• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Teknis Pembukaan dan Persiapan Lahan

Pembukaan lahan dilakukan sendiri oleh Tulung Gelam Estate menggunakan buldozer yang dijalankan oleh seorang operator. Operator buldozer

sendiri merupakan karyawan harian tetap Tulung Gelam Estate. Pada saat ini pembukaan lahan untuk penanaman di Tulung Gelam Estate merupakan penanaman susulan, yaitu lahan-lahan yang belum dimanfaatkan sebagai lahan tanam dibuka untuk areal penanaman. Sebagai contoh, areal pembibitan yang sudah tidak digunakan sebagai lahan persediaan bibit dibuka dan ditanam bibit karet untuk produksi.

Persiapan Bahan Tanam

Bahan tanam yang dipakai untuk penanaman karet di Tulung Gelam Estate berasal dari lahan pembibitan yang merupakan bagian integral dari Perkebunan Karet Tulung Gelam Estate yang berfungsi menyediakan bibit yang akan ditanam di lapangan. Pembibitan di Tulung Gelam Estate didirikan pada awal pembukaan lahan karet di PT Lonsum, yaitu pada tahun 1995 dan dipimpin oleh seorang asisten pembibitan.

Kegiatan teknis yang ada di lahan pembibitan antara lain:

- Pewiwilan / Prunning

Pewiwilan dilakukan dengan membuang tunas-tunas yang tumbuh pada bibit hasil okulasi yang bertujuan agar batang tanaman terus tumbuh ke atas. Hal ini dimaksudkan agar pada saat bibit ditanam di lapang, batang tanaman tumbuh lurus tanpa percabangan pada ketinggian yang tidak dikehendaki.

- Seleksi / Culling

Tanaman yang gagal okulasi atau tanaman hasil okulasi yang pertumbuhannya jelek atau mati, dicabut dan dibuang kemudian dihitung untuk mengetahui tingkat kegagalan pada akhir pencatatan data di pembibitan.

- Pemberian tanda klon

Bibit tanaman yang sudah diokulasi dikumpulkan dalam barisan berdasarkan klon, kemudian pada batang diberikan cat dimana warna cat telah disesuaikan dengan klon yang ada. Warna cat berdasarkan klon dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel4. Warna Cat berdasarkan Klon di Lahan Pembibitan

Klon Warna Cat

PB 260 Hijau tua PB 311 Hijau muda PB 325 Biru tua PB 340 Biru muda PB 217 Merah tua BPM 1 Merah jambu BLIG Violet PR 300 Hitam RRIC 100 Orange GT 1 Kuning Mixed Coklat

Sumber: Kantor Nursery Tulung Gelam Estate

- Pengendalian hama dan penyakit

Bibit tanaman hasil okulasi disemprot untuk pengendalian hama dan penyakit terutama penyakit daun. Penyemprotan ini dilakukan jika hujan turun pada malam hari atau sebelumnya. Jika dalam waktu 3 hari berturut-turut tidak turun hujan maka penyemprotan tidak perlu dilakukan. Pestisida yang dipakai dalam penyemprotan adalah fungisida dengan bahan aktif propineb 70% dan insektisida dengan bahan aktif karbanil 85%. Kedua jenis pestisida dicampurkan dengan konsentrasi masing-masing 2 g/l yang kemudian disemprotkan pada daun tanaman menggunakan alat semprot gendong.

- Peremajaan entres

Peremajaan entres dilakukan jika tanaman entres dirasa sudah sulit untuk diambil karena terlalu tinggi. Peremajaan dilakukan dengan memangkas cabang utama tanaman menggunakan mesin chainsaw. Pemangkasan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru yang akan dijadikan sebagai cabang untuk bahan entres. Pada entres yang klonnya tidak dianjurkan untuk dipakai lagi, maka pemangkasan dilakukan sampai permukaan tanah. Setelah pemangkasan

dilakukan pemupukan rock phpspate (CIRP) dan urea dengan dosis 50 g urea dan 75 g CIRP per pohon, kemudian dilakukan pemupukan lagi 6 bulan setelah peremajaan.

- Pembibitan Legume Cover Crop (LCC) Muccuna bracteata

Pada prinsipnya, penanaman Muccuna bracteata dimaksudkan untuk penyisipan atau penanaman LCC pada lahan miring. Akan tetapi, pada saat ini

Muccuna bracteata dipakai sebagai tanaman penutup tanah pada lahan tanaman belum menghasilkan. Pada penanaman Muccuna bracteata, benih dilukai ujungnya menggunakan pisau untuk mematahkan dormansi kemudian ditanam pada polibag kecil.

- Pencatatan data pembibitan

Total bibit di pembibitan dari mulai awal penanaman, okulasi, sampai bibit keluar tercatat datanya. Bibit siap tanam yang ada di pembibitan akan diambil oleh divisi-divisi atau kebun lain untuk ditanam di lahan. Setiap pengangkutan bibit dari pembibitan diketahui dan disetujui oleh asisten pembibitan dan diawasi oleh mandor pembibitan dengan melakukan pencatatan lembaran pengiriman bibit. Contoh lembaran pengiriman bibit pembibitan terdapat pada Tabel Lampiran 6.

- Okulasi

Okulasi yang digunakan adalah okulasi coklat, dimana umur batang bawah telah mencapai delapan bulan. Okulasi dilakukan langsung di dalam polibag oleh pekerja dengan sistem harian. Jika diberlakukan sistem borongan upah yang diterima pekerja adalah Rp. 390,- per okulasi hidup. Setelah 21 hari okulasi dibuka dan dihitung jumlah yang berhasil, kemudian dilakukan pemotongan batang hasil okulasi secara diagonal dan dipisahkan dalam barisan tersendiri. Hasil dari okulasi dinamakan bud graft yang nantinya akan digunakan sebagai bahan tanam di lapangan.

Persiapan Tanam dan Penanaman

Sebelum dilakukan penanaman, dilakukan pemancangan terlebih dahulu untuk memberi tanda tempat tanaman akan ditanam menggunakan pancang dari kayu. Kegiatan pemancangan dilakukan dengan menggunakan kawat yang sudah diberi tanda jarak tanam, yaitu 6 meter untuk jarak antar barisan dan 3.3 meter jarak dalam barisan menggunakan sistem kandang ( membentuk persegi panjang). Terlebih dahulu dibuat pancangan kepala membentuk kandang untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya. Barisan tanaman dibuat lurus mengikuti barisan tanaman yang sudah ada di sekitarnya. Norma kerja untuk kegiatan pemancangan adalah 0.25 ha/HK. Pada kegiatan ini mahasiswa hanya mengawasi dan melakukan diskusi dengan pekerja serta mandor dan tidak ikut bekerja langsung.

Setelah dilakukan pemancangan, lahan berarti sudah siap untuk ditanam. Sistem kerja penanaman karet di Tulung Gelam Estate biasanya menggunakan sistem kerja borongan, dimana untuk penanaman seorang pekerja dibayar Rp. 1000,- untuk satu tanaman yang ditanam.

Penanaman dimulai dari pembuatan lubang tanam, langsir bibit ke lubang tanam, pemberian pupuk Rock Phospate (CIRP) , dan penanaman. Pemupukan CIRP dilakukan pada saat penanaman, dosis yang digunakan adalah 200 g/lubang tanam. Separuh dari pupuk ditaburkan ke dalam lubang secara merata dan sisanya ditaburkan pada tanah yang digali. Langsir bibit yang dilakukan oleh penanam adalah dari tempat bibit diturunkan oleh kelompok pelangsir ke lubang tanam yang dibuat oleh penanam.

Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Hasil akhir yang ingin dicapai dalam budidaya tanaman karet adalah produksi tinggi dan kualitas yang baik, untuk itu tanaman karet dipelihara sejak mulai ditanam. Pemeliharaan ini bertujuan untuk menciptakan tanaman yang sehat dan petumbuhannya baik, sehingga akan menunjang produksi yang tinggi pada saat dipanen. Kegiatan pemeliharaan tanaman belum menghasilkandi Perkebunan Karet Tulung Gelam Estate antara lain penanaman LCC, penyulaman (supplying),

pengendalian gulma (weeding), pemangkasan (pruning), pemupukan (manuring),

sertapengendalian hama dan penyakit (pest and desease control).

- Penanaman LCC

Kacangan mempunyai peranan sangat penting di perkebunan. Selain mencegah bahaya erosi dan menyuburkan tanah, kacangan juga menekan pertumbuhan gulma, sehingga tanaman menjadi subur dan cepat menjadi dewasa. Jenis kacangan yang ditanam di Tulung Gelam Estate antara lain Calopogonium caeruleum (CC), Pueraria javanica (PJ), Centrosema pubescens (CP), dan

Muccuna bracteata. Kebutuhan biji untuk penanaman LCC adalah 2 kg biji/ha untuk CC, 5 kg biji/ha untuk PJ atau CP, dan 500 bibit/ha untuk Muccuna bracteata. Sistem penanaman untuk CC dan PJ dicampur dan disebar pada alur penanamannya, yaitu dua alur dalam satu gawangan tanaman, sedangkan untuk bibit Muccuna bracteata ditanam disetiap tengah-tengah barisan tanaman karet.

Gambar 1. Kegiatan Menanam LCC Muccuna bracteata

- Penyulaman (Supplying)

Tanaman yang mati di lahan dihitung untuk mengetahui jumlah tanaman yang dibutuhkan untuk penyulaman. Penyulaman dilakukan dengan tujuan agar luasan lahan terpakai secara optimal agar nantinya kerapatan pohon tetap terjaga dan produksi maksimal. Sebelum penyulaman, dilakukan sensus terhadap tanaman yang mati atau kerdil, lalu diganti. Setelah itu dilakukan pelangsiran bibit sulaman yang diambil dari lahan pembibitan menggunakan kendaraan bak

terbuka. Norma kerja sensus tanaman adalah 3 ha/HK, norma kerja langsiran bibit adalah 300 bibit/HK, dan penyulaman 1 ha/HK. Norma yang berlaku di lapangan untuk kegiatan penyulaman adalah 7 jam/HK.

- Pengendalian gulma (Weeding)

Pekerjaan pengendalian gulma pada areal TBM mempunyai arti penting, yaitu menjaga agar tanaman karet tumbuh dengan baik. Berdasarkan cara aplikasinya kegiatan ini terbagi menjadi dua cara, yaitu manual dan kimia. Cara manual dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti parang, clurit, dan dongkel. Pekerjaan pengendalian gulma dengan cara manual, seperti dongkel anak kayu (pulling out woody growth) dan pengendalian gulma pada piringan, sedangkan pekerjaan pengendalian gulma dengan kimia, antara lain penyemprotan dan wiping lalang.

a. Dongkel anak kayu

Kegiatan ini merupakan kegiatan pengendalian gulma secara manual yang bertujuan untuk membersihkan gawangan dari gulma-gulma berdaun lebar dengan menggunakan dongkel. Kegiatan ini dilakukan oleh kelompok pekerja harian lepas yang diawasi oleh seorang mandor perawatan. Setiap pekerja berdiri pada ujung gawangan dimana setiap pekerja menyelesaikan pekerjaan dongkel anak kayu pada satu gawangan sampai ke ujung kemudian berpindah ke gawangan berikutnya. Gulma daun lebar yang tumbuh pada gawangan karet seperti pakis kawat, bawang-bawangan, tanaman karet kecil yang tumbuh di gawangan, dan lain-laindi dongkel sampai akarnya.

Norma kerja sebenarnya kegiatan ini adalah 1 ha/HK, akan tetapi pelaksanaan di lapangan yang berlaku 7 jam/HK dimulai pukul 06.30 s.d 02.00 dengan waktu istirahat pukul 12.30 s.d 13.00. Prestasi kerja mahasiswa pada kegiatan ini sama dengan prestasi kerja pekerja.

b. Pengendalian gulma di piringan (weeding circle)

Pengendalian gulma di piringan merupakan salah satu kegiatan pengendalian gulma, yaitu membersihkan gulma yang tumbuh di piringan tanaman serta menyingkirkan LCC yang merambat pada tanaman menggunakan

arit atau dongkel. Setiap keterlambatan kegiatan ini, terutama pada areal yang murni kacangan perlu diwaspadai agar kacangan tidak sempat membelit batang tanaman, karena jika kacangan sampai membelit batang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Norma kerja untuk pekerjaan ini adalah 0.2 ha/HK, akan tetapi norma yang berlaku di lapangan adalah 7 jam/HK.

c. Semprot barisan (spraying strip)

Semprot barisan merupakan tindakan pengendalian gulma secara kimia yang dilakukan di Tulung Gelam Estate dengan cara menyemprot barisan tanaman selebar 1,5-2 meter ke kiri dan ke kanan barisan tanaman. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memudahkan dalam pemeliharaan tanaman. Pada awal pembentukan jalur pada barisan tanaman digunakan alat semprot gendong, untuk seterusnya digunakan alat semprot micron herbi. Herbisida yang digunakan adalah herbisida kontak dan sistemik dengan konsentrasi disesuaikan dengan alat yang digunakan dan tingkat kerapatan gulma. Jika menggunakan alat semprot gendong maka digunakan herbisidasistemik dengan dosis 4 l/ha, sedangkan jika menggunakan micron herbi, dipakai herbisida kontak dengan dosis 50 cc/ha dan sistemik 150 cc/ha. Norma kerja yang berlaku untuk kegiatan ini adalah 4 ha/HK.

Gambar 2. Pelaksanaan Semprot Barisan pada Tanaman Belum Menghasilkan

d. Pengendalian gulma alang-alang (wiping)

itu, setiap terdapat alang-alang ditengah-tengah lahan pertanaman maka segera dimusnahkan. Bagi pihak manajemen, alang-alang merupakan indikator tanggap atau tidaknya seorang staf terhadap lingkungannya.

Wiping merupakan salah satu kegiatan pengedalian gulma terutama alang- alang. Alang-alang yang tumbuh pada barisan dan gawangan tanaman diusap dengan kain atau sarung tangan menggunakan herbisida sistemik dengan konsentrasi 10 cc/l dari pangkal sampai ujung daun, kemudian ujung daun di-

potes sebagai tanda bahwa tanaman tersebut sudah di-wiping. Norma kerja yang berlaku untuk kegiatan ini adalah 10 ha/HK dengan rotasi untuk tanaman belum menghasilkan12 kali dan tanaman menghasilkan2 kali dalam satu tahun. Norma kerja yang berlaku di lapangan adalah 7 jam/HK.

- Pemupukan

Pemupukan pada tanaman belum menghasilkan merupakan salah satu penunjang produksi yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman melalui pemberian unsur hara sehingga tanaman akan berproduksi tinggi dan dapat dipanen sesuai waktunya. Jadwal pemupukan tanaman belum menghasilkan di Tulung Gelam Estate dapat dilihat pada Tabel 5

Tabel 5. Jadwal Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan di Perkebunan Karet Tulung Gelam Estate

Dosis (g/pohon) Bulan

ke- Tempat Aplikasi Pupuk Lahan Datar Lahan teras

0 Lubang CIRP 200 250 1 Piringan NPK 15.15.6.4 50 75 3 Piringan NPK 12.12.17.2 75 100 5 Piringan NPK 12.12.17.2 75 100 8 Piringan NPK 12.12.17.2 100 125 12 Piringan NPK 12.12.17.2 100 125 16 Piringan NPK 12.12.17.2 100 150 20 Piringan NPK 12.12.17.2 100 150 24 Piringan NPK 12.12.17.2 150 200 28 Piringan NPK 12.12.17.2 150 200 32 Piringan NPK 12.12.17.2 200 250 36 Piringan NPK 12.12.17.2 200 250 40 Piringan NPK 12.12.17.2 200 250 46 Piringan NPK 12.12.17.2 250 300

