• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis

Kegiatan teknis yang dilakukan di kebun selama magang, yaitu sebagai karyawan harian lepas (KHL). Pekerjaan di lapangan diawali dengan mengikuti apel pagi setiap hari kerja pukul 06.00 WIB. Pada setiap apel pagi tersebut dilakukan absensi kehadiran dan pembagian hanca panen untuk setiap pemanen. Semua kegiatan dimulai pada pukul 07.00 - 12.00 WIB dan dilanjutkan kembali pada pukul 14.00 - 16.00 WIB. Pada hari Jumat kegiatan dilakukan pada pukul 07.00 - 11.30 dan dilanjutkan kembali 13.30 - 16.00. Sistem pengaturan jam kerja untuk karyawan pabrik (pengolahan) dibagi dalam 3 shift, dengan masing-masing shift 7 jam kerja. Aspek Teknis Budidaya tanaman teh di Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar meliputi pemeliharaan tanaman, pemanenan tanaman dan pengolahan hasil.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman adalah kegiatan merawat pokok tanaman perkebunan teh. Pemeliharaan tanaman bertujuan menjaga tanaman tumbuh dengan baik, menjaga kesuburan tanah serta mengawetkan tanah sehingga produksi tetap stabil bahkan dapat ditingkatkan. Pemeliharaan tanaman di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning meliputi pemeliharaan TBM dan TM yaitu pembentukan bidang petik, pengendalian gulma, pemupukan, pemangkasan, pemeliharaan saluran air dan lubang tadah serta pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma bertujuan mengendalikan populasi gulma agar kerugian yang ditimbulkan dapat ditekan. Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak dikehendaki karena tumbuh pada waktu dan tempat yang tidak diinginkan atau mengganggu tanaman produksi. Populasi gulma yang tidak terkendali akan merugikan tanaman karena terjadi persaingan dalam memperoleh unsur hara, air, cahaya matahari dan ruang tumbuh. Dengan menekan pertumbuhan gulma akan memperoleh laju pertumbuhan vegetatif tanaman teh yang tinggi, produksi pucuk maksimal dan menekan kerugian serendah mungkin

Jenis gulma yang berada di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning Karanganyar antara lain Melastoma malabathricum (sengganen), Clidemia hirta (harendong), Eupatorium inulifolium (kirinyuh), Rubus rosaefolius (gucen), Comellina diffusa (tali sahid), Mikania micrantha, dan Imperata cylindica

(alang-13 alang). Tujuan pengendalian gulma adalah menekan pertumbuhan gulma sehingga memperoleh laju pertumbuhan vegetatif tanaman teh yang tinggi, produksi pucuk maksimal, dan kerugian yang serendah mungkin. Pengendalian gulma dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual (manual weeding) dan kimiawi (chemical weeding) sesuai dengan keadaan gulma di kebun.

Pengendalian gulma secara manual menggunakan alat bantu seperti sabit. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara babad bokor dan dongkel anakan kayu (DAK). Babad bokor dilakukan dengan mencabut gulma hingga akarnya. Dongkel anakan kayu (DAK) juga biasanya dilakukan menjelang pemupukan tanah, dilaksanakan 2 kali pada setiap tanaman umur pangkas I - IV. Prestasi kerja penulis saat babad bokor (weeding manual) adalah 0.01 ha HK-1, sedangkan prestasi kerja karyawan saat babad bokor adalah 0.125 ha HK-1. Standar prestasi kerja karyawan pada saat weeding manual adalah 0.125 ha HK-1. Kegiatan pengendalian gulma dapat dilihat pada Gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1 Pengendalian gulma pada tanaman teh (a) pengendalian gulma secara manual (b) pengendalian gulma secara kimiawi

