• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN DI RUMAH SAKIT DAN PEMBAHASAN 4.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan

4.2 Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan PKP dimulai dengan pengarahan umum pada tanggal 13-15 Desember 2010. Pengarahan tersebut merupakan pembekalan bagi mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan PKP. Pengarahan yang diberikan adalah mengenai profil RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dan Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan serta kegiatan pelayanan yang disediakan oleh Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Selain itu juga dilakukan orientasi ke setiap unit pelayanan farmasi di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan untuk memperlancar kegiatan PKP mahasiswa. Selama kegiatan pengarahan berlangsung, mahasiswa didampingi langsung oleh Kepala Instalasi Farmasi beserta stafnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan PKP, mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok. Selanjutnya disusun jadwal pelaksanaan kegiatan bagi setiap kelompok sehingga secara bergiliran dapat mengunjungi semua unit pelayanan.

Praktek pelayanan farmasi minimal ini dilaksanakan dalam waktu tiga minggu dengan sistem kunjungan bergilir ke setiap unit pelayanan farmasi yang

ada di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Jenis pelayanan yang dikunjungi dan kegiatan yang dilakukan pada setiap unit pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Administrasi dan Pengadaan

Kegiatan yang dilakukan pada bagian Administrasi dan Pengadaan adalah mengamati dan mempelajari kegiatan administrasi seperti masalah administrasi rumah tangga, keuangan, dan kepegawaian serta alur proses pengadaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi.

2. Distribusi Ruangan dan Gudang Alat Kesehatan

Kegiatan yang dilakukan pada unit Distribusi Ruangan dan Gudang Alat Kesehatan adalah mengamati dan mempelajari prosedur pengadaan dan sistem distribusi perbekalan farmasi ke ruang-ruang perawatan di rumah sakit, cara penyimpanan obat-obat narkotik dan psikotropik, serta mengenal alat-alat kesehatan yang sering digunakan di rumah sakit dan cara pengadaan maupun distribusinya.

3. Pelayanan Farmasi Pasien Umum Rawat Inap/Jalan

Kegiatan yang dilakukan pada unit Pelayanan Farmasi Rawat Inap/Rawat Jalan Pasien Umum adalah mengamati dan mempelajari cara penyusunan obat, alur pelayanan resep, prosedur pengadaan perbekalan farmasi, membantu menyiapkan resep dan menyerahkannya pada pasien, serta pemberian informasi obat bagi pasien.

4. Pelayanan Farmasi Askes/Jamkesmas/Medan Sehat/Pempropsu Rawat Inap Kegiatan yang dilakukan pada unit Pelayanan Farmasi Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu Rawat Inap adalah mengamati dan mempelajari alur pelayanan resep serta alur pengklaiman obat Askes, Jamkesmas, Medan

Sehat, dan Pempropsu serta mempelajari cara pengadaan perbekalan farmasi pada unit pelayanan ini.

5. Pelayanan Farmasi Jamkesmas/Medan Sehat/Pempropsu Rawat Jalan.

Kegiatan yang dilakukan di unit Pelayanan Farmasi Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu Rawat Jalan adalah mengamati dan mempelajari alur pelayanan resep, cara penyusunan dan penyimpanan obat, cara pengadaan perbekalan farmasi, serta membantu menyiapkan resep dan menyerahkannya pada pasien disertai pemberian informasi obat.

6. Pelayanan Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD)

Kegiatan yang dilakukan di unit Pelayanan Farmasi Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah mengamati dan mempelajari alur pelayanan farmasi di IGD dan KBE, cara penyusunan dan penyimpanan obat, cara pengadaan perbekalan farmasi, dan mengenal obat-obatan dan alat kesehatan yang digunakan untuk keperluan emergensi.

7. Pelayanan Farmasi di Central Operation Theatre (COT)

Kegiatan yang dilakukan di unit Pelayanan Farmasi Central Operation Theatre (COT) adalah mengamati dan mempelajari alur pelayanan farmasi di COT, cara penyusunan dan penyimpanan obat, cara pengadaan perbekalan farmasi, dan mengenal obat-obatan dan alat kesehatan yang digunakan untuk keperluan operasi yang terjadwal.

