• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis

Pengendalian gulma secara manual

Pengendalian gulma secara manual sering dilakukan pada pertanaman pisang TBM dan dikerjakan oleh karyawan blok di bawah pengawasan mandor blok. Alat yang digunakan adalah kored. Alat perlindungan diri adalah sepatu boot. Pekerjaan dilakukan pada pukul 07.00 – 11.00. Pekerjaan ini lebih dikhususkan pada areal TBM yang memiliki intensitas gulma tinggi. Prosedur pekerjaan adalah membersihkan area 30 cm di sekitar pokok tanaman. Berikut pekerjaan pengendalian gulma secara manual disajikan pada Gambar 1.

a. Gulma menutup tanaman pisang b. Kegiatan penyiangan gulma manual Gambar 1. Pengendalian gulma secara manual

Norma kerja pekerjaan pengendalian gulma manual adalah 0,05 ha/HOK. Jumlah karyawan dalam pekerjaan adalah 13 orang. Maka areal yang diselesaikan setiap hari adalah 0,65 ha. Penulis mengikuti pekerjaan pengendalian gulma manual selama 5 hari. rata prestasi kerja penulis adalah 0,04 ha/HOK. Rata-rata prestasi kerja karyawan sebesar 0,06 ha/HOK, di atas standar yang ditetapkan perusahaan adalah 0,05 ha. Prestasi penulis masih di bawah prestasi kerja standar perusahaan maupun karyawan.

Pengendalian gulma secara kimiawi

Siklus pengendalian gulma secara kimiawi adalah 1 kali per bulan setiap plot. Pekerjaan dilakukan pada areal TBM maupun TM oleh 3 orang karyawan semprot di bawah pengawasan mandor blok. Bahan kimia yang digunakan adalah herbisida sistemik dengan bahan aktif isopropilamina glifosat 615 g/l atau setara dengan glifosat 456 g . Konsentrasi larutan sebesar 7,5 ml/l. Volume semprot sebesar 200 liter/ha. Sehingga dosis yang digunkana adalah 1,5 liter/ha. Alat yang

12

digunakan adalah knapsack sprayer kapasitas 15 liter, drum, ember dan gelas ukur. Alat perlindungan diri adalah sepatu boot dan masker. Pekerjaan dimulai pukul 07.00 – 12.00. Tahapan pekerjaan dimulai dengan membuat larutan dengan dosis yang telah ditetapkan, kemudian memasukkan larutan ke knapsack sprayer dan aplikasi di lapangan. Berikut pengendalian gulma secara kimiawi disajikan pada Gambar 2.

a. Persiapan larutan b. Pengaplikasian

Gambar 2. Pengendalian gulma secara kimiawi

Penulis mengikuti pekerjaan ini selama 2 hari. Rata-rata prestasi kerja penulis adalah 0,08 ha/HOK. Standar prestasi kerja pengendalian gulma kimiawi adalah 1 ha/HOK. Prestasi kerja karyawan sebesar 0,33 ha/HOK. Prestasi kerja panulis maupun karyawan masih di bawah standar prestasi kerja. Kendala dari pekerjaan ini adalah sumber air yang jauh dari lokasi sehingga memakan banyak waktu hanya untuk mengambil air.

Pemupukan

Pemupukan di kebun ini terdapat 2 jenis yaitu pemupukan anorganik dan organik. Pemupukan organik dilakukan pada awal penanaman. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang kompos sapi dengan dosis 15 kg/lubang tanam. Pupuk anorganik yang digunakan adalah NPK 16-16-16 , 6-16 dan 12-6-18 sesuai dengan umur tanaman. Alat yang digunakan adalah ember dan alat penakar (bekas gelas air mineral). Alat perlindungan diri yang digunakan adalah sepatu boot. Pekerjaan dilakukan dari pukul 07.00 – 11.00 dan dilakukan oleh karyawan blok sebanyak 13 orang terdiri atas 10 orang penebar dan 3 orang pengecer. Norma kerja pada pekerjaan pemupukan adalah 0,4 ha/HOK. Khusus pekerjaan pemupukan anorganik, selain mandor blok, mandor besar dan sinder juga ikut mengawasi. Hal ini karena banyak karyawan terdahulu yang menyalahgunakan penggunaan pupuk. Pemupukan anorganik dilakukan sebanyak 6 kali selama satu siklus tumbuh. Kebutuhan pupuk tanaman pisang Cavendish selama satu siklus tumbuh disajikan pada Tabel 3.

13 Tabel 3. Dosis pupuk per satu siklus tanaman

Umur Pupuk (kg/tanaman)

Organik NPK 16-16-16 NPK 12-6-16 NPK 12-6-18 0 BST 15 - - - 1 BST - 0,1 - - 2 BST - 0,1 - - 4 BST - - 0,15 - 6 BST - - 0,15 - 8 BST - - - 0,2 10 BST - - - 0,2

Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Tahapan pertama dalam pemupukan anorganik adalah menyiapkan pupuk dan membagi kepada para karyawan dengan menggunakan ember. Tahap selanjutnya adalah menebar pupuk sesuai dosis pada jarak 20 cm dari pohon. Kemudian pupuk ditutup kembali dengan tanah. Pemupukan dilakukan sebelum pukul 11.00. Tujuan dilakukan pemupukan sebelum pukul 11.00 untuk mengurangi penguapan pupuk oleh terik matahari. Berikut tahapan pemupukan disajikan pada Gambar 3.

a. Persiapan c. Penyebaran pupuk b. Takaran pemupukan d. Penutupan dengan tanah Gambar 3. Pemupukan

Kendala umum dari jenis kegiatan ini adalah kurangnya pengawasan. Karyawan banyak melakukan prosedur yang kurang bila lepas dari pengawasan mandornya karena kelelahan. Saran teknis yang mungkin adalah dengan

a

c d

14

mengawali pekerjaan dari dalam kebun mengarah ke luar kebun. Sehingga pekerjaan karayawan mudah diawasi oleh mandornya.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit di lokasi magang disebut dengan istilah Spray daun adalah jenis pekerjaan yang dilakukan dengan cara menyemprot daun menggunakan alat power sprayer untuk mencegah dan mengendalikan penyakit dan hama pada tanaman. Penyakit yang sering terjadi di lokasi adalah sigatoka yang disebabkan oleh cendawan Mycosphaerella musicola. Oleh sebab itu, spray daun lebih sering digunakan untuk aplikasi fungisida. Siklus spray daun adalah 2 kali dalam satu bulan pada tanaman 1 BST, 2 BST, 3 BST dan 4 BST. Setelah itu aplikasi spray daun sesuai kondisi di lapangan. Pekerjaan ini dilakukan oleh karyawan di bawah pengawasan mandor pengendalian hama penyakit. Perlengkapan pelindung diri karyawan adalah sepatu boot, masker dan sarung tangan karet. Alat yang digunakan yaitu power sprayer kapasitas 20 liter, drum kapasitas 200 liter, gelas ukur, ember dan kayu pengaduk. Fungisida yang digunakan berbahan aktif difenoconazole 250 g/l. Dosis yang digunakan 1 ml/l. Standar prestasi kerja karyawan adalah 0,33ha/HOK. Prestasi kerja karyawan di lapangan sudah memenuhi prestasi kerja karyawan. Berikut tahapan dalam pekerjaan spray daun ditampilkan pada Gambar 4.

a. Penentuan dosis c. Aplikasi

b. Pengadukan larutan d. Daun yang disemprot Gambar 4. Pengendalian hama dan penyakit

Penjarangan Anakan

Penjarangan anakan adalah salah satu pekerjaan mengambil anakan yang tidak diinginkan dalam rumpun dengan maksud mengoptimalkan produksi. Tanaman yang dipelihara dalam satu rumpun berjumlah 3 tanaman yang terdiri atas 1 pohon induk dan 2 anakan. Jarak umur masing-masing tanaman dalam satu rumpun adalah 4 bulan. Pekerjaan dilakukan oleh karyawan blok di bawah

a b

15 pengawasan mandor blok dan dimulai pukul 07.00 – 12.00. Alat yang digunakan adalah sabit atau golok. Alat perlindungan diri yang digunakan adalah sepatu boot. Berdasarkan prosedur, penjarangan anakan dilakukan setiap 4 bulan sekali pada setiap rumpun. Tahapan pertama dalam penjarangan anakan adalah menentukan anakan yang akan dibuang. Kemudian potong anakan sebatas permukaan tanah. Anakan yang dibuang adalah anakan air yang memiliki ciri daun lebar dan batang kerdil. Anakan yang dipelihara adalah anakan pedang yang memiliki bentuk daun runcing dan mengerucut. Pemilihan juga memperhatikan jumlah tanaman dalam satu rumpun. Berikut pekerjaan penjarangan anakan disajikan pada Gambar 5.

a. Anakan air c. Rumpun sesuai standar b. Anakan pedang

Gambar 5. Penjarangan anakan

Penulis mengikuti pekerjaan penjarangan anakan selama 3 hari. Rata-rata prestasi kerja penulis adalah 410 anakan/HOK. Rata-rata prestasi kerja karyawan adalah 517 anakan/HOK. Standar prestasi kerja adalah 600 anakan/HOK. Prestasi kerja penulis maupun karyawan masih di bawah standar perusahaan.

Pemangkasan daun

Pemangkasan dilakukan 2 minggu sekali. Pemangkasan daun dilakukan untuk menghilangkan daun tua dan kering. Pemangkasan daun juga dapat dilakukan pada daun yang terkena serangan penyakit yang disebabkan oleh cendawan atau bakteri yang sifatnya menular. Pemangkasan daun merupakan salah satu upaya menjaga kondisi kebun agar tetap bersih dan sehat untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. Pemangkasan daun dikerjakan oleh karyawan blok di bawah pengawasan mandor blok. Pekerjaan dimulai pukul 07.00 – 12.00. Alat yang digunakan sabit atau sabit yang telah disambung dengan bambu. Alat perlindungan diri yang digunakan sepatu boot .Tindakan pemangkasan dilakukan sesuai dengan keadaan daun yang kering secara penuh (deleafing) maupun sebagian (trimming). Pekerjaan pemangkasan daun ditampilkan pada Gambar 6.

16

a. Pemangkasan penuh b. Pemangkasan sebagian Gambar 6. Pemangkasan daun

Penulis mengikuti pekerjaan pemangkasan daun selama 3 hari. Rata-rata prestasi kerja penulis adalah 0,30 ha/HOK, masih di bawah rata-rata prestasi kerja karyawan sebesar 0,40 ha/HOK. Standar kerja perusahaan adalah 0,5 ha/HOK. Prestasi kerja penulis masih di bawah standar kerja perusahaan. Prestasi kerja karyawan sudah melampaui standar prestasi kerja perusahaan.

Pemasangan Penyangga

Pohon pisang yang telah berbuah tekadang condong karena menahan beban tandan pisang yang semakin berat. Beban berat pada pohon dan hembusan angin yang kencang sering mengakibatkan kerobohan Untuk mengantisipasi pohon agar tidak roboh maka perlu dilakukan pemasangan penyangga. Pekerjaan ditujukan untuk memperkuat pohon pisang. Prosedur pekerjaan diutamakan pada pohon yang memiliki tandan besar. Alat perlindungan diri pekerja berupa sepatu boot . Pekerjaan dimulai pada pukul 07.00 – 12.00 oleh karyawan blok di bawah pengawasan mandor blok. berikut adalah tahapan pada pemasangan penyangga disajikan pada Gambar 7.

