Pada saat melaksanakan kerja praktek, praktikan dilibatkan dalam 2 proyek. Sehingga pembahasan mengenai proses pelaksanaan proyek yang dilakukan oleh praktikan akan dibagi berdasarkan masing-masing proyek. Hal ini disebabkan karena masing-masing proyek memiliki teknik dan metodologi pengerjaan yang berbeda satu sama lain.
3.2.1 M asterplan D’ Green Residence & B usiness Center
D’Green Residence & Business Center merupakan suatu kawasan yang direncanakan oleh PT. Graphika Duta Arya untuk dijadikan sebagai kawasan perumahan sekaligus pusat bisnis. D’Green Residence & Business Center ini berlokasi di tengah kota Tanjungpinang, tepatnya di pinggir jalan arteri yaitu di Jalan Raya H Fisabilillah. Luas delineasi lahan seluas 37,96 Ha dengan batasan-batasan lokasi sebagai berikut :
Sebelah Utara : permukiman penduduk Sebelah Barat : pantai dan hutan mangrove
Sebelah Selatan : RTH dan permukiman penduduk Sebelah Timur : Jalan RH Fisabilillah
21
Posisi lahan terhadap Kota Tanjungpinang dapat dilihat pada peta berikut.
GAMBAR 3.1
PETA POSISI LAHAN D’GREEN RESIDENCE & BUSINESS CENTER
Sumber : Hasil Analisis 2012
Dalam perancangan siteplan D’Green Residence & Business Center, terdapat beberapa analisis yang mendasari proses merancang perumahan. Dalam mata kuliah studio perencanaan tapak perumahan, setidaknya terdapat beberapa analisis yang diperlukan dalam proses perancangan siteplan perumahan, antara lain :
Analisis aksesibilitas
Analisis sumber kebisingan Analisis arah lintasan matahari
Analisis pemandangan dari dalam tapak Analisis arah aliran air
22
TABEL III.1
TABEL ANALISIS INTERNAL-EKSTERNAL TAPAK
D’GREEN RESIDENCE & BUSINESS CENTER
Analisis Internal/Ekste
rnal
Kondisi Eksisting Desain Respon
Aksesibilitas
Bagian timur tapak berada sangat dekat dengan jalan arteri yaitu jalan RH Fisabilillah. Karena bagian timur ini sangat dekat dengan jalan utama, maka akan sangat baik apabila jalur masuk tapak berada pada bagian ini. Pergerakan yang besar pada jalan arteri juga dapat dijadikan
peluang untuk menarik
pengunjung menuju pusat bisnis dan perbelanjaan yang ada dalam tapak. Dengan memper-timbangkan faktor keselamatan dan kenyamanan, maka jalur keluar dan masuk tapak akan dibangun lebih dari satu tempat
23
Analisis Internal/Ekste
rnal
Kondisi Eksisting Desain Respon
Sumber Kebisingan
Secara umum tidak terdapat sumber kebisingan yang sangat berarti pada lokasi tapak. Satu-satunya sumber kebisingan yang signifikan bersumber dari akti-vitas yang terdapat pada jalan raya pada bagian timur tapak.
Untuk meredam kebisingan
yang berasal dari arah timur tapak ini, akan digunakan buffer hijau berupa pepohonan dan vegetasi lainnya.
Arah Lintasan Matahari
Arah orientasi bangunan yang disarankan adalah menghadap utara atau selatan. Dengan posisi ini maka bangunan tidak
akan berhadapan ataupun mem- belakangi matahari, namun ba-ngunan akan menerima cahaya dan panas matahari secara kon-stan karena pergerakan matahari dari timur menuju barat.
24
Analisis Internal/Ekste
rnal
Kondisi Eksisting Desain Respon
Pemandangan dari Dalam Tapak
Pemandangan merupakan salah satu daya tarik yang dapat menjadi nilai positif suatu tapak
yang membedakannya dari
lokasi tapak lainnya. Tapak ini berada di tepi pantai sehingga pemandangan ke arah pantai ini dapat menjadi nilai jual ung-gulan yang dapat menarik per-hatian konsumen. Namun terda- pat juga pemandangan yang ku-rang menguntungkan berupa pe-mandangan lalu lintas pada jalan arteri di sebelah timur dan pemandangan perumahan pen-duduk pada arah utara tapak. Hal ini dapat direspon dengan menggunakan buffer hijau beru- pa pepohonan yang akan meng-halangi pemandangan negatif dari luar tapak.
