HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
B. Analisis Data
1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran
salam, mengajak siswa berdo’a, kemudian guru mengecek kehadiran siswa dan meminta siswa mempersiapkan peralatan pembelajaran. Guru mengaitkan materi pembelajaran yang akan dilakukan dengan pengalaaman siswa terhadap materi sebelumnya. Guru mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan dilakukan. Guru memberikan motivasi dengan cara menginformasikan manfaat dari materi Barisan dan Deret dalam kehidupan sehari-hari. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian guru membagi siswa menjadi 7 kelompok heterogen yang terdiri dari 5 orang.
Setelah itu guru menyuruh siswa untuk membaca buku sumber dan membagikan lembar diskusi kepada masing–masing kelompok, kemudian guru meminta siswa untuk membaca dan mengamati permasalahan yang ada dalam lembar diskusi tersebut. Guru memberikan kesempatan kepada masing – masing kelompok untuk mendiskusikan permasalahan yang ada pada lembar diskusi, setelah itu kelompok diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai hal yang belum dipahami terkait pengamatan dari masalah yang didiskusikan bersama kelompoknya. Guru mengawasi jalannya diskusi dan memberikan bantuan untuk kelompok yang mengalami kesulitan. Kegiatan yang dilaksanakan kelompok bertujuan untuk memperoleh informasi, sehingga kelompok dapat menyelesaikan lembar diskusi yang telah diberikan. Penyelesaian lembar diskusi yaitu dengan cara menyelesaikan tahapan masalah yang diberikan pada lembar diskusi tersebut.
Setelah siswa mendapatkan informasi dari lembar diskusi yang dikerjakan, kemudian siswa secara berkelompok mengolah informasi yang sudah didapatkan.
Selanjutnya guru memastikan kepada kelompok, agar setiap kelompok memahami jawaban dari yang mereka temukan. Setelah kegiatan diskusi, guru memanggil salah satu kelompok secara acak, bagi kelompok yang terpanggil melaporkan hasil kerja sama kelompoknya di depan kelas. Pada fase ini diberikan kesempatan kepada kelompok yang tidak terpilih untuk menanggapi maupun bertanya. Kemudian siswa dibimbing oleh guru untuk menarik kesimpulan dari diskusi yang telah dilaksanakan. Terakhir guru menginformasikan materi yang akan dipelajari selanjutnya dan menutup pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran Problem Based Learning pada pertemuan pertama belum terlaksna dengan baik, karena siswa belum terbiasa dengan langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan. Pembelajaran dimulai dengan guru memberikan lembar diskusi kepada masing–masing kelompok tentang menemukan pola bilangan dan barisan aritmatika, setelah itu siswa diminta untuk mengamati permasalahan tersebut. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi bersama anggota kelompoknya mengenai permasalahan yang ada dalam lembar diskusi tersebut. Disaat berdiskusi siswa terlihat sedikit ribut di dalam kelompoknya. Ada sebagian siswa berjalan ke kelompok lain untuk bertanya mengenai lembar diskusi bahkan ada yang berjalan ke kelompok lain hanya untuk bermain–main. Mengatasi hal tersebut guru memberikan teguran kepada siswa.
Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa menanyakan hal yang masih belum dimengerti. Namun tidak ada siswa yang bertanya. Siswa mengolah informasi yang telah diperoleh bersama anggota kelompoknya dalam
menemukan pola bilangan dan barisan aritmatika sambil dibimbing oleh guru. Saat bimbingan kelompok ini guru sedikit kewalahan dalam mengontrol siswa, karena saat guru membimbing kelompok yang satu kelompok yang lain juga ingin dikunjungi untuk dibimbing.
Fase pertama orientasi siswa terhadap masalah yaitu guru menyuruh siswa untuk membaca dan mengamati permasalahan yang ada pada lembar diskusi. Pada pertemuan pertama siswa mengamati permasalah tentang pola bilangan dan barisan aritmatika. Pertemuan kedua deret aritmatika sedangkan pertemuan ketiga barisan geometri dan pertemuan keempat deret geometri. Disaat mengamati permasalahan yang ada didalam lembar diskusi ada sebagian siswa yang berbicara dengan teman sekelompoknya.
Fase kedua mengorganisasikan siswa untuk belajar yaitu guru membimbing siswa untuk memahami permasalahan yang ada pada lembar diskusi seperti menyelesaikan masalah yang ada didalam lembar diskusi. Berikut lembar diskusi yang diberikan kepada siswa:
Gambar 3 menunjukkan lembar diskusi yang telah dijawab siswa. Terlihat siswa sudah mampu memahami permasalahan yang ada pada lembar diskusi seperti apa yang diketahui dengan bantuan guru meskipun siswa tidak membuat apa yang menjadi pertanyaan didalam lembar diskusi. Pada langkah mengumpukan informasi siswa membuat jawaban yang salah, seharusnya untuk suku keempat itu banyaknya suku yaitu 10, suku kelima yaitu 12 dan suku keenam yaitu 14 tetapi siswa hanya membuat setiap masing-masing suku yaitu sebanyak 3. Berikut lembar diskusi yang diberikan kepada siswa:
Gambar 4. Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Kedua
Gambar 4 menunjukkan lembar diskusi yang telah dijawab siswa. Terlihat siswa sudah mampu memahami permasalahan yang ada pada lembar diskusi. Namun pada langkah menyimpulkan masalah yang ada didalam lembar diskusi siswa tidak mampu untuk menyimpulkannya karena soal tersebut susah untuk siswa. Berikut lembar diskusi yang diberikan kepada siswa:
Gambar 5. Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Ketiga
Gambar 5 menunjukkan lembar diskusi yang telah dijawab siswa. Terlihat siswa sudah mampu memahami permasalahan yang ada pada lembar diskusi. Pada langkah membuat sebuah perencanaan dalam menyelesaikan masalah yang ada didalam lembar diskusi siswa tidak mampu melakukan perencanaan karena siswa kesulitan dalam menentukan rasio. Berikut lembar diskusi yang diberikan kepada siswa:
Gambar 6. Lembar Diskusi Siswa Pertemuan Keempat
Gambar 6 menunjukkan lembar diskusi yang telah dijawab siswa. Terlihat siswa sudah mampu memahami permasalahan yang ada pada lembar diskusi namun siswa tidak membuatnya sesuai dengan perintah soal. Pada langkah menyimpulkan masalah yang ada didalam lembar diskusi siswa tidak mampu untuk menyimpulkannya, karena bentuk umum dari deret geometri tersebut jika rasio > 1 maka tandanya harus selisih tetapi siswa menulisnya dalam bentuk penjumlahan.