a. Bambu penyangga c. Pengikatan b. Pemasangan penyangga

Gambar 7. Pemasangan penyangga

Selama menjadi karyawan harian lepas penulis melakukan kegiatan pemasangan penyangga selama 2 hari. Rata-rata prestasi kerja penulis sebesar 32 batang /HOK, karyawan 53 batang /HOK dengan standar perusahaan sebesar 100 batang/HOK. Rendahnya prestasi kerja penulis dibandingkan prestasi kerja karyawan karena kurangnya pengalaman. Rendahnya prestasi kerja karyawan

b

a b c

17 dibandingkan standar kerja perusahaan karena ketersedian bambu yang tidak selalu ada.

Penyuntikan Tandan Bunga (Bud Injection)

Penyuntikan tandan bunga (bud injection) atau dalam bahasa setempat disebut suntik ontong merupakan hal yang penting untuk menjaga kualitas buah. Menurut pengalaman di lapangan, tandan bunga yang tidak mendapatkan suntikan menghasilkan tandan buah dengan kualitas yang tidak maksimal. Dampak umum jika tandan bunga tidak disuntik adalah munculnya „kudis‟ pada permukaan kulit buah ( banana scab moth).

Alat suntik tandan bunga berupa alat suntik khusus yang terdiri atas jarum suntik khusus, hand sprayer, selang plastik transparan dan sebilah bambu ringan. (Gambar 8a – 8d). Prosedur suntik tandan bunga berlaku pada pohon yang sudah muncul tandan bunga pada ujung pohon, menancapkan jarum pada 1/4 bagian tandan bunga. Hand sprayer dipompa , klep penutup dibuka. Larutan suntik naik melalui selang menuju ujung jarum suntik yang menancap pada tandan bunga. Indikasi larutan sudah cukup bagi tandan bunga yang disuntik adalah keluarnya larutan suntik dari bekas suntikan. Rata – rata dosis suntik untuk setiap tandan bunga adalah 125 – 150 ml larutan suntik. Larutan suntik yang diaplikasikan adalah insektisida sistemik dengan bahan aktif abamectin 18 g/l dengan konsentrasi larutan 1 ml/l.

Penandaan pita untuk suntik berdasarkan kalender pita yang telah ditetapkan PTPN VIII. Warna pita dicantumkan pada kalender tahunan menggunakan warna secara berurutan sehingga membentuk pola sebagai berikut : putih, merah, kuning, hijau, hitam, biru kembali ke putih dan seterusnya (Lampiran 12). Misalkan pada tanggal 1 Maret 2015 (merah) maka warna pita yang digunakan sebagai tanda suntik pada hari itu adalah merah. Kebijakan kalender pita ditetapkan untuk memeudahkan kegiatan suntik tandan bunga, pembrongsongan juga panen. Kalender pita mulai diterapkan pada tahun 2014.

Jumlah karyawan suntik sebanyak 7 orang yang dipimpin oleh seorang mandor suntik per afdeling. Pekerjaan mulai pukul 07.00 – 15.00. Penulis mengikuti pekerjaan suntik tandan bunga selama 3 hari selama sebagai karyawan harian lepas (KHL). rata prestasi kerja penulis sebesar 47 pohon/HOK. Rata-rata prestasi karyawan sebesar 83 pohon/HOK . Standar perusahaan sebesar 100 pohon/HOK. Prestasi penulis maupun karyawan masih di bawah standar yang ditetapkan perusahaan.

