• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (

Elaeis guineensis

Jacq.)

DI KEBUN SEI AIR HITAM, PT PERDANA INTISAWIT PERKASA,

ROKAN HULU, RIAU

DIMAS GUNTUR JULIANTO

A24080019

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULUTRA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

DIMAS GUNTUR JULIANTO. Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau. Dibimbing oleh SINTHO WAHYUNING ARDIE dan ADE WACHJAR

Kegiatan magang dilakukan di Kebun Sei Air Hitam PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2012. Kegiatan magang ini bertujuan untuk mempelajari teknik dan manajemen budidaya kelapa sawit secara umum khususnya pemanenan kelapa sawit. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Secara umum kualitas mutu hanca dan mutu buah di Kebun Sei Air Hitam sudah baik dengan rasio kehilangan hasil sudah di bawah standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan yaitu kurang dari 3% dan rata-rata kematangan buah mencapai lebih besar dari 95%. Manajemen di Kebun Sei Air Hitam sudah baik dengan persentase efisiensi panen 94.4% dan tingkat losses 5.6%. Permasalahan utama dalam pemanenan adalah meningkatnya rotasi panen yang disebabkan oleh adanya hari libur nasional dan banyaknya intensitas hujan sehingga rotasi panen harus ditingkatkan agar hasil minyak yang diperoleh sesuai dengan permintaan pasar.

Kata kunci : efisiensi panen, kehilangan hasil, kelapa sawit, tandah buah

ABSTRACT

DIMAS GUNTUR JULIANTO. Harvesting Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Sei Air Hitam Estate, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau. Supervised bySINTHO WAHYUNING ARDIE and ADE WACHJAR

The internship program has been conducted at Sei Air Hitam Estate, PT Perdana Intisawit Peerkasa, Rokan Hulu, Riau from February to May 2012. The purpose of this internship program is to study the technical and management of oil palm cultivation, especially for oil palm harvesting aspects. The data consisted of primary and secondary data. Generally, farm quality and fruit grade in Sei Air Hitam Estate are good with ratio of loses fruit below the standard that has been stated by the company about 3% and fruit ripenes average reaching more than 95%. Management of Sei Air Hitam estate is good with harvest efficiency percentage rate of 94.4% and 5.6% losses. The main problem in the harvesting is a crop rotation due to the national holiday and many rainfall intensity that crop rotation should be improved so that the oil obtained in accordance with market demand.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

MANAJEMEN PEMANENAN KELAPA SAWIT (

Elaeis guineensis

Jacq.)

DI KEBUN SEI AIR HITAM PT PERDANA INTISAWIT PERKASA,

ROKAN HULU, RIAU

Dimas Guntur Julianto

A24080019

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULUTRA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau

Nama : Dimas Guntur Julianto NIM : A24080019

Disetujui oleh

Dr Sintho Wahyuning Ardie SP, M.Si Pembimbing I

Dr Ir Ade Wachjar, MS Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc. Agr. Ketua Departemen

(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga karya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai syarat untuk kelulusan S1 di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil dari kerja dan analisis selama kegiatan magang yang telah dilaksanakan penulis selama tiga bulan di perkebunan kelapa sawit Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau.

Terima kasih penulis ucapkan kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis, Dr Sintho Wahyuning Ardie SP, MSi dan Dr Ir Ade Wachjar, MS selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan dukungan, bimbingan serta arahannya selama pelaksanaan magang dan penyusunan skripsi, Bapak Atmojo SP selaku General Manager, Bapak Syaiful Azmi, SP selaku Field Manager, Bapak Agus Stefen P. Barus SP selaku Field Asisstant Afdeling II dan keluarga besar PT Perdana Initsawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau. Teman-teman magang seperjuangan dan mahasiswa Agronomi dan Hortikultura angkatan 45 khususnya Syti Sarah Maesaroh SP beserta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Magang 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit 2

Syarat Tumbuh 3

Manajemen Panen 3

METODE MAGANG 7

Tempat dan Waktu 7

Metode Pelaksanaan 7

Pengamatan dan Pengumpulan Data 8

Pengamatan Panen 8

Analisis Data dan Informasi 9

KEADAAN UMUM 10

Letak Wilayah Administratif 10

Keadaan Iklim dan Tanah 10

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan 11

Kondisi Tanaman dan Produksi 11

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan 12

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 13

Aspek Teknis 13

Aspek Manajerial 23

PEMBAHASAN 24

Pemanenan 24

KESIMPULAN DAN SARAN 28

Kesimpulan 28

(10)

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN 31

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Kriteria matang panen buah kelapa sawit 6

2 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam

tahun 2012 13

3 Daftar premi pemanen, mandor dan krani produksi 21 4 Angka kerapatan panen di Kebun Sei Air Hitam pada bulan

April 25

5 Rata-rata kualitas panen TBS di Kebun Sei Air Hitam pada

bulan April 26

6 Kualitas panen di Kebun Sei Air Hitam pada bulan April 27

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Gulma dominan di Kebun Sei Air Hitam 16

2 Penyemprotan gulma menggunakan alat semprot Micron Herby

Sprayer dan Solo Sprayer 17

3 Aplikasi titik penempatan pupuk 18

4 Pemupukan secara manual Rock Phospate 19

5 Infus akar di Kebun Sei Air Hitam 19

6 Bagan administrasi panen di Kebun Sei Air Hitam 22

7 Jalan licin dan bergelombang 23

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Kebun

Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau 31 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai Pendamping Mandor di Kebun

Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau 32 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai Pendamping Asisten di Kebun

Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau 33 4 Curah hujan di Kebun Sei Air Hitam dari Tahun 2005-2010 35

5 Sub grup jenis tanah di Kebun Sei Air Hitam 36

6 Peta areal statemen Kebun Sei Air Hitam 37

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu jenis tanaman dari keluarga palma penyumbang minyak nabati terbesar di dunia yaitu sebesar 6 000 - 8 000 kg/ha. Selain itu kelapa sawit juga merupakan komoditas perkebunan andalan penghasil devisa negara. Laju perkembangan industri kelapa sawit semakin meningkat sejalan dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan terutama di bidang teknologi. Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Sebanyak 85% lebih pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Ekspor minyak kelapa sawit pada tahun 2008 mencapai 18 juta ton dengan nilai US$ 14 juta dan pada tahun buah (mesocarp) yang dihasilkan melalui proses perebusan dan pemerasan dikenal sebagai minyak sawit kasar atau crude palm oil (CPO) dan minyak yang berasal dari inti sawit (endocarp) dikenal sebagai minyak inti sawit atau palm kernel oil (PKO). Dari segi nutrisi, minyak sawit mengandung tokoferol (vitamin E), beta karoten sebagai pro vitamin A dan tidak meningkatkan kadar kolesterol darah. Produk kelapa sawit selain digunakan sebagai bahan baku minyak goreng, juga dapat digunakan sebagai bahan kosmetika dan farmasi serta bahan non makanan seperti biodisel, lilin, detergen (Lubis 1992).

(14)

2

Tujuan Magang Tujuan umum pelaksanaan magang adalah :

1. Memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit.

2. Meningkatkan relevansi, keterkaitan dan kesepadanan antara proses pendidikan dengan lapangan kerja.

3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dan menghayati proses kerja nyata baik secara teknis maupun secara manajerial.

Tujuan khusus pelaksanaan magang adalah :

Mempelajari dan menganalisis aspek pengelolaan panen di perkebunan kelapa sawit.

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan tepatnya Brazilia. Di Brazilia, tanaman ini dapat ditemukan tumbuh secara liar atau setengah liar di sepanjang tepi Sungai Amazon (Pahan 2008). Ada tiga spesies kelapa sawit yaitu Elaeis guineensis Jacq (ditanam di Indonesia), Elaeis oleifera (Elaeis melanocca), dan Elaeis odora (Barcella odora). Berdasarkan ketebalan kulit buahnya, kelapa sawit dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yang telah dikenal seperti Dura, Pisifera, Tenera, Marco carya, dan Diwikka-wakka (Fauzi et al. 2006). Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani, Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama Botanist Amerika bernama Jacquin. Taksonomi tanaman kelapa sawit yang dikutip dari Lubis (1992) adalah:

(15)

3 Batang kelapa sawit tumbuh lurus, umumnya tidak bercabang, dan tidak berkambium. Tanaman kelapa sawit berumah satu atau monoecious, yaitu bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu pohon tetapi tidak pada tandan yang sama (Lubis 1992). Walaupun demikian, kadang-kadang dijumpai juga bunga jantan dan betina pada satu tandan (hermafrodit). Secara botani, buah kelapa sawit digolongkan sebagai buah drupe, terdiri atas pericarp yang terbungkus oleh exocarp (kulit), mesocarp, dan endocarp (cangkang) (Pahan 2008).

