapaian usia pensiun yang ditetapkan oleh Perusahaan adalah 56 (lima puluh enam) tahun.

Pada peraturan Jamsostek tidak menyediakan program pensiun bagi pekerja atau pesertanya. Terkait dengan program pensiun yang didirikan pada

90

tahun 2000 oleh PT. Apac Inti Corpora merupakan bentuk kesejahteraan pekerja dikarenakan sudah menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja atau ahli waris dengan bentuk memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun.

Sedangkan pada peraturan BPJS Ketenagakerjaan program Jaminan Pensiun merupakan program baru. Program Jaminan Pensiun dibentuk untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta dan atau ahli warisnya dengan memberikan penghasilan setelah peserta memasuki usia pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia sesuai dengan Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.

Sebagaimana telah diuraikan diatas program pensiun telah didirikan oleh Perusahaan Apac Inti Corpora dan masih diberlakukan sistem dana pensiun hingga pada era peraturan BPJS Ketenagakerjaan. Mengenai hal ini dapat merugikan pekerja karena pada pembayaran iuran pada program jaminan pensiun dan dana pensiun terdapat pembebanan yang mengakibatkan penghasilan berkurang untuk kedua program tersebut. Terkait hal tersebut maka pada pelaksanaan program pensiun di Perusahaan Apac Inti Corpora bertentangan dengan Pasal 88 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menjelaskan bahwa setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang kayak bagi kemanusiaan.

Dengan demikian pada pelaksanaan program pensiun yang diterapkan pada Perusahaan Apac Inti Corpora membebankan pekerja dikarenakan

91 penghasilan yang pekerja dapatkan akan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang layak. Walaupun bentuk perlindungan untuk pekerja yang didapatkan akan double pada saat memasuki usia ketentuan pensiun yang ditetapkan pada Perusahaan maupun pada pengaturan BPJS Ketenagakerjaan.

2. Jaminan Kecelakan Kerja.

Tabel 7

Transisi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)62

Masa transisi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

No. Aspek Jamsostek BPJS Ketenagakerjaan

1 Iuran Besaran Iuran JKK

terdiri dari tingkat resiko lingkungan kerja yaitu; 0,24%-1,74%.

Besaran Iuran JKK terdiri dari tingkat resiko lingkungan kerja yaitu; 0,24%-1,74%. Perusahaan Apac Inti Corpora menggunakan besaran iuran sebesar: 0,24%

2 Program - Return to work

3 Manfaat 1. Pelayanan

kesehatan sesuai kebutuhan medis. 2. Santunan berupa

uang.

1. Pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis.

2. Santunan berupa uang.

3. Program tambahan pada manfaat santunan berupa uang yaitu; Beasiswa pendidikan anak

Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak. Irkham selaku Kepala Personalia di PT. Apac Inti Corpora, Bawen, 29 September 2017.

62

92 Program jaminan kecelakaan kerja (JKK) mulai dibentuk pada peraturan Jamsostek. Jamsostek membentuk program JKK dengan tujuan untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilan yang diakibatkan oleh adanya resiko-resiko sosial seperti kematian atau cacat karena kecelakaan kerja, baik disik maupun mental maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja.

RTW atau Return to Work merupakan program pertambahan manfaat

dari program JKK yang di wujudkan dalam bentuk pendampingan bagi peserta yang mengalami musibah kecelakaan kerja yang mengakibatkan cacat atau berpotensi cacat, dari mulai terjadinya kecelakaan akan di dampingi hingga peserta mampu kembali bekerja sesuai dengan Pasal 49 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.