18

a. Jarum suntik e. Tandan bunga yang siap disuntik b. Hand sprayer f. Penyuntikan tandan bunga

c. Selang plastik g. Tanda pita pada pohon setelah penyuntikan d. Penggunaan alat suntik

Gambar 8. Penyuntikan tandan bunga

Pekerjaan suntik tandan bunga telah memiliki standar perusahaan. Standar suntik 100 pohon/HOK , karyawan sebanyak 14 orang , hari kerja ada 26 hari/bulan. Maka perolehan suntik tandan bunga standar per bulan adalah 18,2 ha atau jika dalam populasi sebanyak 36.400 pohon. Berdasarkan arsip Afdeling 5 dan 6 menyatakan rata-rata perolehan suntik karyawan pada bulan Januari – Mei sebanyak 13.211 pohon/bulan atau 6,60 ha dalam satuan luas. Angka ini baru mencapai 36,26 % dari standar perusahaan. Berikut perolehan suntik tandan bunga Afdeling 5 dan 6 pada Januari – Mei 2015 (Tabel 4).

Tabel 4. Perolehan suntik tandan bunga Afdeling 5 dan 6 Januari - Mei 2015 Bulan

Perolehan suntik ontong per bulan (pohon) Luasan (ha) Standar (ha) Persentase tercapai (%) Januari 8.902 4,45 18,2 24,45 Februari 8.887 4,44 18,2 24,39 Maret 16.880 8,44 18,2 46,37 a b c d e f g

19 Tabel 4. (Lanjutan)

Bulan

Perolehan suntik ontong per bulan (pohon) Luasan (ha) Standar (ha) Persentase tercapai (%) April 14.962 7,48 18,2 41,09 Mei 16.423 8,21 18,2 45,10 Rata-rata 13.211 6,60 18,2 36,26

Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Tabel 4 menunjukkan perolehan suntik Afdeling 5 dan 6 Panarewuan per bulan. Standar (ha) dihitung berdasarkan standar kerja 100 pohon/HOK (0.05 ha dalam satuan luas) dikali dengan 14 karyawan suntik dikali 26 hari kerja karyawan suntik. Standar kerja per bulan dalam satuan luas adalah 18,2 ha. Jika dibandingkan dengan perolehan suntik di Afdeling 5 dan 6 Panarewuan terlihat bahwa antara standar dan prestasi kerja karyawan tidak seimbang. Persentase tandan bunga yang tersuntik pada bulan Januari hanya mencapai angka 24,45 % dari target. Bulan Februari persentase tandan bunga yang tersuntik memiliki perolehan terendah yaitu 24,39 %. Persentase tandan bunga yang tersuntik mengalami peningkatan pada bulan Maret mencapai angka 46,36 %, di mana perolehan bulan Maret menjadi perolehan yang tertinggi. Pada bulan April mengalami penurunan menjadi 41,09 % dan terakhir bulan Mei persentase bunga yang tersuntik sebesar 45,10 %. Rata-rata perolehan suntik tandan bunga bulan Januari-Mei sebesar 36,26 % dari target perusahaan. Rendahnya prestasi karyawan adalah karena kurangnya pengawasan oleh mandor suntik. Selain itu belum ada realisasi kompensasi yang ditetapkan perusahaan jika karyawan mengerjakan pekerjaan di bawah maupun di atas standar perusahaan.

Pembrongsongan (Bagging)

Salah satu aspek budidaya yang secara langsung berdampak dengan kualitas buah adalah pembrongsongan. Kegiatan ini dilakukan oleh karyawan brongsong yang bertugas sebanyak 7 orang per afdeling dibawah pengawasan mandor suntik. Bahan yang digunakan adalah tali rafia dan plastik dursban. Alat yang dibutuhkan adalah tangga untuk mencapai tandan yang akan dirongsong dan pisau. Alat perlindungan diri yang digunakan adalah sepatu boot. Pekerjaan dilakukan mulai pukul 07.00 – 15.00.

