Tanggal No. Dx Implementasi keperawatan Evaluasi (SOAP) Selasa, 18 juni 2013 1. 2. 3.
Memantau nilai AGDA Mengobservasi tanda
kesulitan bernapas Mengobservasi mukosa
bibir dan tanda sianosis Mengauskultasi bunyi
napas.
Mengobservasi adanya sekret.
Mengobservasi jumlah dan karakter sekret.
Menyelidiki adanya indikasi pada sekret
Mengajarkan batuk dan napas dalam efektif
Memasukkan cairan per oral sebanyak 2500ml per hari Mengukur tanda-tanda vital Menanyakan kepada pasien
tentang nyeri.
Mentukan karakteristik, intensitas serta durasi nyeri.
S :
Pasien mengatakan sulit bernapas.
Sesak, batuk dan ada dahak di tenggorokan.
O :
Bunyi napas ronkhi Terdengar adanya sekret
saat batuk Batuk efektif (-) Output 800ml TD: 120/80mmHg HR: 80x/i RR: 24x/i T: 36.8oC A :
Masalah belum teratasi. Batuk efektif (-) Sekret (+)
Nilai AGDA tidak normal Skala nyeri 5
Pernapasan cuping hidung Sianosis (-)
P :
Intervensi dilanjutkan
Memberikan terapi ventolin + flexotide
Menyelidiki adanya indikasi pada sekret
Mengobservasi jumlah dan karakter sekret.
Rabu, 19 juni 2013
1.
2.
Memantau nilai AGDA Memberikan terapi oksigen Mengobservasi jumlah dan
karakter sekret.
Mengajarkan batuk dan napas dalam efektif
Memasukkan cairan per oral sebanyak 2500ml perhari Memberikan terapi ventolin
1 ampul dan flexotide 1 ampul.
S :
Nyeri dada seperti ditusuk-tusuk.
Pasien mengatakan sulit bernapas.
O:
Sekret mulai bisa dikeluarkan Batuk efektif (+) Urine 1000ml Terapi ventolin 1 ampul+flexotide 1 ampul Skala nyeri 5 Oksigen 2L
Durasi nyeri 10-15 menit Terapi ketorolac 1
ampul/12jam
Nilai AGDA tidak normal Posisi semifowler TD: 120/70mmHg HR: 78x/i RR: 22x/i T:36.6oC A:
Masalah teratasi sebagian Sekret dapat dikeluarkan Batuk dan napas efektif (+) Skala nyeri 5
Durasi 10-15 menit P:
Intervensi dilanjutkan
Memberikan terapi oksigen Memasukkan cairan per oral
sebanyak 2500ml per hari Mengajarkan penggunaan teknik relaksasi, misalnya visualisasi, bimbingan imajinasi, dan aktivitas hiburan yang tepat
Bantu aktivitas perawatan diri, pernapasan /latihan tangan.
Memantau nilai AGDA 3. Menanyakan kepada pasien
tentang nyeri.
Mentukan karakteristik, intensitas serta durasi nyeri. Mendorong pasien untuk
menyatakan perasaan tentang nyeri
Memberikan tindakan kenyamanan, misalnya sering ubah posisi, pijat punggung, sokongan bantal Memberikan lingkungan
yang nyaman dan tenang. Memberikan terapi
ketorolac 1 ampul
Kamis 20 juni 2013
1. Memberikan terapi oksigen Memasukkan cairan per oral
sebanyak 2500ml per hari Memantau nilai AGDA
S:
Sulit tidur jika bising dan nyeri datang O: Terapi oksigen 2L Urine 950 ml Ketorolac 1 ampul/12jam Skala nyeri 4
Teknik relaksasi hiburan (+) Posisi semifowler
Pagar tempat tidur terpasang TD: 120/80mmHg
HR: 80x/i RR: 22x/i T: 36.8oC A:
Masalah teratasi sebagian Skala nyeri 4
Teknik relaksasi hiburan (+) Nilai AGDA tidak normal Ketorolac 1 ampul/12jam P: Intervensi dilanjutkan Menganjurkan untuk mendengarkan music lembut.
Menganjurkan untuk minum susu hangat sebelum tidur Memasukkan cairan per oral
sebanyak 2500ml perhari Memberikan terapi ventolin
+ flexotide
Memberikan terapi ketorolac
Memantau nilai AGDA 3. Mengajarkan penggunaan
teknik relaksasi, misalnya visualisasi, bimbingan imajinasi, dan aktivitas hiburan yang tepat Membantu aktivitas
perawatan diri, pernapasan /latihan tangan.
Memberikan terapi ketorolac 1 ampul
Mengukur tanda-tanda vital 4. Menentukan kebiasaan tidur
biasanya dan perubahan yang terjadi.
Memberikan suasana tidur yang aman dan nyaman.
Menganjurkan untuk mendengarkan music lembut.
Menganjurkan untuk minum susu hangat sebelum tidur. Mengurangi kebisingan dan
lampu.
Membantu dalam mengubah posisi.
Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi, rendahkan tempat tidur bila mungkin.
Jumat 21 juni
2012
1. 2.
Memantau nilai AGDA Memasukkan cairan per oral
sebanyak 2500ml per hari Memberikan terapi ventolin
1 ampul + flexotide 1 ampul Memantau tanda-tanda vital
S:
Nyeri dan sesak berkurang O:
Skala nyeri 3
Ketorolac 1 ampul/12 jam Terapi ventolin 1 ampul Urine 1120ml
Music lembut sebelum tidur TD:120/80mmHg
HR:82x/i RR:22x/i T:36.5oC A:
Masalah teratasi sebagian Skala nyeri 3
Ketorolac 1 ampul/12 jam Terapi ventolin 1 ampul P:
intervensi dilanjutkan
Memasukkan cairan per oral sebanyak 2500ml peroral Memberikan terapi ventolin
+flexotide
Berikan terapi ketorolac Bantu aktivitas perawatan
diri, pernapasan /latihan tangan.
Mengajarkan penggunaan teknik relaksasi, misalnya visualisasi, bimbingan imajinasi, dan aktivitas hiburan yang tepat Memantau nilai AGDA 3. Memberikan terapi
ketorolac 1 ampul 4. Menganjurkan untuk
mendengarkan music lembut.
Menganjurkan untuk minum susu hangat sebelum tidur
EVALUASI
Setelah penulis membahas Asuhan Keperawatan pada pasien kanker paru dengan prioritas masalah oksigenasi, penulis akan membandingkan dengan konsep keperawatan oksigenasi dan masalah-masalah yang penulis temukan pada pasien saat pengkajian maupun intervensi yang perawat berikan, serta evaluasi akhirnya.
Pada saat melakukan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan dalam pengambilan data, karena data yang tersedia lengkap dan keluarga pasien dapat diajak kerjasama dalam pengumpulan data yang diperlukan. Pada pengkajian penulis menemukan kesaamaan dari data yang ada pada konsep dan data yang diperoleh langsung dari pasien.
Berdasarkan rumusan masalah yang ada pada konsep dasar oksigenasi, penulis menemukan diagnose yang sama yaitu bersihan jalan napas tidak efektif, selain itu penulis menemukan masalah baru yang diperoleh dari pengkajian langsung kepada pasien yaitu penulis menemukan adanya gangguan pola tidur pada pasien akibat dari nyeri dada dan sesak yang dialami oleh pasien.
Sesuai dengan diagnosa keperawatan yang ditemukan penulis pada kasus, maka dilakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan dasar pasien, pada diagnosa pertama penulis melakukan pemantauan terhadap nilai AGDA pasien, dari hasil pengkajian penulis menemukan ketidaknormalan pada nilai AGDA pasien dimana kadar pCO2 pasien menurun yang menyebabkan banyak CO2 yang terbuang sehingga ion H pasien menurun, ini menyebabkan pertukaran gas pasien terganggu, maka perawat memberikan intervensi dengan member terapi oksigen dan tetap memantau nilai AGDA dan tanda-tanda vital pasien untuk mengetahui dan menganalisis keseimbangan asam basa serta keadaan kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh pasien untuk menentukan dan mencegah komplikasi yang akan terjadi nantinya.
Pada diagnosa kedua penulis melakukan intervensi seperti mengauskultasi bunyi napas, mengobservasi adanya sekret, mengajarkan batuk dan napas dalam efektif, memasukkan cairan per oral sebanyak 2500ml, mengukur tanda-tanda vital, dan dari hasil evaluasi serta catatan perkembangan pasien, bunyi napas pasien ronkhi yang menandakan adanya secret di jalan napas pasien sehingga perawat memberikan terapi ventolin 1 ampul dan mengajarkan pasien untuk batuk dalam efektif untuk memperlancar pengeluaran secret. Setelah diberi intervensi pasien tampak tidak sesak dan napas terasa tidak berat sehingga pasien lebih rileks dan tidak gelisah.
Pada diagnosa yang ketiga perawat mengkaji skala nyeri, durasi dan intensitas nyeri pasien, ditemukan skala nyeri 5, durasi 10-15 menit dan nyeri terasa di bagian dada sebelah kanan, perawat mengajarkan teknik relaksasi nyeri seperti tarik napas dalam, hiburan dengan mengajak pasien bercerita tentang hobinya, dan memantau tanda-tanda vital pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien, setelah diberi intervensi selama lima hari nyeri yang dirasakan pasien berkurang secara bertahap setiap harinya namun, pemberian analgesic (injeksi ketorolac) masih dibutuhkan pasien untuk mengurangi rasa nyerinya tersebut. Hal ini membuktikan bahwa pasien belum dapat mengontrol nyerinya dengan teknik relaksasi sepenuhnya.
Diagnose terakhir perawat menemukan adanya gangguan pola tidur dari pasien dengan ditemukannya data pasien sering menguap, terdapat lingkaran hitam di bawah kelopak mata pasien, dan pasien mengatakan sulit tidur, hanya dapat tidur 4-5 jam semalaman, dan sulit untuk tertidur kembali. Perawat menganjurkan untuk meminum susu sebelum tidur untuk dapat tidur dengan cepat karena susu meningkatkan efek relaksasi, susu mempunyai kualitas suporifik, meningkatkan sintesis serotonin, neurotransmitter yang membantu pasien tertidur. Dan perawat menganjurkan pasien untuk mendengarkan musik lembut pada malam hari ketika akan tidur. Dari intervensi yang dilakukan, pasien masih belum bias tertidur lelap pada malam hari, masi sering menguap dan mengantuk disiang hari, sehingga perawat melanjutkan intervensinya tetapi mendelegasikannya kepada perawat lain sehubungan dengan selesainya waktu perawat untuk dinas di RS Haji Adam Malik Medan. Dalam melakukan implementasi tidak terlalu banyak hambatan yang dialami penulis, pasien dan keluarga sangat kooperative sehingga pada saat implementasi hanya berfokus kepada komunikasi dan tindakan terapeutik. Dari empat masalah yang ditemukan masih belum dapat teratasi berhubungan dengan selesainya masa dinas yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan.