• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan teknis yang dilakukan di kebun selama magang, yaitu kegiatan yang dilakukan sebagai karyawan harian lepas (KHL). Pekerjaan di lapangan diawali dengan mengikuti apel pagi setiap hari kerja pukul 06.00 WIB. Pada saat apel pagi tersebut dilakukan absensi kehadiran dan pembagian hanca panen untuk setiap pemanen. Semua kegiatan dimulai pada pukul 07.00 - 12.00 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 - 16.00 WIB. Untuk hari Jumat kegiatan dilakukan pada pukul 07.00 - 11.30 dan dilanjutkan kembali pukul 13.30 - 16.00. Sistem pengaturan jam kerja untuk karyawan pabrik (pengolahan) dibagi dalam 3 shift, dengan masing-masing shift 7 jam kerja.

Pembibitan

Kegiatan pembibitan di Kebun Blawan terdiri atas dua tahap, yaitu pre nursery dan main nursery. Kegiatan di pembibitan di pre nursery terdiri atas pembuatan bedengan persemaian, pendederan benih, pemeliharaan kecambah kopi, pembuatan media tanam di polybag, penanaman bibit di polybag. Sebelum dilakukan penanaman bibit di polybag, terlebih dahulu dilakukan pengambilan pupuk kandang dan tanah, pengisian dan penataan polybag, penyambungan hipokotil (serdadu), dan penyambungan entres.

Selanjutnya, untuk kegiatan di main nursery meliputi pengendalian gulma di dalam polybag, pengendalian gulma di areal bedengan, pemupukan dan penyiraman.

Pre nursery. Persyaratan media dederan adalah tanah gembur, bebas hama penyakit. Media dederan diusahakan dekat sumber mata air, dekat pembibitan dan mudah diawasi. Pembibitan yang diadakan di Kebun Blawan ditujukan untuk

penyediaan bahan tanam berupa batang bawah dan batang atas (entres). Pada saat ini, kebijakan pengembangan batang atas menggunakan klon Arabika USDA dan batang bawah menggunakan klon Excelsa. Keuntungan penggunaan batang atas dari klon kopi Arabika USDA yaitu produksi lebih banyak dan lebih tahan terhadap serangan penyakit. Keuntungan penggunaan batang bawah dari klon kopi Excelsa yaitu umur tanaman lebih panjang, tahan kekeringan dan lebih tahan terhadap nematoda.

Pupuk kandang yang digunakan sebagai media tanam berasal dari kotoran ternak yang dipelihara oleh penduduk sekitar dan tanah yang didapat berasal dari areal bedengan. Kegiatan pengisian polybag dengan media tumbuh dilakukan dengan mencampurkan tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1 berdasarkan volume.

Kegiatan yang dilakukan pada sambung hipokotil/sambung serdadu adalah menyambung bibit kopi yang masih berumur 30 - 40 hari dengan batang bawah jenis kopi Excelsa dan batang atas kopi Arabika. Pada sambung hipokotil diawali dengan membelah batang bawah jenis Excelsa secara simetris, kemudian disela-sela potongan dimasukkan bibit kopi yang masih berumur 30 - 40 hari/serdadu kopi Arabika lalu direkatkan keduanya dengan plastik parafilm. Kegiatan sambung entres yang dilakukan adalah pemotongan entres satu ruas 6 - 8 cm dengan sepasang daun di batangnya, kemudian pangkal stek dibuat runcing (sudut 45⁰). Penulis dapat menghasilkan sambung entres sebanyak 15 per HK, prestasi kerja karyawan 100 sambung entres per HK dan standar kebun 100 sambung entres per HK. Setelah melakukan penyambungan hipokotil, hasil sambungan ditanam ke polybag.

Pengendalian gulma di persemaian dilaksanakan dengan cara manual yaitu dengan cara membersihkan gulma yang ada dalam bedengan dan membabad di pinggiran bedengan dengan menggunakan sabit. Penyiraman pembibitan dilakukan setiap hari dengan menggunakan selang air. Sumber air untuk penyiraman pembibitan berasal dari sungai yang berada di dekat areal bedengan.

