• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis Pembibitan

Pembibitan di Kebun Kalisat Jampit bertujuan untuk penyulaman di kebun sendiri dan hanya sedikit yang dijual ke kebun lain. Syarat lokasi pembibitan adalah sumber air yang mudah didapat serta bebas dari hama dan penyakit. Naungan yang digunakan di pembibitan adalah lamtoro dengan jarak tanam 4 m x 4 m. Jumlah bibit yang ada di pembibitan Kebun Kalisat Jampit adalah 500 000 bibit pada tahun 2015 (Tabel 3).

Tabel 3 Jumlah bibit di Kebun Kalisat Jampit pada tahun 2015

Afdeling Varietas Jumlah (bibit) Keterangan

Generatif Vegetatif

Kampung Baru Lini S 54 300 0 -

USDA 217 050 39 000 -

Komposit 107 650 6 000 -

AndungSari 11 050 10 000 -

HDT 0 5 000 -

Kampung Malang Lini S 11 200 0 Tambahan

Komposit 38 000 0 Tambahan

Sempol Lini S 13 500 0 Tambahan

Komposit 11 500 0 Tambahan

Jumlah 440 000 60 000

Sumber: Kantor Afdeling Kampung Baru, Kebun Kalisat Jampit 2015 Keterangan: HDT = Hibrido de Timor

Kegiatan di pembibitan terdiri atas pendederan benih, sambung-stek, mengambil kepelan, menanam kepelan ke polybag, penyulaman, penyiraman, pemupukan, pasang gier, pengendalian gulma dan pengendalian hama dan penyakit.

Pendederan benih. Pendederan benih merupakan penyemaian benih kopi yang dilakukan pada awal memulai pembibitan. Alat yang digunakan adalah cangkul, blak 5 cm, blak 3 cm dan ajir (Gambar 1). Benih yang digunakan diperoleh dari Kebun Kalisat Jampit. Sebelum menanam benih, tanah harus digemburkan terlebih dahulu dan diratakan permukaannya. Setelah itu ditambahkan pasir ke atas tanah tersebut setebal 5 cm dan permukaan pasir tersebut juga harus diratakan. Blak 5 cm berfungsi sebagai pengatur jarak antar baris, sedangkan blak 3 cm berfungsi sebagai pengatur jarak dalam baris. Benih ditanam sedalam 3 cm dari permukaan pasir dengan jarak tanam 5 cm x 3 cm. Setelah semua benih ditanam, benih ditutup menggunakan pasir dan diikuti jerami yang telah dicacah. Jerami berfungsi sebagai penahan air hujan yang bisa menyebabkan benih keluar dari dalam pasir. Penanaman benih umumnya dilakukan pada bulan September-Oktober sehingga benih bisa dipindah tanam 3 bulan setelahnya, yakni pada bulan Desember-Januari. Prestasi penulis dalam

13 mendeder benih adalah 704 benih/HOK. Prestasi karyawan adalah 2 000 benih/HOK dan prestasi standar perusahaan adalah 2 000 benih/HOK.

Gambar 1 Pendederan benih; a) kegiatan pendederan benih, b) blak

Penulis melakukan pengamatan terhadap daya berkecambah benih kopi Arabika. Benih yang digunakan berasal dari hasil pakan luwak yang dipelihara di pabrik Kebun Kalisat Jampit. Persentase rata-rata daya berkecambah benih tersebut sebesar 86.70 % (Tabel 4)

Tabel 4 Daya berkecambah benih hasil pakan luwak di Kebun Kalisat Jampit

Varietas Umur (MST) Kecambah normal (batang) Populasi (batang) Daya berkecambah (%) Standar* (%) USDA 14 2 170 2 250 96.44 80 USDA 14 762 990 76.96 80 Rata-rata 86.70 80

Sumber: Hasil pengamatan penulis

Keterangan: * = standar daya berkecambah benih berdasarkan peraturan menteri pertanian no 89/Permentan/OT.140/9/2013