8. Penanganan Obat-obat Kemoterapi

Kegiatan yang dilakukan pada unit Pelayanan Pencampuran Obat Sitostatika adalah mengamati dan mengenal ruang pencampuran obat sitostatika,

mempelajari cara menghitung dosis, pengadaan dan penyimpanan, cara pencampuran dan penyerahan obat sitostatika pada pasien.

9. Gudang Obat

Kegiatan yang dilakukan di gudang obat adalah mengamati dan mempelajari cara penyusunan dan penyimpanan obat di gudang serta alur penerimaan dan pendistribusian obat ke setiap unit pelayanan farmasi.

10. Instalasi CSSD

Kegiatan yang dilakukan di Instalasi CSSD adalah memahami tugas, fungsi, dan peran Instalasi CSSD di rumah sakit, mengenal alat-alat yang digunakan dalam proses sterilisasi dan desinfeksi ruangan, mengenal alat/instrumen yang digunakan dalam operasi serta alur proses sterilisasi alat dan bahan yang dibutuhkan dalam keadaan steril. Selain itu juga dilakukan pengamatan proses produksi bahan steril seperti kapas dan kasa steril serta alur penerimaan dan pendistribusian alat dan bahan steril.

Pada minggu keempat, dimulai pelaksanaan praktek pelayanan farmasi klinis melalui kunjungan ke pasien yang dirawat di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Bagian yang dikunjungi adalah ruang perawatan kemoterapi. Mahasiswa juga melakukan kegiatan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) tentang informasi kesehatan dan obat-obatan kepada masyarakat di RS.

4.3 Pembahasan

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan rumah sakit milik pemerintah. RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan Rumah Sakit Umum Kelas B Pendidikan. Pimpinan Rumah Sakit ini adalah seorang dokter yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh tiga wakil direktur yaitu: Wakil

direktur bidang administrasi umum, wakil direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan, wakil direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan.

RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan telah memiliki Formularium Rumah Sakit (FRS) yang digunakan sebagai standar penulisan resep oleh dokter. Formularium Rumah Sakit ini disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dibawah Komite Medis. Keanggotaan PFT terdiri dari dokter dari Staf Medis Fungsional (SMF) dan Apoteker dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Formularium Rumah Sakit ini disusun dan direvisi pada jangka waktu 3 tahun dengan mempertimbangkan perkembangan di bidang kedokteran dan farmasi. Formularium Rumah Sakit yang digunakan di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan adalah Formularium Rumah Sakit tahun 2007.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan telah menjadi instansi yang menerapkan sistem swakelola. IFRS memiliki 4 sub instalasi yaitu: farmasi klinis, distribusi, administrasi dan perbekalan. Setiap sub instalasi mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang saling berkaitan satu sama lainnya.

Dalam mengelola perbekalan farmasi, Instalasi Farmasi Rumah Sakit menggunakan sistem dana bergulir (Revolving Fund System), artinya pemerintah memberikan modal awal sebagai pinjaman, selanjutnya instalasi farmasi akan mengelola dana tersebut untuk pengembangan Instalasi Farmasi. Pengelolaan perbekalan farmasi yang tidak dapat ditentukan jumlah satuannya seperti penggunaan plester, antiseptik, kapas, dan alat/bahan habis pakai dibuat dalam sistem unit cost. Sistem ini diberlakukan pada pasien rawat inap, rawat jalan,

tindakan medis, operasi dan lain-lain. Besarnya biaya unit cost yang ditentukan untuk tiap-tiap tindakan berbeda, sesuai dengan surat keputusan dari Direktur.