Main nursery. Setelah dilakukan penyambungan hipokotil, hasil sambungan ditanam ke polybag. Pengendalian gulma di main nursery dilaksanakan dengan cara manual yaitu dengan membersihkan gulma di sekitar bibit kopi yang ada di dalam polybag dan membabad yang ada di sekitar bedengan dengan menggunakan cangkul dan sabit. Penulis dapat membersihkan gulma di dalam polybag sebanyak 500 polybag per HK, prestasi kerja karyawan 2 000 polybag dan standar kebun 2 000 polybag per HK. Pupuk yang digunakan di main nursery yaitu Urea dan KNO3, dengan dosis masing-masing 5 g/polybag.

Penyiraman pembibitan dilakukan setiap hari dengan menggunakan selang air. Sumber air untuk penyiraman pembibitan berasal dari sungai yang berada di dekat areal bedengan. Kegiatan di pembibitan dicantumkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Pembibitan pre nursery dan main nursery di Kebun Blawan : (a) Sambung stek hipokotil, (b) Penanaman hasil sambung stek hipokotil, (c) Pengendalian gulma

Persiapan Penanaman Tanaman Kopi

Jarak tanam kopi umumnya disesuaikan dengan kemiringan tanah. Penyulaman dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan populasi tanaman sesuai standar yang berlaku yaitu 2 000 pohon/ha. Penyulaman tanaman kopi harus diusahakan tidak terpencar-pencar tetapi dengan sistem blok dengan varietas yang sama. Lubang tanaman untuk tanaman sulaman dibuat dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm. Lubang tanaman untuk tanaman sulaman ditutup 1 - 2 bulan sebelum tanam. Pembuatan lubang tanam tanaman kopi dicantumkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan lubang tanam tanaman kopi Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Pemeliharaan tanaman kopi menghasilkan (TM) yang dilaksanakan di Kebun Blawan terdiri atas pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan tanaman kopi, pengendalian hama dan penyakit.

Pengendalian gulma. Gulma yang dominan di lapangan terdiri atas Mikania micrantha, Setaria plicata, Crassocephalum crepidiodes, Cyperus sp. dan Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilaksanakan sebelum pemupukan, sebelum panen, dan bila populasi gulma telah mengganggu tanaman kopi dan kegiatan budidaya lainnya. Pengendalian gulma sebelum pemupukan bertujuan untuk menghindari persaingan penyerapan hara antara tanaman kopi dengan gulma, sedangkan pengendalian gulma menjelang panen bertujuan untuk memudahkan dalam pemanenan dan mengurangi jumlah kehilangan buah yang jatuh ke tanah.

c

Pengendalian gulma dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara manual dan kimia disesuaikan dengan kebutuhan kebun. Pengendalian gulma secara manual dilaksanakan dengan cara membabad gulma di sekitar piringan tanaman kopi seluas proyeksi tajuk tanaman dengan menggunakan sabit dan cangkul. Kegiatan gulma secara manual penulis bekerja selama satu hari dengan waktu kerja 6 - 7 jam dan prestasi kerja penulis mencapai 70 - 100 m2 per HK, prestasi kerja karyawan mencapai 100 - 150 m2per HK, dan standar kebun 200m2per HK.

Penyiangan secara kimiawi hanya dilakukan pada larikan tanaman untuk areal kemiringan >300, sedangkan di areal punggung (perengan) tidak dianjurkan disiang secara kimiawi karena dikhawatirkan akan terjadi longsor atau tanah tererosi. Gulma pada areal terlindung dan populasi gulma tidak menutup seluruh areal lahan, dikendalikan dengan menggunakan larutan herbisida yaitu Dry Up berbahan aktif Gliphosate dengan volume 100 ml yang dilarutkan dalam 15 liter air, ditambah zat perekat yaitu agristik dengan dosis 10 ml. Larutan Dry Up 1 l/ha dengan volume semprot 150 l/ha, dan konsentrasi 0.6%.

Kegiatan membabad gulma biasanya dilakukan karyawan dengan prestasi 2 - 3 ha per HK untuk pengaplikasian dengan Solo sprayer, standar kebun 2 ha per HK dan penulis bekerja selama tiga hari dengan waktu kerja 6 - 7 jam per hari dan prestasi kerja rata-rata mencapai 0.6 ha per HK. Kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi dicantumkan pada Gambar 3.