Sambung-stek. Sambung-stek merupakan salah satu cara perbanyakan vegetatif yang dilakukan di Kebun Kalisat Jampit. Kegiatan sambung-stek terdiri atas pengambilan batang bawah, batang atas, penyambungan dan penanaman. Alat yang digunakan adalah pisau sambung dan plastik (untuk mengikat sambungan) (Gambar 2). Batang bawah yang digunakan berupa tunas air (tunas orthotrop) yang diambil dari kebun entres Robusta BP 308, sedangkan batang atas yang digunakan adalah tunas air dari kopi Arabika varietas USDA, Andungsari, Komposit dan Lini S yang dimbil dari kebun. Batang atas dan batang bawah yang diambil berumur sekitar 3 bulan. Pengambilan batang atas dan batang bawah dilakukan pada pagi hari menggunakan gunting pangkas. Penyambungan dimulai dengan memotong seluruh cabang dan daun yang ada pada tunas air, lalu memotong bagian pangkal batang atas sehingga berbentuk huruf “V”. Bagian atas batang bawah diiris secara vertikal dan batang atas disisipkan di bagian irisan tersebut, lalu diikat menggunakan plastik. Ikatan tersebut tidak boleh dimasuki air karena bisa menyebabkan busuk pada sambungan.

Kegiatan penyambungan harus dilakukan di tempat yang teduh dan terlindung dari cahaya matahari langsung. Bahan tanam direndam dengan rooton F sebelum ditanam ke polybag. Polybag disiram hingga tanah jenuh air. Polybag

14

berisi tanah hutan : kotoran kambing dengan perbandingan 2 : 1. Polybag ditata di dalam sungkup plastik dan diberi naungan paranet dengan ketinggian 180 cm. Prestasi penulis dalam menyambung sebanyak 28 sambungan/HOK. Standar prestasi kerja penyambungan adalah 100 sambungan/HOK, sedangkan karyawan bisa menyambung hingga 150 sambungan/HOK.

Gambar 2 Sambung-stek; a) penanaman sambung-stek, b) pisau sambung

Penulis melakukan pengamatan terhadap tingkat keberhasilan sambung-stek yang ada di pembibitan. Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung langsung jumlah tanaman hidup dan mati dari hasil sambung-stek. Pengamatan dilakukan pada saat karyawan kebun membuka sungkup plastik pembibitan vegetatif untuk melakukan penyiraman atau penyiangan gulma. Pengamatan yang dilakukan pada varietas USDA dan Andungsari tersebut memiliki nilai persentase keberhasilan hidup berkisar 43.59–83.07 % (Tabel 5).

Lahan perbanyakan vegetatif (sambung-stek) menggunakan dua jenis naungan sekaligus, yakni paranet dan lamtoro. Naungan paranet memiliki ketinggian sekitar 2 m dari permukaan tanah. Naungan lamtoro di pembibitan Kebun Kalisat Jampit memiliki jarak tanam 4 m x 4 m. Naungan lamtoro yang digunakan memiliki intensitas naungan yang berbeda-beda (Gambar 3).

Tabel 5 Persentase hidup sambung-stek di pembibitan Kebun Kalisat Jampit

Kode Varietas Populasi awal (batang) Mati (batang) Persentase hidup (%) Naungan Paranet Lamtoro Sedang* Penuh** A USDA 6 250 3 509 43.59b B USDA 5 404 1 043 80.69a C Andungsari 7 270 1 229 83.07a

Sumber: Hasil pengamatan penulis

Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukan hasil yang tidak berbeda nyata berdasarkan uji t-student pada taraf α = 5 %

* = naungan lamtoro hasil cangkok berumur di bawah 5 bulan, ** = naungan lamtoro hasil cangkok berumur di atas 12 bulan

Gambar 3 Naungan lamtoro di areal pembibitan; a) naungan lamtoro sedang, b) naungan lamtoro penuh

a b

15 Pengambilan dan penanaman kecambah kopi (kepelan) ke polybag. Kegiatan penanaman kepelan terdiri atas pengambilan kepelan, pembuatan lubang tanaman, penutupan lubang tanam, penyiraman. Penanaman kepelan dilakukan pada umur tanam 3 BSD (Bulan Setelah Deder) atau sekitar 85–95 hari setelah deder. Alat yang digunakan dalam penanaman kepelan adalah sohlet dan jemblung. Sohlet berfungsi dalam pengambilan kepelan di tanah dan penutupan lubang tanam, sedangkan jemblung berfungsi sebagai pembuat lubang tanam (Gambar 4). Kepelan yang ditanam ke polybag bisa berasal dari hasil deder di kebun pembibitan atau dari kepelan yang tumbuh di bawah pertanaman kopi TM. Kepelan yang baik adalah yang diambil dari hasil deder di kebun pembibitan. Ukuran polybag yang digunakan sebesar 35 cm x 22 cm dengan 4 lubang perfolasi. Lubang tanam dibuat sedalam 10–13 cm dan diameter 4–5 cm. Standar prestasi kerja karyawan dalam mengambil kepelan dan menanam kepelan ke polybag

adalah sama, yakni sebesar 1 500 bibit/HOK. Tetapi biasanya pengambilan dan penanaman kepelan dilakukan dengan sistem borongan sehingga lebih menghemat dana yang dikeluarkan kebun.

Gambar 4 Penanaman kepelan; a) kegiatan penanaman kepelan ke polybag,

b) sohlet, c) jemblung

Penyulaman. Penyulaman di polybag dilakukan setiap saat oleh para karyawan. Karyawan diinstruksikan untuk menyulam langsung tanaman sakit atau mati saat mereka menemuinya ketika sedang menyiang gulma, memupuk dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain di areal pembibitan. Kegiatan tersebut dilakukan untuk mencegah polybag tanpa bibit kopi yang bisa menyebabkan kerugian perusahaan.

Penyiraman. Penyiraman dilakukan pada saat musim kemarau dengan frekuensi satu hari sekali (Gambar 5). Kegiatan penyiraman dimulai pukul 06.00 pagi, tetapi apabila terjadi frost, kegiatan penyiraman dimulai pukul 04.00 pagi untuk menghindari kerusakan yang diakbatkannya. Kegiatan penyiraman tidak dilakukan pada musim hujan. Alat yang digunakan adalah selang yang disambung dari pipa-pipa yang telah dipasang di setiap sisi areal pembibitan. Prestasi karyawan dalam menyiram adalah 20 000 polybag/HOK. Standar perusahaan adalah 20 000/HOK. Karyawan mampu menyiram hingga 30 000 polybag/HOK.

16

Gambar 5 Penyiraman bibit kopi

Pemupukan. Pemupukan di areal pembibitan diaplikasikan dalam dua cara, yakni puleta (pupuk lewat tanah) dan puleda (pupuk lewat daun). Puleta dan puleda masing-masing diaplikasikan satu bulan sekali sesuai SOP kebun (Lampiran 9). Puleta diaplikasikan dengan cara melarutkan pupuk urea, TSP dan KCl ke dalam air, lalu disiram ke setiap polybag menggunakan gayung (Gambar 6). Dosis pemupukan lewat tanah yang digunakan di areal pembibitan Kebun Kalisat Jampit berbeda-beda berdasarkan umur tanaman (Tabel 6). Perusahaan memiliki dosis rekomendasi pemupukan di pembibitan kopi Arabika (Lampiran 10).