Pengendalian gulma secara kimia dilakukan dengan menggunakan herbisida sistemik dengan bahan aktif isopropilamina glifosat dengan dosis 1.5 l ha-1 dan konsentrasi 4 ml l-1 air. Alat yang digunakan adalah knapsack sprayer dengan kapasitas 15 l. Penyemprotan dilakukan pada saat kondisi cuaca cerah agar penyerapan herbisida ke tanaman tidak terhambat. Hasil penyemprotan akan terlihat 3 - 5 hari kemudian. Pada pelaksanaan aplikasi juga harus menerapkan empat tepat, yakni tepat waktu, tepat dosis, tepat cara, dan tepat konsentrasi, untuk meminimalisir efek negatif bagi lingkungan. Aplikasi dalam satu tahun sebanyak 3 kali semprot dengan campuran hanya 1 jenis herbisida, sedangkan aplikasi secara kimia dilakukan 4 kali semprot apabila campuran lebih dari 1 jenis herbisida. Jenis herbisida yang digunakan antara lain Round up, Prosat dan Gramoxone. Dosis yang digunakan adalah dosis 2 l ha-1. Prestasi kerja penulis pada saat melakukan chemical weeding adalah 0.2 ha HK-1, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 0.48 ha/HK dan standar kerja yang berlaku adalah 0.5 ha HK-1.

Pemupukan

Pemupukan adalah kegiatan pemeliharaan tanaman dengan memberikan unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman dalam jumlah seimbang sesuai

14

kebutuhan tanaman. Pelaksanaan pemupukan harus memenuhi kaidah 4 T yaitu tepat jenis, tepat cara, tepat dosis dan tepat waktu. Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki sifat tanah serta meningkatkan daya dukung tanah sehingga dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara optimal. Pemupukan yang dilakukan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menerapkan dua cara pemupukan yaitu melalui tanah dan daun (Gambar 2). Pemupukan dilakukan dengan sistem gang dan tuntas per blok. Pemupukan dilaksanakan tiga periode dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, Juni, dan Oktober. Pemberian jumlah pupuk didasarkan hasil analisa daun dan tanah yang dilakukan di lapang. Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui kadar unsur yang terkandung sehingga memudahkan mengetahui apabila terdapat kekurangan suatu unsur.

(a) (b)

Gambar 2 Pemupukan pada tanaman teh (a) pemupukan melalui tanah (b) pemupukan melalui daun

Pemupukan dapat dilakukan melalui dua cara yaitu pemupukan melalui tanah dan pemupukan melalui daun. Pemupukan melalui tanah dilakukan sesuai dengan analisis produksi kering teh dan kondisi tanaman teh di kebun teh. Pemupukan dilakukan berdasarkan kebutuhan unsur hara pada tanaman pada setiap bloknya. Pupuk yang diberikan melalui akar adalah pupuk Urea dan MOP dengan kandungan unsur N dan K. Unsur-unsur ini berperan dalam pertumbuhan vegetatif, dalam hal ini pertumbuhan pucuk. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk dapat dimanfaatkan dalam waktu singkat karena pupuk tersebut bersifat fast release. Jumlah kebutuhan pupuk masing-masing blok tidak sama. Pada pelaksanaan pemupukan sangat disesuaikan dengan kondisi tanaman. Pupuk daun yang digunakan adalah ZnSO4 dengan dosis 3 kg ha-1. Pupuk daun ini diberikan untuk menambah unsur hara mikro pada tanaman. Pupuk daun diaplikasikan bersamaan dengan penyemprotan hama dan penyakit. Penyemprotan dilakukan menggunakan alat mistblower dengan kapasitas 14 l tangki-1.

Waktu pemupukan pada pagi hari dimulai pukul 06.00. Areal yang akan dipupuk harus bersih dari gulma. Pupuk diangkut menggunakan truk dari gudang ke areal yang akan dipupuk. Pencampuran pupuk langsung di blok yang akan dipupuk. Tenaga kerja untuk pemupukan dibagi dalam tiga pekerjaan yaitu sebagai pencampur, pelangsir dan penabur pupuk. Pendistribusian pupuk oleh tenaga pelangsir untuk mempercepat para penabur pupuk agar kegiatan pemupukan berjalan lebih efektif. Pencampuran pupuk biasanya dikerjakan oleh laki-laki dan langsung diangkat oleh para pelangsir. Penabur pupuk dikerjakan oleh tenaga wanita. Alat yang digunakan untuk kegiatan pemupukan antara lain

15 ember, terpal, sekop dan karung. Prestasi kerja yang diperoleh penulis pada saat pemupukan daun (bersamaan dengan pengendalian hama dan penyakit tanaman) adalah 0.05 ha HK-1, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 0.125 ha HK-1. Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menerapkan standar kerja untuk pemupukan melalui daun sebesar 0.125 ha HK-1.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Perlindungan tanaman dari gangguan hama dan penyakit perlu diperhatikan supaya hasil produksi perkebunan tidak terganggu. Dalam rangka proteksi tersebut maka dilakukan kegiatan pengendalian hama dan penyakit dengan tujuan menekan pertumbuhan hama dan penyakit tanaman teh, sehingga diperoleh pertumbuhan teh yang tinggi, produksi pucuk yang maksimal dan dapat menekan angka kerugian yang mungkin terjadi. Hama utama yang menyerang tanaman teh di PT Rumpun Sari Kemuning adalah Empoasca sp. ulat penggulung pucuk (Cydia leucastome), ulat penggulung daun (Homona cofferia), Thrips, Helopelthis sp., motek dan Mithe. Gejala serangan yang ditimbulkan Empoasca sp. atau sering disebut wereng hijau menyerang pada musim kemarau. Gejala hama ulat penggulung pucuk (Cydia leucastome) menyerang pada musim hujan. Gejala hama Thrips sp. menyerang daun tua dan daun muda. Hama Helopelthis sp. biasanya menyerang pada blok dataran tinggi diatas 1000 mdpl. Serangga motek menyerang tanaman teh pada dini hari pukul 04.00-05.00 dengan tanda lubang di permukaan daun sedangkan Mith merupakan kutu jingga pada musim kemarau. Pengendalian hama di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dilakukan dengan cara memetik daun atau pucuk yang terserang hama.

Penyakit cacar daun teh (blister blight) yang disebabkan oleh jamur Exobasidium vexans Massee, juga merupakan penyakit tanaman teh yang sering menyerang di unit perkebunan ini. Bagian yang diserang yaitu daun atau ranting muda. Penyebaran penyakit ini dipengaruhi oleh kelembaban udara, sinar matahari, angin dan ketinggian permukaan tanah. Spora berkembang pesat bila kelembaban udara > 80 % dan intensitas sinar matahari kurang. Serangan cacar terhadap kebun teh tidak berlangsung terus menerus sepanjang tahun tapi pada umumnya terjadi saat musim hujan. Pengendalian penyakit ini dengan cara kultur teknis yaitu mengurangi ranting pohon pelindung agar intensitas sinar matahari lebih banyak, pemangkasan dilakukan sejajar dengan kemiringan tanah, pengaturan daur petik kurang dari sembilan hari dan penanaman jenis tanaman klon tahan penyakit cacar.

Pengendalian penyakit cacar dapat dilakukan juga secara sistemik berdasarkan pada tingkat serangan hama dan penyakit melalui sampling EWS. Pendeteksian dini (Early Warning System) terhadap serangan hama dan penyakit perlu dilakukan untuk mengetahui persentase serangan yang terjadi di kebun. Pelaksanaan deteksi dengan mengambil contoh tiga tanaman secara acak dalam tiap patok, sehingga dalam luasan 1 ha terdapat 75 tanaman yang diamati serangannya. Adanya deteksi tersebut akan diketahui Intensitas Serangan (IS) dan Luas Serangan (LS). Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:

16

LS (ha) = IS (%) × Luas blok

Pengendalian penyakit secara kimia menggunakan fungisida kontak, dengan menggunakan alat yaitu mist blower dengan penyemprotan yang dilakukan 2 – 3 hari setelah pemetikan atau dua kali dalam sebulan. Penyakit lain yang sering menyerang adalah jamur akar dan jamur merah. Pada jamur akar mempunyai gejala daun rontok sehingga tanaman kering kemudian mati, sedangkan gejala pada jamur merah mempunyai gejala akar yang berwarna merah pada perkebunan ini jarang terserang penyakit jamur merah. Serangan hama dan penyakit dapat dilihat pada Gambar 3.

(a) (b) (c)

Gambar 3 Daun teh yang terserang hama dan penyakit (a) serangan ulat penggulung pucuk

(b) serangan penggulung daun (c) penyakit blister blight

Pendeteksian dilakukan untuk mengetahui intensitas serangan hama dan penyakit. Kategori serangan dibedakan menjadi ringan, sedang, dan berat. Pada hama Empoasca sp., Mithe, ulat penggulung pucuk, Thrips dan blister blight. Aplikasi fungisida dan insektisida dapat dilihat pada Tabel 2. Prestasi kerja penulis adalah 0.05 ha HK-1. Standar kerja yang berlaku adalah 0.125 ha HK-1, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 0.0125 ha HK-1.

Tabel 2 Aplikasi fungisida dan insektisida berdasarkan jenis dan tingkat serangan hama dan penyakit

Hama Penyakit

Tingkat Serangan

Fungisida Insektisida Dosis (ml l air ha-1)

Empoasca Ringan < 5% Imidor 188-375

Sedang 5-15% Confidor 94-188

Berat >15% Abuki 75-150

Mithe Ringan <10% Kelthane 281-421

Sedang10-20% Kelthane 455-750 Berat >20% Talstar 470-940 Ulat penggulung dan thrips Ringan < 5% Decis 188-375 Sedang 5-15% Marcis 188-375 Berat >15% Rizotin 375-750 Blister Blight Ringan < 5% Nordox 75-100 Sedang 5-15% Cobox 75-100 Berat >15% Dithane 75-100

17 Pemangkasan

Pemangkasan bertujuan mengusahakan pertumbuhan tanaman teh agar tetap pada fase vegetatif, memelihara bidang petik tetap rendah sehingga memudahkan pemetikan, membentuk bidang petik seluas mungkin serta membuang beberapa cabang yang tidak produktif. Tata cara pemangkasan dilakukan dengan cara memotong cabang atau ranting pada ketinggian dan gilir pangkas tertentu. Jenis pangkasan produksi yang diterapkan oleh Unit Perkebunan Bedakah adalah pangkasan bersih (Gambar 4) dan pangkasan kepris. Jenis pemangkasan tersebut dilakukan secara berselang. Jika pada tahun sebelumnya dilakukan pangkasan bersih maka pada tahun berikutnya dilakukan pangkasan kepris.

Gilir pangkas di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dilakukan setiap 4 - 6 tahun disesuaikan dengan kondisi tanaman, ketinggian tempat, persentase pucuk burung, dan produksi kering yang dapat dihasilkan tanaman tersebut. Standar tinggi pangkasan yang ditetapkan Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah 50 - 55 cm. Kegiatan pemangkasan dilakukan dalam jangka waktu maksimal dua bulan.

Gambar 4 Pangkasan bersih

Pemangkasan dilakukan dengan metode manual dan mesin. Pada pangkas manual menggunakan alat bantu seperti sabit yang tajam agar hasil potongan tidak rusak. Pada pangkas mesin digunakan mesin pemotong rumput dimodifikasi dengan gear bentuk lingkaran dengan pisau gergaji. Perawatan pisau ini harus diasah agar pisau mesin tetap tajam agar hasil potongan tidak rusak (Gambar 5).

(a) (b)

Gambar 5 Jenis pangkasan

(a) pemangkasan manual (b) pemangkasan mesin

18

Arah pemotongan tiap batang atau ranting dari luar ke dalam dengan kemiringan 450 dengan hasil ranting pangkasan seperti mangkok. Bidang pangkas harus sejajar dengan permukaan tanah (sesuai dengan kontur tanah). Batang atau ranting sisa pangkasan manual lebih sering diambil penduduk sekitar sebagai bahan kayu bakar, sedangkan pada pangkas mesin hasil pangkasannya dibiarkan di atas bidang pangkas untuk mengurangi penguapan pada luka pangkas karena ranting cenderung pendek. Pemangkasan dipengaruhi oleh keterampilan pemangkas, ketajaman alat yang digunakan, akses kontur tanah tanaman dan ketinggian permukaan tanah. Pemangkasan manual dan mesin memiliki standar kerja yang sama. Pada pemangkasan tidak dapat dilakukan percobaan dan hanya dilakukan pengamatan. Prestasi kerja yang dicapai oleh karyawan adalah 0.007 ha HK-1, sedangkan standar kerja perusahaan adalah 0.01 ha HK-1.

Pemetikan

Tanaman teh dibudidayakan untuk diambil daun mudanya atau pucuknya. Pemetikan adalah kegiatan pengambilan hasil pucuk peko maupun pucuk burung dan memenuhi syarat olah menjadi produk teh kering dan tetap memperhatikan kondisi tanaman agar dapat berproduksi secara berkelanjutan dengan menyisakan daun pemeliharaan. Kegiatan pemetikan selain berfungsi untuk tujuan produksi, juga berfungsi untuk membentuk tanaman agar mampu berproduksi sesuai potensinya secara berkelanjutan. Pemetikan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar didapat hasil yang memiliki kualitas dan kuantitas tinggi. Pemetikan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dilaksanakan rutin setiap hari dan telah ditentukan jenis petikan, gilir petik serta hanca petik masing-masing blok.

Jenis Pemetikan

Jenis pemetikan ada tiga yaitu pemetikan jendangan, pemetikan produksi dan pemetikan gandesan. Pemetikan yang diterapkan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah pemetikan jendangan, dan pemetikan produksi. Pemetikan jendangan adalah pemetikan yang dilakukan pada tahap awal setelah pemangkasan sampai periode pangkas berikutnya. Tujuan dari pemetikan jendangan yaitu membentuk bidang petik yang lebar dan rata dengan ketebalan daun pemeliharaan yang cukup agar potensi produksi tanaman tinggi. Pemetikan jendangan dapat dilakukan apabila 60 % areal telah memenuhi syarat yaitu tinggi pucuk ± 10 – 25 cm dari luka pangkas. Tunas yang tumbuh ke atas dipetik, sedangkan tunas yang tumbuh ke samping dibiarkan agar bidang petik dapat melebar. Waktu pelaksanaan pemetikan jendangan pada umumnya 2 – 3 bulan setelah pemangkasan. Pemetikan jendangan dilakukan 5 – 6 kali gilir petik

Pemetikan produksi adalah pemetikan yang dilakukan setelah pemetikan jendangan. Pemetikan ini dilakukan secara rutin terus menerus hingga menjelang pemetikan gendesan. Pemetikan produksi dilakukan dengan cara memetik pucuk manjing atau masak petik, yaitu pucuk yang memenuhi syarat pengolahan sesuai dengan sistem pemetikan yang telah ditetapkan yaitu petikan medium. Pemetikan gendesan adalah pemetikan produksi yang dilakukan menjelang tanaman dipangkas. Semua pucuk yang memenuhi syarat olah dipetik tanpa

19 memperhatikan daun yang ditinggalkan. Selama di kebun masih ada pucuk yang dapat dipetik maka pemetikan gendesan tetap dilakukan.

Jenis Petikan

Jenis petikan adalah jenis pucuk yang dihasilkan dari pelaksanaan pemetikan. Jenis petikan berdasarkan daun yang diambil terdiri atas petikan halus, petikan medium dan petikan kasar. Petikan halus apabila pucuk yang diperoleh terdiri atas pucuk peko dengan satu daun (p + 1) dan pucuk peko dengan dua daun muda (p + 2m). Petikan medium apabila pucuk yang diperoleh terdiri atas pucuk peko dengan dua atau tiga daun (p + 2, p + 3), pucuk peko dengan tiga daun muda (p + 3m) dan pucuk burung dengan satu, dua atau tiga daun muda (b + 1m, b +2 m, b + 3m). Petikan kasar apabila pucuk yang diperoleh terdiri atas pucuk peko dengan empat daun (p + 4), pucuk peko dengan empat daun muda (p + 4m) dan pucuk burung dengan beberapa daun tua [(b + (1 – 4t)]. Pucuk peko adalah pucuk yang memiliki tunas aktif berbentuk runcing terletak pada ujung pucuk. Jenis petikan yang dilakukan bergantung pada kebijakan perkebunan sesuai dengan jenis produk teh kering yang akan dihasilkan. Jenis petikan yang diterapkan oleh Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning adalah petikan medium dengan bidang petik rata.

Gilir Petik dan Hanca Petik

Gilir petik adalah jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan berikutnya pada blok yang sama dihitung dalam hari. Gilir petik bertujuan menjaga mutu pucuk. Masa gilir petik dipengaruhi oleh kecepatan pertumbuhan pucuk. Kecepatan pertumbuhan pucuk bergantung pada umur pangkas, ketinggian tempat, iklim dan kesehatan tanaman. Semakin tua umur pangkas maka makin lambat pertumbuhan pucuk sehingga gilir petik makin panjang. Semakin tinggi ketinggian tempat dari permukaan laut maka makin lambat pertumbuhan pucuk sehingga gilir petik makin panjang. Pada musim kemarau pertumbuhan tunas semakin lambat sehingga gilir petik makin panjang dibandingkan dengan saat musim penghujan. Tanaman yang sehat makin cepat pertumbuhan pucuknya sehingga gilir petiknya semakin pendek dibandingkan dengan tanaman yang kurang sehat. Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menetapkan gilir petik 10 – 12 hari. Pengamatan gilir petik Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada Tabel 3.

20

Tabel 3 Gilir petik PT Rumpun Sari Kemuning tahun 2014 Blok Ketinggian tempat (m dpl) Luas areal (ha) Luas areal petik/hari (ha/hari) Gilir petik (hari) OA 2 1080 20.76 1.5 14 OA 3 1100 19.50 2 10 OA 13 1060 14.83 2.5 6 OB 4 880 14.15 2 7 OB 8 1000 11.93 1.5 8 OB 14 820 18.85 3.3 6 Rata-rata 2.1 8.5

Hanca petik yaitu luas areal yang harus dipetik oleh seorang pemetik dalam satu hari. Tujuan penetapan hanca petik adalah menentukan luas areal yang dapat dipetik dalam satu hari. Hanca petik ditentukan berdasarkan luas areal yang dipetik, gilir petik dan jumlah tenaga kerja. Hanca petik sangat dipengaruhi oleh jumlah tenaga pemetik yang tepat. Bila tenaga pemetik mencukupi kebutuhan maka hanca petik yang telah ditetapkan dapat terlaksana sehingga dapat menghindari terjadinya pucuk yang terlambat petik (kaboler) atau terlalu cepat (belum manjing). Penerapan hanca petik yang dilakukan di Kebun Rumpun Sari Kemuning adalah sistem hanca giring. Hanca petik di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Hanca petik PT Rumpun Sari Kemuning bulan Januari-Mei 2014 Blok Luas areal

(ha) Gilir petik (hari) Jumlah pemetik (orang) Hanca petik (ha/HK) Hanca per pemetik (ha/HK) OA 2 20.76 14 20 1.482 0.074 OA 3 19.50 10 23 1.950 0.084 OA 13 14.83 6 24 2.472 0.102 OB 4 14.15 7 20 2.021 0.101 OB 8 11.93 8 20 1.491 0.074 OB 14 18.85 6 32 3.142 0.098 Jumlah 100.2 51 139 12.550 0.535 Rata-rata 16.67 8.5 23.1 2.093 0.089 Sistem Pemetikan

Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning menerapkan teknik pemetikan berjajar atau giringan dengan sistem pekerja borongan. Setiap dua baris tanaman dipetik oleh seorang pemetik. Pemetik berjajar mulai dari tempat yang paling jauh menuju tempat penimbangan pucuk. Pembimbing pemetikan mengawasi kegiatan pemetikan dengan cara bergerak dari ujung ke ujung barisan tanaman teh. Sistem ini untuk memudahkan dalam melakukan pengawasan petikan, bidang petik dan keterampilan pemetik.

21 Perlengkapan Pemetikan

Perlengkapan yang harus dibawa oleh pemetik di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning meliputi celemek atau penutup tubuh dari plastik ataupun kain, penutup kepala (caping), sarung tangan, sepatu kebun. Alat-alat yang digunakan dalam pemetikan antara lain waring, keranjang petik, tas kain, ani-ani atau sabit (untuk batang yang keras) dan gunting petik (Gambar 6). Keranjang petik atau tas kain waring sekitar 5 - 10 kg digunakan untuk menampung pucuk teh hasil petikan. Keranjang petik tidak boleh diletakkan di atas tanaman karena dapat merusak bidang petik.

(a) (b) (c)

Gambar 6 Alat pemetik daun teh (a) ani-ani

(b) waring (c) keranjang

Jenis waring yang digunakan ada dua, waring lembaran dan waring karung. Waring merupakan tempat untuk menyimpan hasil petikan yang terbuat dari plastik jala. Waring lembaran milik pribadi yang memiliki kapasitas 30 kg sebagai tempat menyimpan hasil petikan seperti halnya keranjang namun kapasitasnya lebih besar, sedangkan waring karung milik perusahaan yang berguna sebagai wadah pucuk saat pengangkutan pucuk dari kebun ke pabrik. Waring karung memiliki kapasitas 25 - 30 kg.

Pengisian pucuk ke dalam waring persegi sering kali melebihi kapasitas maksimalnya, ini terjadi karena lokasi pemetikan jauh dari tempat penimbangan dan hasil petikan melimpah, sedangkan jumlah waring tidak mencukupi.

Pelaksanaan Pemetikan

Pelaksanaan pemetikan di Unit Perkebunan PT Rumpun Sari Kemuning dimulai pukul 06.00 – 13.00 WIB tetapi pelaksanaannya dapat melebihi ketentuan bergantung pada kondisi pucuk di lapangan. Teknis dalam pemetikan adalah dengan memetik bersih semua pucuk yang berada diatas bidang petik tanpa meninggalkan pucuk tanggung, agar bidang petik rata dan menjadikan tumbuhnya tunas baru dengan seragam. Apabila kondisi pucuk di lapangan melimpah maka pemetikan akan berlangsung lebih lama dan penimbangan dilakukan dua kali. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya pucuk kaboler (terlambat petik).

22

Gambar 7 Pemetikan daun teh

Pemetikan menggunakan gunting dilakukan bila produksi pucuk melimpah agar pekerjaan pemetikan dapat selesai lebih cepat karena kondisi pucuk yang melimpah bila dipetik menggunakan tangan akan menyebabkan banyaknya pucuk yang tidak terpetik. Kelemahan menggunakan gunting petik ini adalah banyaknya pucuk yang belum manjing ikut terpetik, ini berarti termasuk dalam pemetikan berat. Pucuk yang memenuhi syarat dan semua pucuk burung yang berada di atas bidang petik harus dipetik. Pemetikan tidak boleh dilakukan dengan cara dirampas

Dokumen terkait