Sebelumnya program Return to Work pada peraturan Jamsostek belum diterapkan, akan tetapi pada pelaksanaan Perusahaan Apac Inti Corpora sudah

menerapkan kebijakan yang serupa dengan Return to Work di masa

pengaturan Jamsostek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Perusahaan Apac Corpora telah melakukan bentuk perlindungan bagi tenaga kerja melalui program yang menyerupai Return to Work sesuai dengan Pasal 67 ayat (1) Undang-Undang Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa:

“Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib

memberikan perlindungan sesuai jenis dan derajat kecacatannya”. Kebijakan pada program JKK pada peraturan Jamsostek masih diterapkan ke dalam peraturan BPJS Ketenagakerjaan dan ditambah dari Perusahaan Apac Inti

93 Corpora juga menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Pada pelaksanaan K3 di Perusahaan Apac Inti Corpora para pekerja diharuskan menggunakan alat pelindung keselamatan kerja pada saat memasuki ruang kerja dan pada saat melakukan pekerjaan. Perusahaan Apac Inti Corpora terus melakukan imbauan terhadap pekerja saat sebelum memasuki ruang kerja atau pabrik setiap harinya. Sedangkan untuk perawatan dan pengobatan pada K3 di Perusahaan Apac Inti Corpora digabungkan pada BPJS Kesehatan melalui Faskses pertama yang terdapat di area Perusahaan Apac Inti Corpora ialah, Poliklinik Perusahaan.

Dalam hal ini pemenuhan hak pekerja pada K3 sudah terpenuhi sesuai dengan Pasal 86 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa Setiap pekerja berhak memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja atau K3, moral dan kesusilaan, dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. Pada pelaksanaan program K3 di Perusahaan Apac Inti Corpora dibentuk sesuai kebijakan pasal 86 ayat (2) yang menjelaskan bahwa Untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan Kerja.

Selanjutnya, tahapan pelaksanaan pelaporan program jaminan kecelakaan kerja yang dilakukan di Perusahaan Apac Inti Corpora sebagai berikut:

94 Gambar 6

Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja Atau Penyakit Akibat Kerja63

Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu. Umi selaku Staff Personalia di PT. Apac Inti Corpora, Bawen, 11 November 2017.

Pada pelaksanaan pengaturan jaminan kecelakaan kerja yang dilaksanakan di PT. Apac Inti Corpora tidak terdapat kendala ataupun hambatan, selama pelaksanaan peraturan jamsostek sebagaimana diatur oleh UU SJSN terkait pada pelaksanaan pelaporan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja di Perusahaan.

3. Jaminan Kematian

63 Wawancara dengan Staff Personalia (Ibu. Umi) PT. Apac Inti Corpora, Bawen, 11 November

2017. Faskes tingkat pertama yaitu; Poliklinik PT Apac Inti Corpora. Faskes Rujuk tingkat selanjutnya.

Laporan Pertama: memberikan keterangan data atau bukti terkait kecelakaan kerja yang terjadi pada peserta kepada BPJS Ketenagakerjaan. Berikut data atau bukti yang harus diberikan sebagai berikut :

Kartu Identitas Peserta BPJS TK, KTP Peserta, Surat Keterangan Dokter, Hasil Lab, dsb.

Laporan Kedua: Pihak BPJS akan melakukan verifikasi atas berkas dokumen atau bukti tersebut. -Apabila lengkap, maka Pihak BPJS harus membayar klaim kepada Perusahaan atau Peserta BPJS

Ketenagakerjaan sesuai jumlah yang digunakan. -Apabila berkas belum lengkap, maka Pihak BPJS akan wajib memberitahukan kepada ahli waris atau Perusahaan untuk segera melengkapi berkas tersebut.

95 Tabel 8

Tentang Transisi Jaminan Kematian (JKM)64

Masa transisi Jaminan Kematian (JKM)

No. Aspek Jamsostek BPJS Ketenagakerjaan

1 Iuran Besaran iuran JKM sebesar 0,3%.

Besaran iuaran JKM sebesar 0,3%.

2 Manfaat 1. Santunan berupa uang. 1. Santunan berupa uang. 2. Beasiswa pendidikan

anak sebanyak Rp. 12.000.000 (dua belas juta rupiah).

Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Personalia PT. Apac Inti Corpora, Bawen, 29 September 2017.

Program Jaminan Kematian atau JKM awal dibentuk pada peraturan Jamsostek. Jamsostek membentuk program ini diperuntukkan sebagai upaya meringankan beban keluarga, baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun berupa uang. Pada saat peraturan BPJS Ketenagakerjaan program jaminan kematian dan jaminan kecelakaan kerja terdapat penambahan manfaat pada kedua program JKK dan JKM, yaitu: Beasiswa pada pendidikan anak.

64

96 Gambar 7

Tata Cara Perolehan dan Persyaratan Manfaat Beasiswa Pendidikan Anak

Dalam Program JKK Dan JKM65

Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu.Umi Selaku Staff Personalia di PT. Apac Inti Corpora, Bawen, 11 November 2017.

Terkait pada program Beasiswa pendidikan anak dalam pelaksanaan tata cara penyelenggaraan program Beasiswa Pendidikan Anak menjadi hambatan atau kendala yang dapat merugikan pekerja dalam sistem pelayanan BPJS Ketenagakerjaan. 65 Loc.Cit., 11 November 2017. Peserta BPJS Ketenagakerja an (Pekerja) meninggal dunia. Pihak Perusahaan wajib melaporankan masa kepesertaan tersebut (Status Peserta) kepada BPJS Ketenagakerjaan.

Dalam pengajuan beasiswa pendidikan anak, pihak ahli waris wajib melengkapi dokumen sebagai berikut:

1. Fotocopy Ahli waris, 2. Fotocopy KK, 3. Kartu Pelajar, 4. Akte Kematian,

5. Surat kematian dari Rumah sakit atau saksi,

6.Surat keterangan dari sekolah.

Syarat-syarat dalam memperoleh beasiswa pendidikan anak di ajukan langsung kepada BPJS Ketenagakerjaan. Pihak BPJS akan melakukan verifikasi terhadap: 1. Kelengkapan data, 2. Membayar manfaat beasiswa pendidikan anak ke ahli waris atau Perusahaan.

97 Berdasarkan Pasal (18)-(21) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2015 tentang Tata cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan

Pensiun bagi Peserta Penerima Upah menyatakan bahwa “Pengajuan manfaat

beasiswa pendidikan anak pada program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian disebabkan apabila pekerja meninggal dunia atau cacat total tetap bukan akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja dan berhak mendapatkan manfaat beasiswa pendidikan anak dengan ketentuan sebagai berikut: Pekerja memiliki anak usia sekolah, umur anak pekerja maksimal 23 tahun, berlaku hanya untuk 1 (satu) orang anak, fotocopy kartu keluarga, surat keterangan dari sekolah atau perguruan tinggi, dan belum menikah. Selanjutnya, pengajuan manfaat beasiswa pendidikan anak dengan persyaratan tersebut diberikan kepada BPJS Ketenagakerjaan”.

Terkait dengan tata cara perolehan dan persyaratan manfaat program beasiswa pendidikan anak sebagaimana telah diuraikan pada Gambar 7 terlihat banyak hal persyaratan yang tidak dimuat pada Pasal (18)-(21) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 26 Tahun 2015 tentang Tata cara Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan Pensiun bagi Peserta Penerima Upah.

Sehingga pada pelaksanaan perolehan beasiswa pendidikan anak dapat menguras waktu yang cukup lama, serta ditambah dengan proses pelaporan masa aktif kepesertaaan mengenai status peserta dibutuhkan waktu tunggu yang cukup lama selama 1 (satu) bulan setelah peristiwa tersebut.

98

4. Jaminan Hari Tua

Tabel 9

Transisi Jaminan Hari Tua66

Masa transisi Jaminan Hari Tua.

No. Aspek Jamsostek BPJS Ketenagakerjaan

1 Kepesertaan Pekerja sektor formal yang ketentuan sebagai berikut: 1. Peserta berusia 55 tahun

(lima puluh lima) tahun. 2. Peserta meninggal

dunia.

3. Peserta mengalami cacat total tetap.

4. Peserta mengalami PHK pada saat menjadi anggota peserta JHT sekurang-kurang 5 (lima) tahun, dan

5. Peserta pergi keluar negeri dan tidak

kembali lagi ke

Indonesia.

1. Peserta penerima upah yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara negara. 2. Peserta bukan penerima Upah.

Pencapaian manfaat pada program Jaminan Hari Tua adalah

1. Peserta berusia 56 (lima puluh enam) tahun.

2. Meninggal dunia.

3. Mengalami cacat total tetap.

66

99

2 Manfaat Berupa uang tunai. Berupa uang tunai dan manfaat tambahan lainnya seperti:

Fasilitas pembiayaan perumahaan pekerja dan atau manfaat lainnya yang diatur dalam Peraturan Menteri.

Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak. Irkham selaku Kepala Personalia di PT. Apac Inti Corpora, Bawen, 29 September 2017

Program Jaminan Hari Tua (JHT) awal dibentuknya pada peraturan Jamsostek. Jamsostek membentuk program ini dengan tujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, tabungan hari tua, dan untuk sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi pekerja dan keluarga akibat dari terjadi resiko-resiko sosial ekonomi.

Program JHT merupakan program yang dialihkan dari peraturan Jamsostek menjadi program peraturan BPJS Ketenagakerjaan. Kebijakan JHT yang ada pada peraturan Jamsostek masih berlaku sama dengan kebijakan

peraturan BPJS Ketenagakerjaan. Namun pada peraturan BPJS

Ketenagakerjaan terdapat manfaat layanan tambahan dan perubahan penetapan usia pensiun pada program jaminan hari tua (JHT).

Sebagaimana telah diuraikan pada tabel diatas, perihal manfaat

layanan tambahan pada program JHT. Untuk jenis manfaat layanan tambahan

berupa fasilitas pembiayaan perumahan sebagai berikut: Pinjaman Uang Muka Perumahan (PUMP), Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dan Pinjaman

100

Renovasi Perumahan (PRP). Dengan hal ini dapat disesuaikan dengan Pasal 4-7 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 35 Tahun 2016 tentang tata cara pemberian, persyaratan, dan jenis manfaat layanan tambahan dalam program jaminan hari tua yang menyatakan bahwa: Peserta telah terdaftar sebagai peserta minimal 1 (satu) tahun, Perusahaan tempat bekerja tertib administrasi kepesertaan dan pembayaran iuran, belum memiliki rumah sendiri bagi berkepentingan untuk PUMP dan KPR, dan untuk PRP dikhusukan bagi peserta yang memiliki rumah yang akan direnovasi, Peserta aktif membayar iuran, telah mendapat persetujuan dari BPJS Ketenagakerjaan terkait persyaratan kepesertaan, dan memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku pada Bank Penyalur dan OJK. Dengan demikian pada pelaksanaan Jamsostek sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial, selama BPJS Ketenagakerjaaan dibentuk hingga tahun sekarang (2017) di Perusahaan Apac Inti Corpora belum ada yang mengikutkan diri pada program manfaat layanan tambahan Jaminan Hari Tua.

5. Jaminan Pemeliharan Kesehatan

Tabel 10

Masa Transisi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan67

Transisi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

No. Aspek Jamsostek BPJS Kesehatan

67

101

1 Kepesertaan 1. Pekerja sektor formal a. Peserta PBI Jaminan Kesehatan. b. Peserta bukan PBI Jaminan

Kesehatan 2 Manfaat Pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh BPJS Kesehatan sebagai berikut: 1. Pelayanan rawat jalan

tingkat pertama.

2. Rawat jalan tingkat lanjutan. 3. Rawat inap. 4. Pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan. 5. Penunjang diagnostik. 6. Pelayanan gawat darurat.