Tabel 6 Dosis dan realisasi pemupukan pembibitan kopi Arabika Kebun Kalisat Jampit Afdeling Kampung Baru tahun 2015

Bulan

Dosis rekomendasi

(g/pohon) Jumlah Pohon Realisasi (kg) Jumlah

(kg) Urea TSP KCl Urea TSP KCl Januari 1 0.25 0.25 125 000 125 31 31 187 Februari 1 0.25 0.25 314 500 314 79 79 472 Maret 1 0.25 0.25 390 000 390 98 98 586 April 2 0.50 0.50 390 000 780 195 195 1 170 Mei 2 0.50 0.50 390 000 780 195 195 1 170 Juni 2 0.50 0.50 390 000 780 195 195 1 170 Juli 3 1.00 1.00 - - - - - Agustus 3 1.00 1.00 - - - - - September 3 1.00 1.00 - - - - - Oktober 4 1.50 1.50 - - - - - November 4 1.50 1.50 - - - - - Desember 4 1.50 1.50 - - - - -

Sumber: Kantor Afdeling Kampung Baru 2015

Puleda diaplikasikan bersamaan dengan penyemprotan hama dan penyakit, yakni gandasil D dengan konsentrasi 6.7 g/l air dan dicampur insektisida serta fungisida. Tangki semprot yang digunakan adalah knap sack Solo berukuran 15 l. Prestasi karyawan dalam aplikasi puleta adalah 2 000 polybag/HOK, sedangkan standar perusahaan adalah 2 000 polybag/HOK. Prestasi karyawan dalam aplikasi puleda adalah 30 000 polybag/HOK, sedangkan prestasi perusahaan adalah 20 000

17

Gambar 6 Pemupukan lewat tanah

Pengamatan pertumbuhan vegetatif tanaman merupakan cara sederhana untuk mengetahui kualitas bibit yang ditanam. Beberapa peubah vegetatif yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun. Data yang diperoleh diolah menggunakan uji t-student (Tabel 7).

Tabel 7 Pengaruh varietas terhadap tinggi bibit, diameter dan jumlah daun pada umur 22–32 MST

Peubah Umur (MST) Varietas p-value

Komposit Andungsari Tinggi bibit (cm) 22 7.7400 6.4100 0.016* 24 8.5400 7.0300 0.019* 26 9.1600 7.4800 0.025* 28 9.8000 7.8900 0.027* 30 11.1500 8.6400 0.021* 32 11.7800 9.2100 0.040* Diameter batang (cm) 22 0.1818 0.1849 0.307tn 24 0.1902 0.1904 0.859tn 26 0.1975 0.1959 0.574tn 28 0.2046 0.1994 0.431tn 30 0.2158 0.2063 0.373tn 32 0.2263 0.2177 0.495tn Jumlah daun (helai) 22 4.0370 4.3620 0.088tn 24 4.5630 5.5500 0.003** 26 5.6250 6.3750 0.027* 28 6.1880 6.9130 0.082tn 30 7.1250 7.9630 0.041* 32 7.8380 8.7880 0.044*

Keterangan: tn = tidak berbeda nyata pada taraf α = 5 %, * = berbeda nyata pada taraf α = 5 %, ** = berbeda sangat nyata pada taraf α = 5 %

Pasang gier. Gier atau geer adalah kotoran sapi yang masih segar yang difermentasi dengan menggunakan Urea sebagai starter dan air selama 1 bulan. Perbandingan antara kotoran sapi : Urea adalah 220 l : 10 kg urea. Dosis geer anjuran per polybag (bibit) menurut PTPN XII (2013) adalah 100 ml/bibit. Prestasi kerja karyawan dalam pasang gier adalah 2 000 polybag/HOK. pengaplikasian geer sama dengan cara mengaplikasikan puleta (Gambar 7).

18

Gambar 7 Pasang geer

Pengendalian gulma. Pengendalian gulma di pembibitan dilakukan secara manual (Gambar 8). Pengendalian secara manual di areal pembibitan dianggap lebih efektif daripada pengendalian secara kimiawi. Pengendalian secara kimiawi akan mematikan serta bibit kopi yang terkena cairan herbisida. Jenis gulma yang ada di pembibitan antara lain adalah Drymoria cordata, Ageratum conyzoides,

Erechtites valerianifolia, Paspalum conjugatum, Oxalis corniculata, Cyperus sp

dan jenis paku-pakuan. Prestasi kerja penulis dalam pengendalian gulma manual adalah 1 158 polybag/HOK, sedangkan prestasi kerja karyawan adalah 2 000 polybag/HOK. Standar prestasi kerja perusahaan dalam pengendalian gulma manual adalah 2 000 polybag/HOK.