Instalasi Farmasi Rumah Sakit seharusnya merupakan satu-satunya unit di rumah sakit yang menyediakan dan mendistribusikan perbekalan farmasi serta menyajikan informasi obat pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang dikenal dengan sistem satu pintu. Tapi kenyataannya di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan belum sepenuhnya melaksanakan sistem pelayanan farmasi satu pintu. Hal ini dapat dilihat dengan adanya apotek Kimia Farma di luar Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

Pengelolaan administrasi di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan telah dilaksanakan dengan baik, yaitu pengelolaan pembukuan dan pelaksanaan fungsi kontrol obat-obatan melalui sistem cross-check (pemeriksaan silang) pada setiap sub instalasi farmasi dengan membuat laporan rangkap tiga. Satu lembar sebagai arsip di administrasi, arsip di bagian penerimaan dan pembelian.

Hasil penghitungan unit cost setiap bulan akan dimasukkan ke dalam neraca Rugi/Laba bulanan. Selanjutnya dari neraca Rugi/Laba bulanan akan dibuat neraca tahunan sehingga dapat diketahui besarnya keuntungan atau kerugian yang diperoleh. Apabila dari hasil penghitungan Rugi/Laba tersebut diketahui instalasi farmasi telah mendapat keuntungan, maka sistem operasional yang sedang dijalankan dalam periode ini akan dipertahankan untuk periode selanjutnya. Tetapi jika mengalami kerugian maka akan dilakukan evaluasi dan revisi pada bagian yang mengalami kerugian. Revisi biaya unit cost perbekalan

farmasi dilakukan untuk mengantisipasi kerugian, misalnya karena kenaikan harga perbekalan farmasi atau adanya pemakaian perbekalan farmasi yang berlebihan.

Pelayanan rawat inap untuk peserta Askes, Jamkesmas, Medan Sehat, dan Pempropsu dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelayanan ODDD (One Day Dose Dispensing). Tetapi pada pasien umum rawat inap, sistem pelayanan ODDD belum dapat berjalan dengan baik. Hal ini disebabkan karena pasien harus setiap hari membayar perbekalan farmasi yang dipakainya karena belum adanya pembayaran biaya pasien rawat inap di rumah sakit secara sentral.

Pada pelayanan resep Askes dan Jamkesmas, Medan Sehat, atau Pempropsu ada kalanya dokter menuliskan resep diluar DPHO dan Formularium Jamkesmas. Bila hal ini tak terhindarkan maka pasien Askes harus membayar harga obat tersebut setelah pasien diberi informasi terlebih dahulu bahwa obat yang diresepkan diluar DPHO. Sedangkan untuk pasien Jamkesmas jika obat diresepkan di luar Formularium maka Rumah Sakit yang membayar. Untuk pasien Askes dan Jamkesmas yang mendapat obat-obat khusus dokter harus disertai protokol terapi, misalnya penggunaan albumin.

Pelaksanaan farmasi klinis di RSU Dr. Pirngadi Medan yang telah dilaksanakan meliputi pemberian informasi dan konseling obat, pengkajian kerasionalan pemberian obat, penanganan obat sitostatika dan analisa efektivitas biaya. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat (PIO) juga secara rutin dilaksanakan. Namun pelaksanaan farmasi klinis lainnya seperti monitoring efek samping obat (MESO), pencampuran obat suntik secara aseptis, penentuan kadar obat dalam darah, penyiapan total parenteral nutrisi (TPN), dan pengkajian

penggunaan obat masih belum terlaksana karena keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan.

Sejak tahun 2005 CSSD telah terpisah dari Instalasi Farmasi menjadi Instalasi CSSD. Instalasi CSSD telah melakukan upaya sterilisasi alat-alat untuk operasi yang disesuaikan dengan tindakan operasi yang dilakukan. kasa steril dan lain-lain. CSSD juga berperan dalam proses sterilisasi ruangan, misalnya ruang bedah serta penyediaan desinfektan. Alat-alat kesehatan habis pakai dan bahan-bahan keperluan sterilisasi dipesan dengan menggunakan surat pesanan yang disetujui oleh RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan kepada PBF. Sedangkan untuk alat-alat inventaris disediakan oleh pihak rumah sakit. Penggantian alat-alat yang rusak dan alat baru akan terus dilakukan untuk memaksimalkan pelayanan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait