• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1 Fasilitas kebun Bangun Bandar (a. masjid; b. gereja; c. perumahan karyawan; d. poliklinik; e. lapangan tenis; f. lapangan voli).

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Kegiatan magang yang dilakukan oleh penulis mulai tanggal 09 Februari sampai dengan 08 Juni 2015 adalah aspek teknis dan manajerial. Aspek teknis yang dilakukan penulis berupa pembibitan, pemeliharaan tanaman (pengendalian gulma (manual dan kimia), pemupukan (manual dan mekanis), sensus buah, sensus ulat, injeksi batang, dan penunasan), dan pemanenan TBS. Sementara aspek manajerial yang dilakukan penulis adalah kegiatan sebagai supervisor untuk mempelajari administrasi dan manajerial kebun. Selama kegiatan magang penulis dibimbing oleh pengurus, askep, asisten divisi, mandor-mandor, mantri- mantri dan kerani-kerani.

Kegiatan yang dilaksanakan penulis berada di Divisi I Perkebunan Bangun Bandar. Kegiatan magang dilaksanakan setiap hari, kecuali Minggu mulai hari senin-sabtu mulai pukul 06.30-14.00 WIB dan diwajibkan mengikuti apel pagi bersama asisten dan mandor. Kegiatan apel pagi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Apel pagi bersama asisten dan mandor di Divisi I Bangun Bandar.

Aspek Teknis Pembibitan

Kegiatan pemeliharaan pembibitan yang dilakukan pada Divisi I blok 57 di Kebun Bangun Bandar meliputi pemupukan dan penyemprotan fungisida.

Pemupukan urea. Pemupukan pada pembibitan di Kebun Bangun Bandar di pimpin oleh mandor perawatan yang membawahi 6 orang yaitu 3 orang laki-laki dan 3 orang wanita. Pemupukan pada pembibitan dilakukan pada tanaman pembibitan utama yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Pupuk yang diaplikasikan adalah pupuk urea dengan dosis 10 gram pokok⁻¹. Sebelum pengaplikasian pupuk pada pembibitan dilakukan penguntilan. Penguntilan adalah membagi pupuk berdasarkan dosis pemupukan dengan tujuan untuk mempermudah dalam menentukan ketepatan dosis pupuk setiap tanamannya, pengangkutan pupuk, pelengseran pupuk dan penebaran pupuk. Satu karung pupuk urea dengan bobot 50 kg diuntil menjadi 5 kg ember⁻¹, sehingga menghasilkan 10 ember. Pengaplikasian pupuk urea dilakukan 2 kali setiap bulan. Penyemprotan Fungisida. Pengendalian cendawan dilakukan dengan menggunakan fungisida Manzate® 82 WP berbahan aktif Mankozeb 83%. Penyemprotan menggunakan knapsack dengan kapasitas 15 liter. Satu knapsack

membutuhkan 30 gram 250 tanaman⁻¹. Penyemprotan dilakukan pagi hari dari pukul 07.00-12.00 WIB untuk mengurangi penguapan. Output yang dihasilkan 1HK adalah 8 knapsack, sedangkan penulis mampu melakukan penyemprotan sebesar 1 knapsack HK⁻¹.

Cendawan yang menyerang tanaman main-nursery adalah Culvularia sp. Ciri-ciri tanaman yang terkena Culvularia sp. yaitu terdapat bintik-bintik kecoklatan pada daun yang lama-kelamaan akan menyebabkan kelayuan dan kematian pada tanaman.

Penanaman Mucuna bracteata. Mucuna bracteata adalah jenis kacang-kacangan yang digunakan di perkebunan Bangun Bandar. Fungsi dari Mucuna

bracteata sangat penting bagi perkebunan karena dapat membantu menjaga

kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma. Penanaman Mucuna

bracteata biasanya dengan menggunakan stek, namun pihak kebun melakukan

percobaan penanaman dengan menggunakan benih. Sebelum penanaman dimulai, kegiatan pertama adalah pelukaan pada ujung benih. Setelah ujung kulit benih dipotong maka dilanjutkan perendaman ke dalam air . Perendaman dilakukan sekitar 15-20 menit. Fungsi dari pelukaan tersebut adalah agar benih dapat imbibisi. Imbibisi adalah penyerapan air oleh benih. Setelah benih menyerap air maka akan terjadi pembengkakan pada benih sehingga dapat memacu pertumbuhan akar.

Penanaman Mucuna bracteata di lakukan dalam polybag. Satu polybag ditanam 1 benih per lubang. Penanaman dilakukan pada pagi hari dari pukul 08.00 – 11.00 WIB. Setelah semua benih ditanam, dilakukan penyiraman dan pemberian naungan dari daun kelapa sawit dengan tujuan untuk mengurangi penguapan dan menjaga kelembaban tanah. Perbanyakan Mucuna bracteata dapat dilihat pada Gambar 3.

12

Pengendalian gulma

Pengendalian gulma secara kimiawi. Pengendalian gulma pada lahan baru atau masih dalam keadaan N0 (tidak ada tanaman) dilakukan dengan menggunakan herbisida berbahan aktif isopropitamina glifosate (merek dagang Round up) dengan dosis sebesar 0.8 L ha⁻¹. Aplikasi herbisida dilakukan dengan cara disemprotkan langsung pada gulmanya secara merata. Nozzle yang digunakan adalah connus dengan flowrate 600 ml menit⁻¹. Semua gulma yang terdapat pada gawangan lahan baru di semprot kecuali kacang-kacangan (Mucuna

bracteata ). Satu gawangan disemprot oleh 3 penyemprot dengan lama waktu

penyemprotan 22 menit untuk 1 gawangan bolak balik. Standar prestasi kerja untuk penyemprotan gawangan N0 adalah 0.5 ha HK⁻¹.

Semprot piringan rintis dilakukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). Pada tanaman belum menghasilkan penyemprotan menggunakan knapsack sprayer kapasitas 15L. Herbisida yang digunakan adalah starane dengan dosis 2.1 L ha⁻¹. Starane berfungsi untuk mengendalikan gulma daun lebar pada piringan dan jalan rintis. Konsentrasi yang digunakan untuk jenis herbisida starane cukup rendah, sehingga apabila penyemprotan terkena pada pokok tanaman tidak menimbulkan efek dan pengaruh yang merugikan pada pokok tanaman. Hasil penyemprotan bisa dilihat 7 hari setelah aplikasi.

Pada tanaman menghasilkan, semprot piringan rintis dan TPH dilakukan dengan menggunakan micron herby. Jenis herbisida yang digunakan adalah Round up, Dacomin, Gramoxon dan Ally. Penggunaan herbisida tergantung dari jenis gulma yang akan dikendalikan. Dosis yang digunakan untuk Round up murni adalah 1.8 L ha⁻¹, Dacomin 0.6 L ha⁻¹, Gramoxon 0.3 L ha⁻¹ dan Ally 1.8 L ha⁻¹. Namun sebelum aplikasi herbisida dicampur terlebih dahulu dengan air, perbandingannya 1:1. Round up berfungsi untuk mengendalikan rumput seperti

Axonopus compresuss dan Otocloa nodosa, sedangkan Dacomin dan Ally untuk

mengendalikan daun lebar. Namun terdapat perbedaan pada kedua jenis herbisida tersebut, yaitu sasaran jenis gulma yang dikendalikan, Dacomin untuk mengendalikan Colocasia sp (talas-talasan), sedangkan Ally untuk mengendalikan

Borreria alata. Herbisida Gramoxon berfungsi untuk mengendalikan gulma

berkayu seperti Clidemia hirta, Mimosa sp dan Melastoma affine.

Pengendalian gulma secara kimia dilakukan oleh tim unit semprot yang terdiri dari 21 orang tenaga penyemprot dan satu orang yang berfungsi untuk

a b

Gambar 3 Perbanyakan Mucuna bracteata (a. Benih Mucuna bracteata ; b. Penanaman Mucuna bracteata).

13

membawa air di bawah mandoran perawatan. Pemakaian jumlah tenaga penyemprot tergantung luasan dan kerapatan gulma. Prestasi kerja tenaga penyemprot rata-rata 5 ha HK⁻¹. Satu hektar membutuhkan 6 knapsack HK⁻¹ dengan waktu ± 45 menit knapsack⁻¹. Sistem penyemprotan aplikasi herbisida pada piringan rintis adalah searah jarum jam seperti membentuk angka delapan.

Permasahan yang ditemukan pada kegiatan pengendalian gulma secara kimia antara lain: tidak konsistennya penyemprot dalam menggunakan alat pelindung diri (APD) dan pemakaian nozzle yang kurang tepat. Hal ini disebabkan cadangan alat semprot yang belum memadai.

Pengendalian gulma secara manual. Bongkar tanaman penggangu (BTP) di Kebun Bangun Bandar merupakan kegiatan pengendalian gulma secara manual. Kegiatan BTP meliputi babat gawangan, garuk piringan dan dongkel anak kayu. Alat yang digunakan untuk bongkar tanaman penggangu adalah parang dan cangkul. Gulma yang dikendalikan secara manual meliputi Clidemia hirta,

Colocasia sp, dan Curculigo vilosa.

Karyawan yang bekerja khusus untuk BTP yaitu ibu-ibu yang sedang hamil, ibu-ibu yang baru melahirkan dan karyawan yang baru sembuh dari sakit. Prestasi kerja yang dihasilkan 1.5 ha HK⁻¹. Rotasi untuk pengendalian gulma secara manual yaitu 3 bulan sekali dalam setahun. Pengendalian gulma secara manual dan kimiawi dapat dilihat pada Gambar 4.

Sensus Ulat

Sistem sensus tetap meliputi deteksi dan penghitungan hama pada titik sensus. Upaya mendeteksi hama perlu dilaksanakan untuk memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian. Keuntungan lain dari sensus hama yaitu agar tidak terjadi ledakan serangan yang tak terkendali atau terduga. Secara ekonomis, biaya sensus dipastikan jauh lebih rendah daripada pengendalian hama yang sudah menyebar luas. Salah satu contoh sensus hama yang dilakukan di kebun bangun Bandar, PT Socfin Indonesia adalah sensus ulat. Tujuan sensus ulat yaitu untuk mengetahui tingkat serangan ulat, jenis ulat dan pengendaliannya.

Sensus ulat dilakukan oleh karyawan tetap berjumlah 2 orang. Hanca sensus disebut baris silang. Baris silang adalah hanca tim sensus untuk selang 10 baris, pada baris 10, 20, 30 dan seterusnya tergantung luasan blok. Tim sensus melaksanakan sensus ulat terlebih dahulu dengan melihat hanca yaitu pada baris ke berapa tim sensus harus masuk hanca. Pembagian hanca dilakukan oleh mandor sensus. Setelah itu, tim sensus melakukan sensus dengan memotong 1/3

a b

Gambar 4 Pengendalian gulma (a. BTP (Bongkar tanaman pengganggu) ; b. Semprot micron herby).

14

pelepah yang terkena ulat pada pokok titik sensus. Pokok titik sensus ditandai dengan gambar segi tiga berwarna merah pada pokok yang diikuti nomor titik sensus. Satu pokok titik sensus dapat mewakili 100 pokok. Setelah pelepah terpotong, dilakukan perhitungan terhadap jumlah ulat dan jenis ulat. Dalam mencari ulat perlu ketelitian dan kesabaran karena ukuran ulat yang kecil. Setelah blok selesai disensus, dilakukan rekapitulasi terhadap jumlah pokok titik sensus yang terkena serangan ringan, sedang dan berat. Hasil dari rekapitulasi akan diserahkan ke mandor untuk melihat tingkat serangan dan pengendaliannya.

Terdapat kriteria-kriteria serangan ulat untuk melihat tingkat serangan dan pengendaliannya. Pengendalian ulat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu secara bilogi dan secara kimia. Pengendalian secara kimia hanya dilaksanakan apabila pengendalian secara biologi sudah tidak mampu lagi mengatasi peningkatan populasi ulat dimana populasi ulat sudah mencapai tingkat serangan sedang dan berat. Kriteria serangan ulat disajikan pada Lampiran 8.

Umumnya, jenis ulat yang ditemukan ketika dilakukan sensus yaitu ulat

Darna trima, ulat Sethosea asigna, ulat Calliteara horsfieldii dan ulat kantong.

Daun pelepah yang diserang berbeda-beda, ulat Darna trima pada umumnya suka menyerang pada daun pelepah bagian bawah, biasanya 2 pelepah bagian bawah. Ulat Sethosea asigna biasanya menyerang pada bagian atas daun atau daun yang masih muda. Kegiatan sensus ulat dapat dilihat pada Gambar 5.

Injeksi batang

Injeksi batang adalah aplikasi insektisida dengan cara memasukkan insektisida melalui lubang pada batang kelapa sawit yang sudah dibor dengan menggunakan mesin bor. Tujuan injeksi batang yaitu untuk mengendalikan hama ulat pemakan daun seperti ulat api Famili Limacodidae, ulat bulu Famili

Lymantriidae, dan ulat kantong dari Famili Psychidae. Namun, ulat pemakan

daun yang dominan menyerang pada tanaman menghasilkan (TM) yaitu dari Famili Lymantridae (Calliteara horsfieldii). Sebelum dilakukan aplikasi injeksi batang, perlu dilakukan sensus ulat terlebih dahulu untuk mengetahui jenis dan tingkat serangan ulat. Injeksi batang dilakukan pada tanaman menghasilkan (TM) berumur 6 tahun keatas (>N6) dan dijumpai telur ulat yang baru menetas hingga ulat berukuran ≤ 5mm.

Insektisida yang digunakan pada injeksi batang adalah Startaine dosis 15 ml pokok⁻¹. Pelaksanaan injeksi batang dimulai dengan menyetel mesin bor, membuat larutan dan penentuan hanca. Hanca injeksi batang dimulai dari jalan

b a

15

collection road (CR) tembus ke jalan tengah atau jalan CR tembus jalan CR

apabila blok tersebut hanya memiliki satu petak. Batang pokok dibor dengan ketinggian antara 0.4-1 meter dari permukaan tanah, membentuk sudut 45° ke arah bawah. Satu pokok 1-2 lubang, kemudian pasang corong dengan selang plastik yang dimasukkan kedalam lubang dan masukkan larutan kedalam corong, dan tunggu sampai semua larutan masuk kedalam batang. Sifat dari insektisida Startaine adalah sistemik sehingga untuk melihat hasil dari injeksi batang membutuhkan waktu 3-4 hari.

Waktu yang diperlukan dalam pengeboran ± 5-6 detik pokok⁻¹. Jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung dari tingkat serangan ulat dan luas blok. Sistem organisasi tenaga kerja pada injeksi batang adalah berpasang-pasangan. Satu orang laki-laki bertugas untuk mengebor batang dan satu orang wanita bertugas mengisi larutan ke dalam batang. Kegiatan injeksi batang dapat dilihat pada Gambar 6.

Sensus buah hitam

Kegiatan sensus buah hitam merupakan kegiatan menghitung tandan buah untuk memperkirakan jumlah tandan yang akan dipanen pada 4 bulan berikutnya. Rotasi sensus buah dibagi menjadi 3 kuartal. Kuartal pertama dilakukan pada bulan desember, kuartal kedua dilakukan pada bulan april dan kuartal ketiga dilakukan pada bulan agustus. Kriteria buah yang disensus adalah warna buah yang masih hitam dan hijau, buah sudah berukuran seperti buah kopi, sementara kriteria buah yang tidak bisa disensus adalah buah yang baru antesis, tandan buah yang sudah berberondol, buah yang sudah busuk dan buah berwarna merah.

Pemeriksaan buah harus dilakukan dengan baik. Sebelum sensus buah hitam dimulai, asisten divisi memberikan contoh terlebih dahulu kepada tim sensus buah cara dan perhitungan yang baik dan benar. Tim sensus buah hitam terdiri 2 tim, masing-masing tim memiliki 1 orang sebagai ketua regu sekaligus pencatat hasil sensus buah hitam, 2 orang sebagai anggota yang bertugas menghitung buah, memberi tanda pada pokok dan melaporkan hasil sensus buah hitam kepada ketua regu. Tanda pokok yang telah dilakukan sensus buah hitam berupa nomor pokok, kuartal, tahun sensus dan jumlah tandan yang ditulis berurutan ke bawah yang dipisahkan oleh garis mendatar. Kuartal sensus ditulis dengan angka romawi.Tanda setiap kuartal berbeda-beda, untuk kuartal pertama ditandai dengan

a b

Gambar 6 Kegiatan injeksi batang (a. pengeboran batang ; b. pengisian insektisida).

16

cat warna merah, kuartal kedua ditandai dengan cat warna biru dan kuartal ketiga ditandai dengan cat warna kuning.

Tidak semua pokok dilakukan sensus buah hitam, pokok tanaman yang dilakukan sensus buah hitam ditandai dengan titik sensus berbentuk segitiga. 1 titik sensus dikelilingi 6 pokok dengan masing-masing pokok diberi nomor 1 sampai 7 pada batang pokok. Penomoran pokok searah jarum jam. Pelaksanaan sensus buah hitam dimulai pada titik sensus pertama dengan menghitung jumlah tandan buah yang memenuhi kriteria sensus, kemudian memberi tanda pada pokok untuk menunjukkan bahwa pokok tersebut sudah dilakukan sensus buah hitam. Pemberian tanda pada pokok harus menghadap pada jalan rintis agar lebih mudah dalam pengawasan dan pengontrolan.

Pemupukan

Aplikasi kompos. Pupuk organik yang digunakan di Perkebunan Bangun Bandar PT Socfin Idonesia adalah kompos. Kompos merupakan tandan buah yang telah melalui pemipilan (stripping), pengepresan dan pembusukan. Bahan-bahan untuk pembuatan kompos adalah tandan kosong, limbah cair (POME), solid, dan urea. Kompos dari bunker didistribusikan dan ditumpuk di lahan kebun ( main road atau collection road) dengan menggunakan truk dengan kapasitas truk per trip 5 sampai 6 ton. Pengangkutan kompos dilakukan satu hari sebelum aplikasi kompos. Hal tersebut bertujuan agar kompos ketika diaplikasikan tidak terlalu panas dan mengurangi hilangnya kandungan hara akibat hujan. Metode aplikasi kompos dilakukan secara manual dan mekanis.

Aplikasi kompos secara manual dilakukan pada areal tanaman baru (N0), umur 1 tahun (N1), dan pada umur 2 tahun (N2). Kompos diaplikasikan dengan menggunakan kereta sorong (angkong). Dosis yang diberikan pada tanaman berbeda-beda, tergantung dari umur tanaman. Dosis yang diberikan pada tanaman baru (N0) adalah ± 50 kg pokok⁻¹ atau setara dengan 7 ton ha⁻¹, atau lebih mudahnya untuk keseragaman pemahaman di lapangan yaitu 1 kereta sorong (angkong) per pokok. Kompos diaplikasikan satu hari setelah menanam dengan cara melingkari tanaman secara merata dan penebaran kompos harus satu lapis. Tujuan dari penebaran kompos tidak boleh berlapis untuk menghidari berkembang biaknya kumbang. Jarak penebaran kompos ± 20 cm dari pangkal pokok. Dosis yang diberikan pada umur tanaman satu (N1) dan dua tahun (N2) sama yaitu ± 100 kg pokok⁻¹ atau 14 ton ha⁻¹. Perbedaan pada keduanya yaitu pada penempatan penebaran kompos. Penebaran kompos pada umur tanaman satu tahun (N1) yaitu di luar atau melanjuti batas luar aplikasi pada waktu N0 mengarah keluar piringan (tidak boleh pada lokasi yang sama dengan aplikasi pada saat N0). Kompos diaplikasikan secara melingkar dan merata. Sementara pada umur tanaman 2 tahun (N2), tempat penebaran kompos di luar atau melanjuti batas luar aplikasi pada waktu N1 mengarah keluar piringan (tidak boleh pada lokasi yang sama dengan aplikasi pada saat N1).

Tenaga kerja yang digunakan dalam aplikasi kompos yaitu pemborong atau buruh harian lepas (BHL). Jumlah pemborong tergantung dari banyaknya kompos yang akan diaplikasikan. Apabila kompos yang akan diaplikasikan dalam jumlah banyak maka pemborong yang digunakan juga banyak. Hal tersebut bertujuan agar kompos yang sudah dituang di lahan cepat selesai dikerjakan. Upah pemborong berdasarkan jumlah ton yang dikerjakan, 1 ton sebesar Rp 20 000. Permasalahan yang ditemukan saat aplikasi kompos di lapangan yaitu titik

17

penghubung (titi) yang tidak lengkap pada parit dan kacangan-kacangan (Mucuna

bracteata) yang menutupi jalan rintis sehingga menghambat pengangkutan

kompos.

Aplikasi kompos pada tanaman menghasilkan (TM) dilakukan secara mekanis yaitu dengan menggunakan pemuat (leoder) dan penebar (giltrap). Pemuat (leoder) berfungsi untuk memuat kompos ke penebar (giltrap). Penebar

(giltrap) berfungsi untuk menebar kompos di gawangan mati. Kapasitas penebar

(giltrap) adalah 6 ton, untuk memenuhi kapasitas penebar (giltrap) membutuhkan

6 sampai 7 muatan oleh pemuat (leoder). Penebar (giltrap) mampu menebar kompos sepanjang 1.5 jalan rintis atau setara ± 55 pokok setiap kali jalan dengan muatan 6 ton. Waktu yang dibutuhkan dalam satu kali jalan 5 sampai 6 menit. Waktu aplikasi tergantung dari kondisi areal. Kompos diaplikasikan secara merata satu lapisan di gawangan mati dengan lebar kompos ±2 meter. Dosis yang diberikan adalah 15-20 ton ha⁻¹. Permasalahan yang ditemukan saat aplikasi kompos secara manual yaitu terdapatnya parit yang dalam sehingga penebar (giltrap) tidak bisa melewatinya. Penebar (giltrap) harus mencari jalan baru untuk menyelasaikan hanca yang dibatasi oleh parit tersebut. Kegiatan aplikasi kompos secara manual dan mekanis dapat dilihat pada Gambar 7.

Pemupukan Secara Mekanis

Persiapan pemupukan. Beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum penebaran pupuk dengan menggunakan Fertilizer Spreader antara lain ; Bon pengeluaran pupuk dari gudang, persiapan areal blok aplikasi, tenaga kerja, traktor

dan Fertilizer Spreader. Bon pengeluaran pupuk dari gudang dapat dilihat pada

Lampiran 10 dan Bon pemupukan dapat dilihat pada Lampiran 11.

Pemupukan dilakukan secara mekanis apabila areal blok memenuhi kriteria sebagai berikut: areal tanaman kelapa sawit dengan tinggi tanaman > 3.5 meter, areal blok datar (0-8°) dengan luasan minimal 60 % dan kerapatan pokok tanaman

a b

c d

Gambar 7 Aplikasi kompos (a. penebaran kompos dalam piringan ; b. hasil penebaran kompos secara manual ; c. penebaran kompos dengan penebar (giltrap) ; d. Hasil penebaran kompos secara mekanis)

18

minimal 100 pokok ha⁻¹. Areal yang bergelombang, terasan dan rendahan tidak dilakukan Fertizer Spreader.

Proses pelaksanaan pemupukan. Aplikasi pemupukan dengan menggunakan Spreader dimulai dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk sesuai rekomendasi, mandor harus memeriksa jenis dan jumlah pupuk yang akan diaplikasikan. Pupuk dimuat ke dalam truk untuk diecer ke lahan. Pupuk yang diecer tidak dalam bentuk untilan tetapi masih dalam karung berukuran 50 kg, berbeda dengan aplikasi pupuk secara manual.

Pengeceran pupuk harus di bawah pengawasan mandor untuk keamanan pupuk dan kemudahan spreader saat aplikasi. Pupuk yang telah diecer, dimasukkan ke dalam Emdek-350 atau hopper dengan kapasitas 600 kg, akan tetapi saat aplikasi di lahan pupuk yang dimuat hanya sekitar 500 kg trip⁻¹.

Hopper dilengkapi dengan saringan besi yang berfungsi untuk menyaring pupuk

yang berbentuk bongkahan dan adanya sampah. Pengisian pupuk dilakukan di dalam blok, agar jika terdapat tumpahan bisa dimanfaatkan oleh tanaman sekitarnya. Setelah pupuk dimuat, Spreader siap dioperasikan mulai dari jalan rintis ke arah gawangan kiri kanan jalan rintis. Hasil penebaran berupa semburan pupuk yang merata ke arah gawangan tersebut. Satu kali aplikasi mampu memupuk 220 pokok dengan dosis 2.25 kg. Waktu yang dibutuhkan dalam satu kali aplikasi ± 28 menit. Terdapat kendala ketika Spreader dioperasikan di lapangan meliputi terdapatnya parit yang dalam pada jalan rintis gear, areal blok yang bergelombang sehingga menyulitkan Spreader ketika melakukan pemupukan.

Tim pemupukan secara mekanis meliputi satu orang sebagai operator, satu orang sebagai kernet dan satu orang sebagai pengisi pupuk. Operator wheel

tractor dibantu oleh seorang kernet yang bertugas mengatur Flow control. Flow

control berfungsi untuk mengatur dosis atau semburan pupuk yang dikeluarkan

oleh deflector. Ketika pemupukan dilakukan dengan menggunakan Spreader,

beberapa hal yang harus diperhatikan agar pemupukan lebih efisien diantaranya jenis pupuk, dosis pupuk, Flow control, RPM pada traktor dan gear pada traktor. Tidak semua pupuk dapat diaplikasikan dengan spreader, misalnya jenis pupuk yang berbentuk abu. Jenis pupuk yang dapat diaplikasikan dengan spreader

adalah pupuk yang mempunyai bentuk granular/butiran dan kristal. Dosis pupuk sangat berkaitan dengan Flow control, ketepatan dosis ditentukan oleh Flow

control. Kecepatan traktor ketika beroperasi juga mempengaruhi ketepatan dosis

sehingga perlu dilakukan pengaturan RPM. RPM adalah alat untuk mengatur kecepatan jalanya traktor. Batasan RPM yang digunakan saat pengoperasian traktor mulai dari 1500 sampai dengan 1750. Pemakaian pada traktor disesuaikan dengan kondisi areal, pada areal datar menggunakan gear H1 atau H2 sedangkan untuk areal bergelombang menggunakan gear L2 atau L3. Pemupukan secara mekanis dapat dilihat pada Gambar 8.

19

Penyimpanan pupuk. Permintaan pupuk yang telah disepakati akan dikirim ke kebun dan akan disimpan di gudang PKS kebun. Mandor gudang melakukan pengecekan terhadap jumlah pupuk yang akan dimasukkan ke gudang. Sebelum masuk ke gudang, pupuk terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang sehingga dapat diketahui berapa jumlah pupuk yang masuk ke gudang dan akan disesuaikan dengan jumlah permintaan. Jembatan timbang yang digunakan adalah jembatan timbang yang ada di PKS kebun. Cara penimbangan berat pupuk yaitu dengan menimbang pupuk beserta truk pengangkut, berat pupuk adalah total bobot pupuk dikurangi bobot truk. Hitungan hasil timbang berat pupuk akan disesuaikan dengan jumlah pupuk yang diminta kebun kepada

supplier. Pupuk secara terpusat disimpan di gudang kantor besar kebun, akan

tetapi gudang pupuk di pabrik sudah tidak dapat memuat pasokan pupuk sehingga

Dokumen terkait