• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis

Aspek teknis yang diikuti selama kegiatan magang di Kebun Adolina, PTPN IV antara lain: penggunaan alat pelindung diri, penunasan pelepah, pengendalian hama, pengendalian gulma, pemupukan dan panen.

Penggunaan Alat Pelindung Diri

Seluruh karyawan yang melakukan kegiatan-kegiatan teknis di Kebun Adolina, PTPN IV harus memakai alat pelindung diri (APD). Hal tersebut untuk menjaga keamanan dan kesehatan diri para karyawan. APD tersebut terdiri atas: helm, kacamata, masker, sarung tangan, pakaian khusus aplikasi bahan kimia dan sepatu bot. APD tersebut diberikan oleh perusahaan setiap tahun dan harus digunakan dalam melaksanakan seluruh kegiatan teknis, baik kegiatan yang menggunakan bahan kimia ataupun tidak. Hasil pengamatan terhadap penggunaan APD menunjukkan bahwa hanya 10% dari seluruh karyawan harian yang menggunakan APD dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan teknis di kebun. Hal ini karena karyawan-karyawan harian menganggap penggunaan APD seperti: helm, kacamata, masker dan pakaian khusus aplikasi bahan kimia dapat mengganggu kelancaran proses kegiatan yang sedang mereka lakukan. Karyawan-karyawan tersebut lebih suka dan nyaman menggunakan APD seperti: sepatu bot, sarung tangan dan topi dalam melaksanakan kegiatannya.

Penunasan Pelepah

Penunasan pelepah merupakan kegiatan pembuangan pelepah yang tidak berguna unuk menjamin jumlah pelepah yang optimum untuk pertumbuhan kelapa sawit. Tujuan penunasan adalah untuk sanitasi, optimalisasi fotosintesis, memperlancar penyerbukan, menghindari brondolan tersangkut di pelepah dan memudahkan panen. Over pruning dan under pruning harus dihindari guna tercapainya tujuan penunasan dan produksi optimum. Pemotongan pelepah yang berlebihan (over pruning) dapat menurunkan pembentukan bunga dan fotosintesis. Pemotongan pelepah yang kurang baik (under pruning) dapat menyulitkan pengamatan tandan buah masak dan menyebabkan brondolan tersangkut di pangkal pelepah, sehingga menghambat kegiatan panen (Lubis 2008).

Penunasan di Kebun Adolina dilakukan berdasarkan umur tanaman (Tabel 6). Semakin tua umur tanaman maka semakin sedikit jumlah pelepah yang tidak dipotong. Jumlah pelepah yang tidak dipotong harus sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) kebun, tetapi pelepah yang kering atau patah pada suatu tanaman harus dipotong walaupun jumlah pelepah tanaman tersebut sudah memenuhi SOP kebun. Pelepah dipotong rapat ke batang. Pelepah yang telah dipotong diletakkan di gawangan mati.

Penunasan juga dapat dilakukan saat panen. Pelepah yang menyangga tandan buah (songgoh) dipotong sebelum tandan buah diturunkan, tetapi tanaman yang memiliki jumlah pelepah kurang dari jumlah pelepah optimum, panen harus dilakukan dengan cara tidak memotong pelepah penyangga TBS (curi buah).

Tabel 6. Kriteria penunasan berdasarkan umur tanaman di Kebun Adolina Umur Tanaman (tahun) Jumlah Pelepah Tidak Dipotong (pelepah) Norma Tenaga Penunas (tanaman HK-1) Rotasi Penunasan (bulan) 1-10 56-64 60 6 11-15 48-56 40 12 16-25 40-48 30 12

Sumber: Kantor Afdeling 2 Kebun Adolina, PTPN IV (2015) Keterangan: HK = Hari Kerja

Pengendalian Hama

Hama merupakan salah satu faktor yang dapat mengganggu produksi tanaman kelapa sawit. Ulat perusak atau pemakan daun merupakan hama yang penting dan lazim dijumpai pada areal tanaman kelapa sawit Kebun Adolina. Menurut Lubis (2008), kerusakan daun atau defoliasi yang ditimbulkan hama tersebut akan mengganggu proses fotosintesis tanaman kelapa sawit, sehingga dapat menurunkan produksi. Hama tersebut diantaranya: ulat api (Limacodidae), ulat kantong (Psychidae) dan ulat bulu (Lasiocampidae). Ketiganya termasuk dalam ordo Lepidoptera. Ketiga jenis ulat tersebut yang lazim dijumpai di lapangan yaitu: Darna trima dan Setora nitens (ulat api), Mahasena corbetii,

Metisa plana dan Cremastopsyche pendula (ulat kantong) serta Thosea bisura

(ulat bulu).