Prosedur pembrongsongan adalah pada tandan yang telah tebuka sempurna. Tanda tandan yang telah terbuka sempurna dan siap dibrongsong adalah adanya hand false. Hand false adalah istilah kebun untuk menyebut keadaan sisir akhir sebelum melakukan prosedur pembrongsongan dengan ditandai dengan munculnya buah tidak sempurna dalam sisir (Gambar 10d ). Atau menghitung jumlah sisir yang telah keluar berjumlah 8 sisir. Tahapan pertama adalah memotong tandan bunga yang masih ada bersama tandan menggunakan pisau . Pemotongan tandan bunga dimaksudkan agar buah berkembang secara maksimal. Setelah tandan bunga dipotong, buang sebagian jari buah cacat dalam sisir terakhir dan pertahankan 2 – 3 jari buah terbaik. Tahapan kedua plastik dursban dibungkuskan melalui bawah tandan dan diikat dengan tali rafia ± 5 cm

20

di atas pangkal sisir pertama. Tahapan terakhir adalah memberi tanda pita sesuai warna pita pada minggu berjalan. Tahapan pembrongsongan disajikan pada Gambar 10.

a. Pemotongan tandan bunga c. Pembrongsongan

b. Pembrongsongan d. Buah cacat pada sisir terakhir Gambar 9. Pembrongsongan

Selama penulis melakukan kegiatan pembrongsongan selama 6 hari, penulis mempunyai rata-rata prestasi kerja 50 pohon/HOK. Prestasi karyawan 81 pohon/HOK. Namun prestasi karyawan masih di bawah standar yang ditetapkan perusahaan sebesar 100 pohon/HOK. Masalah pada pekerjaan ini adalah karyawan yang tidak tertib dan keterlambatan plastik dursban.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan kurang lebih 3 bulan (10-12 minggu setelah pembrongsongan). Panen dilakukan dengan tenaga manusia. Alat yang digunakan adalah golok/sabit dan tali tambang. Tim panen terdiri atas 2 orang pemanen, 3 orang pembawa tandan ke penggantungan sementara dan 2 orang yang menaikkan tandan ke truk panen dan menurunkan tandan ke packing house.

Pekerjaan dilakukan pukul 06.00 – selesai. Tahapan pertama dalam panen adalah menentukan pohon mana yang buahnya akan dipanen sesuai dengan warna pita yang berada di tandan. Pohon dirundukkan sampai tandan tersandar di pundak pemanen, kemudian pangkal tandan ditebas. Tahap berikutnya tandan dibawa ke tempat penggantungan sementara di pinggir kebun untuk kemudian diangkut ke truk panen untuk dibawa menuju packing house. Tahapan akhir panen adalah menggantungkan tandan ke patio packing house. Alat perlindungan diri pekerja adalah sepatu boot .

a b c

21

a. Merundukkan pohon c. Penggantungan sementara b. Menebas tandan d. Tandan di truk panen Gambar 10. Pemanenan

Standar kerja untuk pemanenan bisa berbeda setiap waktunya sesuai dengan perintah dari kantor pusat. Berikut taksasi dan realisasi produksi minggu 10 – minggu 20 Afdeling 5 dan 6 Panarewuan disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Taksasi produksi afdeling 5 dan 6 Kebun Cibungur

Minggu Taksasi Produksi Realisasi produksi Tercapai

(tandan) (kg) (kg/tandan) (tandan) (kg) (kg/tandan) (%)

10 2.407 36.105 15 9.537 65.448 6,86 45,73 11 2.127 31.905 15 11.319 80.157 7,08 47,20 12 1.966 29.490 15 1.080 10.200 9,44 62,93 13 1.763 26.445 15 3.269 26.951 8,24 54,93 14 2.066 30.990 15 4.853 37.594 7,74 51,60 15 2.207 33.105 15 6.131 48.715 7,94 52,93 16 2.630 39.450 15 441 4.273 9,68 64,53 17 1.984 29.760 15 2.725 28.778 10,56 70,40 18 3.130 46.950 15 5.336 55.186 10,34 68,93 19 3.597 53.955 15 7.866 79.117 10,05 67,00 20 28.526 427.890 15 10.485 104.017 9,92 66,13 Rata-rata 4.764 71.459 15 5.731 49.131 8,89 54,21 Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Tabel 5 menunjukkan bahwa persentase perolehan produksi terbaik terdapat pada minggu 17 dengan persentase hasil mencapai 70,40 % diperoleh dari perbandingan (kg/tandan realisasi produksi) per (kg/tandan taksasi produksi). Perolehan persentase produksi terendah terdapat pada minggu 10 dengan angka persentase tercapai 45,73 % dari target produksi. Berdasarkan tabel terlihat bahwa rata produksi (kg/tandan) masih jauh dari angka harapan. Jika dihitung rata-rata taksasi produksi Afdeling 5 dan 6 Panarewuan pada minggu 10-20 adalah 4.764 tandan dengan bobot sebesar 71.459 kg dan bobot rata-rata sebesar 15 kg/tandan. Realisasi produksi menunjukkan perolehan panen pada minggu 10-20

a b

22

adalah 5.731 tandan, bobot sebesar 49.131 kg dengan bobot rata-rata sebesar 8,89 kg/tandan. Terlihat bahwa target produksi dengan realisasi sangat berbeda jauh. Penyebabnya adalah pengelolaan kebun yang kurang maksimal. Hal yang sering menjadi permasalahan teknis di kebun adalah keterlambatan barang bahan budidaya pisang Cavendish.

Packaging

Tandan-tandan pisang yang dipanen mengalami proses packaging di packing house. Pekerjaan dimulai pukul 07.00 – selesai seperti halnya pekerjaan panen. Jumlah karyawan di packing house sebanyak 28 orang setiap timnya. Afdeling 5 dan 6 Panarewuan memiliki 2 tim karyawan packing house. Karyawan diawasi oleh 2 orang mandor panen dan seorang mador besar packing house. Para karyawan melakukan pekerjaan yang terdiri atas penimbangan , penggantungan tandan, pencatatan hasil penimbangan, penyisiran, sortasi dan grading, penimbangan, penyemprotan crown dengan fungisida, pelabelan dan pengepakan, bagian boks, bagian unspek (pisang yang tidak masuk grade), pencatatan jumlah boks yang diperoleh.

Pekerjaan pertama adalah penurunan tandan dari truk kemudian ditimbang. Timbangan yang digunakan adalah timbangan mekanik dengan merk “NAGATA” kapasitas 25 kg. Kemudian setelah itu tandan digantung pada patio, dilanjutkan dengan penyisiran dari sisir terbawah sampai ke atas. Sisiran buah pisang kemudian dimasukkan dalam bak-bak pencucian. Volume bak pencucian 4 m x 0,6 m x 0,5 m. Tahap selanjutnya adalah membentuk grading buah di bak pencucian dengan memperhatikan panjang dan diameter buah . Kemudian hasil grading disortasi pada bak pencucian selanjutnya. Hasil sortasi kemudian ditempatkan pada nampan-nampan alumunium berukuran 50 cm x 50 cm dengan arah crown menghadap ke atas. Selanjutnya ditimbang dalam ukuran 16 kg. Setelah itu crown disemprot dengan larutan fungisida untuk menjaga penampilan buah agar tetap baik sampai ke tangan konsumen. Larutan yang digunakan untuk menyemprot crown tandan adalah fungisida berbahan aktif iprodion 50 % (merek dagang rovral) 1 g/l air dan tawas sebanyak 30 g/l air. Tahap berikutnya adalah pelabelan. Tahap terakhir adalah pengepakan. Alat yang digunakan adalah patio (penggantungan), pisau sisir, caliper, pengukur panjang buah, nampan, timbangan, knapsack sprayer, kardus, sekat sterefoam, plastik pengepakan, dan isolasi.