Gambar 3. Pengendalian gulma secara kimiawi

Pemupukan. Pemupukan dilakukan untuk mempertahankan dan memperbaiki kesuburan tanah, sehingga produktivitas tanah dapat meningkat dan diperoleh hasil tanaman yang optimal. Pemupukan di Kebun Blawan dilakukan dua kali dalam setahun (dua semester), yakni semester satu pada bulan Maret –

April (akhir musim hujan) dan semester dua pada bulan Oktober – November (awal musim hujan). Pupuk yang digunakan di Kebun Blawan yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik.

Jenis pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea, SP-36, KCl, Kieserit. Dosis pupuk tersebut dibedakan berdasarkan umur tanaman kopi, misalnya pada tanaman kopi umur 3 tahun dosis pupuk yang digunakan per pohon yaitu 80 g Urea, 80 g SP-36, 80 g KCl, dan 40 g Kieserit. Anjuran dosis pemupukan yang digunakan di Kebun Blawan dapat dilihat pada Lampiran 8.

Analisis tanah dan analisis daun dilakukan untuk mengetahui jumlah pupuk yang akan diberikan pada tanaman kopi. Analisis tanah dilakukan lima tahun sekali, sedangkan analisis daun dilakukan tiap tahun. Pengambilan sampel daun untuk analisis dilakukan pada pertengahan musim kemarau saat menjelang panen raya (Juli - Agustus) dan harus dilaksanakan pada pagi hari. Selain pemupukan

anorganik, Kebun Blawan juga melaksanakan pemupukan organik yang berasal dari kompos kulit buah kopi dan daun kopi yang sudah kering. Pemupukan pupuk organik tidak dilakukan secara menyeluruh, tetapi hanya pada tanaman kopi yang tidak sehat yang ditandai dengan warna daun yang menguning. Pupuk organik diberikan di bekas gandungan dengan cara disebar merata di lubang tersebut.

Pupuk diangkut dari gudang menggunakan truk menuju lokasi pemupukan. Pemupukan dilaksanakan mulai pukul 07.00 – 12.00 WIB. Pekerjaan pemupukan umumnya dilakukan oleh tenaga kerja wanita dengan organisasi tugasnya yaitu pengangkutan, pengeceran, penaburan dan penutupan alur pupuk. Alat–alat yang digunakan oleh tenaga pemupuk yaitu ember untuk tempat pupuk, mangkok sebagai takaran dosis/pohon, dan cangkul.

Persiapan pemupukan di kebun dilakukan mulai dari pembuatan coklak atau alur untuk pemupukan. Kemudian, dilakukan pencampuran pupuk di blok kebun yang akan dipupuk. Campuran pupuk dimasukkan ke dalam karung plastik (sak) masing–masing sebanyak 25 kg pupuk campuran dengan proporsi sesuai dengan yang direkomendasikan. Pengangkutan dimulai dari tempat pencampuran pupuk dalam karung, selanjutnya diecer ke masing–masing ember tenaga pemupuk. Penaburan pupuk dilakukan dengan menggunakan mangkok yang sudah ditentukan takaran dosis/pohonnya. Terakhir, dilakukan penutupan alur pupuk yang sudah ditaburi pupuk dengan cangkul.

Penulis bekerja melakukan pemupukan selama 5 hari dengan 6 - 7 jam per hari dan prestasi kerja penulis mencapai 80 tanaman per HK, prestasi karyawan 400 tanaman per HK dan standar kebun 400 tanaman per HK. Kegiatan pemupukan yang dilakukan pemupuk dicantumkan pada Gambar 4.

Gambar 4. Pemupukan tanaman kopi

Pemangkasan. Tujuan pemangkasan adalah mempertahankan tinggi tanaman kopi setinggi 160 cm untuk memudahkan perawatan/pemeliharaan dan panen. Sistem pemangkasan yang sering dilakukan di Kebun Blawan yaitu sistem pemangkasan batang tunggal. Sistem pemangkasan batang ganda jarang dilakukan karena Kebun Blawan hanya sedikit tanaman kopi varietas Kartika (KT), sistem tersebut biasanya digunakan untuk tanaman kopi varietas KT. Sistem pemangkasan batang tunggal (single stem) terdiri atas pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan peremajaan. Pemangkasan bentuk yaitu perlakuan pemotongan/sunat cabang primer terutama untuk tanaman yang sulit menumbuhkan cabang reproduktif.

Cabang-cabang yang terdapat di tanaman kopi adalah cabang belum berbuah (B0), cabang yang telah berbuah satu kali (B1), cabang yang telah berbuah dua

kali (B2), dan cabang yang telah berbuah tiga kali (B3). Cabang-cabang yang termasuk cabang produktif adalah cabang B1, B2, dan B3. Pemangkasan pemeliharaan meliputi pemangkasan lepas panen (PLP), pemangkasan halus/pemangkasan seleksi dan pemangkasan wiwil selektif (wiwil kasar).

Pemangkasan lepas panen bertujuan mempertahankan keseimbangan kerangka tanaman yang diperoleh dari pemangkasan bentuk. Cabang–cabang yang dibuang adalah cabang yang tidak produktif yaitu cabang mati, rusak, terserang hama dan penyakit, cabang yang tumbuhnya berlawanan dengan cabang lainnya, cabang laki dan cabang–cabang yang berbuah kurang dari empat dompol (B3). Berdasarkan intensitas pemangkasan meliputi pangkas berat, pangkas sedang dan pangkas ringan.

Pemangkasan halus/seleksi dilakukan untuk mendapatkan cabang-cabang baru yang tetap/kontinu dalam jumlah yang cukup untuk menunjang kontinuitas produksi. Tanaman kopi yang dipangkas memudahkan masuknya cahaya untuk merangsang pembentukan primordia bunga yang merata dan pembungaan yang sempurna. Pemangkasan wiwil selektif yaitu pemangkasan yang dilakukan selektif areal atau selektif blok/pohon diperlukan satu kali dan dapat diulang setiap tahun. Wiwil kasar harus dilakukan dengan terampil sehingga dapat mengambil keputusan perlu tidaknya tunas dipelihara untuk memperbanyak cabang.

Sebelum melakukan pemangkasan, cabang-cabang yang terdapat di tanaman kopi diidentifikasikan. Masing-masing cabang memiliki jumlah dompolan buah berbeda. Pengamatan persentase jenis cabang dihubungkan dengan taksasi produksi (Tabel 3).

Tabel 3. Hubungan antara persentase jenis cabang dan hasil taksasi produksi tanaman kopi Arabika di Kebun Blawan

Blok Kebun Tahun Tanam Jumlah Populasi Tanaman (pohon) Jumlah Pohon Sampel (pohon) Jumlah Cabang Total Cabang Pohon Sampel (cabang) Taksasi Produksi Pohon Sampel (kg) B0 B1 B2 B3 - (%) ---Kalirejo 2010 16 876 10 27.3 26.4 22.6 23.7 587 3.65 Kalirejo 1989 14 839 10 19.6 30.3 23.3 26.8 373 1.76 C 1986 15 020 10 18.1 13.1 21.3 47.5 724 2.83 Arabusta 1982 10 019 10 28.3 21.6 20.6 29.5 533 1.87 Kayu Manis 1999 3 411 10 14.4 21.1 33.5 31.0 826 6.45 keterangan :

B0 : Cabang belum berbuah B1 : Cabang yang telah berbuah satu kali

B2 : Cabang yang telah berbuah dua kali B3 : Cabang yang telah berbuah tiga kali Sumber : Hasil pengamatan (2014)

Pada saat pemangkasan, cabang-cabang yang dipangkas merupakan cabang yang tidak produktif, sedangkan cabang-cabang yang ditinggalkan pada tanaman kopi merupakan cabang yang produktif. Hasil pengamatan cabang-cabang produktif dan cabang yang tidak produktif (Tabel 4).

Tabel 4. Rata-rata jumlah cabang-cabang produktif dan cabang-cabang tidak produktif tanaman kopi Arabika di Kebun Blawan

Blok Kebun Tahun Tanam Jumlah Populasi Tanaman (pohon) Jumlah Pohon Sampel (pohon) Rata-rata Cabang Produktif (cabang) Rata-rata Cabang Tidak Produktif (cabang) Kalirejo 2010 16 876 10 42.7 5.6 Kalirejo 1989 14 839 10 30.0 8.7 Blok C 1986 15 020 10 59.3 8.8 Arabusta 1982 10 019 10 53.3 8.6 Kayu Manis 1999 3 411 10 82.6 7.4

Sumber : Hasil pengamatan (2014)

Pada kegiatan pembuangan tunas air penulis bekerja selama 3 hari dengan waktu kerja 6 - 7 jam per hari dan prestasi penulis rata–rata mencapai 100 pohon per hari, prestasi karyawan 200 pohon per HK dan standar kebun 200 pohon per HK. Kegiatan pengamatan pemangkasan lepas panen dicantumkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Pemangkasan tanaman kopi

Standar tinggi tanaman kopi untuk tanaman menghasilkan adalah tidak melebihi 160 cm. Pengamatan yang dilakukan adalah mengukur jarak antar cabang primer, kemudian tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai titik teratas kuncup tunas primer, pengukuran dilakukan tiga kali. Hasil pengamatan tinggi tanaman dan jarak antar cabang di pohon (Tabel 5).

Tabel 5. Rata-rata tinggi tanaman dan jarak antar cabang tanaman kopi Arabika di Kebun Blawan

Blok kebun Tahun Tanam Jumlah Populasi Tanaman (pohon) Jumlah Pohon Sampel (pohon) Rata-rata Tinggi Tanaman (cm) Jarak antar Cabang di Pohon Sampel (cm) 27 Feb 1 April 3 Mei

Kalirejo 2010 16 876 10 116.2 122.1 124.2 4.6 Kalirejo 1989 14 839 10 151.9 154.4 156.0 7.5 Blok C 1986 15 020 10 142.3 145.5 148.3 4.8 Arabusta 1982 10 019 10 134.0 135.2 136.7 5.2 Kayu Manis 1999 3 411 10 125.6 134.2 136.0 4.2 Sumber : Hasil pengamatan (2014)

Cabang-cabang mati, cabang-cabang sakit, dan cabang-cabang primer yang telah berbuah lebih dari tiga kali dipotong atau dipangkas. Setelah dilakukan pemangkasan, tanaman akan menghasilkan tunas-tunas baru seperti tunas air (wiwilan), dan cabang-cabang reproduksi. Jumlah tunas yang tumbuh setelah pemangkasan (Tabel 6).

Tabel 6. Jumlah tunas yang tumbuh setelah pemangkasan cabang tanaman kopi Arabika di Kebun Blawan

Blok Kebun Tahun Tanam Jumlah Populasi Tanaman (pohon) Jumlah Pohon Sampel (pohon) Tunas yang Tumbuh (tunas) Kalirejo 2010 16 876 10 3.8 Kalirejo 1989 14 839 10 8.6 Blok C 1986 15 020 10 5.2 Arabusta 1982 10 019 10 10.6 Kayu Manis 1999 3 411 10 6.5

Sumber : Hasil pengamatan (2014)

Pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kopi dilaksanakan secara terpadu (PHT) yang menitik beratkan pada keseimbangan ekosistem di suatu pertanaman sehingga mampu menekan populasi atau kerusakan tanaman pada tingkat yang tidak merugikan. Sifat penerapan PHT adalah dinamik dan lentur sehingga perlu dilandasi oleh informasi dasar baik tentang ekosistem maupun sistem sosial ekonomi dari masing-masing afdeling/kebun. Hama dan penyakit yang dominan terdapat di Kebun Blawan adalah bubuk buah kopi (Hypotenemus hampei) dan nematoda (Pratylenchus coffeae).

Ketersediaan buah di pertanaman yang terus menerus memungkinkan perkembangan serangan bubuk buah kopi secara berkesinambungan dari generasi ke generasi. Jenis kopi Conuga yang berbuah terus menerus dapat menjadi sumber infeksi. Petik bubuk yang dilakukan mulai bulan Maret – April kurang lebih 1 bulan menjelang panen, ditujukan untuk mengurangi sumber infeksi bubuk buah di pertanaman.

Nematoda sangat mengganggu tanaman kopi, terutama di awal pembibitan dan pada tanaman menghasilkan. Gejala tanaman yang terserang nematoda yaitu tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, ukuran daun dan cabang primer kecil, daun tua menjadi kuning secara perlahan–lahan, dan akhirnya mati. Daun tanaman yang terserang ada kecenderungan menunjukkan kekurangan unsur nitrogen (N) dan seng (Zn). Kebun Blawan membiakkan trichoderma untuk mengendalikan nematoda. Penggunaan trichoderma dilakukan dengan mencampur bahan dengan tanah dalam polybag sebelum bibit ditanam. Pembiakan trichoderma dilakukan di laboratorium (Gambar 6).

Gambar 6. Pembiakan trichoderma untuk pengendalian nematoda Pemeliharaan Tanaman Pelindung

Tanaman pelindung dapat dikelompokkan menjadi tanaman pelindung sementara dan tanaman pelindung tetap. Tanaman pelindung sementara digunakan untuk tanaman kopi belum menghasilkan, tetapi setelah tanaman kopi memasuki masa tanaman menghasilkan tanaman pelindung sementara dibongkar. Tanaman pelindung sementara yang digunakan terdiri atas tanaman tepro, dan dadap. Tanaman pelindung tetap yang ada di Kebun Blawan yaitu tanaman lamtoro klon L2 dan ramayana (Cassia spektabilis). Populasi tanaman Lamtoro 500 pohon dengan jarak tanam 4 m x 3 m, sedangkan populasi tanaman dadap sebanyak 105 pohon dengan jarak tanam 8 m x 12 m.

Tanaman dadap setelah umur maksimal 8 tahun harus diremajakan diganti dengan pelindung yang baru, yaitu tanaman pelindung klon L2 atau lamtoro (Leucaena glauca) yang sudah berfungsi. Penokokan tanaman pelindung dilakukan pada ketinggian 1 - 2 m di atas tajuk tanaman kopi, dilaksanakan pada menjelang musim hujan. Penokokan dilakukan saat TM I kopi, dan tanaman pelindung disisakan ± 275 pohon/ha. Limbah penokokan/perempesan tanaman pelindung dimanfaatkan untuk penambahan bahan organik. Cabang-cabang tanaman pelindung dirempes sampai setinggi ± 1.5 m di atas tajuk pohon kopi. Rempesan tanaman pelindung dilakukan dua kali dalam setahun. Kegiatan perempesan tanaman pelindung dicantumkan pada Gambar 7.

Gambar 7. Pemeliharaan tanaman pelindung Taksasi Produksi dan Persiapan Panen

Sebelum melakukan pemanenan terlebih dahulu dilakukan taksasi untuk memperkirakan produksi buah kopi yang akan dicapai serta memudahkan dalam penentuan biaya dan jumlah tenaga pemetik. Persiapan panen meliputi persiapan

lapangan, penyediaan alat panen, persiapan tenaga pemetik dan pembuatan jadwal panen.

Taksasi dan hertaksasi buah. Taksasi buah dilaksanakan pada tiap blok/tahun tanam. Pelaksanaan taksasi dilakukan sebelum panen pada bulan Maret–April. Taksasi buah adalah penghitungan jumlah buah tanaman kopi per tanaman sampel.

Pohon contoh tidak boleh diambil di bagian tepi/pinggir. Pelaksanaan taksasi diawali dengan menentukan tanaman sampel berdasarkan sistem acak teratur (systematic random sampling). Pada sistem tersebut ditentukan sampel tanaman dengan cara membuat garis silang secara acak sesuai kebutuhan pengamatan, dengan kelipatan 10 - 20 pohon pada tiap blok per tahun tanaman. Jumlah pohon sampel ditentukan 0.5% dari populasi tanaman per blok. Penghitungan buah dilakukan pada buah yang masih hijau dan diperkirakan dapat dipanen pada dua bulan ke depan. Pohon sampel diberi tanda ajir, dengan tanda warna yang tegas dan diberi label yang dicantumkan tahun tanam, nomor sampel, nomor kebun, blok dan jumlah buah. Taksasi produksi pada tahun 2014, dijadikan tanaman sampel sebanyak 32 017 tanaman (dari 91 926 tanaman) dengan target produksi diperkirakan sebesar 2 967 kg untuk luas areal 70.67 hektar. Contoh hasil taksasi produksi di Blok C dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Contoh taksasi produksi di Kebun Blawan pada tahun 2014