Sistem pengendalian hama ulat yang umum dilakukan Kebun Adolina adalah sistem pengendalian dini (Early Warning System). EWS bertujuan untuk mengetahui adanya hama secara dini, sehingga waktu pencegahan dan pengendalian yang tepat dapat ditentukan. EWS harus didukung oleh kedisiplinan dan organisasi yang baik serta petugas yang teliti dan bertanggung jawab. EWS terdiri atas 5 tahap kegiatan, yaitu: sensus global, sensus efektif, pengendalian,

natelling dan pengendalian ulang.

Sensus global.Sensus global (global telling) adalah kegiatan sensus atau pemeriksaan untuk mengetahui kondisi dan serangan hama ulat pemakan daun pada tanaman kelapa sawit. Sensus global dilakukan pada seluruh areal tanaman, sehingga seluruh areal tersebut dibagi menjadi beberapa kapveld sesuai dengan jumlah hari sensus dalam seminggu. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa 1 tanaman sampel hektar-1. Nomor dan baris tanaman sampel harus dicatat. Apabila semua tanaman sampel telah mendapat giliran untuk diamati, maka rotasi berikutnya dimulai dari tanaman sampel pertama. Pemeriksaan dilakukan pada pelepah ke-17. Pelepah yang hendak diperiksa cukup digantol pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan dipotong pada tanaman menghasilkan (TM). Hal-hal yang diamati antara lain: spesies hama, penetasan telur, pengelompokan ulat menurut ukuran dan jumlah pupa atau kepompong. Dalam pemeriksaan ini, batas minimum jumlah ulat adalah 3 ulat pelepah-1. Jika jumlah ulat melebihi batas minimum, maka dilakukan sensus efektif.

Sensus efektif. Sensus efektif (effective telling) adalah sensus lanjutan yang dilakukan apabila hasil sensus global menunjukkan bahwa jumlah ulat pada suatu pelepah kelapa sawit telah melewati batas minimum. Cara sensus efektif sama dengan sensus global, tetapi jumlah tanaman sampel yang diperiksa lebih banyak yaitu 5 tanaman hektar-1.

Pengendalian. Pengendalian dilakukan apabila hasil sensus efektif telah menunjukkan bahwa penyebaran hama ulat telah diketahui dengan jelas. Ada 4 cara pengendalian yang dilakukan di Kebun Adolina, antara lain: infus akar, injeksi batang, penyemprotan (blower) danpengabutan (fogging). Selama magang di Kebun Adolina, kegiatan pengendalian hama yang tersedia adalah injeksi batang dan penyemprotan.

Injeksi batang dapat dilakukan apabila tanaman kelapa sawit telah berumur >7 tahun. Insektisida yang digunakan adalah insektisida yang bersifat sistemik dan berbentuk cairan seperti monokrotofos (Azodrin 15 WSC). Dosis yang digunakan adalah 10 ml tanaman-1. Insektisida dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:1 (v/v). Injeksi batang dilakukan oleh 2 tenaga kerja dengan jenis pekerjaan yang berbeda, yaitu 1 tenaga pelubang batang dan 1 tenaga penginjeksi insektisida ke lubang tersebut. Pelubangan batang dilakukan dengan cara membuat 2 buah lubang yang berlawanan sisi pada batang menggunakan bor kayu (Gambar 2a). Lubang dibuat ±1 m dari permukaan tanah dengan kedalaman ±30 cm dan kemiringan 45o arah vertikal. Kemudian, insektisida diinjeksikan ke lubang tersebut menggunakan suntikan dan ditutup menggunakan potongan pelepah yang telah disiapkan oleh mandor (Gambar 2b). Norma tenaga injeksi batang adalah 300 tanaman/2 HK.

Gambar 2. Kegiatan injeksi batang di Kebun Adolina (a) Kegiatan pelubangan batang

(b) Kegiatan injeksi insektisida ke batang

Penyemprotan dapat dilakukan untuk tanaman yang memiliki pelepah yang masih terjangkau untuk disemprot (Gambar 3a). Penyemprotan dilakukan menggunakan mistblower berkapasitas 15 l. Insektisida yang dapat digunakan adalah insektisida berbahan aktif asefat (Manthene 75 SP) atau deltametrin (Decis 2.5 EC). Kebutuhan insektisida dan air per hektar areal adalah 300 g asefat atau 300 ml deltametrin dan 224.7 l air. Dalam aplikasinya, seorang penyemprot dibantu oleh seorang penyedia air dan insektisida. Penyemprot hanya bertugas untuk menyemprotkan insektisida ke tanaman. Petugas penyedia air dan insektisida bertugas mengambil air dari sumber air terdekat, mengangkut air ke

ancak penyemprot serta mengisi dan mencampur insektisida dan air ke dalam tangki mistblower penyemprot (Gambar 3b). Norma tenaga penyemprot adalah 0.5 HK ha-1.

Gambar 3. Kegiatan penyemprotan hama ulat di Kebun Adolina (a) Pelaksanaan penyemprotan

(b) Kegiatan penyediaan air dan insektisida

Natelling. Natelling adalah kegiatan sensus ulang yang dilakukan untuk mengetahui hasil dari pengendalian. Natelling dilakukan dengan cara memeriksa jumlah ulat yang masih hidup setelah pengendalian. Jumlah tanaman sampel untuk natelling adalah 5 tanaman hektar-1. Pada penyemprotan dan pengabutan,

natelling dilakukan 2 kali dengan interval 3-4 hari setelah aplikasi. Pada injeksi batang dan infus akar, natelling dilakukan 4 kali dengan interval 7 hari setelah aplikasi.

Pengendalian ulang. Pengendalian ulang dilakukan apabila hasil natelling

menunjukkan adanya hama ulat yang masih hidup di pelepah daun tanaman setelah pengendalian. Pengendalian ulang dilakukan menggunakan insektisida dan cara yang sama seperti pengendalian awal.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma adalah kegiatan pembersihan areal produksi kelapa sawit dari gulma-gulma yang dapat menghambat proses produksi. Pengendalian gulma yang dilakukan di Kebun Adolina, terdiri atas pengendalian gulma secara manual dan kimia.

Pengendalian gulma secara manual. Pengendalian gulma secara manual merupakan pengendalian gulma yang dilakukan menggunakan alat atau menggunakan tangan dengan cara mencabut. Umumnya, pengendalian gulma di Kebun Adolina dilakukan secara kimia, tetapi pengendalian gulma secara manual akan dilakukan untuk memanfaatkan kelebihan dari tenaga kerja yang dimiliki suatu afdeling pada hari tertentu. Kelebihan tenaga kerja ini biasanya dialokasikan untuk pengendalian gulma pakis atau gulma di piringan tanaman.

Pengendalian gulma pakis dilakukan untuk membersihkan gulma pakis yang tumbuh pada batang tanaman kelapa sawit. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menghindari persaingan penyerapan hara dan air antara tanaman kelapa sawit dan gulma pakis. Gulma pakis yang tumbuh pada batang kelapa sawit di Afdeling 2 Kebun Adolina, antara lain: Nephrolepis biserrata, Cyclosorus aridus

dan Stenochlaena palustris. Gulma pakis yang tingginya dapat dijangkau oleh tangan dibersihkan dengan cara dicabut, tetapi gulma pakis yang tingginya lebih dari jangkauan tangan dibersihkan dengan menggunakan egrek kecil. Norma tenaga kerja adalah 2 HK ha-1.