Air yang digunakan adalah air sumur. Untuk mencapai bak pencucian air disalurkan melalaui pipa-pipa paralon diameter 1 inchi, disusun secara paralel di atas bak dan dibuat lubang-lubang untuk mengeluarkan airnya. Air pada bak telah diisi kembali oleh petugas air pada dini hari. Dosis tawas yang yang digunakan adalah 500 g/bak. Tawas digunakan untuk menjernihkan air. Keterangan dari beberapa karyawan packing house, pemberian tawas dapat memudahkan terlepasnya kotoran-kotoran dan sisa getah yang menempel pada kulit pisang selama proses pencucian.

23

a. Penimbangan f. Penimbangan

b. Tandan digantung di patio g. Penyemprotan fungisida

c. Penyisiran h. Pelabelan

d. Grading i. Pengepakan

e. Sortasi

Gambar 11. Proses packaging

PTPN VIII menentukan kelas mutu sendiri untuk produk pisang Cavendish. Kelas mutu pisang dibedakan menjadi 2 kelas yaitu kelas super dan kelas ambon. Kedua lekas mutu dibedakan berdasarkan kemulusan kulit buah dan kesempurnaan bentuk buah. Kedua kelas mutu buah terdiri atas 3 kelas dengan spesifikasi bentuk : sisir penuh, ½ sisir, jari (1 – 3 buah). Potongan sisir disajikan pada Gambar 12. Dasar spesifikasi bentuk adalah panjang buah disajikan di Lampiran 13 dan 14.

a b c

d e f

24

a. Jari (Finger) c. Sisir penuh (Hand) b. ½ sisir (Cluster)

Gambar 12. Spesifikasi bentuk pisang Cavendish

Setiap spesifikasi bentuk dan kelas mutu buah dihargai dengan harga yang berbeda. Kewenangan dalam penetapan harga terletak pada kantor pusat. Harga dapat berubah sesuai dengan keadaan buah. Berikut daftar harga per kelas mutu disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Daftar harga sesuai kelas mutu buah pisang Cavendish

Kelas mutu Spesifikasi bentuk

Super Cluster (C3) Cluster Small (CS) Hand (H) Finger Besar (FB) Finger Sedang (FS) Finger Kecil (FK) Harga (Rp) 110.000 100.000 110.000 75.000 60.000 45.000 Ambon Ambon Cluster (AC) Ambon Hand (AH) Ambon Hand Kecil (AHK) Ambon Besar (AB) Ambon Sedang (AS) Ambon Kecil (AK) Harga (Rp) 100.000 100.000 100.000 75.000 60.000 45.000

Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Jumlah produksi

Banyaknya produksi sesuai kelas mutu untuk setiap kebun ditentukan oleh pihak kantor pusat PTPN VIII di Bandung. Jumlah. Berikut adalah data produksi sesuai kelas mutu disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Produksi Cavendish Kebun Cibungur berdasarkan kelas mutu Maret – Juni 2015 Bulan produksi Spesifikasi bentuk C3 CS H (FB) (FS) (FK) (Boks) Maret 221 - - 260 507 78 April 156 - 78 247 403 52 Mei 91 - - - - - Juni 260 - - - - - Jumlah 728 - 78 507 910 130 a b c

25 Tabel 7. (Lanjutan)

Bulan produksi

Spesifikasi bentuk

(AC) (AH) (AHK) (AB) (AS) (AK)

(Boks) Maret 312 - - 494 1.326 507 April 65 - - 403 754 741 Mei 182 858 468 520 689 - Juni 65 221 78 169 286 - Jumlah 624 1.079 546 1.586 3.055 1.248

Sumber : Data PTPN VIII (2015)

Aspek Manajerial

Tenaga kerja di tingkat Afdeling Kebun Cibungur, PTPN VIII terdiri atas tenaga staf dan non staf. Tenaga staf meliputi kepala afdeling, mandor besar dan juru tulis kepala. Tenaga non staf di Kebun Cibungur meliputi juru tulis afdeling,

Dokumen terkait