Syarat Tumbuh

Menurut Lubis (1992), kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropika basah pada garis lintang 12° Lintang Utara dan 12° Lintang Selatan dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Jumlah curah hujan yang baik adalah 2 000-2 500 mm/tahun. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh optimal pada kisaran suhu 24-28 °C, dengan kelembaban 80% dan penyinaran matahari 5-7 jam/hari. Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu proses penyerbukan. Sastrosayono (2008) menambahkan bahwa tanaman kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, yang penting tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang pada musim hujan (drainase baik). Tanah-tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit banyak terdapat di daerah tropis seperti Latosol dan Alluvial.

Manajemen Panen Pengertian Manajemen

Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya (Sule dan Saefullah 2008). Manajemen diperlukan sebagai upaya agar suatu kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Agar manajemen yang dilakukan mengarah kepada kegiatan secara efektif dan efisien, maka manajemen perlu dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi perencanaan, fungsi perorganisasian, fungsi pengimplementasian, serta fungsi pengendalian dan pengawasan. Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manejemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen sebagaimana diterangkan oleh Terry (2006), terdiri atas empat fungsi, yaitu :

(16)

4

dicapai, realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada, dan time artinya ada batas waktu yang jelas seperti mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan.

Perencanaan panen diawali dengan pembuatan rencana kerja tahunan (RKT). Rencana kerja tahunan didapatkan dari budget produksi tahunan. Rencana kerja tahunan tersebut dituangkan ke dalam rencana kerja bulanan (RKB) dan rencana kerja harian (RKH). Penyusunan rencana kerja bulanan (RKB) panen berdasarkan pada sebaran produksi yang sudah ditentukan. Penyusunan rencana kerja harian (RKH) panen dilakukan berdasarkan hasil perhitungan angka kerapatan panen (taksasi produksi harian). Taksasi produksi harian merupakan dasar untuk menentukan jumlah tenaga kerja serta jumlah biaya panen dan pengangkutan yang akan dilakukan. Dengan perencanaan tersebut dapat meningkatkan efisiensi biaya panen diperusahaan.

Fungsi pengorganisasian. Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki. Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf) dan pemaduan segala sumber daya organisasi. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Setelah menempatkan orang yang tepat untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.

Pengorganisasian panen dilakukan dengan pembagian tugas sesuai dengan kompetensi individu. Setiap afdeling dipimpin seorang field assistant yang bertugas menyusun rencana kerja baik tahunan, bulanan maupun harian. Selain itu juga field assistant bertugas mengawasi semua kegiatan di afdeling agar berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Dalam menjalankan tugasnya field assistant dibantu oleh mandor panen dan krani panen. Mandor panen bertugas mengawasi dan mengecek pekerjaan karyawannya sesuai dengan kemandoran masing-masing. Sedangkan krani panen bertugas mengecek kualitas hasil panen di setiap TPH.

Pembagian ancak panen dilakukan pada saat apel pagi yang dipimpin field assistant dan mandor panen. Pembagian ancak panen disesuaikan dengan output pemanen. Setiap pemanen harus menyelesaikan panen diancak yang sudah diberikan. Hal ini bertujuan untuk menjaga rotasi panen agar tetap stabil.

Fungsi penggerakan. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua SDM yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

Pemanenan dilakukan terhadap buah yang sudah matang panen sesuai dengan kriteria perusahaan. Semua brondolan yang jatuh harus dikutip dan dimasukkan ke dalam karung dan dikumpulkan ke TPH. Pelepah yang diturunkan pada saat panen haus disusun rapi di gawangan mati.

(17)

5 diharapkan. Field assistant, mandor panen dan krani panen bertugas mengawasi semua kegiatan yang berlangsung terutama kegiatan panen agar berjalan sesuai dengan yang diarahkan.

Field assistant bertugas mengawasi serta memastikan setiap kegiatan berjalan sesuai dengan yang diarahkan khususnya kegiatan pemanenan. Mandor panen bertugas mengawasi serta mengecek setiap pemanen yang termasuk ke dalam kemandorannya dan memastikan setiap pemanen melakukan kegiatan panen hingga selesai. Krani panen bertugas mengecek buah hasil panen di setiap TPH. Jika terdapat buah mentah yang terpanen maka krani panen melaporkan kepada mandor panen.

Panen

Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang tercecer di dalam dan di luar piringan, selanjutnya menyusun tandan buah di TPH (Risza 1994). Keberhasilan panen dan produksi bergantung pada bahan tanam yang dipergunakan, manusia (pemanen) dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan untuk panen, kelancaran transportasi serta alat pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal, insentif yang disediakan dan lain-lain. Setyamidjaja (2006) menyatakan bahwa pemanenan kelapa sawit perlu memperhatikan beberapa ketentuan umum agar tandan buah segar (TBS) yang dipanen sudah matang, sehingga minyak kelapa sawit yang dihasilkan bermutu. Hasil penelitian Naibaho et al. (1992) menunjukkan kriteria matang panen didasarkan pada persyaratan tandan sebagai bahan olah pabrik kelapa sawit dan teknik pelaksanaan panen yang praktis. Pelaksanaan proses pemanenan perlu memperhatikan beberapa kriteria tertentu untuk mencapai tujuan dari pemanenan yaitu di antaranya kriteria matang panen, cara panen, rotasi dan sistem panen, serta mutu panen harus diikuti.

(18)

6

Tabel 1. Kriteria matang panen buah kelapa sawit Fraksi Sifat-sifat Fraksi Jumlah Brondolan

(%)

Persiapan panen. Untuk menghadapi masa panen, segala sesuatunya harus disiapkan dengan baik. Tempat pengumpulan hasil harus disiapkan dan jalan angkutan hasil (pasar pikul) perlu diperbaiki untuk memudahkan pengangkutan hasil panen dari kebun ke pabrik, sehingga pemanenan berjalan lancar. Pada areal kebun yang topografinya miring perlu dibuat tangga untuk memudahkan pengangkutan. Selain itu, para pemanen harus mempersiapkan peralatan yang akan digunakan seperti dodos atau egrek (arit bergagang bambu yang panjang) dan peralatan-peralatan lainnya yang diperlukan (Setyamidjaja 2006).

Cara panen. Cara pemanenan buah sangat mempengaruhi jumlah dan mutu minyak yang dihasilkan. Menurut Setyamidjaja (2006) panen dan pengumpulan buah kelapa sawit yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

- Semua tandan yang telah matang panen harus dipanen, jangan ada yang tertinggal di pohon atau di piringan.

- Untuk tanaman yang masih rendah, gagang tandan dipotong dengan dodos, sedangkan untuk tanaman yang sudah tinggi gagang tandan dipotong dengan egrek yang bertangkai panjang. Sebelum tandan dipotong, pelepah daun yang menyangga buah sebaiknya dipotong terlebih dahulu. Pelepah daun dipotong sependek mungkin.

- Pelepah daun yang jatuh dipotong tiga dan diletakkan di gawangan mati dengan posisi terlungkup.

- Tandan buah hasil panen diletakkan di piringan menghadap ke jalan pikul. Buah yang lepas dikumpulkan dan diletakkan terpisah dari tandannya. - Gagang tandan yang masih panjang dipotong sependek mungkin.

- Tandan buah dikumpulkan di TPH, disusun 5-10 tandan per baris, gagangnya menghadap ke atas. Brondolan disatukan dan dimasukkan ke dalam karung.

- TPH sebaiknya dilapisi karun goni/plastik agar tandan buah segar tidak kotor.

- Pelukaan buah diusahakan seminimal mungkin.

(19)

7 pemanen untuk memanen buah mentah. Menurut Pahan (2008), upaya untuk menjaga rotasi panen tetap normal sangat penting dan terus menerus memantau daftar rotasi panen yang ada di kantor afdeling, di samping informasi mengenai umur tanaman dan kerapatan buah masak/persentase panen di setiap blok, jumlah tenaga potong buah, jumlah borongan dan persentasi borong, serta curah hujan.

Mutu panen. Sasaran utama pekerjaan potong buah yaitu mencapai produksi TBS per hektar yang tinggi, rendemen minyak yang maksimal, dan mutu produksi yang baik berupa kandungan ALB yang rendah dan bebas dari kotoran. Asam lemak bebas pada minyak kelapa sawit mentah merupakan hasil kegiatan enzim lipase yang biasanya terjadi sebelum pemrosesan buah dilaksanakan. Buah kelapa sawit yang sudah matang dan masih segar hanya mengandung 0.1% asam lemak bebas, tetapi buah-buah yang sudah memar atau pecah dapat mengandung asam lemak bebas sampai 50% hanya dalam waktu beberapa jam saja. Apabila buah dibiarkan begitu saja tanpa perlakuan khusus, dalam waktu 24 jam kandungan asam lemak bebas dapat mencapai 67%. Untuk membatasi terbentuknya asam lemak bebas, buah kelapa sawit harus segera dipanasi dengan suhu antara 90-100 oC (Setyamidjaja 2006).

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Sei Air Hitam, PT Perdana Intisawit Perkasa, Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Rokan Hulu, Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama tiga bulan dimulai pada bulan Februari hingga bulan Mei 2012.

Metode Pelaksanaan

Penulis selama kegiatan magang berlangsung turut bekerja aktif baik dalam pelaksanaan teknis di lapangan maupun dalam pelaksanaan manajemen. Kegiatan yang dilakukan bekerja langsung sebagai karyawan harian lepas (KHL), wawancara dengan pemanen, serta diskusi dengan mandor dan asisten. Selama kegiatan magang penulis juga melakukan pengumpulan data primer berdasarkan pengamatan dan data sekunder yang bersumber dari laporan harian, laporan bulanan, laporan tahunan dan arsip kebun.

Pada kegiatan magang ini penulis bekerja langsung di lapangan sebagai KHL selama tiga minggu, pendamping mandor selama tiga minggu dan pendamping asisten afdeling selama enam minggu. Kegiatan yang berlangsung setiap hari ditulis dalam jurnal harian (Lampiran 1, 2 dan 3).

(20)

8

pruning serta pemanenan. Pelaksanaan kegiatan tersebut disesuaikan dengan kegiatan kebun pada saat kegiatan magang berlangsung.

Kegiatan saat menjadi pendamping mandor yaitu mengawasi dan melakukan koordinasi tenaga kerja, membuat taksasi dan rencana kerja keesokan hari serta membuat jurnal harian. Dalam aspek ini, penulis juga melakukan diskusi dengan mandor mengenai tanggung jawab dan hal-hal yang dilakukan mandor saat di lapangan.

Tugas sebagai pendamping asisten afdeling secara umum yaitu membantu memastikan semua kegiatan operasional dan pengendalian biaya di areal yang dibawahinya agar dapat terlaksana sesuai rencana dan membina bawahan agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data dan informasi yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan yang dipusatkan pada kegiatan panen, yaitu persiapan panen, kriteria matang panen, taksasi produksi, angka kerapatan panen, tenaga panen, rotasi panen, pekerjaan potong buah, kapasitas pemanen, mutu buah dan mutu hanca, produktivitas pemanen dan produksi TBS, sistem premi panen, pelanggaran dan denda pemanen.

Data sekunder diperoleh dari arsip kebun yang meliputi letak geografis dan wilayah administrasi kebun, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, kondisi pertanaman dan produksi kebun dan norma kerja di lapangan serta organisasi dan manajemen perusahaan.

Pengamatan Panen

Pengamatan yang dilakukan terutama terhadap semua aspek yang berhubungan dengan pengelolaan pemanenan meliputi :

Persiapan Panen

Pengamatan persiapan panen dilakukan sebelum pelaksanaan panen meliputi apel pagi, pembagian ancak serta pemakaian alat pelindung diri (APD). Selain itu diamati juga faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran kegiatan pemanenan, seperti tersedianya titi panen, kebersihan pasar pikul, piringan dan juga TPH.

Kebutuhan Tenaga Pemanen

Pengamatan terhadap kebutuhan tenaga panen harian dilakukan berdasarkan taksasi produksi harian. Kebutuhan tenaga kerja panen harian diketahui dengan rumus sebagai berikut :

(21)

9 Keterangan ;

T = Σ Tenaga pemanen (HK)

A = luas kadvel (ha); luas kebun yang harus dipanen tiap hari (bergantung pada luas kebun dan rotasi)

B = kapasitas panen (kg/orang/hari) C = kerapatan panen (%)

D = rata-rata bobot tandan (kg)

E = Σ tanaman per ha

Pengambilan sampel dilakukan terhadap hasil pengamatan taksasi pada Kadvel III yang terdiri atas blok A32, A33, B32, B33, dan B34.

Kriteria Panen

Pengamatan dilakukan di Kadvel III dengan mengambil sampel 30 TPH untuk dua kemandoran. Kriteria matang panen yang diamati yaitu buah matang dan buah mentah yang dipanen.

Kerapatan Panen

Kerapatan panen merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam penentuan taksasi produksi untuk keesokan harinya. Dengan mengetahui kerapatan panen maka taksasi produksi dapat ditentukan. Penulis melakukan pengamatan angka kerapatan panen pada Blok B32, B33, B34. Sampel areal yang diamati seluas 12 ha dengan rata-rata angka kerapatan panen 10%.

Kualitas Panen

Pengamatan dilakukan terhadap sampel tandan buah segar di 30 TPH pada saat panen dengan parameter yang diamati jumlah buah matang yang dipanen, jumlah buah mentah yang dipanen, jumlah buah kurang matang yang dipanen, jumlah brondolan yang tidak dikutip, jumlah pemotongan tangkai panjang, jumlah buah busuk serta jumlah buah lewat matang yang dipanen.

Analisis Data dan Informasi

(22)

10

KEADAAN UMUM

Letak Wilayah Administratif

Kebun Sei Air Hitam (SAH) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Kebun Sei Air Hitam merupakan kebun milik PT Perdana Intisawit Perkasa yang dahulunya tergabung dalam Ciliandra Perkasa Group, tetapi pada tahun 2010 diakuisisi oleh PT First Resources Group, perusahaan perkebunan swasta asing yang berasal dari Singapura. Kebun Sei Air Hitam (SAH) terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.

Kebun Sei Air Hitam sebelah utara dan barat berbatasan dengan kebun PT Panca Surya Agrindo, sebelah selatan berbatasan dengan areal plasma dan areal Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA), dan sebelah timur berbatasan dengan kebun Plasma PIR-TRANS.

Keadaan Iklim dan Tanah

Kebun Sei Air Hitam mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Puncak musim kemarau terjadi pada bulan Agustus dan September sedangkan puncak musim hujan terjadi pada bulan Desember dan Januari. Berdasarkan curah hujan dari tahun 2005-2010 rata-rata curah hujan tahunan adalah 2 299.57 mm/tahun dengan jumlah hari hujan per tahun rata-rata 104 hari. Keadaan curah hujan dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan curah hujan bulanan, rata-rata bulan kering 0.16 bulan/tahun, bulan basah 10 bulan/tahun. Berdasarkan klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di Kebun Sei Air Hitam termasuk tipe iklim A (sangat basah).

Keadaan topografi di Kebun Sei Air Hitam datar dengan tingkat kemiringan 1-3%. Derajat kemasaman tanah (pH) Kebun Sei Air Hitam adalah 4.37-5.12. Kebun Sei Air Hitam memiliki ketinggian 220 m di atas permukaan laut (dpl) dan suhu rata-rata tahunan berkisar 28-31 oC. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk kelapa sawit, Kebun Sei Air Hitam tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, Kebun Sei Air Hitam cukup sesuai untuk pengembangan kelapa sawit, tetapi harus diikuti dengan upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap produktivitas tanaman kelapa sawit.

(23)

11 dari 50%. Jenis sub grup Humic Dystrudept memiliki cakupan areal seluas 1 062 ha dari total luas lahan yang ada di Kebun Sei Air Hitam 2 476 ha.

Ciri-ciri sub grup Typic Dystrudepts menunjukkan bahwa tanah ini terbentuk dari rejim kelembaban humid dan juga memiliki kejenuhan basa yang rendah yakni kurang dari 50%. Jenis sub grup Typic Dystrudepts memiliki cakupan seluas 1 414 ha dari total luas lahan yang ada di Kebun Sei Air Hitam. Pembagian sub grup jenis tanah dapat dilihat pada Lampiran 5.

Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan

Kebun Sei Air Hitam mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total luas lahan 2 476 ha, yang terdiri atas areal pertanaman kelapa sawit menghasilkan (TM) 2 376.28 ha, kebun plasma PIR seluas 8 694.27 ha dan kebun plasma integrasi Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA) sebanyak 1 758.73 ha. PT Perdana Intisawit Perkasa memiliki pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dengan kapasitas 90 ton/jam.

Kebun Sei Air Hitam terdiri atas tiga afdeling, yaitu Afdeling I 755.06 ha yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II 770.86 ha yang terbagi atas 26 blok, dan Afdeling III 858.34 ha yang terbagi atas 34 blok. Peta areal statemen Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Lampiran 6.

Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT Perdana Intisawit Perkasa dengan pola PIR-Trans seluas total 8 694.27 ha yang terdiri atas 5 Satuan Pemukiman (SP), yaitu PIR-Trans SP I seluas 1 066.1 ha sebanyak 535 KK, PIR-Trans SP II seluas 1 012.54 ha sebanyak 508 KK, PIR-Trans SP III seluas 1 000 ha sebanyak 500 KK, PIR-Trans SP IV seluas 1 000 ha sebanyak 500 KK, PIR-Trans SP V seluas 760 ha sebanyak 380 KK. Kebun plasma integrasi dan Kebun KKPA terdiri atas 2 lokasi yaitu kebun plasma integrasi KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha dan integrasi SKPD Desa Sukamaju Kecamatan Tambusai dengan luas 940 ha ketika ditanami kelapa sawit masih banyak terdapat sisa tumbuhan berupa akar sehingga menyebabkan jarak tanam berbeda-beda.

(24)

12

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

Kebun Sei Air Hitam dipimpin oleh seorang general manager yang bertanggung jawab dalam rencana kerja dan anggaran kebun, serta menyusun rencana kerja operasional pabrik. General manager memiliki wewenang untuk memutuskan kebijakan operasional kebun dan pabrik dalam rangka melaksanakan rencana kerja, juga menandatangani surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Seorang general manager dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh staf kebun, yaitu field manager, field assistant dan kepala administrasi (kasi). Struktur organisasi Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Lampiran 8.

Field manager atau disebut asisten kepala (askep) bertugas memimpin semua kegiatan operasional bidang tanaman dan non tanaman di rayon melalui penggunaan faktor-faktor produksi. Selain itu juga field manager bertugas mengendalikan biaya yang berpedoman kepada anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Field assistant bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, dan tahunan) kepada general manager dan field manager untuk dievaluasi. Dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang field assistant dibantu oleh mandor panen, mandor perawatan dan kerani afdeling. Mandor panen dan mandor perawatan, bertugas dalam pengawasan kegiatan perawatan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan perusahaan, sedangkan kerani afdeling bertugas membantu field assistant dalam penyusunan dan pelaporan setiap hasil pekerjaan di lapangan serta administrasi afdeling.

Tugas dan tanggung jawab field assistant meliputi : 1. Menyusun rencana kegiatan operasional.

2. Melaksanakan pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman. 3. Melaksanakan pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan.

4. Mengendalikan sistem pelaporan kegiatan afdeling.

5. Melaksanakan pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 6. Melaksanakan penjagaan, penggunaan, dan keberadaan inventasi hasil

perusahaan.

7. Mengendalikan biaya pekerjaan perawatan dan produksi afdeling. 8. Melaksanakan koordinasi dengan bidang atau unit lain.

9. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan.

10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. Wewenang field assistant meliputi :

1. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke general manager dan diketahui oleh field manager.

2. Memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak efektif dalam bekerja. 3. Mengusulkan penetapan/perubahan penggunaan tenaga kerja.

4. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya.

(25)

13 6. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain setelah

mendapat persetujuan atasan.

7. Mengendalikan pemakaian jam lembur dan premi di afdeling.

Status karyawan di Kebun Sei Air Hitam terdiri atas karyawan non staf dan karyawan staf. Karyawan non staf meliputi karyawan kantor sentral kebun, karyawan traksi, karyawan afdeling, karyawan harian tetap, dan pegawai bulanan tetap, sedangkan karyawan staf meliputi general manager, mill manager, kasi administrasi, field manager, dan field assistant. Jumlah karyawan staf dan non staf pada tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun

Sumber: Bagian personalia (HR) PT Perdana Intisawit Perkasa (April, 2012)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

(26)

14

absensi kehadiran dan pembagian ancak panen untuk setiap pemanen. Akan tetapi tidak semua pemanen mendapatkan ancak panen pada hari tersebut, bergantung pada hasil taksasi produksi dan kebutuhan tenaga panen. Untuk pemanen yang tidak mendapatkan ancak panen, maka akan dialihkan untuk kegiatan lainnya seperti penunasan, babat gulma serta sensus pokok. Semua kegiatan dimulai pada pukul 07.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB dan pada pukul 14.00 WIB masuk kerja kembali hingga pukul 17.00 WIB.

Sensus Pokok

Sensus pokok merupakan kegiatan menghitung jumlah pokok yang masih hidup/produktif tiap blok dalam areal afdeling. Sensus pokok di Kebun Sei Air Hitam dilakukan secara teliti dan teratur dengan tujuan memberikan gambaran mengenai keadaan blok yang sebenarnya. Tujuan dilakukannya sensus pokok agar memudahkan dalam mengelola kebun, antara lain: mengetahui jumlah pokok, termasuk keperluan pokok sisipan, pokok sakit/abnormal, pokok mati/kosong, data parit, data sarana fisik (jalan, titi panen), pekerjaan pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.

Kegiatan sensus pokok di Kebun Sei Air Hitam dilakukan dengan mendata kondisi per pokok setiap blok. Setelah kegiatan sensus pokok maka dilakukan kegiatan pemetaan blok dengan memberikan tanda pada peta blok yang sudah disiapkan. Keterangan pemetaan blok adalah sebagai berikut.

- S1 = pokok sisipan tahun 2002

Selama melakukan kegiatan sensus, terdapat kendala-kendala yang menyebabkan kesulitan dalam pengamatan, yaitu pada beberapa blok terdapat parit besar di jalan tengah yang menyulitkan pengamatan sehingga harus melompat atau memutar. Sebelum dilakukan sensus pokok, tenaga pengamat harus diberi penjelasan yang lebih terperinci dan jelas mengenai cara pengamatan. Tenaga pengamat di Kebun Sei Air Hitam adalah pemanen yang tidak melakukan panen pada hari tersebut. Pemanen tidak mempunyai gambaran yang jelas mengenai tata cara pengamatan sehingga seringkali didapat data pengamatan yang tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan.

Penunasan Pokok

(27)

15 adalah pekerjaan yang mengandung dua aspek yang saling bertolak belakang yakni mempertahankan jumlah pelepah yang masih produktif dan di lain pihak harus memotong pelepah untuk mempermudah pekerjaan potong buah, memperkecil losses (berondolan tersangkut di ketiak pelepah) dan memelihara sanitasi tanaman sehingga menciptakan lingkungan yang bersih. Jumlah optimal yang dipertahankan pada tanaman muda adalah 48 - 56 pelepah.

Pemotongan pelepah yang terlalu banyak juga tidak baik karena hal ini akan menyebabkan over pruning yaitu terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Penurunan produksi terjadi karena berkurangnya areal fotosintesis dan menyebabkan peningkatan gugurnya bunga betina, penurunan seks ratio (peningkatan bunga jantan) dan penurunan berat janjang rata-rata (BJR). Under pruning juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap produksi, karena unsur hara digunakan untuk pelepah yang berlebih dan mengganggu proses panen.

Kegiatan penunasan yang dilakukan di Kebun Sei Air Hitam tidak dilakukan bersamaan dengan kegiatan panen. Masing-masing pemanen memiliki hanca penunasan sendiri yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu. Kegiatan penunasan biasanya dikerjakan sore hari ketika selesai kegiatan panen. Pembayaran tunasan dilakukan segera setelah hanca tunasan selesai dengan upah Rp 750 per pokok.

Pengendalian Gulma

Gulma adalah tumbuhan pengganggu tanaman pokok yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan. Keberadaan gulma sangat merugikan bagi tanaman kelapa sawit sehingga perlu dikendalikan. Pengendalian gulma di Kebun Sei Air Hitam dilakukan dengan dua cara, yaitu secara kimia dan manual. Pengendalian gulma secara manual terdiri atas dongkelan, dan pembabatan, sedangkan pengendalian gulma secara kimiawi yaitu dengan menggunakan herbisida.

Pembabatan tumbuhan pengganggu. Pengendalian gulma secara manual merupakan salah satu usaha dalam mengatasi permasalahan gulma di blok. Pekerjaan babat tumbuhan pengganggu dilakukan oleh pekerja borongan yang terdiri atas 5 orang karyawan. Alat yang digunakan adalah golok, sabit, dan garukan.

Setiap pekerja diharuskan menyelesaikan 1 ha dalam waktu 7 jam kerja. Permasalahan yang dihadapi di lapangan adalah kurang disiplinnya pekerja sehingga target yang harus diselesaikan tersebut tidak tercapai. Hal ini disebabkan oleh banyaknya gulma yang tumbuh sehingga menyulitkan pekerja dalam menyelesaikan tugasnya.

Penyemprotan piringan dan pasar pikul. Pasar pikul dan piringan merupakan salah satu sarana terpenting dalam hal kegiatan panen. Pasar pikul merupakan jalan untuk pemanen mengangkut TBS yang telah dipanen ke TPH. Jika pasar pikul banyak ditumbuhi gulma, maka akan mempersulit pemanen membawa angkong ke TPH disebabkan keadaan jalan yang licin, adanya lubang yang tertutup gulma sehingga menyebabkan pemanen tergelincir.

(28)

16

diperlukan, karena jika daerah piringan kotor (ditutupi gulma) maka akan mempersulit pemanen melihat brondolan yang jatuh di piringan.

Beberapa jenis gulma yang tumbuh dominan di pasar pikul dan di piringan adalah Chromolaena odorata, Ageratum conyzoides, Cynodon dactylon, Centotheca lappacea, Asystasia intrusa, Cynodon dactylon, Melastoma avine, Croton hirtus, dan Axonopus compressus. Selain itu ada juga beneficial plant yang sengaja ditanam yang berguna sebagai tanaman inang untuk predator ulat api. Contoh tanaman tersebut yaitu Casia tora, Turnera subulata, dan Neprolepsis biserata. Beberapa gulma dominan yang terdapat di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Gulma dominan di Kebun Sei Air Hitam

(a) Chromolaena odorata, (b) Asystasia intrusa, (c) Croton hirtus, dan (d) Melastoma avine

Penyemprotan gulma di piringan dan pasar pikul menggunakan alat semprot knapsack sprayer “Solo”. Tipe nozzle yang digunakan adalah nozzle biru. Akan tetapi, Kebun Sei Air Hitam saat ini menggunakan alat semprot Controlled Droplet Application (CDA) atau di pasaran lebih dikenal dengan nama Micron Herby Sprayer (MHS). Perbedaan dari dua alat semprot tersebut adalah MHS hanya menggunakan 35 liter air/blok/HK, sedangkan untuk Solo Sprayer menggunakan 120 liter air/blok/HK. Cara kerja dari MHS menggunakan sistem gravitasi sehingga posisi nozzle harus selalu di bawah kep.

Herbisida yang digunakan adalah herbisida sistemik yang bekerja secara perlahan dengan merusak jaringan dalam dari tumbuhan. Penyemprotan gulma di pasar pikul menggunakan herbisida berbahan aktif Gliphosat dengan dosis 0.108 liter/ha dan metafuron dengan dosis 5 gram/ha. Sedangkan penyemprotan gulma di piringan menggunakan herbisida berbahan aktif Gliphosat dengan dosis 0.267 liter/ha dan metafuron dengan dosis 11 gram/ha. Pencampuran metafuron bertujuan untuk merekatkan larutan herbisida ke permukaan daun gulma agar tidak mudah hilang atau menguap. Konsentrasi yang digunakan pada penyemprotan gulma di piringan dan pasar pikul adalah 160 ml/15 liter (1 knapsack). Kegiatan penyemprotan gulma menggunakan alat semprot MHS dan Solo Sprayer dapat dilihat pada Gambar 2.

(b) (a)

(29)

17

Gambar 2. Penyemprotan gulma (a) dengan Micron Herby Sprayer, (b) dengan Solo Sprayer

Kendala-kendala yang dihadapi dalam kegiatan penyemprotan gulma adalah kerusakan alat seperti pompa knapsack yang kurang baik dan tangki knapsack yang bocor, tidak adanya air pada area penyemprotan saat kemarau, kualitas pencampuran herbisida kurang baik karena menggunakan air yang berasal dari parit yang cenderung keruh.

Pemupukan

Pemupukan adalah kegiatan pemberian hara tambahan pada tanaman agar tanaman tumbuh optimal. Pemupukan bertujuan memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dan berkembang normal, dapat berproduksi secara maksimal, serta kesuburan tanah dapat dipertahankan. Pemupukan dilakukan pada tanah kering atau lembab, tidak pada tanah yang tergenang air agar pupuk dapat diserap oleh akar tanaman.

Jenis pupuk. Pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dilakukan berdasarkan hasil analisis daun dan analisis tanah yang dilakukan sekali dalam satu tahun. Analisis tersebut dilakukan oleh bagian Research and Development (R&D) dari perusahaan. Kebun Sei Air Hitam menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pemupukan organik dilakukan dengan menggunakan limbah berupa janjangan kosong dan Palm Oil Mill Effluent (POME)/Land Application (LA), sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk tunggal yaitu ZA, Rock Phosphate, MOP, dan Dolomite.

Sistem pemupukan. Prinsip yang digunakan dalam pemupukan adalah setiap pokok harus mendapatkan dosis pupuk sesuai rekomendasi dari tim Research Centre. Kebun Sei Air Hitam menggunakan sistem aplikasi pemupukan Block Manuring System (BMS), yaitu sistem pemupukan yang menggunakan ancak sendiri sehingga pemupukan lebih terkonsentrasi. Untuk aplikasi pupuk dilakukan per blok sesuai dengan sasaran mutu pemupukan sehingga untuk supervisinya bisa lebih fokus. Setiap penabur pupuk mempunyai ancak sendiri sehingga dalam pengerjaan berurutan dan sistematis dan setiap pokok mendapatkan pupuk sesuai dengan dosis yang ditetapkan. Tim pemupukan terdiri atas mandor pupuk, penabur pupuk, pelangsir pupuk, dan pengecer pupuk. Dosis rekomendasi pupuk dapat dilihat pada Lampiran 9.

Penguntilan pupuk di gudang. Penguntilan pupuk merupakan kegiatan membagi-bagi pupuk dengan bobot tertentu yang dimasukkan ke dalam karung.

(30)

18

Penguntilan dilakukan oleh tenaga penguntil sesuai dengan yang tercantum di bon permintaan. Tenaga penguntil mendapatkan upah sebesar Rp 20.00/kg.

Pengambilan pupuk. Pengambilan pupuk dari gudang dilakukan oleh mandor pupuk dengan membawa bon permintaan pupuk yang telah ditanda-tangani oleh fied assistant, field manager, KTU, dan general manager. Jumlah pupuk yang diangkut sesuai dengan jumlah pupuk yang tertulis pada bon pupuk yang dibuat. Pupuk yang telah diuntil diangkut ke dalam dump truck oleh karyawan pengecer.

Pengeceran pupuk ke lahan. Pengeceran pupuk harus berdasarkan titik penempatan pupuk yang telah ditentukan. Titik penempatan pupuk merupakan titik pengeceran untilan pupuk yang berada tiap selang beberapa pasar pikul. Ketentuan titik penempatan pupuk berdasarkan atas dosis/pokok dan jumlah pokok dalam areal/blok. Pada umumnya tiap titik pengeceran mewakili enam jalur tanaman atau tiga jalan pikul. Tiap titik penempatan pupuk berjumlah 33 karung untilan. Pengeceran pupuk dimulai dengan membawa untilan pupuk ke dalam pasar pikul. Dalam satu baris tanaman dibutuhkan 11 karung untilan. Tiap satu untilan untuk 6 pokok. Pelangsir akan menjatuhkan untilan pupuk tersebut tiap selang 6 pokok tanaman (jika dosis 2 kg/pokok dan bobot untilan 12 kg) hingga sampai ke collection road. Aplikasi titik penempatan pupuk di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Aplikasi titik penempatan pupuk

Penaburan pupuk. Pupuk yang telah dilangsir di setiap pasar pikul kemudian segera ditaburkan ke setiap pokok sesuai dengan dosis pada hari itu. Sistem penaburan pupuk sebagai berikut : penabur mengelilingi setiap pokok dan dalam proses penaburannya pupuk tidak boleh menggumpal agar pupuk yang diserap oleh akar merata.

Tenaga kerja yang digunakan sebagai pengecer, pelangsir, dan penabur pupuk adalah karyawan borongan dengan standar kerja 8 ha/HK dengan upah sesuai dengan dosis per pemupukan. Daftar dosis pemupukan per pokok beserta upah yang dibayar sebagai berikut :

(31)

19 Mandor pupuk bertugas mengawasi dan mengamati proses pemupukan dari awal hingga selesai. Setelah selesai melakukan pemupukan setiap penabur harus meletakkan karung bekas pupuk di pinggir jalan dan oleh pelangsir karung tersebut dikumpulkan serta dibawa kembali ke gudang. Kegiatan pemupukan di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pemupukan secara manual Rock Phosphate

Infus akar (FeSO4). Infus akar adalah memasukkan cairan tertentu dengan menggunakan cara injeksi pada akar aktif. Cairan yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam adalah Ferum (Fe). Kegiatan infus akar bertujuan untuk mengurangi dan menghilangkan defisiensi unsur hara Ferum (Fe). Prosedur kegiatan penginfusan akar yaitu pekerja memeriksa tanaman kelapa sawit dengan cara melihat warna daun muda yang menguning. Setelah itu pekerja mencari akar aktif dan menambahkan cairan infus dengan dosis sesuai dengan tingkat defisiensi per pokok. Untuk tingkat defisiensi dibagi menjadi tiga kategori yaitu ringan, sedang, dan berat. Kategori ringan dosis yang diberikan yaitu 6 ml/pokok, sedang 12 ml/pokok dan berat 18 ml/pokok. Cairan infus terdiri atas 1 kg larutan FeSO4 ditambahkan 3 liter air dan 0.66 gram asam sitrat. Kegiatan infus akar di Kebun Sei Air Hitam dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Infus akar di Kebun Sei Air Hitam

(32)

20

Kendala dalam kegiatan infus akar adalah sulitnya pekerja memilih akar yang aktif, sehingga penginfusan dilakukan pada sembarang akar. Selain itu juga dalam penginfusan seharusnya akar tidak boleh menggantung, tetapi pelaksanaan di lapangan sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan dari mandor perawatan.

Pemanenan

Pemanenan merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang kemudian mengutip tandan dan brondolan yang tercecer di dalam dan di luar piringan, selanjutnya menyusun tandan buah di tempat pengumpulan hasil. Keberhasilan panen bergantung pada pemanen dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan untuk panen, kelancaran transportasi, organisasi panen yang baik, keadaan areal, dan insentif yang disediakan.

Persiapan panen. Persiapan panen yang dilakukan di Kebun Sei Air Hitam dimulai dari perawatan pasar pikul dengan cara penyemprotan ulang jika sudah tertutupi oleh gulma, pengadaan titi panen serta pembersihan TPH untuk memperlancar proses pengangkutan buah.

Kriteria panen. Kriteria matang panen yang ditetapkan di Kebun Sei Air Hitam dilihat dari jumlah brondolan yang jatuh di piringan dengan ketentuan 2 brondolan/kg dari berat janjang rata-rata (BJR). Sebelum melakukan pemotongan buah, dilihat juga kondisi buahnya apabila sudah ada beberapa brondolan tersangkut di ketiak pelepah maka buah sudah layak dipanen. Brondolan yang lepas akan bertambah saat buah yang dipanen jatuh ke tanah.

Sistem panen. Dalam melaksanakan pemanenan Kebun Sei Air Hitam menggunakan Block Harvesting System (BHS) dengan sistem pengawasan panen Structure Block Supervision (SBS). Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengawasan. Hanca panen yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam ada dua yaitu hanca giring tetap dan hanca tetap. Hanca giring tetap adalah dalam satu kemandoran hanca karyawan dapat digiring/dipindah oleh mandor dalam satu wilayah kemandoran, sedangkan hanca tetap adalah hanca yang diberikan kepada pemanen untuk diselesaikan pada hari tersebut tanpa ada perpindahan dan akan dikerjakan terus menerus oleh pemanen yang sama pada setiap rotasi.

Rotasi panen. Rotasi panen adalah selang waktu antara panen yang sekarang dengan panen berikutnya dalam kadvel yang sama. Rotasi panen yang diterapkan di Afdeling II adalah 6/7 artinya kegiatan panen pada blok tertentu akan kembali lagi pada blok tersebut setelah hitungan enam hari kerja. Pada musim buah rendah, rotasi panen dapat berubah menjadi 8/7 dengan penambahan hanca (pelebaran hanca) yang bertujuan agar basis pada hari tersebut dapat dicapai dan upah yang didapat pemanen tidak terlalu rendah. Selain itu tujuan dari penambahan hanca (pelebaran hanca) adalah agar target per harinya yang telah disusun oleh asisten kebun bisa tercapai. Perubahan rotasi panen ini disebabkan oleh banyaknya hari hujan dan buah mengalami masa trek (menurunnya produksi TBS).

(33)

21 penghitungan angka kerapatan panen dilakukan sehari sebelum dilaksanakannya pemanenan pada areal yang akan dipanen. Penghitungan angka kerapatan panen dilakukan oleh mandor dengan mengamati pokok sampel yang dipilih secara acak atau minimal 10% dari luas areal yang akan di panen esok harinya.

Sistem upah. Basis panen merupakan batas minimal tandan yang harus dipanen oleh seorang pemanen untuk 1 HK. Basis yang harus dipenuhi oleh seorang pemanen adalah 1 000 kg. sedangkan output merupakan rata-rata tonase yang didapatkan oleh pemanen dalam satu hari untuk mencapai budget produksi. Daftar premi panen untuk mandor dan krani produksi dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Daftar premi pemanen, mandor dan krani produksi di Kebun Sei Air Hitam

Jenis Pekerjaan Satuan Basis (kg) x

Sumber : Kantor Kebun, PT Perdana Intisawit Perkasa (Mei, 2012)

Contoh perhitungan premi panen untuk tahun tanam 1994 : - Pemanen

Tonase yang didapat : 3 340 kg Basis 1 000 kg

Brondolan : 300 kg

Jumah premi = tonase - basis - brondolan = 3 340 kg – 1 000 kg – 300 kg = 2 040 kg

(34)

22

Jadi total premi yang didapatkan pemanen dengan tonase 3 340 kg adalah Rp 99 900

- Mandor panen

Premi mandor = (tonase –(Σ HK x basis)) x Rp 2.75 – denda

Jika dalam satu kemandoran terdapat 10 pemanen dengan output rata-rata mencapai 2 875 kg dengan total denda yang didapatkan Rp 10 000, maka premi mandor :

(28 750 kg – 10 000) x Rp 2.75 – 10 000 = Rp 41 562.5 - Krani panen

x Rp. 1.2

Jika total tonase yang didapatkan 90 000 kg dengan jumlah krani panen 2 orang, maka

/ krani panen

Organisasi dan administrasi panen. Kegiatan panen harus terorganisasi dengan baik agar dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target produksi yang direncanakan. Di Afdeling II terdapat dua kemandoran dengan masing-masing anggota pemanen berjumlah 20 orang. Mandor panen dibantu oleh dua krani panen yang bertugas mengecek mutu buah panen dan jika krani panen menemukan adanya buah mentah maka krani panen harus melaporkan ke mandor panen untuk segera menegur pamanen tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor pada saat pelaksanaan panen sangat diperlukan agar pemanen bekerja dengan baik, tidak ada buah tinggal di pokok serta tidak menurunkan buah mentah. Bagan administrasi panen dapat dilihat pada Gambar 6.

Admnistrasi panen: Oleh mandor dimasukkan ke dalam berdasarkan kehadiran dari buku mandor

LPH3 mandor diperiksa silang dengan LPHB krani cek

Hasil di kroscek jika tidak sama Pemanen memberikan catatan

hasil potongan buah

Blanko upah

(35)

23 Pengangkutan TBS ke pabrik. TBS yang telah dipanen harus segera diangkut ke pabrik dan diolah agar kualitas minyak yang didapatkan baik. Jika buah tidak segera diolah maka akan menghasilkan minyak dengan kadar asam lemak bebas yang tinggi sehingga mempengaruhi kualitas minyak. Untuk menghindari terbentuknya asam lemak bebas, pengolahan buah kelapa sawit harus sudah dilaksanakan paling lambat 8 jam setelah dipanen agar kadar asam lemak bebas yang terbentuk tidak tinggi.

Proses pengangkutan dimulai dari pengecekan TBS yang dilakukan oleh krani panen, kemudian oleh pemuat TBS dimuat ke dalam truk yang berkapasitas 5-6 ton. Waktu yang dibutuhkan untuk satu trip pengiriman TBS ke PKS adalah 7-10 menit. Kendala yang dihadapi di lapangan adalah jalan transportasi buah tidak rata sehingga menyebabkan banyak buah jatuh di jalan, jalan yang licin sehingga membuat ban mobil terjebak di dalam tanah dan mengganggu proses pengangkutan. Jalan licin dan bergelombang dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Kondisi jalan di Kebun Sei Air Hitam : (a) jalan licin, dan (b) jalan bergelombang

Aspek Manajerial

Selama kegiatan magang, penulis ikut bekerja sebagai KHL, pendamping mandor dan pendamping field assistant dalam melaksanakan aspek manajerial di Afdeling II. Aspek manajerial yang dilakukan selama magang meliputi memberi arahan pada apel pagi, diskusi dengan mandor dan field assistant, membuat administrasi, memberikan motivasi kepada pemanen, pengawasan, menyampaikan permasalahan pemanen ke field assistant, serta penghitungan biaya operasional kegiatan.

Pendamping Mandor

Mandor adalah karyawan yang bertugas mengawasi karyawan harian lepas (KHL) dan surat perintah kerja lokal (SPKL) yang melaksanakan kegiatan di lapangan. Pekerjaan yang diawasi selama menjadi pendamping mandor meliputi sensus pokok, penunasan, penyemprotan gulma, pemupukan, infus akar, sensus titi panen dan panen.

Mandor panen. Tugas mandor panen secara umum adalah memastikan semua aktivitas kegiatan panen berjalan baik. Kegiatan yang penulis lakukan setiap hari selama menjadi pendamping mandor panen meliputi : kontrol lapangan, sensus pokok, mengawasi pemanen, dan sensus titi panen.

(36)

24

Mandor perawatan. Kegiatan yang penulis lakukan ketika menjadi pendamping mandor perawatan yaitu : apel pagi untuk mendapatkan instruksi dari atasan mengenai kualitas pekerjaan serta perintah yang diberikan, membantu mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk keperluan kerja satu hari, menegur pekerja apabila bekerja tidak sesuai dengan peraturan perusahaan, mengawasi pekerja, dan mengarahkan pekerja dalam kegiatan perawatan.

Kerani Produksi

Kerani panen adalah karyawan yang membantu mandor panen dalam hal pengecekan hasil potong buah pada hari tersebut. Kerani panen juga mencatat hasil panen tiap pemanen di TPH dan membuat laporan angkutan TBS dan mengarahkan proses pengangkutan TBS ke PKS. Kegiatan yang penulis lakukan yaitu : melaporkan ke mandor panen jika terdapat buah mentah atau kurang matang, menghitung jumlah produksi pemanenan dan mencatat total TBS yang telah dipanen, mengumpulkan bon pengangkutan pada hari tersebut dan disimpan untuk arsip kantor kebun.

Pendamping Field Assistant

Field assistant merupakan pimpinan tertinggi di afdeling. Seluruh kegiatan di afdeling yang meliputi perencanaan, pengelolaan serta hasil merupakan tanggung jawab field assistant. Field assistant juga bertanggung jawab terhadap kondisi di afdeling selama 24 jam baik kegiatan kebun maupun kemasyarakatan. Field assistant bertugas membuat program kerja tahunan serta bulanan, jenis pekerjaan, blok tempat dilaksanakan pekerjaan dan melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan di afdeling. Kegiatan penulis selama menjadi pendamping field assistant yaitu : memimpin apel pagi, mengecek hasil kerja di lapangan, mengawasi setiap kegiatan di afdeling khususnya kegiatan pemanenan, mengecek pengangkutan buah, monitoring TBS.

PEMBAHASAN

Pemanenan Kerapatan Panen

Angka kerapatan panen merupakan persentase sebaran pokok yang dapat dipanen pada suatu kadvel yang bertujuan untuk memperkirakan buah yang dihasilkan sehingga dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga pemanen dan kebutuhan truk pada hari itu. Rumus perhitungan angka kerapatan panen sebagai berikut.

Angka Kerapatan Panen (AKP) =

(37)

25 Angka kerapatan panen diamati di Blok B32, B33, B34. Hasil pengamatan angka kerapatan panen disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Angka kerapatan panen di Kebun Sei Air Hitam pada bulan April 2012

Blok

Sumber : Hasil pengamatan di lapangan (April, 2012)

Contoh perhitungan angka kerapatan panen sebagai berikut:

Angka Kerapatan Panen (AKP) =

=

= 10%

Dari hasil pengamatan di lapangan didapatkan bahwa rata-rata angka kerapatan panen sebesar 10%. Menurut Tobing dalam Akbar (2008) nilai AKP 25-100% menunjukkan produksi tinggi, sedangkan nilai AKP 15-20% menunjukan produksi sedang. Nilai AKP hasil pengamatan 10% menunjukkan bahwa keadaan produksi buah kelapa sawit di Kebun Sei Air Hitam di Afdeling II rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa keadaan produksi buah sedang dalam masa trek (menurunnya produksi TBS). Ketika produksi buah rendah, hal ini berpengaruh pada penghasilan yang diterima oleh pemanen. Untuk mengatasi permasalahan ini, Kebun Sei Air Hitam menggunakan sistem penambahan hanca untuk setiap pemanen sehingga bisa meminimalisir penghasilan yang didapat oleh pemanen.

Kualitas Panen

(38)

26

Tabel 5. Rata-rata kualitas panen TBS di Kebun Sei Air Hitam pada bulan April 2012

TPH

Sumber : Hasil pengamatan di lapangan (April, 2012)

Hasil pengamatan kualitas panen menunjukkan bahwa persentase rata-rata mutu buah di Afdeling II adalah 92.4% buah matang, 0.4% buah mentah, 1.97% buah kurang matang, 0.8% buah busuk, 4.27% buah terlalu matang dan 1.9% buah bergagang panjang. Hasil dari pengamatan penulis menunjukkan bahwa kualitas panen TBS di afdeling II belum memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan untuk buah mentah dan buah bergagang panjang.

(39)

27 hal ini dikarenakan lahan dengan topografi datar proses pengangkutan buah ke TPH lebih cepat sehingga mempercepat proses pengangkutan buah ke PKS. Mutu buah untuk gagang panjang dapat mempengaruhi CPO yang dihasilkan. Menurut Rankine dan Fairhurst dalam Sarimanah (2008), gagang panjang dapat menyerap 0.25% kg CPO, yang akan menurunkan ekstraksi minyak di PKS.

Efisiensi Panen

Efisiensi panen merupakan persentase tingkat keefektifan dari kegiatan panen pada hari tersebut serta losses dalam areal panen tersebut. Pengamatan efisiensi panen dilakukan setiap hari kerja, biasanya dilakukan pada siang hari. Losses merupakan kehilangan yang terjadi pada saat kegiatan panen berlangsung. Faktor yang menyebabkan terjadinya losses adalah buah tinggal di pokok, brondolan tidak dikutip baik di TPH maupun di piringan. Efisiensi panen dapat dihitung sebagai berikut.

Efisiensi Panen = 100% - losses panen

Losses panen =

Penulis melakukan pengamatan efisiensi panen serta menghitung losses pada Blok B30, B31, dan B32. Hasil pengamatan disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Kualitas panen di Kebun Sei Air Hitam pada bulan April 2012

Blok

Sumber : Pengamatan lapangan (April, 2012)

Contoh perhitungan efisiensi panen sebagai berikut : Luas areal yang di panen : 87.82 ha

Buah tinggal : 5 tandan

Jumlah brondolan tidak terkutip : 224 brondolan TBS dipanen : 86 tandan

BJR : 24 kg

Efisiensi Panen = 100% - losses panen

Losses panen =

=

(40)

28

=

= 5.6%

Efisiensi panen = 100% - losses panen = 100% - 5.6%

= 94.4%

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa hasil persentase efisiensi panen dan losses belum memenuhi standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Pihak kebun menetapkan standar untuk efisiensi panen >95% dan losses <3% Hal ini disebabkan masih kurangnya pengawasan pada saat kegiatan panen berlangsung dan juga rendahnya sanksi yang diterapkan oleh perusahaan sehingga menyebabkan masih banyak brondolan yang tidak terkutip oleh pemanen.

Pengangkutan Hasil TBS

Transportasi menjadi hal yang penting dalam proses pengangkutan TBS ke pabrik. Keterlambatan dalam pengangkutan TBS akan mempengaruhi proses pengolahan dan mutu produk akhir. Buah kelapa sawit yang dipotong hari ini harus diolah langsung agar asam lemak bebas (ALB) tidak tinggi. Kebutuhan transportasi dalam mengangkut TBS perlu diperhatikan agar mempercepat pengangkutan TBS ke pabrik. Pengangkutan buah hasil panen dari pokok ke TPH di Afdeling II menggunakan angkong karena topografi Kebun Sei Air Hitam yang datar. Kondisi cuaca seperti hujan sangat mempengaruhi proses pengangkutan buah ke TPH karena menyebabkan hanca menjadi licin sehingga para pemanen harus lebih berhati-hati.

Pengangkutan TBS dari afdeling ke pabrik dengan jarak ± 6.6 km menggunakan dump truck dengan kapasitas 6 ton. Waktu yang dibutuhkan untuk satu trip pengiriman TBS ke pabrik adalah 7-10 menit. Pengangkutan dimulai dari pengecekan TBS yang dilakukan oleh krani panen, kemudian oleh pemuat dimuat ke dalam bak dumptruck. Ketika pengecekan buah oleh krani panen didapatkan buah mentah, maka buah tersebut tidak dimuat ke bak dump truck. Buah mentah tersebut tetap dibiarkan di TPH, kemudian asisten memerintahkan pemanen untuk mengangkut buah tersebut dan dikumpulkan di depan kantor afdeling untuk dimuat keesokan harinya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang yang dilakukan di PT Perdana Intisawit Perkasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam pengelolaan kebun kelapa sawit mulai dari teknik budidaya, pemeliharaan panen sampai dengan pengangkutan TBS ke pabrik kelapa sawit.

(41)

29 matang 92.4% dengan standar kebun >85%. Kriteria kualitas panen buah mentah masih di bawah standar yaitu 0.4% dengan standar kebun 0%. Rasio kehilangan hasil sebesar 5.6% sedangkan dengan standar kebun yaitu < 3%. Rotasi panen yang diterapkan di Afdeling II adalah 6/7, tetapi pada musim buah rendah, rotasi panen dapat berubah menjadi 8/7. Tingginya hari hujan merupakan kendala yang harus dihadapi. Hal ini mempengaruhi rotasi panen, proses pengangkutan buah dan pemanenan.

Saran

Penulis menyarankan untuk tetap meningkatkan pengawasan baik oleh mandor maupun asisten pada setiap kegiatan yang berjalan di kebun terutama panen. Adanya spesialisasi panen seperti pengutip brondolan yang khusus agar menunjang kelancaran panen, kualitas panen baik serta meminimalisasi losses panen. Perusahaan harus memberikan sanksi yang tegas kepada karyawan yang tidak mematuhi standar operasional kerja yang berlaku di kebun.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar A. 2008. Manajemen Panen di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Pantai Bunai Estate, PT Sajang Heulang, Minamas Plantation, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan 2008-2010: Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian. Jakarta. Fauzi Y., Widyastuti, Y.E. Iman S., dan Hartono R. 2006. Kelapa sawit:

Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Lubis, A.U. 1992. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di lndonesia Pusat Penelitian Perkebunan Marihat - Bandar Kuala. Pematang Siantar- Sumatera Utara (ID). 435 hal.

Mangoensoekarjo S. 2005. Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit. Yogyakarta (ID): Universitas Gajah Mada.

Marni 2009. Penerapan Teknik Konservasi Tanah dan Air dalam Meningkatkan Produksi Kelapa Sawit. [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Naibaho P.M., Arifin H.S., dan Djiman. 1992. Peranan premi dan kriteria matang panen terhadap peningkatan efisiensi pemanenan tandan buah segar. Bul. Perkebunan. 23(3):177-188.

Pahan I. 2008. Kelapa Sawit, Manajemen Agibisnis dari Hulu hingga Hilir. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. 412 hal.

(42)

30

Sarimanah 2008. Manajemen Panen di Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Mustika Estate, PT Sajang Heulang, Minamas, Kalimantan Selatan [Skripsi]. Bogor (ID): Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Sastrosayono S. 2008. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta (ID): Agromedia.

Satyawibawa I., dan Widyastuti Y. E. 1999. Kelapa Sawit: Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil, dan Aspek Pemasaran. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Sule E. T., dan Saefullah K. 2008. Pengantar Manajemen. Edisi pertama. Jakarta (ID): `Kencana Prenada Media Group.

Terry G. R.. 2006. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta (ID): Bumi Aksara. Untung, R. 2009. Evaluasi Pengaruh Teknik Konservasi Tanah dan Air dalam

(43)

31

Lampiran 1. Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas di Kebun Sei Air Hitam, PT

Perdana Intisawit Perkasa, Rokan Hulu, Riau.

Tanggal Uraian Kegiatan Prestasi Kerja (satuan/HK) Lokasi Keterangan

Penulis Karyawan Standar

14-02-2012 Mengawasi Pemanenan Observasi 3 185 kg 1 000

kg

Blok B21-B25

15-02-2012 Mengawasi Pemanenan Observasi 2 744 kg 1 000

kg

Blok B28-B30

16-02-2012 Chemist Observasi 3 ha 3 ha Blok B25

17-02-2012 Pemupukan Observasi Blok

A22 dan B22

18-02-2012 Administrasi - - - Kantor

Afdeling

19-02-2012 Libur - - -

20-02-2012 Infus Akar Observasi 135

pokok

22-02-2012 Infus Akar Observasi 120

pokok

130 pokok

Blok B23

23-02-2012 Mengawasi Pemanenan Observasi 1 080 kg 1 000

kg

28-02-2012 Mengawasi Pemanenan Observasi 3 737 kg 1 000

(44)
(45)

33

(46)

34

Gambar

Gambar 5. Infus akar di Kebun Sei Air Hitam
Tabel 3. Daftar premi pemanen, mandor dan krani produksi di Kebun Sei Air Hitam
Gambar 6. Bagan administrasi panen di Kebun Sei Air Hitam
Tabel 5. Rata-rata kualitas panen TBS di Kebun Sei Air Hitam pada bulan April 2012

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dialami oleh Bapak I Wayan Sumadia, yaitu bahwa beliau dan

Kesimpulan: Ada pengaruh yang signifikan pada substitusi tepung labu kuning terhadap kadar beta karoten dan terdapat pengaruh substitusi tepung labu kuning

Penelitian dilaksanakan pada April hingga Oktober 2012 dengan mengambil tanaman terinfeksi bulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Jawa

Sunarto dan Hartono (Rosita, 2013) mengungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial anak adalah lingkungan anak. Interaksi sosial terbentuk

Pelaksanaan penelitian ini didasari oleh pembelajaran yang masih berpola teacher center sehingga berpengaruh pada rendahnya aktivitas dan perolehan nilai siswa kelas IV di SDN

meningkatkan keinginan belajar siswa yang awalnya guru hanya menerapkan metode ceramah tanpa adanya media, motivasi siswa terhadap belajar rendah dan apabila dibantu

[r]

Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘ etika ’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma- norma yang menjadi pegangan bagi