Gambar 8 Pengendalian gulma secara manual di pembibitan

Pengendalian hama dan penyakit. Pengendalian hama dan penyakit diaplikasikan dengan cara menyemprot bibit menggunakan knap sack Solo 15 l (Gambar 9). Penyemprotan dilakukan menggunakan campuran fungisida kontak Antracol 70 WP berbahan aktif propineb 70 % dengan konsentrasi 6.7 g/l air dan insektisida sistemik Confidor berbahan aktif imidakloprid dengan konsentrasi 2 g/l air. Penyemprotan dilakukan dengan rotasi 1 bulan sekali dan bersifat preventif. Fungisida Antracol berfungsi untuk mengendalikan penyakit karat daun kopi. Insektisida Confidor berfungsi untuk mengendalikan ulat tongkat. Prestasi karyawan dalam penyemprotan insektisida adalah 30 000 polybag/HOK. Standar perusahaan dalam penyemprotan adalah 20 000 polybag/HOK.

19

Gambar 9 Pengendalian hama dan penyakit dan pengaplikasian pupuk lewat daun di areal pembibitan

Penulis melakukan pengamatan terhadap intensitas serangan penyakit di pembibitan. Tanaman yang diamati adalah tanaman hasil penanaman karyawan. Tanaman yang diamati berasal dari varietas USDA. Persentase serangan penyakit berkisar antara 0.92–8.69 % (Tabel 8).

Tabel 8 Persentase serangan penyakit rebah batang pada bibit kopi varietas USDA umur 1 bulan setelah tanam kepelan di pembibitan

Varietas Populasi awal (batang)

⅀ bibit terserang

(batang) Persentase serangan (%)

USDA 1 488 64 4.30 USDA 1 393 22 1.58 USDA 1 344 20 1.49 USDA 1 337 29 2.17 USDA 1 323 115 8.69 USDA 1 358 110 8.10 USDA 1 325 66 4.98 USDA 1 544 122 7.90 USDA 1 496 79 5.28 USDA 1 531 32 2.09 USDA 1 508 14 0.92 USDA 392 13 3.32 Rata-rata 4.23

Sumber: Hasil pengamatan penulis

Penyeleksian bibit. Seleksi bibit merupakan kegiatan memisahkan bibit-bibit normal dengan bibit-bibit tidak normal. Kegiatan tersebut biasanya dilakukan karyawan dengan mengambil bibit-bibit tidak normal dari setiap petak bibit. Bibit-bibit tidak normal tersebut disatukan di suatu tempat khusus. Bibit-bibit tidak normal tersebut selanjutnya akan mendapatkan perlakuan khusus. Prestasi kerja karyawan dalam penyeleksian bibit adalah 1 500 polybag/HOK, sedangkan standar prestasi kebun adalah 1 500 polybag/HOK.

Seleksi bibit pada tanaman kopi memiliki beberapa tahapan. Tahap pertama dilakukan ketika kecambah dipindah tanam ke polybag, tahap kedua dilakukan pada saat bulan keenam setelah pindah tanam dari lahan persemaian ke polybag, dan tahap ketiga dilakukan pada saat bulan kesepuluh-keduabelas setelah pindah tanam dari lahan persemaian ke polybag (ketika bibit akan keluar dari kebun bibit untuk ditanam ke lahan). Salah satu kriteria bibit kopi tidak normal adalah kerdil. Persentase rata-rata bibit sehat pada varietas USDA adalah 95.85 % (Tabel 9).

20

Tabel 9 Jumlah bibit kerdil hasil seleksi dan persentasi bibit sehat pada umur 9 bulan dari penanaman benih (umur 6 bulan setelah pindah tanam dari lahan persemaian ke polybag) di pembibitan Kebun Kalisat Jampit

Tanggal tanam Varietas Umur (bulan) Populasi awal (batang) Jumlah kerdil (batang) Persentase sehat (%) 24/12/2104 USDA 9 6 870 286 95.84 27/12/2014 USDA 9 3 790 199 94.75 29/12/2014 USDA 9 9 343 478 94.88 30/12/2014 USDA 9 6 551 230 96.49 31/12/2014 USDA 9 6 502 174 97.32 Rata-rata 95.85

Sumber: hasil pengamatan penulis

Prestasi kerja merupakan cara untuk mengukur kemampuan kerja dalam suatu kegiatan. Karyawan kebun diwajibkan untuk mencapai standar prestasi yang telah ditetapkan. Prestasi penulis umumnya masih di bawah prestasi karyawan kebun dan standar kebun (Tabel 10).

Tabel 10 Prestasi kerja penulis, karyawan dan standar yang berlaku di kebun

Kegiatan Prestasi kerja penulis

(1 HOK) Prestasi kerja karyawan (1 HOK) Standar kebun (1 HOK) Pendederan benih

704 benih 2 000 benih 2 000 benih

Sambung-stek

28 sambungan 100 sambungan 100 sambungan

Penanaman kepelan ke polybag

1 384 kepelan 1 733 kepelan 1 500 kepelan

Pengendalian gulma manual

1 158 polybag 2 000 polybag 2 000 polybag

Sumber: Hasil pengamatan penulis Pendongkelan

Pendongkelan merupakan kegiatan mendongkel pohon kopi mati dan pohon kopi tua yang tidak produktif (Gambar 10). Alat yang digunakan adalah kapak dan cangkul. Pendongkelan yang baik adalah yang mengikutsertakan akar-akar pohon kopi tersebut keluar dari tanah. Teknik pendongkelan yakni dengan menggali tanah di sekeliling batang dengan jari-jari 40–60 cm dari batang utama. Kedalaman galian menyesuaikan dengan keadaan akar utama kopi yang menembus tanah. Semakin dalam akar utama kopi, maka penggalian akan semakin dalam. Prestasi penulis saat mendongkel adalah 23 pohon/HOK. Prestasi karyawan dalam mendongkel adalah 40 pohon/HOK, sedangkan standar prestasi kebun adalah 40 pohon/HOK.

21

Gambar 10 Kegiatan pendongkelan kopi yang telah mati Pengajiran

Pengajiran adalah kegiatan pemasangan ajir tanam sebelum kegiatan penanaman tanaman kopi ke lahan (Gambar 11). Alat yang digunakan dalam pengajiran kopi adalah kawat sepanjang 50 meter yang telah diberi tanda pada setiap kelipatan 2.5 meter. Pemilihan kawat dalam pengajiran adalah karena kawat memiliki sifat yang lebih kaku dan tidak mudah memuai bila dibandingkan dengan tali. Bahan yang digunakan sebagai ajir adalah potongan bambu berukuran 80–100 cm. Standar prestasi kerja pengajiran adalah 400 ajir/HOK, sedangkan karyawan hanya bisa mengerjakan hingga 210 ajir/HOK.

Gambar 11 Kegiatan pengajiran Penanaman dan Penyulaman

Penanaman dan penyulaman adalah satu kegiatan yang sama. Kegiatan penanaman terdiri atas pembuatan lubang tanam dan penanaman bibit kopi di lapangan (Gambar 12). Bibit kopi yang digunakan diambil langsung dari kebun bibit Afdeling Kampung Baru, Kebun Kalisat Jampit. Penanaman dan penyulaman dilakukan sesudah kegiatan pengajiran. Penyulaman bertujuan untuk menggantikan tanaman yang mati di lapangan. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 20 cm x 30 cm. Cara membuka polybag dalam penanaman kopi adalah dengan memotong secara horizontal bagian bawah polybag sekitar 2–3 cm dari permukaan bawah polybag, kemudian merobek secara vertikal polybag

dimulai dari 3 cm dari bagian permukaan atas polybag hingga bagian bawah. Pemotongan harus dilakukan tepat di samping lubang tanam. Prestasi penulis dalam menyulam kopi adalah 15 tanaman/HOK. Prestasi kerja karyawan dalam

22

menanam kopi adalah 50 tanaman/HOK. Standar prestasi kerja dalam penanaman dan penyulaman adalah 50 tanaman/HOK.