Kegiatan pemupukan yang dilakukan pada saat magang adalah pemupukan tanaman belum menghasilkan 2006 klon PB 260 seluas 12 ha yang dikerjakan oleh 6 orang pekerja menggunakan pupuk NPK 12.12.17.2. Aplikasi pemupukan dilakukan dengan menabur pupuk di sisi batang tanaman dengan dosis yang digunakan adalah 150 g/pohon. Norma kerja pemupukan adalah 2 ha/HK. Prestasi kerja mahasiswa pada kegiatan ini sama dengan prestasi kerja pekerja lainnya.

- Pemangkasan

Pemangkasan pada tanaman karet remaja bertujuan untuk membentuk tajuk dengan cabang-cabang yang

seimbang

pada ketinggian yang diinginkan. Pemangkasan dilakukan secara teratur dan bertahap sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Pemangkasan cabang dilakukan serapat mungkin pada batang. Pada kebanyakan tanaman karet baik klon maupun semaian, cabang- cabang telah terbentuk pada batang bagian bawah. Oleh karena itu, untuk mendapatkan bidang sadap yang baik serta penyadapan bisa maksimal, maka batang tanaman bebas dari cabang sampai pada ketinggian 310 cm.

Mulai dari saat penanaman, tunas dan cabang-cabang pada batang yang tumbuh pada ketinggian kurang dari 170 cm dari tanah dibuang secara teratur setiap bulan. Tunas-tunas akan berkembang menjadi cabang-cabang yang membentuk kelompok cabang yang melingkar pada batang. Cabang-cabang ini akan dibuang secara bertahap sampai pada ketingian 225 cm dari tanah. Pada ketinggian 170–225 cm cabang yang boleh dipotong adalah cabang yang telah mempunyai tiga tingkat helaian daun yang telah mengeras dan telah terbentuk sekurangnya dua tingkat percabangan baru pada batang yang di atas.

Pembuangan cabang dimulai dari cabang yang terbawah atau yang paling besar dari kelompok cabang terendah. Pada setiap interval pemangkasan, jumlah maksimal cabang yang boleh dipotong adalah sepertiga dari jumlah cabang yang terdapat pada kelompok cabang sebelum dilakukan pemangkasan pertama. Pemotongan cabang dilakukan sedemikian rupa sehingga terbentuk tajuk dengan cabang-cabang yang seimbang.

Interval pemangkasan berikutnya dilakukan satu bulan dari pemangkasan sebelumnya pada cabang yang telah memenuhi syarat tersebut di atas. Setelah

diteruskan pada kelompok cabang berikutnya yang lebih atas dengan cara yang sama. Cabang-cabang yang terletak di atas 225 cm dari tanah dibiarkan tumbuh dan tidak dipangkas. Bila ada cabang yang dominan/jagur antara 225–310 cm boleh dipangkas secara bertahap sampai menjelang akan disadap, kecuali pada tepi-tepi jalan segera dipangkas.

- Pengendalian hama, penyakit, dan organisme pengganggu tanaman Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman belum menghasilkan dilakukan jika terdapat kejadian tanaman yang diserang hama ataupun penyakit. Salah satu contoh hama yang sering menyerang tanaman karet belum menghasilkan adalah rayap yang sering kali menyerang batang melalui akar, sehingga menyebabkan batang kering dan rapuh dari dalam dengan gejala daun menguning dan kering. Organisme pengganggu tanaman yang sering menyerang adalah dari golongan mamalia seperti monyet, babi, dan rusa yang sering merusak dengan mematahkan batang yang masih kecil ataupun melukai kulit batang karet.

Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) - Pengendalian gulma

Pekerjaan pengendalian gulma pada areal TM hampir sama dengan kegiatan pengendalian gulma yang dikerjakan pada areal TBM, yaitu dengan cara manual dan kimia. Hanya saja jenis pekerjaannya lebih sedikit dibandingkan areal TBM. Jenis pekerjaan pengendalian gulma yang masih dikerjakan pada tanaman menghasilkan adalah dongkel anak kayu dan semprot barisan. Kegiatan bersih piringan dan wiping tidak lagi dikerjakan karena tanaman LCC pada tanaman menghasilkan sudah tidak digunakan lagi, bahkan dibuang karena bisa mengganggu kegiatan penyadapan. Gulma yang tumbuh pada areal TM tidak setebal pada areal TBMkarena sinar matahari sudah terhalangi oleh tajuk tanaman serta jarang ditemukan alang-alang. Kalaupun ada sedikit sekali dan bisa disemprot ketika melakukan kegiatan semprot barisanpada lahan tersebut.

a. Dongkel anak kayu

Sama halnya dengan areal TBM, kegiatan dongkel anak kayu bertujuan untuk membersihkan gawangan dari gulma-gulma berdaun lebar serta berkayu

dengan menggunakan dongkel. Kegiatan ini juga dilakukan oleh kelompok pekerja harian lepas yang diawasi oleh seorang mandor perawatan.

b. Semprot barisan

Pada tanaman menghasilkan, kegiatan semprot barisan dikerjakan untuk memudahkan para penyadap dalam bekerja serta menekan persaingan tanaman dengan gulma agar produksi yang dihasilkan tinggi dengan kualitas yang baik. Pada kegiatan ini pekerja menggunakan alat semprot micron herbi kapasitas 5 liter dengan mesin berdinamo yang menggunakan baterai. Herbisida yang digunakan adalah herbisida kontak dengan dosis 50 cc/ha dan sistemik dengan dosis 150 cc/ha. Norma kerja yang berlaku untuk kegiatan ini adalah 4 ha/HK.

- Pemupukan

Pemupukan pada tanaman menghasilkan merupakan salah satu penunjang produksi tanaman melalui pemberian unsur hara, sehingga produksi tetap tinggi dan kualitas lateks baik. Jadwal pemupukan untuk tanaman menghasilkan di Tulung Gelam Estate menggunakan sampel daun yang dikirim ke Bah Lias Research Station (BLRS) untuk mengetahui dosis pupuk yang akan digunakan. Sebagai contoh rekomendasi pemupukan pada tanaman menghasilkan di Perkebunan Karet Tulung Gelam Estate tahun 2009 tertera pada Tabel 6.

Tabel 6. Dosis Pemupukan Tanaman Menghasilkan di Perkebunan Karet Tulung Gelam Estate Tahun 2009 Berdasarkan LSU (Leaf Sampling Unit) dari BLRS

Aplikasi (g/pohon)

Urea CIRP MoP/KCl

LSU Blok Luas (ha) Jumlah Pohon Sept. Total (kg) Okt. Total (kg) Nov. Total (kg) 5429 9611854 18.3 7 489 150 1 123 300 2 247 0 - 5430 9611861 49.9 15 349 200 3 070 300 4 605 150 2 302 5431 9612054 32.4 10 024 200 2 005 300 3 007 150 1 504 5432 9612060 35.8 12 448 200 2 490 300 3 734 150 1 867 5433 9612850 46.6 11 907 150 1 786 300 3 572 0 - 5434 9612853 36.6 12 217 200 2 443 300 3 665 150 1 833 5435 9612894 45 13 562 200 2 712 300 4 069 150 2 034 5436 9711046 39.6 12 640 200 2 528 300 3 792 150 1 896 5437 9711855 41.9 12 878 200 2 576 300 3 863 150 1 932 Total 346.1 108 514 1 700 20 733 2 700 32 554 1050 11 472 Sumber: Kantor Tulung Gelam Estate

Pemeliharaan Jalan dan Sarana Lain

Jalan merupakan sarana yang sangat penting sebagai penunjang produksi. Jika kondisi jalan tidak diperhatikan, maka kegiatan di perkebunan akan terhambat terutama bisa menurunkan kualitas produksi nantinya. Jenis-jenis jalan yang terdapat di Perkebunan Karet Tulung Gelam Estate antara lain jalan poros, jalan blok, jalan kontrol, dan jalan pringgan.