Sumber : Kantor Induk Kebun Blawan 2014 Afdeling : Besaran

Blok : C Tahun Tanam : 1986 Luas : 17.74 ha Klon : Poliklonal

No. Uraian Satuan Jumlah

1. Populasi pohon 25 139

2. Jumlah sampel pohon 123

3. Jumlah buah pohon sampel buah 162 483

4. Rata-rata buah per pohon sampel = jumlah sampel/jumlah buah pohon sampel

buah/pohon 1 321

5. Jumlah buah seluruh populasi = populasi x rata-rata buah per pohon sampel

buah 33 208 619

6. Jumlah biji seluruh populasi = 2 biji (buah) x jumlah buah seluruh populasi

biji 66 417 238

7. 95% WP (WIB) = 95 % x jumlah biji seluruh

populasi

biji 63 096 376

8. 5% DP (OIB) = 5 % x jumlah biji seluruh populasi

biji 3 320 862

9. Rata-rata 1 kg WP (WIB) biji 7 476

10. Rata-rata 1 kg DP (OIB) biji 8 505

Taksiran produksi kg kopi beras

11. WP (WIB) = 95% WP/rata-rata 1 kg WP (WIB)

kg 8 439

12. DP (OIB) = 5 % DP/rata-rata 1 kg DP kg 390

Presentase pohon berbuah dengan cara ditentukan 1 ha tiap blok yang mewakili dan dihitung jumlah pohon total dalam 1 ha tersebut (POP). Jumlah pohon dalam 1 ha dihitung yang jumlah buahnya minimal 100 butir (PB). Presentase pohon berbuah dihitung dengan rumus sebagai berikut :

% PB = PB / POP X 100%

Pada kegiatan taksasi buah, penulis bekerja selama lima hari dengan waktu kerja 6-7 jam kerja/hari dan prestasi penulis rata-rata mencapai 9 pohon per 0.1 HK, prestasi karyawan sesuai dengan standar kebun yaitu 9 pohon per 0.1 HK. Karyawan yang melakukan taksasi sebanyak 8 orang. Kegiatan taksasi produksi dicantumkan pada Gambar 8.

Gambar 8. Kegiatan taksasi produksi

Persiapan panen. Persiapan panen meliputi persiapan lapangan, penyediaan alat panen, persiapan tenaga pemetik dan pembuatan jadwal panen. Persiapan lapangan yaitu membersihkan kebun pada saat sebelum dan selama panen, terutama di sekitar pohon agar buah yang tercecer dapat dikumpulkan. Setiap karyawan petik membawa kocok, tekotek, sapu, tangga dan tanda pengenal, timbangan, lampu petromax/emergency, bendera mandor dengan warna yang berbeda, bendera tempat pengumpulan hasil (TPH), bendera lokasi petik, kentongan. Kocok adalah wadah atau tempat untuk menampung buah kopi yang baru dipetik. Tekotek adalah karung plastik yang digunakan untuk menampung hasil petikan buah kopi yang akan ditimbang.

Setiap mandor panen membawahi 20 - 25 pemetik agar pengawasan pemanenan dapat efektif. Pembuatan jadwal panen dilakukan sesuai dengan rotasi panen yang telah ditetapkan kebun berdasarkan kecepatan kematangan buah kopi antar blok. Selain itu, pembuatan jadwal panen juga harus mempertimbangkan kemampuan sarana angkutan dan rencana pengolahan. Rotasi panen kopi di Kebun Blawan rata-rata 12 hari.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan pada bulan Mei - September. Petik bubuk/onclong dilakukan pada bulan Mei untuk memetik buah yang terserang bubuk buah dan buah yang masak sporadis menjelang petik borong. Setelah petik bubuk/onclong dilakukan petik borong pada bulan Juni - September. Panen raya yaitu pemetikan yang dilakukan saat buah kopi sudah banyak yang berwarna merah dan dikerjakan oleh tenaga kerja borongan, tenaga pemetik biasanya wanita. Jumlah tenaga pemetik di Afdeling Besaran, Kebun Blawan pada setiap tahap pemanenan

Dokumen terkait