Pengendalian gulma di piringan tanaman dilakukan untuk membersihkan gulma yang tumbuh di piringan kelapa sawit. Pengendalian ini bertujuan untuk

mempermudah karyawan dalam kegiatan panen. Alat yang digunakan adalah cangkul. Norma tenaga kerja untuk pekerjaan ini adalah 20 tanaman HK-1.

Pengendalian gulma secara kimia. Penggunaan bahan kimia merupakan salah satu cara yang digunakan di Kebun Adolina dalam pengendalian gulma. Hal ini karena kurangnya ketersediaan tenaga kerja untuk pemeliharaan kelapa sawit. Pengendalian gulma secara kimia harus dilakukan dengan mempertimbangkan dosis dan konsentrasi herbisida yang digunakan, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencemaran lingkungan tidak terjadi (Gambar 4).

Gambar 4. Kegiatan pengendalian gulma secara kimia di Kebun Adolina Pengendalian gulma secara kimia di Kebun Adolina terdiri atas beberapa kegiatan pengendalian, yaitu:

1. Pengendalian Gulma di Piringan dan Pasar Pikul

Pengendalian gulma di piringan dan pasar pikul dilakukan secara bersamaan. Pengendalian gulma ini dilakukan untuk membersihkan gulma-gulma di priringan dan pasar pikul dengan tujuan untuk menghindari persaingan penyerapan hara antara tanaman kelapa sawit dan gulma di piringan serta memudahkan kegiatan pemeliharaan, panen dan pengawasan.

Herbisida yang digunakan adalah herbisida berbahan aktif isopropilamina glifosat (Gempur 480 SL) yang bersifat sistemik dan metil metsulfuron (Ally 20 WG) yang bersifat selektif. Dalam aplikasinya, kedua herbisida ini dicampur dan dilarutkan dengan air. Kebutuhan herbisida dan air per hektar areal adalah 400 ml isopropilamina glifosat, 20 g metil metsulfuron dan 60 l air.

Sprayer yang digunakan adalah manual sprayer. Sprayer ini memiliki kapasitas 15 l. Dalam aplikasinya, tipe Nozzle yang akan digunakan ditentukan berdasarkan jari-jari piringan yang diinginkan. Nozzle yang umum digunakan di Kebun Adolina adalah nozzle berwarna merah dengan lebar semprot 2 m. Hal ini karena jari-jari piringan pada areal tanaman adalah 2 m.

Gulma yang tumbuh di piringan dan pasar pikul terdiri atas 3 jenis, yaitu: gulma rumput, daun lebar dan teki. Gulma rumput terdiri atas Paspalum conjugatum, Paspalum commersonii dan Axonopus compressus. Gulma daun lebar terdiri atas Ageratum conyzoides dan Euphorbia hirta. Gulma teki adalah

Cyperus kyllingia.

Pengendalian gulma di piringan dan pasar pikul dilakukan dengan rotasi 3 bulan. Adapun tenaga kerja yang diperlukan terdiri atas 2 jenis pekerjaan, yaitu tenaga kerja penyemprot dan penyedia air dan herbisida. Kebutuhan tenga

penyemprot adalah 0.3 HK ha-1, sedangkan kebutuhan tenaga penyedia air dan herbisida adalah 1 orang untuk 3 orang penyemprot per hari.

2. Pengendalian Gulma di Gawangan

Pengendalian gulma di gawangan dilakukan untuk membersihkan gulma-gulma yang tumbuh di gawangan. Kegiatan ini bertujuan untuk membersihkan gulma-gulma yang dapat menjadi inang hama dan pesaing tanaman kelapa sawit dalam memanfaatkan air dan hara.

Herbisida dan sprayer yang digunakan dalam pengendalian gulma di

gawangan sama seperti pengendalian gulma di piringan dan pasar pikul, tetapi kebutuhan herbisida dan air per hektar areal berbeda. Kebutuhan herbisida dan air per hektar areal adalah 1 l isopropilamina glifosat, 50 g metil metsulfuron dan 150 l air.

Gulma yang tumbuh di gawangan terdiri atas 3 jenis, yaitu: gulma rumput, daun lebar dan teki. Gulma rumput terdiri atas Paspalum conjugatum, Paspalum commersonii dan Axonopus compressus. Gulma daun lebar terdiri atas Ageratum conyzoides, Momordica charantia, Vernonia cinerea dan Mimosa pudica. Gulma teki adalah Cyperus kyllingia.

Pengendalian gulma di gawangan dilakukan dengan rotasi 1 tahun. Adapun tenaga kerja yang diperlukan terdiri atas 2 jenis pekerjaan, yaitu tenaga kerja penyemprot dan penyedia air dan herbisida. Kebutuhan tenga kerja penyemprot adalah 1 HK ha-1, sedangkan kebutuhan tenaga kerja pengangkut air adalah 1 orang untuk 3 orang penyemprot per hari.

Pemupukan

Pemupukan merupakan kegiatan penambahan unsur hara di dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Pelaksanaan pemupukan harus dilakukan dengan baik karena pemupukan berpengaruh sangat besar terhadap kuantitas dan kualitas produksi. Pemupukan di Kebun Adolina berpedoman pada prinsip 4-T, yaiu: tepat waktu, tepat dosis, tepat cara dan tepat jenis. Selain itu, pengawasan dan pengamanan pemupukan juga dilakukan agar pelaksanaan pemupukan berjalan dengan baik dan menghindari adanya pencurian pupuk.

Organisasi pemupukan terdiri atas petugas pengangkut pupuk, pelangsir pupuk, penabur pupuk, pengumpul karung bekas pupuk, pengawas pemupukan dan pengamanan pupuk. Petugas pengangkut bertanggung jawab terhadap pengambilan pupuk dari gudang pupuk dan mendistribusikannya ke blok tanaman yang akan dipupuk. Petugas pelangsir pupuk bertanggung jawab terhadap pelangsiran pupuk dari jalan produksi/koleksi hingga ke dalam baris tanaman. Petugas penabur pupuk dikelompokkan menjadi beberapa grup dan setiap grup diawasi oleh seorang mandor. Petugas pengumpul karung bekas pupuk bertanggung jawab mengumpulkan seluruh karung bekas pupuk dan membawanya ke kantor afdeling. Petugas pengawas pemupukan terdiri atas asisten tanaman, mandor 1 dan mandor pupuk (pelangsir dan penabur pupuk). Petugas pengamanan pupuk adalah centeng.

Rencana pemupukan di afdeling disusun oleh asisten tanaman. Rencana pemupukan harus diketahui manajer, kepala dinas tanaman, kepala dinas tata usaha atau kepala gudang. Koordinasi antara pihak afdeling dan gudang pupuk harus berjalan dengan baik. Sebelum pelaksanaan pemupukan, setiap afdeling

mengambil pupuk dari gudang pupuk kebun sesuai dengan kebutuhan pupuk yang telah direncanakan. Angkutan pupuk dari gudang ke afdeling yang digunakan adalah truk. Pupuk yang telah tiba di blok tanaman yang akan dipupuk dilangsir oleh petugas pelangsir pupuk ke dalam baris tanaman (Gambar 5a). Pelangsiran pupuk dilakukan menggunakan sepeda, angkong atau motor. Sistem pelangsiran pupuk dilakukan berdasarkan jumlah tenaga penabur pupuk, volume pupuk per karung, volume pupuk per ember dan dosis pupuk yang digunakan. Selama magang di Kebun Adolina, kegiatan pemupukan yang tersedia adalah pemupukan dolomite. Jika 1 karung pupuk dolomite berisi 50 kg, 1 ember berkapasitas 10 kg pupuk, dosis pupuk 1.5 kg tanaman-1 dan 1 grup penabur pupuk berjumlah 5 orang, maka pelangsir pupuk harus menyediakan 1 karung pupuk pada setiap 6 tanaman pada baris tanaman yang merupakan pertengahan dari 5 baris tanaman.