- Jalan poros : jalan yang dibuat oleh pemerintah sebagai sarana kepentingan umum dan perusahaan tidak bertanggung jawab atas kerusakan jalan tersebut.

- Jalan blok : jalan yang memisahkan antara blok yang satu dengan blok lainya dan lebih sempit dari pada jalan poros. Fungsi jalan blok antara lain sebagai jalan angkut hasil produksi di lapangan dan jalan kontrol ketika manajer ataupun asisten kebun melakukan kontrol menggunakan mobil serta jalan pekerja dalam melakukan aktivitas di lapangan.

- Jalan kontrol : jalan yang membelah blok menjadi dua bagian untuk memudahkan pengawasan oleh mandor terhadap para pekerja maupun kondisi lahan maupun tanaman.

- Jalan pringgan : jalan pinggir lahan atau perbatasan antara lahan kebun dengan lahan masyarakat dan ukurannya lebih kecil dari jalan blok akan tetapi masih bisa dilewati oleh mobil.

Penyadapan

Pemanenan membutuhkan manejemen yang baik agar hasil yang didapatkan sesuai dengan apa yang dikeluarkan selama perawatan. Manajemen pemanenan atau penyadapan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil pada saat ini dan yang akan datang. Manajemen yang lemah akan memperpendek masa produktif tanaman. Manajemen dalam jangka pendek juga akan menurunkan masa produktif pohon. Penyadapan yang baik membutuhkan manajemen yang konsisten dan pengawasan yang sempurna.

Hanya dengan konsistensi dan perhatian yang tinggi kita akan memperoleh hasil karet yang tinggi dengan jangka wa ktu yang lama.

- Penentuan matang sadap

Cara menentukan kesiapan atau kematangan sadap adalah dengan mengukur lilit batang. Pengukuran lilit batang dilakukan pada saat umur tanaman 5 tahun. Pada tanaman asal biji (seedling), tanaman dinyatakan telah matang sadap jika lilit batang telah mencapai 50 cm pada ketinggian 50 cm dari permukaan tanah, sedangkan pada tanaman hasil okulasi (bud graft) jika lilit batang telah mencapai 45 cm yang diukur pada ketinggian 150 cm dari permukaan tanah.

Selain itu, pada saat melakukan pengukuran lilit batang, dilakukan penotolan pada batang tanaman untuk mengetahui berapa jumlah tanaman yang siap dibuka atau mengetahui kapan tanaman akan dibuka. Sistem pemberian tanda totol disesuaikan dengan ukuran lilit batangnya. Apabila populasi dari suatu hanca sudah 60% totol tiga, maka pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan.

- Pembukaan bidang sadap

Pembukaan bidang sadap dilakukan oleh kelompok pekerja dengan kualifikasi pembukaan sebagai berikut:

a. Tinggi bukaan sadap

Ketinggian bidang sadap pada saat pembukaan pertama kali berbeda-beda untuk tanaman asal biji dan okulasi. Langkah-langkah penyadapan panel bawah sebagai berikut:

- Tanaman asal biji (seedling)

Penyadapan dimulai pada panel A pada ketinggian 50 cm dari permukaan tanah. Penyadapan pohon susulan (penambahan pohon yang disadap) juga dibuka pada ketinggian 50 cm. Setelah sadapan pada panel A habis, panel B dibuka pada ketinggian 100 cm. Panel ketiga (panel A1) dan panel berikutnya dibuka pada ketinggian 150 cm.

- Tanaman okulasi (bud graft)

Panel pertama (A) dibuka pada ketinggian 150 cm. Penyadapan pohon susulan juga dibuka pada ketinggian 150 cm pada tahun pertama. Namun pohon yang terlambat disadap lebih dari satu tahun dibuka pada ketinggian rata-rata sadapan. Panel kedua (B) dibuka pada ketinggian 150 cm atau sama tinggi dengan bukaan pertama. Semua pohon diganti dari panel A ke panel B pada saat yang

Dokumen terkait