Gambar 12 Kegiatan penyulaman kopi Persiapan Pemupukan (Persipuk)

Persipuk adalah kegiatan membuat lubang atau alur pupuk sebelum dilakukannya pemupukan (Gambar 13). Alat yang digunakan adalah cangkul. Alur pupuk dibuat di bawah tajuk kopi dengan bentuk “L”. Akan tetapi, apabila lepas dari pengawasan mandor, karyawan kadang-kadang menyalahi prosedur tersebut dengan membuat alur pupuk berbentuk “I”. Alur pupuk umumnya dibuat 1 atau 2 hari sebelum dilakukannya pemupukan. Prestasi karyawan dalam pemupukan adalah 0.33 ha/HOK. Standar prestasi kerja persipuk adalah 0.33 ha/HOK atau sekitar 528 pohon/HOK (asumsi jarak tanam kopi 2.5 m x 2.5 m).

Gambar 13 Kegiatan persiapan pemupukan Pemupukan

Pemupukan di Kebun Kalisat Jampit harus mengacu pada 6T (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat tempat, tepat cara aplikasi dan tepat pengawasan). Alat yang digunakan adalah terpal, karung, cangkul dan ember. Pemupukan umumnya dilakukan pada alur pupuk yang telah dibuat (Gambar 14). Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Maret-April dan Oktober-November. Pemupukan dilakukan pada alur pupuk yang telah disiapkan. Dosis pupuk di Kebun Kalisat Jampit ditentukan berdasarkan LSU (Leaf Sample Unit) dan SSU (Soil Sample Unit) yang dikirim ke Puslitkoka (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao). LSU dianalisis setiap tahun. SSU dianalisis setiap lima tahun. Hasil

23 analisis LSU dan SSU digunakan untuk menentukan dosis rekomendasi (Lampiran 11). Prestasi kerja penulis pada pemupukan adalah 296 tanaman/HOK (0.185 ha/HOK). Prestasi kerja karyawan adalah 0.33 ha/HOK atau setara 528 tanaman/HOK. Standar perusahaan adalah 0.33 ha/HOK. Pengawasan dalam pemupukan harus berjalan baik dan sesuai rencana sehingga efektifitas pemupukan dapat dicapai.

Gambar 14 Kegiatan pemupukan tanaman kopi Wiwil Halus

Kegiatan wiwil halus terdiri dari memangkas atau membuang cabang kipas, cabang cacing, cabang kering (ranting mati), cabang balik, serta cabang tidak produktif lainnya yang berada di cabang primer dan cabang sekunder (Gambar 15). Kegiatan tersebut dilakukan pada saat menjelang panen dan bulan Januari atau 3– 4 bulan setelah pangkas lepas panen (bulan September). Wiwil halus yang dilakukan pada saat menjelang panen bertujuan untuk mengoptimalkan pengisian buah. Wiwil halus yang dilakukan setelah pangkas lepas panen bertujuan untuk menjaga kelembaban percabangan. Percabangan yang terlalu lembab akan menyebabkan calon buah busuk dan rontok. Alat yang digunakan adalah sarung tangan, gunting pangkas dan gergaji. Prestasi penulis pada kegiatan wiwil halus adalah 29 pohon/HOK (0.018 ha/HOK). Prestasi rata-rata karyawan adalah 0.125 ha/HOK atau setara 200 tanaman. Prestasi standar perusahaan adalah 0.125 ha/HOK.