25
Analisis Internal/Ekste
rnal
Kondisi Eksisting Desain Respon
Arah Aliran Air
Air pada tapak ini mengalir menuju ketinggian yang lebih rendah berupa sungai yang berada disebelah utara tapak
dan laut pada barat tapak. Dengan demikian pembangunan jaringan drainase, air bersih, dan air kotor dapat mengikuti arah air ini. Pembangunan jari-ngan yang mengikuti arah alami air ini dapat menghemat energi karena pengaliran air akan menggunakan gravitasi.
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Selain analisis internal dan eksternal, dalam proses perencanaan kawasan perumahan sudah seharusnya menyediakan beberapa fasilitas-fasilitas penunjang. Penyediaan sejumlah fasilitas penunjang tersebut terdapat dalam SNI 03-1733-2004 mengenai tata cara perencanaan lingkungan perumahaan di perkotaan yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Di dalam dokumen SNI, disebutkan mengenai batas-batas fasilitas minimal yang harus disediakan dalam penyediaan perumahan. Seperti misalnya fasilitas pedestrian / pejalan kaki, lebar jalan minimum, penyediaan taman lingkungan, sekolah, tempat ibadah, fasilitas kesehatan, balai pertemuan, dll. Standar dalam dokumen tersebut harus diperhatikan agar kawasan perumahan yang dibangun dapat menjadi kawasan yang sehat dan dapat menjadi tempat
tinggal yang layak bagi penghuninya.
Tetapi dalam kenyataannya, tidak semua standar dipenuhi oleh PT. Lisakonsulindo dalam merancang siteplan kawasan perumahan D’Green Residence & Business Center ini. Untuk fasilitas pedestrian / pejalan kaki, lebar jalan minimum, dan taman lingkungan memang sudah terpenuhi, tetapi penyediaan fasilitas lainnya seperti
26
fasilitas pendidikan dan kesehatan masih belum terpenuhi. Hal ini salah satunya disebabkan karena preferensi owner yang mensyaratkan penyediaan fasilitas hanya berupa fasilitas hiburan saja, yaitu berupa clubhouse, waterpark, dan sport center yang diletakkan di pusat kawasan perumahan ini. Di samping itu, owner juga labih memilih untuk menyediakan sejumlah lahan yang berfungsi sebagai kawasan komersil di bagian timur kawasan perumahan ini. Diduga hal tersebut merupakan upaya owner untuk mencari keuntungan yang lebih besar dibandingkan menyediakan fasilitas penunjang lainnya. Rancangan sirkulasi jalan yang terbagi menjadi jalan hirarki utama dan jalan lingkungan dapat dilihat pada gambar berikut.
GAMBAR 3.2
POLA SIRKULASI / HIRARKI JALAN PADA SITEPLAN KAWASAN D’GREEN RESIDENCE & BUSINESS CENTER
Sumber : PT. Lisakonsulindo, 2012
Pada gambar tersebut, dapat diketahui bahwa hirarki jalan yang digunakan terdiri dari 4 hirarki, yaitu jalan hirarki utama (lebar jalan 18 m), jalan lingkungan row
27
12 (lebar jalan 12 m), jalan lingkungan row 9 (lebar jalan 9 m), dan jalan lingkungan row 7 (lebar jalan 7 m). jalan hirarki utama dan jalan lingkungan row 12 dilengkapi dengan fasilitas pedestrian, sedangkan jalan lingkungan row 9 dan jalan lingkungan row 7 tidak dilengkapi fasilitas pedestrian. Berikut merupakan gambar penampang jalan hirarki utama beserta komponen pedestriannya.