Pelaksanaan pemupukan di Kebun Adolina dilakukan pada awal musim hujan atau bulan yang memiliki curah hujan >50 mm. Umumnya, pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun dan pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik. Pemupukan dilakukan sesuai unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pupuk dolomite yang digunakan mengandung unsur hara Mg, Ca dan Fe. Dosis pupuk yang digunakan berdasarkan rekomendasi dari PPKS. PTPN IV bekerja sama dengan PPKS dalam menentukan rekomendasi pemupukan. Dosis pupuk dapat berbeda berdasarkan tahun tanam ataupun blok tanaman. Dosis pupuk yang digunakan adalah 1.5 kg tanaman-1. Alat yang digunakan untuk menakar dosis pupuk adalah mangkok yang telah dikalibrasi. Volume pupuk per mangkok adalah 500 g.

Setiap penabur pupuk harus menyelesaikan 1 baris tanaman, kemudian dilanjutkan pada baris tanaman berikutnya. Setiap penabur pupuk menggendong ember berisi 10 kg pupuk. Satu ember pupuk tersebut dapat digunakan untuk memupuk 6 tanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur mulai dari tengah piringan (1 m dari tanaman) sampai ke bagian luar piringan sejauh ±3 m dari tanaman (Gambar 5b). Bagian tersebut harus dibersihkan dari gulma sebelum hari pelaksanaan pemupukan. Penaburan pupuk dilakukan dengan cara melingkari tanaman. Setiap tanaman diberikan pupuk sebanyak 3 mangkok. Norma tenaga kerja pemupukan tersebut adalah 0.35 HK ha-1.

Gambar 5. Kegiatan pemupukan dolomite di Kebun Adolina (a) Kegiatan pelangsiran pupuk

(b) Pelaksanaan pemupukan

b a

Panen

Panen merupakan kegiatan pemotongan TBS kelapa sawit dari pohon, pengutipan dan pengumpulan brondolan, hingga pengangkutan TBS dan brondolan ke pabrik. Tujuan panen adalah untuk memperoleh buah kelapa sawit yang matang dan bermutu baik, sehingga potensi minyak dan kernel kelapa sawit yang optimal dapat dicapai. Manajemen panen yang baik perlu dilakukan untuk mencapai tujuan panen tersebut. Manajemen panen tersebut terdiri atas: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan panen.

Perencanaan panen. Perencanaan panen harus dilakukan dengan baik untuk menentukan prosedur yang tepat dalam menjalankan kegiatan panen guna tercapainya tujuan panen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan panen antara lain:

1. Kapveld Panen

Sistem panen yang diterapkan di Kebun Adolina adalah sistem panen 5/7. Arti dari sistem panen 5/7 adalah 5 hari panen dalam 7 hari. Panen dilakukan selama 5 hari dalam 7 hari agar PKS dapat beroperasi secara berkelanjutan dan memiliki hari untuk istirahat serta perbaikan alat. Oleh karena itu, maka areal TM harus dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan hari panen yang ditetapkan. Luas areal panen dalam sehari tersebut disebut kapveld panen. Cara menentukan

kapveld panen di Afdeling 2 Kebun Adolina adalah sebagai berikut: Luas areal TM 916 ha

Kapveld panen = = = ±183 ha kapveld-1

5 kapveld 5 kapveld

Suatu kapveld panen akan dipanen kembali setelah kapveld panen lainnya selesai dipanen. Jangka waktu antara pemanenan pada suatu kapveld panen dan pemanenan kembali pada kapveld tersebut disebut rotasi panen.

2. Rotasi Panen

Rotasi panen adalah waktu yang dibutuhkan untuk memanen kembali suatu areal yang telah dipanen. Rotasi panen yang diterapkan di Kebun Adolina adalah rotasi panen 7 hari. Rotasi panen harus diterapkan secara konsisten karena rotasi panen yang sesuai dengan perkembangan buah adalah rotasi panen 7 hari (Fadli et al. 2006). Hasil pengamatan yang membandingkan antara rotasi panen realisasi dengan rotasi panen yang ditetapkan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 7. Pembahasan dari hasil pengamatan pada Tabel 7 disajikan pada bab pembahasan.

