• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis

Kegiatan teknis yang dilakukan di kebun selama magang yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL). Pekerjaan di lapangan diawali dengan mengikuti apel pagi setiap hari kerja pukul 06.00 WIB. Pada apel pagi tersebut dilakukan

14

absensi kehadiran dan pembagian ancak panen untuk setiap pemanen. Akan tetapi tidak semua pemanen mendapatkan ancak panen pada hari tersebut, bergantung pada hasil taksasi produksi dan kebutuhan tenaga panen. Untuk pemanen yang tidak mendapatkan ancak panen, maka akan dialihkan untuk kegiatan lainnya seperti penunasan, babat gulma serta sensus pokok. Semua kegiatan dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB dan pada pukul 14.00 WIB masuk kerja kembali hingga pukul 17.00 WIB.

Sensus Pokok

Sensus pokok merupakan kegiatan menghitung jumlah pokok yang masih hidup/produktif tiap blok dalam areal afdeling. Sensus pokok di Kebun Sei Air Hitam dilakukan secara teliti dan teratur dengan tujuan memberikan gambaran mengenai keadaan blok yang sebenarnya. Tujuan dilakukannya sensus pokok agar memudahkan dalam mengelola kebun, antara lain: mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan, pokok sakit/abnormal, pokok mati/kosong, data parit, data sarana fisik (jalan, titi panen), pekerjaan pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.

Kegiatan sensus pokok di Kebun Sei Air Hitam dilakukan dengan mendata kondisi per pokok setiap blok. Setelah kegiatan sensus pokok maka dilakukan kegiatan pemetaan blok dengan memberikan tanda pada peta blok yang sudah disiapkan. Keterangan pemetaan blok adalah sebagai berikut.

- S1 = pokok sisipan tahun 2002 - S2 = pokok sisipan tahun 2004 - S3 = pokok sisipan tahun 2010 - tb = pokok tumbang

- x = pokok mati/titik tanam kosong - R = pokok terkena serangan rayap - B = pokok berbenalu

- Abn = pokok abnormal - Tp- btn = posisi titi panen beton - Tp-ky = posisi titi panen kayu - = parit sekunder

- ≈ = parit/sungai alami

Selama melakukan kegiatan sensus, terdapat kendala-kendala yang menyebabkan kesulitan dalam pengamatan, yaitu pada beberapa blok terdapat parit besar di jalan tengah yang menyulitkan pengamatan sehingga harus melompat atau memutar. Sebelum dilakukan sensus pokok, tenaga pengamat harus diberi penjelasan yang lebih terperinci dan jelas mengenai cara pengamatan. Tenaga pengamat di Kebun Sei Air Hitam adalah pemanen yang tidak melakukan panen pada hari tersebut. Pemanen tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai tata cara pengamatan sehingga seringkali didapat data pengamatan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.

Penunasan Pokok

Penunasan pada tanaman menghasilkan (TM) adalah pemotongan pelepah dengan memperhitungkan jumlah pelepah yang dipertahankan. Penunasan pokok

15 adalah pekerjaan yang mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang yakni mempertahankan jumlah pelepah yang masih produktif dan di lain pihak harus memotong pelepah untuk mempermudah pekerjaan potong buah, memperkecil losses (berondolan tersangkut di ketiak pelepah) dan memelihara sanitasi tanaman sehingga menciptakan lingkungan yang bersih. Jumlah optimal yang dipertahankan pada tanaman muda adalah 48 - 56 pelepah.

Pemotongan pelepah yang terlalu banyak juga tidak baik karena hal ini akan menyebabkan over pruning yaitu terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Penurunan produksi terjadi karena berkurangnya areal fotosintesis dan menyebabkan peningkatan gugurnya bunga betina, penurunan seks ratio (peningkatan bunga jantan) dan penurunan berat janjang rata-rata (BJR). Under pruning juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap produksi, karena unsur hara digunakan untuk pelepah yang berlebih dan mengganggu proses panen.

Kegiatan penunasan yang dilakukan di Kebun Sei Air Hitam tidak dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen. Masing-masing pemanen memiliki hanca penunasan sendiri yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu. Kegiatan penunasan biasanya dikerjakan sore hari ketika selesai kegiatan panen. Pembayaran tunasan dilakukan segera setelah hanca tunasan selesai dengan upah Rp 750 per pokok.

Pengendalian Gulma

Gulma adalah tumbuhan pengganggu tanaman pokok yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan. Keberadaan gulma sangat merugikan bagi tanaman kelapa sawit sehingga perlu dikendalikan. Pengendalian gulma di Kebun Sei Air Hitam dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kimia dan manual. Pengendalian gulma secara manual terdiri atas dongkelan, dan pembabatan, sedangkan pengendalian gulma secara kimiawi yaitu dengan menggunakan herbisida.

Pembabatan tumbuhan pengganggu. Pengendalian gulma secara manual merupakan salah satu usaha dalam mengatasi permasalahan gulma di blok. Pekerjaan babat tumbuhan pengganggu dilakukan oleh pekerja borongan yang terdiri atas 5 orang karyawan. Alat yang digunakan adalah golok, sabit, dan garukan.

Setiap pekerja diharuskan menyelesaikan 1 ha dalam waktu 7 jam kerja. Permasalahan yang dihadapi di lapangan adalah kurang disiplinnya pekerja sehingga target yang harus diselesaikan tersebut tidak tercapai. Hal ini disebabkan oleh banyaknya gulma yang tumbuh sehingga menyulitkan pekerja dalam menyelesaikan tugasnya.

Penyemprotan piringan dan pasar pikul. Pasar pikul dan piringan merupakan salah satu sarana terpenting dalam hal kegiatan panen. Pasar pikul merupakan jalan untuk pemanen mengangkut TBS yang telah dipanen ke TPH. Jika pasar pikul banyak ditumbuhi gulma, maka akan mempersulit pemanen membawa angkong ke TPH disebabkan keadaan jalan yang licin, adanya lubang yang tertutup gulma sehingga menyebabkan pemanen tergelincir.

Piringan merupakan tempat untuk menyebarkan pupuk dan merupakan tempat jatuhnya brondolan dan tandan buah. Kebersihan piringan sangat mutlak

16

diperlukan, karena jika daerah piringan kotor (ditutupi gulma) maka akan mempersulit pemanen melihat brondolan yang jatuh di piringan.

Beberapa jenis gulma yang tumbuh dominan di pasar pikul dan di piringan adalah Chromolaena odorata, Ageratum conyzoides, Cynodon dactylon, Centotheca lappacea, Asystasia intrusa, Cynodon dactylon, Melastoma avine, Croton hirtus, dan Axonopus compressus. Selain itu ada juga beneficial plant yang sengaja ditanam yang berguna sebagai tanaman inang untuk predator ulat api. Contoh tanaman tersebut yaitu Casia tora, Turnera subulata, dan Neprolepsis biserata. Beberapa gulma dominan yang terdapat di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Gulma dominan di Kebun Sei Air Hitam

(a) Chromolaena odorata, (b) Asystasia intrusa, (c) Croton hirtus, dan (d) Melastoma avine

Penyemprotan gulma di piringan dan pasar pikul menggunakan alat semprot knapsack sprayer “Solo”. Tipe nozzle yang digunakan adalah nozzle biru. Akan tetapi, Kebun Sei Air Hitam saat ini menggunakan alat semprot Controlled Droplet Application (CDA) atau di pasaran lebih dikenal dengan nama Micron Herby Sprayer (MHS). Perbedaan dari dua alat semprot tersebut adalah MHS hanya menggunakan 35 liter air/blok/HK, sedangkan untuk Solo Sprayer menggunakan 120 liter air/blok/HK. Cara kerja dari MHS menggunakan sistem gravitasi sehingga posisi nozzle harus selalu di bawah kep.

Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik yang bekerja secara perlahan dengan merusak jaringan dalam dari tumbuhan. Penyemprotan gulma di pasar pikul menggunakan herbisida berbahan aktif Gliphosat dengan dosis 0.108 liter/ha dan metafuron dengan dosis 5 gram/ha. Sedangkan penyemprotan gulma di piringan menggunakan herbisida berbahan aktif Gliphosat dengan dosis 0.267 liter/ha dan metafuron dengan dosis 11 gram/ha. Pencampuran metafuron bertujuan untuk merekatkan larutan herbisida ke permukaan daun gulma agar tidak mudah hilang atau menguap. Konsentrasi yang digunakan pada penyemprotan gulma di piringan dan pasar pikul adalah 160 ml/15 liter (1 knapsack). Kegiatan penyemprotan gulma menggunakan alat semprot MHS dan Solo Sprayer dapat dilihat pada Gambar 2.

(b) (a)

17

Gambar 2. Penyemprotan gulma (a) dengan Micron Herby Sprayer, (b) dengan Solo Sprayer

Kendala-kendala yang dihadapi dalam kegiatan penyemprotan gulma adalah kerusakan alat seperti pompa knapsack yang kurang baik dan tangki knapsack yang bocor, tidak adanya air pada area penyemprotan saat kemarau, kualitas pencampuran herbisida kurang baik karena menggunakan air yang berasal dari parit yang cenderung keruh.

Pemupukan

Pemupukan adalah kegiatan pemberian hara tambahan pada tanaman agar tanaman tumbuh optimal. Pemupukan bertujuan memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang normal, dapat berproduksi secara maksimal, serta kesuburan tanah dapat dipertahankan. Pemupukan dilakukan pada tanah kering atau lembab, tidak pada tanah yang tergenang air agar pupuk dapat diserap oleh akar tanaman.

Jenis pupuk. Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dilakukan berdasarkan hasil analisis daun dan analisis tanah yang dilakukan sekali dalam satu tahun. Analisis tersebut dilakukan oleh bagian Research and Development (R&D) dari perusahaan. Kebun Sei Air Hitam menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pemupukan organik dilakukan dengan menggunakan limbah berupa janjangan kosong dan Palm Oil Mill Effluent (POME)/Land Application (LA), sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu ZA, Rock Phosphate, MOP, dan Dolomite.

Sistem pemupukan. Prinsip yang digunakan dalam pemupukan adalah setiap pokok harus mendapatkan dosis pupuk sesuai rekomendasi dari tim Research Centre. Kebun Sei Air Hitam menggunakan sistem aplikasi pemupukan Block Manuring System (BMS), yaitu sistem pemupukan yang menggunakan ancak sendiri sehingga pemupukan lebih terkonsentrasi. Untuk aplikasi pupuk dilakukan per blok sesuai dengan sasaran mutu pemupukan sehingga untuk supervisinya bisa lebih fokus. Setiap penabur pupuk mempunyai ancak sendiri sehingga dalam pengerjaan berurutan dan sistematis dan setiap pokok mendapatkan pupuk sesuai dengan dosis yang ditetapkan. Tim pemupukan terdiri atas mandor pupuk, penabur pupuk, pelangsir pupuk, dan pengecer pupuk. Dosis rekomendasi pupuk dapat dilihat pada Lampiran 9.

Penguntilan pupuk di gudang. Penguntilan pupuk merupakan kegiatan membagi-bagi pupuk dengan bobot tertentu yang dimasukkan ke dalam karung.

18

Penguntilan dilakukan oleh tenaga penguntil sesuai dengan yang tercantum di bon permintaan. Tenaga penguntil mendapatkan upah sebesar Rp 20.00/kg.

Pengambilan pupuk. Pengambilan pupuk dari gudang dilakukan oleh mandor pupuk dengan membawa bon permintaan pupuk yang telah ditanda-tangani oleh fied assistant, field manager, KTU, dan general manager. Jumlah pupuk yang diangkut sesuai dengan jumlah pupuk yang tertulis pada bon pupuk yang dibuat. Pupuk yang telah diuntil diangkut ke dalam dump truck oleh karyawan pengecer.

Pengeceran pupuk ke lahan. Pengeceran pupuk harus berdasarkan titik penempatan pupuk yang telah ditentukan. Titik penempatan pupuk merupakan titik pengeceran untilan pupuk yang berada tiap selang beberapa pasar pikul. Ketentuan titik penempatan pupuk berdasarkan atas dosis/pokok dan jumlah pokok dalam areal/blok. Pada umumnya tiap titik pengeceran mewakili enam jalur tanaman atau tiga jalan pikul. Tiap titik penempatan pupuk berjumlah 33 karung untilan. Pengeceran pupuk dimulai dengan membawa untilan pupuk ke dalam pasar pikul. Dalam satu baris tanaman dibutuhkan 11 karung untilan. Tiap satu untilan untuk 6 pokok. Pelangsir akan menjatuhkan untilan pupuk tersebut tiap selang 6 pokok tanaman (jika dosis 2 kg/pokok dan bobot untilan 12 kg) hingga sampai ke collection road. Aplikasi titik penempatan pupuk di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Aplikasi titik penempatan pupuk

Penaburan pupuk. Pupuk yang telah dilangsir di setiap pasar pikul kemudian segera ditaburkan ke setiap pokok sesuai dengan dosis pada hari itu. Sistem penaburan pupuk sebagai berikut : penabur mengelilingi setiap pokok dan dalam proses penaburannya pupuk tidak boleh menggumpal agar pupuk yang diserap oleh akar merata.

Tenaga kerja yang digunakan sebagai pengecer, pelangsir, dan penabur pupuk adalah karyawan borongan dengan standar kerja 8 ha/HK dengan upah sesuai dengan dosis per pemupukan. Daftar dosis pemupukan per pokok beserta upah yang dibayar sebagai berikut :

1. Dosis 250 g – 400 g = Rp 6 000 2. Dosis 400 g – 750 g = Rp 8 000 3. Dosis 750 g – 1 kg = Rp 12 000 4. Dosis 1 kg – 1.5 kg = Rp 13 500 5. Dosis > 1.5 kg = Rp 15 000

19 Mandor pupuk bertugas mengawasi dan mengamati proses pemupukan dari awal hingga selesai. Setelah selesai melakukan pemupukan setiap penabur harus meletakkan karung bekas pupuk di pinggir jalan dan oleh pelangsir karung tersebut dikumpulkan serta dibawa kembali ke gudang. Kegiatan pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pemupukan secara manual Rock Phosphate

Infus akar (FeSO4). Infus akar adalah memasukkan cairan tertentu dengan menggunakan cara injeksi pada akar aktif. Cairan yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam adalah Ferum (Fe). Kegiatan infus akar bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan defisiensi unsur hara Ferum (Fe). Prosedur kegiatan penginfusan akar yaitu pekerja memeriksa tanaman kelapa sawit dengan cara melihat warna daun muda yang menguning. Setelah itu pekerja mencari akar aktif dan menambahkan cairan infus dengan dosis sesuai dengan tingkat defisiensi per pokok. Untuk tingkat defisiensi dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang, dan berat. Kategori ringan dosis yang diberikan yaitu 6 ml/pokok, sedang 12 ml/pokok dan berat 18 ml/pokok. Cairan infus terdiri atas 1 kg larutan FeSO4 ditambahkan 3 liter air dan 0.66 gram asam sitrat. Kegiatan infus akar di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Infus akar di Kebun Sei Air Hitam

Infus akar dilakukan oleh tenaga kerja borongan yang terdiri atas sembilan orang (empat tim) dengan setiap timnya terdiri atas dua sampai tiga orang. Setiap tim mempunyai ancak masing-masing tiap bloknya. Infus akar dilakukan blok per blok menggunakan sistem borongan dengan basis 130 pokok. Jika pekerja telah melewati basis yang telah ditetapkan, maka perkerja tersebut mendapatkan upah. Upah yang didapat sesuai dengan tingkat defisiensinya. Untuk kategori ringan upahnya sebesar Rp 700/pokok, sedang Rp 800/pokok, dan berat Rp 900/pokok.

20

Kendala dalam kegiatan infus akar adalah sulitnya pekerja memilih akar yang aktif, sehingga penginfusan dilakukan pada sembarang akar. Selain itu juga dalam penginfusan seharusnya akar tidak boleh menggantung, tetapi pelaksanaan di lapangan sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan dari mandor perawatan.

Pemanenan

Pemanenan merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang tercecer di dalam dan di luar piringan, selanjutnya menyusun tandan buah di tempat pengumpulan hasil. Keberhasilan panen bergantung pada pemanen dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan untuk panen, kelancaran transportasi, organisasi panen yang baik, keadaan areal, dan insentif yang disediakan.

Persiapan panen. Persiapan panen yang dilakukan di Kebun Sei Air Hitam dimulai dari perawatan pasar pikul dengan cara penyemprotan ulang jika sudah tertutupi oleh gulma, pengadaan titi panen serta pembersihan TPH untuk memperlancar proses pengangkutan buah.

Kriteria panen. Kriteria matang panen yang ditetapkan di Kebun Sei Air Hitam dilihat dari jumlah brondolan yang jatuh di piringan dengan ketentuan 2 brondolan/kg dari berat janjang rata-rata (BJR). Sebelum melakukan pemotongan buah, dilihat juga kondisi buahnya apabila sudah ada beberapa brondolan tersangkut di ketiak pelepah maka buah sudah layak dipanen. Brondolan yang lepas akan bertambah saat buah yang dipanen jatuh ke tanah.

Sistem panen. Dalam melaksanakan pemanenan Kebun Sei Air Hitam menggunakan Block Harvesting System (BHS) dengan sistem pengawasan panen Structure Block Supervision (SBS). Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan. Hanca panen yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam ada dua yaitu hanca giring tetap dan hanca tetap. Hanca giring tetap adalah dalam satu kemandoran hanca karyawan dapat digiring/dipindah oleh mandor dalam satu wilayah kemandoran, sedangkan hanca tetap adalah hanca yang diberikan kepada pemanen untuk diselesaikan pada hari tersebut tanpa ada perpindahan dan akan dikerjakan terus menerus oleh pemanen yang sama pada setiap rotasi.

Rotasi panen. Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang sekarang dengan panen berikutnya dalam kadvel yang sama. Rotasi panen yang diterapkan di Afdeling II adalah 6/7 artinya kegiatan panen pada blok tertentu akan kembali lagi pada blok tersebut setelah hitungan enam hari kerja. Pada musim buah rendah, rotasi panen dapat berubah menjadi 8/7 dengan penambahan hanca (pelebaran hanca) yang bertujuan agar basis pada hari tersebut dapat dicapai dan upah yang didapat pemanen tidak terlalu rendah. Selain itu tujuan dari penambahan hanca (pelebaran hanca) adalah agar target per harinya yang telah disusun oleh asisten kebun bisa tercapai. Perubahan rotasi panen ini disebabkan oleh banyaknya hari hujan dan buah mengalami masa trek (menurunnya produksi TBS).

Kerapatan panen. Angka kerapatan panen merupakan persentase sebaran pokok yang dapat dipanen pada suatu kadvel yang bertujuan untuk memperkirakan buah yang akan dihasilkan sehingga dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga pemanen dan kebutuhan truk pada hari itu. Kegiatan

21 penghitungan angka kerapatan panen dilakukan sehari sebelum dilaksanakannya pemanenan pada areal yang akan dipanen. Penghitungan angka kerapatan panen dilakukan oleh mandor dengan mengamati pokok sampel yang dipilih secara acak atau minimal 10% dari luas areal yang akan di panen esok harinya.

Sistem upah. Basis panen merupakan batas minimal tandan yang harus dipanen oleh seorang pemanen untuk 1 HK. Basis yang harus dipenuhi oleh seorang pemanen adalah 1 000 kg. sedangkan output merupakan rata-rata tonase yang didapatkan oleh pemanen dalam satu hari untuk mencapai budget produksi. Daftar premi panen untuk mandor dan krani produksi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Daftar premi pemanen, mandor dan krani produksi di Kebun Sei Air Hitam

Jenis Pekerjaan Satuan Basis (kg) x

Lebih Basis (Rp/satuan) Target Minimal/hari Premi Mandor Panen Premi Krani Produksi TM 7- TM 11

Lebih Basis 1 kg/hari 500 x Lebih

basis 1 3 000 kg Tonase HK x Basis) x Rp 2.75 Denda Tonase x Rp 1.2

Lebih Basis 2 kg/hari 500 x Lebih

basis 2

Lebih Basis 3 kg/hari Lebih basis x

Lebih basis 3 Hari

Minggu/Libur

kg/hari

TM 12, dst. kg/hari

Lebih Basis 1 kg/hari 500 x Lebih

basis 1 3 000 kg Tonase HK x Basis) x Rp 2.75 Denda Tonase x Rp 1.2

Lebih Basis 2 kg/hari 500 x Lebih

basis 2

Lebih Basis 3 kg/hari Lebih basis x

Lebih basis 3 Hari Minggu/Libur kg/hari Keterangan : TM 7- TM 11 Lebih basis 1 = Rp 22 Lebih basis 2 = Rp 27 Lebih basis 3 = Rp 32 TM 12, dst. Lebih basis 1 = Rp 25 Lebih basis 2 = Rp 30 Lebih basis 3 = Rp 35 Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Intisawit Perkasa (Mei, 2012) Contoh perhitungan premi panen untuk tahun tanam 1994 :

- Pemanen

Tonase yang didapat : 3 340 kg Basis 1 000 kg

Brondolan : 300 kg

Jumah premi = tonase - basis - brondolan = 3 340 kg – 1 000 kg – 300 kg = 2 040 kg

22

Premi lebih basis I = 500 kg x Rp 25 = Rp 12 500 Premi lebih basis II = 500 kg x Rp 30 = Rp 15 000

Premi lebih basis III = (2 040 – Premi lebih basis I – Premi lebih basis II) x Rp 35 = (1 040 kg – 500 kg – 500 kg) x Rp 35

= Rp 36 400

Jadi total premi yang didapatkan pemanen dengan tonase 3 340 kg adalah Rp 99 900

- Mandor panen

Premi mandor = (tonase –(Σ HK x basis)) x Rp 2.75 – denda

Jika dalam satu kemandoran terdapat 10 pemanen dengan output rata-rata mencapai 2 875 kg dengan total denda yang didapatkan Rp 10 000, maka premi mandor :

(28 750 kg – 10 000) x Rp 2.75 – 10 000 = Rp 41 562.5 - Krani panen

x Rp. 1.2

Jika total tonase yang didapatkan 90 000 kg dengan jumlah krani panen 2 orang, maka

/ krani panen

Organisasi dan administrasi panen. Kegiatan panen harus terorganisasi dengan baik agar dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target produksi yang direncanakan. Di Afdeling II terdapat dua kemandoran dengan masing-masing anggota pemanen berjumlah 20 orang. Mandor panen dibantu oleh dua krani panen yang bertugas mengecek mutu buah panen dan jika krani panen menemukan adanya buah mentah maka krani panen harus melaporkan ke mandor panen untuk segera menegur pamanen tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor pada saat pelaksanaan panen sangat diperlukan agar pemanen bekerja dengan baik, tidak ada buah tinggal di pokok serta tidak menurunkan buah mentah. Bagan administrasi panen dapat dilihat pada Gambar 6.

Admnistrasi panen: Oleh mandor dimasukkan ke dalam

harian potongan buah

Data dari LHP masuk

ke daftar harian

pengumpulan TBS

Perhitungan premi panen Data yang dipakai data dari kerani produksi Kerani cek/panen, cek buah tiap

TPH sesuai nomor potong dan di masukan dalam LPHB

Untuk HK pemanen dihitung berdasarkan kehadiran dari buku mandor

LPH3 mandor diperiksa silang dengan LPHB krani cek

Hasil di kroscek jika tidak sama Pemanen memberikan catatan

hasil potongan buah

Blanko upah

23 Pengangkutan TBS ke pabrik. TBS yang telah dipanen harus segera diangkut ke pabrik dan diolah agar kualitas minyak yang didapatkan baik. Jika buah tidak segera diolah maka akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas yang tinggi sehingga mempengaruhi kualitas minyak. Untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas, pengolahan buah kelapa sawit harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah dipanen agar kadar asam lemak bebas yang terbentuk tidak tinggi.

Proses pengangkutan dimulai dari pengecekan TBS yang dilakukan oleh krani panen, kemudian oleh pemuat TBS dimuat ke dalam truk yang berkapasitas 5-6 ton. Waktu yang dibutuhkan untuk satu trip pengiriman TBS ke PKS adalah 7-10 menit. Kendala yang dihadapi di lapangan adalah jalan transportasi buah tidak rata sehingga menyebabkan banyak buah jatuh di jalan, jalan yang licin sehingga membuat ban mobil terjebak di dalam tanah dan mengganggu proses pengangkutan. Jalan licin dan bergelombang dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Kondisi jalan di Kebun Sei Air Hitam : (a) jalan licin, dan (b) jalan

Dokumen terkait