Fase ketiga membimbing penyelidikan individual maupun kelompok yaitu guru berkeliling mengamati siswa saat siswa bekerja dalam kelompok. Pada pertemuan pertama pelaksanaan pembelajaran Problem Based Learning belum terlaksana dengan baik, karena siswa belum terbiasa dengan langkah-langkah
pembelajaran dan materinya belum dijelaskan oleh guru. Saat berdiskusi siswa terlihat sedikit ribut di dalam kelompoknya. Ada sebagian siswa berjalan ke kelompok lain untuk bertanya mengenai lembar diskusi bahkan ada yang berjalan ke kelompok lain hanya untuk bermain–main. Mengatasi hal tersebut guru memberikan teguran kepada siswa.
Pelaksanaan pembelajaran Problem Based Learning pada pertemuan kedua masih belum terlaksana dengan baik karena masih ada juga siswa yang ribut didalam kelompoknya. Saat bimbingan kelompok guru sedikit kewalahan dalam mengontrol siswa, karena saat guru membimbing kelompok yang satu kelompok yang lain juga ingin dikunjungi untuk dibimbing.
Pada pertemuan ketiga proses pembelajaran sudah terlaksana dengan baik karena sudah ada perubahan pada siswa, tidak ada lagi siswa yang ribut didalam kelompoknya. Siswa hanya berdiskusi tentang permasalahan yang ada didalam lembar diskusi. Siswa sudah mulai bisa dalam memahami permasalahan. Proses pembelajaran semakin baik pada pertemuan keempat karena pada saat siswa menyelesaikan permasalahan yang ada didalam lembar diskusi siswa dapat menyelesaikan masalah dengan benar bersama anggota kelompoknya, siswa mengerti dan paham untuk menyelesaikan permasalah tersebut karena siswa sudah terbiasa dengan PBL.
Fase 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya yaitu guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok. Guru meminta salah satu kelompok mempersentasikan hasil diskusinya. Hasil diskusi kelompok berupa lembaran diskusi yang diberikan tiap-tiap individu dan dikerjakan secara
berkelompok. Guru meminta salah satu kelompok untuk mempersentasikan hasil diskusinya tentang kegiatan yang dilakukan didepan kelas, kemudian kelompok lain menanggapi, bertanya dan menambah jawaban.
Pertemuan pertama hasil persentasi kelompok belum terlaksana dengan baik karena belum ada keinginan siswa untuk memperesentasikan hasil kelompoknya didepan kelas sehingga guru menunjuk salah satu kelompok. Pada saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya siswa hanya diam saja. Pertemuan kedua persentasi kelompok sudah mulai terlaksana dengan baik karena sudah ada keinginan siswa untuk maju kedepan kelas untuk mempersentasikan hasil kelompoknya tanpa ditunjuk oleh guru. Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hanya beberapa siswa yang bertanya.
Pelaksanaan persentasi kelompok pada pertemuan ketiga sudah terlaksana dengan baik karena banyak kelompok yang ingin maju untuk mempersentasikan hasilnya didepan kelas. Siswa sudah mampu memberikan tambahan jawaban didalam persentasi kelompok bahkan ada juga yang memberikan tanggapan. Pertemuan keempat persentasi kelompok sudah sangat terlaksana dengan baik karena banyak siswa yang ingin memberikan pertanyaan, tambahan maupun tanggapan terhadap persentasi kelompok. Guru tidak lagi menunjuk siswa untuk berperan aktif didalam persentasi kelompok karena sudah ada keinginan dari diri siswa itu sendiri untuk berperan aktif.
Fase 5 Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah yaitu guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi terhadap proses pemecahan
masalah terhadap materi yang dipelajari seperti membahas kendala-kendala dan kekurangan yang ada serta mengumpulkan semua hasil diskusi kelompok.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa kelompok yang belum menyelesaikan secara keseluruhan yang ada pada lembar diskusi siswa karena kekurangan waktu yang telah diberikan, kemudian dilanjutkan dengan membuat latihan. Saat siswa mengerjakan latihan yang ada didalam lembar diskusi mula-mula siswa kesulitan karena soal yang diberikan berbeda dari soal sebelumnya akan tetapi siswa sudah bisa mengerjakan soal yang diberikan karena siswa sudah mulai terbiasa dengan soal yang berbeda.