Tabel 7. Rotasi panen Afdeling 2 Kebun Adolina Ulangan

(Bulan)

Rotasi Panen (hari)

Standar Perusahaan Terpendek Terpanjang

Maret 7 6 8

April 7 5 10

Mei 7 5 10

3. Kerapatan Panen

Kerapatan panen adalah tingkat kerapatan tanaman yang dapat dipanen dalam suatu areal. Kerapatan panen ditentukan dengan cara mengambil beberapa

tanaman contoh dari suatu populasi tanaman, kemudian menghitung perbandingan antara jumlah tanaman yang dapat dipanen dengan seluruh tanaman contoh. Keakuratan taksasi kerapatan panen terhadap kerapatan panen realisasi akan berpengaruh terhadap taksasi produksi harian. Hasil pengamatan yang membandingkan antara taksasi kerapatan panen dengan kerapatan panen realisasi dapat dilihat pada Tabel 8. Pembahasan dari hasil pengamatan pada Tabel 8 disajikan pada bab pembahasan.

Tabel 8. Kerapatan panen Afdeling 2 Kebun Adolina Ulangan (hari panen) Tanaman Produkif (tanaman) Tanaman Contoh (tanaman) Tanaman Contoh dapat Dipanen (tanaman) Kerapatan Panen Taksasi Kerapatan Panen Realisasi Senin 27 934 600 90 1:7 1:7 Selasa 20 443 450 68 1:7 1:8 Rabu 24 095 400 48 1:8 1:8 Kamis 24 130 450 56 1:8 1:8 Jum’at 22 563 400 46 1:9 1:10 Rata-rata 23 833 420 62 1:8a 1:8a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji-t pada taraf 5%.

4. Taksasi Produksi Harian

Taksasi produksi harian perlu dilakukan untuk menentukan kebutuhan tenaga panen, angkutan panen dan rencana olah pabrik. Taksasi produksi harian ditentukan berdasarkan luas areal atau jumlah tanaman produktif yang akan dipanen, kerapatan panen taksasi dan berat rata-rata tandan (BRT). Keakuratan taksasi produksi harian terhadap realisasi produksi harian akan berpengaruh terhadap perhitungan kebutuhan tenaga panen dan angkutan panen. Hasil pengamatan yang membandingkan antara taksasi produksi harian dengan realisasi produksi harian dapat dilihat pada Tabel 9. Pembahasan dari hasil pengamatan pada Tabel 9 disajikan pada bab pembahasan.

Tabel 9. Taksasi produksi harian Afdeling 2 Kebun Adolina

Ulangan (hari panen) Luas Areal (ha) Tanaman Produkif (tanaman) Kerapatan Panen BRT (kg) Taksasi Produksi (kg) Realisasi Produksi (kg) Senin 212.22 27 934 1:7 9.42 34 893 31 401 Selasa 159.61 20 443 1:7 10.56 31 912 24 898 Rabu 200.00 24 095 1:8 11.13 32 866 33 121 Kamis 176.00 24 130 1:8 12.00 36 770 36 036 Jum’at 164.00 22 563 1:9 11.63 31 060 25 589 Rata-rata 170.77 23 833 1:8 10.95 33 500a 30 209 a

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji-t pada taraf 5%.

5. Kebutuhan Tenaga Panen

Tenaga panen di Kebun Adolina dibagi menjadi beberapa kemandoran panen.

Afdeling 2 Kebun Adolina memiliki 2 kemandoran panen dengan 59 tenaga panen (Tabel 10).

Tabel 10. Jumlah tenaga panen di Afdeling 2 Kebun Adolina

Kemandoran Panen Status Tenaga Panen Jumlah Tenaga Panen (orang)

Mandor Panen 1 Karyawan Tetap 14

Buruh Harian Lepas 13

Mandor Panen 2 Buruh Harian Lepas 32

Total 59

Sumber: Kantor Afdeling 2 Kebun Adolina (2015)

Manajemen dalam penggunaan tenaga panen harus dilakukan dengan baik agar jumlah tenaga panen yang dimiliki perusahaan mampu memenuhi kebutuhan tenaga panen setiap hari. Kebutuhan tenaga panen ditentukan sehari sebelum hari pelaksanaan panen. Berdasarkan SOP PTPN IV, kebutuhan tenaga panen ditentukan berdasarkan kapasitas pemanen yaitu 1 200 kg TBS pemanen-1. Cara

Dokumen terkait