Wiwil Kasar

Kegiatan wiwil kasar terdiri dari memangkas atau membuang tunas air pada batang utama kopi (Gambar 15). Wiwil kasar bertujuan untuk menghilangkan tunas air yang bersifat rakus hara. Alat yang digunakan adalah gunting pangkas dan sarung tangan. Kegiatan ini dilakukan pada saat fase pengisian buah atau menjelang panen (bulan April dan Mei). Prestasi penulis dalam melakukan wiwil kasar adalah 150 pohon/HOK (0.09 ha/HOK). Prestasi kerja karyawan adalah 0.25 ha/HOK atau setara dengan 400 pohon/HOK (asumsi 1 ha = 1 600 pohon). Standar prestasi perusahaan adalah 0.25 ha/HOK.

24

Gambar 15 Kegiatan wiwil; a) kegiatan wiwil halus pada tanaman kopi, b) contoh cabang tidak produktif, c) kegiatan wiwil kasar pada tanaman kopi, d) contoh tunas air kopi

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma terdiri atas dua cara, yakni pengendalian secara kimia atau chemical weeding (menggunakan alat semprot) dan pengendalian secara manual atau jombret (menggunakan panjang dan bantol). Pengendalian secara kimia dilakukan pada lahan yang memiliki jumlah sulaman tanaman kopi yang sedikit, sedangkan pengendalian secara manual dilakukan pada lahan yang memiliki jumlah sulaman kopi yang banyak. Jenis gulma yang ada di lahan antara lain adalah Drymoria cordata, Ageratum conyzoides, Erechtites valerianifolia,

Paspalum conjugatum, Setaria plicata, Cyperus sp, Sida rhombifolia, Axonopus compressus, Cynodon dactylon dan Eleusine indica.

Pengendalian secara kimia menggunakan herbisida Dry up berbahan aktif glyphosate dengan konsentrasi 5 ml/l air atau dosis sekitar 900 ml/ha. Alat yang digunakan adalah alat semprot knap sack solo berukuran 15 l (Gambar 16). Air yang digunakan diambil dari areal pabrik yang dikirim menggunakan truk ke lahan, di lahan air ditampung menggunakan drum plastik berukuran 220 l. Prestasi penulis dalam mengendalikan gulma secara kimia adalah 0.09 ha/HOK. Prestasi kerja karyawan dalam pengendalian gulma secara kimia adalah 0.5 ha/HOK, sedangkan standar perusahaan adalah 0.5 ha/HOK.

a b

d

c

25 Pengendalian gulma secara manual atau jombret terdiri dari dua cara, yakni jombret merah (hitam) dan jombret atas (biasa). Jombret merah adalah kegiatan memotong gulma hingga hanya menyisakan 0–2 cm gulma dari permukaan tanah. Jombret atas adalah memotong gulma hingga hanya menyisakan 5 cm gulma dari permukaan tanah. Jombret merah lebih disarankan untuk dilakukan. Kebun Kalisat Jampit khususnya Afdeling Kampung Baru menerapkan jombret atas. Alat yang digunakan adalah panjang (parang) dan bantol. Panjang (parang) berfungsi untuk memotong rumput. Bantol adalah kayu bebentuk huruf “L” yang berukuran sekitar 80–100 cm. Bantol berfungsi sebagai alat pelindung diri dari panjang terutama kaki pada saat pemotongan gulma (Gambar 16). Prestasi kerja karyawan dalam pengendalian gulma secara manual adalah 0.2 ha/HOK. Prestasi standar perusahaan adalah 0.2 ha/HOK.

Gambar 16 Pengendalian gulma; a) pengendalian secara kimiawi di kebun kopi, b) pengendalian secara manual di kebun kopi, c) panjang dan bantol Pengendalian Hama dan Penyakit

Panen bubuk. Panen bubuk dilakukan saat tanaman kopi mulai menghasilkan buah merah, namun jumlahnya masih sedikit (Gambar 17). Tujuannya adalah untuk memutus penyebaran hama bubuk kopi yang bisa menyebar lebih banyak saat panen puncak. Alat yang digunakan adalah tekote, karung petik dan karung angkut. Setelah kegiatan panen selesai, para pemetik akan mensortasi langsung kopi yang mereka petik menjadi dua bagian, yakni kopi

Dokumen terkait