Pelayanan kesehatan pada program jaminan kesehatan terdiri atas: 1. Pelayanan kesehatan pada

fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan, 2. Pelayanan gawat darurat,

pelayanan obat, alat kesehatan, dan sebagainya yang diatur

oleh Peraturan BPJS

Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.

Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak. Irkham selaku Kepala Personalia di PT. Apac Inti Corpora, Bawen, 11 November 2017.

Tujuan dari pemeliharaan kesehatan adalah untuk meningkatkan produktivitas pekerja sehingga dapat melaksanakan sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan dibidang pengembangan (kreatif). Untuk itu pengusaha berkewajiban mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif),

102

penyembuhan (curatif), dan pemulihan (rehabilitasi). Dan setiap pekerja yang telah mengikuti program jaminan pemeliharaan kesehatan akan diberikan kartu pemeliharaan kesehatan (KPK) sebagai bukti diri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.68

Pelayanan jaminan pemeliharaan kesehatan diberikan kepada pekerja dan anggota keluarganya. Maksimum tiga orang anak dari peserta/ pekerja yang akan ditanggung oleh Jamsostek. Adapun standar paket pelayanan program jaminan pemeliharaan kesehatan meliputi pelayanan khusus dan pelayanan gawat darurat. Berbeda dengan program lain program jaminan pemeliharaan kesehatan ini tidak memberikan santunan atau bantuan dalam bentuk uang tunai (cash benefits), namun berbentuk pelayanan kesehatan.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Jamsostek dibubarkan tanpa likuidasi dan BPJS sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial menggantikan peraturan dari sebelumnya. BPJS melanjutkan penyelenggaraan program yang terdapat pada Jamsostek diantaranya Jaminan Kematian, Jaminan Kecelakaan kerja, Jaminan Hari tua dan Jaminan Kesehatan. Untuk program Jaminan Kesehatan merupakan pengalihan dari program jaminan pemeliharaan kesehatan yang diatur pada peraturan Jamsostek dan kemudian dialihkan pada peraturan BPJS Kesehatan.

68

103

Terdapat banyak perubahan yang menguntungkan peserta BPJS. Terkhusus pada program jaminan kesehatan nasional yang pada pengaturan BPJS Kesehatan menyediakan jenis tambahan pelayanan kesehatan. Namun untuk kebijakan pada peraturan BPJS Kesehatan tidak menyediakan berupa santunan dikarenakan pada pengaturan BPJS Kesehatan membayar sejumlah uang yang dibutuhkan pada saat melakukan pelayanan atau perawatan kesehatan.

Gambar 8

Alur Pelayanan Kesehatan

Sumber: Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu. Umi selaku Staff Personalia di PT. Apac Inti Corpora, Bawen, 11 November 2017.

Kedudukan faskes tingkat pertama pada Perusahaan Apac Inti Corpora adalah Poliklinik Perusahaan. Namun diluar kebijakan tersebut pekerja dapat menggunakan Puskesmas sebagai Faskes Tingkat Pertama (Faskes 1). Dan apabila terjadi emergeny atau gawat darurat pekerja dapat langsung menuju ke Faskes Rujuk Tingkat Selanjutnya yaitu Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Swasta. Dan untuk Faskes Rujuk Tingkat Selanjutnya di Perusahaan

Identitas Pekerja/buruh. •Kartu Peserta Jaminan Sosial (Jamsostek) atau (BPJS) Faskes Tingkat Pertama •RJTP •RSTP

Faskes Rujuk Tingkat Selanjutnya.

•Rumah Sakit Umum •Rumah Sakit

104

Apac Inti Corpora bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa dan Rumah Sakit Swasta (RS Ken Saras).

2. Analisa dari hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian penulis di PT. Apac Inti Corpora dapat dianalisa secara keseluruhan mengenai pelaksanaan Jamsostek sebagaimana yang diatur oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang dilaksanakan di Perusahaan Apac Inti Corpora. Perusahaan Apac Inti Corpora telah menjamin seluruh pekerja dan pengusaha

Dokumen terkait