GAMBAR 3.3
PENAMPANG JALAN HIRARKI UTAMA
Sumber : PT. Lisakonsulindo, 2012
Selain pertimbangan mengenai fasilitas penunjang, dalam perencanaan kawasan perumahan sekaligus pusat bisnis ini diperlukan beberapa strategi agar kawasan ini terasa aman dan nyaman bagi penghuni perumahan, serta dapat menarik pengunjung untuk datang. Berikut merupakan strategi perancangan untuk kawasan ini :
a. Membuka best view ke arah pantai sebagai salah satu nilai jual yang tinggi.
b. Membuat peletakan perumahan dalam bentuk cluster tertutup (hanya terdapat satu jalan sebagai akses masuk maupun keluar cluster ) untuk meningkatkan privacy dan keamanan.
c. Menciptakan kawasan komersil yang produktif sebagai respon terhadap jalan arteri di depannya.
d. Menciptakan zona-zona kawasan sesuai dengan fungsinya masing-masing dan tiap zona memiliki keterkaitan satu sama lain.
Berikut merupakan program ruang yang dibuat oleh PT. Lisakonsulindo dalam perancangan siteplan D’Green Residence & Business Center.
28
TABEL III.2
PROGRAM RUANG D’GREEN RESIDENCE & BUSINESS CENTER
ZONA LUAS (M2) (%)
LUAS PERENCANAAN 379.692,14 100,00%
KOMERSIAL : 89.853,58 23,66%
þ Mall & Ruko
þ Mall Ext. & Hotel
þ Shophouses
þ Pasar Modern & Ruko
Komersial Saleable (70%) 62.897,51 16,57%
Hijau/Jalan Lingkungan (30%) 26.956,07 7,10%
HUNIAN / PERUMAHAN
Cluster Alamanda (A1, A2, A3, A5, A6)
þ Kavling Efektif 11.805,85 3,11% þ Hijau / Taman 2.462,15 0,65% þ Jalan 5.509,66 1,45% Cluster Bougenville (B1, B2, B3, B5, B6, B7, B8) þ Kavling Efektif 9.940,90 2,62% þ Hijau / Taman 2.102,86 0,55% þ Jalan 5.922,68 1,56% Cluster Chrysant (C1, C2, C3, C5, C6) þ Kavling Efektif 15.830,81 4,17% þ Hijau / Taman 4.201,85 1,11% þ Jalan 8.897,60 2,34% Cluster Delonix (D1, D2, D3, D5) þ Kavling Efektif 13.184,25 3,47% þ Hijau / Taman 1.962,72 0,52% þ Jalan 8.303,81 2,19%
Cluster Episcia (E1, E2, E3, E5, E6, E7, E8)
þ Kavling Efektif 19.862,96 5,23% þ Hijau / Taman 2.241,82 0,59% þ Jalan 9.390,02 2,47% Cluster Ficus (F1, F2, F3, F5, F6, F7, F8, F9) þ Kavling Efektif 24.801,19 6,53% þ Hijau / Taman 6.140,98 1,62% þ Jalan 10.939,85 2,88% Cluster Gardenia (G1, G2, G3, G5, G6) þ Kavling Efektif 17.858,12 4,70% þ Hijau / Taman 1.984,86 0,52% þ Jalan 8.678,40 2,29%
29 ZONA LUAS (M2) (%) Cluster Heliconia (H1, H2, H3, H5, H6) þ Kavling Efektif 12.847,10 3,38% þ Hijau / Taman 3.595,63 0,95% þ Jalan 7.009,59 1,85%
Cluster Ixora (i1, i2, i3, i5, i6)
þ Kavling Efektif 16.017,01 4,22% þ Hijau / Taman 3.539,85 0,93% þ Jalan 7.558,28 1,99% Cluster Townhouse þ Kavling Efektif 3.270,00 0,86% þ Hijau / Taman 1.451,91 0,38% þ Jalan 2.154,59 0,57%
Total Hunian / Perumahan
Kavling Efektif 145.418,19 38,30% Hijau / Taman 29.684,63 7,82% Jalan 102.873,95 27,09% CLUBHOUSE 11.861,79 3,12% þ Water Park þ Sport Center Total Site 379.692,14 100% Saleable Area 208.315,70 54,86% Fasos/Fasum 11.861,79 5,69% Jalan 129.830,02 34,19% Hijau / Taman 29.684,63 22,86% Sumber : PT. Lisakonsulindo, 2012
Dengan menyesuaikan pada program ruang yang telah dibuat, maka dibuatlah peta zoning kawasan D’Green Residence & Business Center ini sebagai berikut:
30
GAMBAR 3.4
ZONING KAWASAN PERUMAHAN D’GREEN RESIDENCE & BUSINESS CENTER
Sumber : Hasil Analisis, 2012
3.2.2 M asterplan Kawasan Pemerintahan Maybrat
Kabupaten Maybrat merupakan pemekaran wilayah dari Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Berdirinya Kabupaten Maybrat ditetapkan di dalam Undang-Undang No 13 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabupaten Maybrat di Provinsi Papua Barat. Dengan dibentuknya kabupaten baru dan pejabat pemerintahan yang baru, maka diperlukan suatu kawasan pemerintahan untuk memfasilitasi pemerintah daerah Kabupaten Maybrat dalam mengatur dan mengelola kabupaten yang baru terbentuk ini. Tujuan pengembangan kawasan ini adalah menciptakan kawasan pemerintahan yang menitikberatkan integrasi antar lembaga.
Berbeda dengan kawasan permukiman D’Green Residence & Business Center Bintan, kawasan pemerintahan Maybrat ini tidak menentukan lokasi kawasan secara spesifik. Pemerintah Maybrat hanya menyatakan bahwa mereka memiliki lahan dengan luasan yang cukup besar untuk dialokasikan sebagai pengembangan kawasan pemerintahan. Pada saat ini lahan tersebut masih berupa lahan kosong. Lahan tersebut
31
tidak memiliki kontur yang signifikan karena pihak pemerintah Kabupaten Maybrat telah melakukan cut and fill pada lahan yang telah disediakan. Dengan demikian, diasumsikan bahwa untuk pengembangan kawasan pemerintahan Maybrat ini telah disediakan lahan kosong dengan luasan yang cukup besar dan kontur yang datar.
Kawasan perkantoran ini memiliki karakteristik berupa interaksi dan koordinasi antar pegawai maupun antar kantor/instansi. Dengan demikian, perlu dibuat konsep yang tepat dalam perencanaannya agar dapat mempermudah koordinasi antar kantor. Kawasan pemerintahan ini direncanakan memiliki fungsi utama berupa perkantoran, serta fungsi pendukung berupa kawasan permukiman, kawasan industri, ruang terbuka hijau, dan lain-lain. Berikut adalah komponen penyusun pada fungsi utama (kawasan perkantoran): Kantor Bupati Gedung DPRD Gedung Dinas Gedung Badan Kantor
Sedangkan yang termasuk ke dalam fungsi pendukung yaitu: Gedung Serba Guna
Gedung Olah Raga Bank Papua
Rumah Sakit Parkiran
Area Rumah Dinas Bupati Area Pasar Area Perumahan Area Industri Area Golf Lapangan Jalan Vegetasi
Hutan dan Taman Kota
Zonasi yang digunakan pada perencanaan kawasan perkantoran ini berupa sistem cluster yang mengelompokkan bangunan-bangunan yang memiliki keterkaitan erat. Untuk mempermudah pengelompokan bangunan, maka dibuatlah matriks keterkaitan antar bangunan sebagai pertimbangan dalam membantuk cluster tersebut. Matriks keterkaitan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
TABEL III.3 MATRIKS KETERKAITAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 1 6 1 7 1 8 1 9 2 0 2 1 2 2 2 3 2 4 2 5 2 6 2 7 2 8
hijau menunjukkan hubungan keterkaitan erat, warna kuning menunjukkan hubungan keterkaitan yang kecil, s erkaitan yang telah dibuat, maka dibuatlah rencana zonasi kawasan perkantoran ini. Gambar berikut menunjuk
GAMBAR 3.5
ZONASI KAWASAN PEMERINTAHAN MAYBRAT