• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Muatan Lokal melalui Mata Pelajaran Tersendiri

BAB IV TAHAP PELAKSANAAN MUATAN LOKAL

C. Pelaksanaan Muatan Lokal melalui Mata Pelajaran Tersendiri

Sudah dijelaskan diatas bahwa apabila bahan kajian muatan lokal berupa materi pembelajaran tersendiri yang tidak terkait dengan ruang lingkup materi pada mata pelajaran kelompok B, maka muatan lokal tersebut dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal. Demikian juga apabila bahan kajian pada muatan lokal sebenarnya berupa bagian/pengembangan dari ruang lingkup materi pelajaran pada kelompok B, namun bahan kajian muatan lokal tersebut terlalu luas maka dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran muatan lokal.

Perlu diketahui bahwa mata pelajaran muatan lokal merupakan mata pelajaran yang berisi bahan kajian muatan lokal yang memungkinkan untuk berdiri sendiri sebagai mata pelajaran. Alokasi waktu yang disediakan dalam satu minggu sebanyak 2 jam pelajaran. Dalam struktur kurikulum 2013, mata pelajaran muatan lokal masuk pada mata pelajaran kelompok B.

Satuan pendidikan yang mampu mengembangkan kompetensi dasar beserta silabusnya dapat melaksanakan mata pelajaran muatan lokal. Apabila satuan pendidikan belum mampu mengembangkan kompetensi dasar beserta silabusnya, maka satuan pendidikan dapat melaksanakan muatan lokal berdasarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh satuan pendidikan, atau dapat meminta bantuan kepada satuan pendidikan terdekat yang masih dalam satu daerahnya. Beberapa satuan pendidikan dalam satu daerah yang belum mampu mengembangkannya dapat meminta bantuan tim pengembang kurikulum daerah atau meminta bantuan dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di daerahnya.

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 28

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Pelaksanaan muatan lokal melalui mata pelajaran tersendiri dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4. Alur pelaksanaan muatan lokal melalui mata pelajaran tersendiri

Berikut ini merupakan tahapan pelaksanaan muatan lokal melalui mata pelajaran tersendiri:

1. Perencanaan

Perencanaan proses pembelajaran pada mata pelajaran muatan lokal meliputi penyusunan KD, penyusunan silabus, penyusunan buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru, serta penyusunan RPP.

a. Menyusun Kompetensi Dasar

Seperti mata pelajaran lainnya, muatan lokal yang berdiri sebagai mata pelajaran harus memiliki dokumen lengkap yang meliputi KI, KD, silabus, buku teks pelajaran, buku panduan guru, dan RPP. Semua dokumen ini harus disiapkan oleh satuan pendidikan.

Penyusunan KD adalah langkah awal agar muatan lokal dapat dilaksanakan melalui mata pelajaran. Penyusunan KD dapat dilakukan bersama instansi lain, misalnya TPK Provinsi/Kabupaten/Kota, LPMP, Dunia Usaha/Industri, atau Dinas/Instansi terkait. Sebagai contoh, jika SMA menentukan jenis muatan lokal yang berkaitan dengan:

1) kewirausahaaan atau kepariwisataan, maka dapat bekerjasama dengan Dinas perdagangan, Perguruan Tinggi Pariwisata, atau Dinas pariwisata;

2) keterampilan atau kerajinan, maka dapat bekerjasama dengan

Perguruan Tinggi Seni Kriya/Kerajinan, PLS/kursus-kursus, atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

3) budi daya tanaman, maka dapat bekerjasama dengan Dinas Pertanian,

Perguruan tinggi Pertanian; dll.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tentang Standar Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang. Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan kompetensi yang bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kompetensi yang bersifat spesifik dan ruang lingkup materi untuk setiap muatan kurikulum. Selanjutnya, kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan kompetensi dasar pada pengembangan kurikulum satuan dan jenjang pendidikan.

Berdasarkan pengertian diatas maka dalam mengembangkan kompetensi dasar pada mata pelajaran muatan lokal harus memperhatikan tingkat kompetensi. Adapun tingkat kompetensi kelas X, XI, dan XII SMA adalah sebagai berikut:

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 30

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

1) Tingkat kompetensi kelas X dan XI SMA

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis

pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam

ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

2) Tingkat kompetensi kelas XII SMA

Kompetensi Deskripsi Kompetensi

Sikap Spiritual

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku

jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan

mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Keterampilan 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta

dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

Penyusunan kompetensi dasar mata pelajaran muatan lokal harus memperhatikan dan menyesuaikan tingkat kompetensi yang telah ditetapkan di atas.

Pengembangan kompetensi dasar pada mata pelajaran muatan lokal dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran muatan lokal.

Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

1) kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka

menjabarkan KI-1;

2) kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka

menjabarkan KI-2;

3) kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 32

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

4) kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka

menjabarkan KI-4.

Dengan menggunakan bahan kajian muatan lokal yang telah ditetapkan, tim pengembang melakukan pemetaan bahan kajian muatan lokal tersebut berdasarkan tingkat kompetensi dan kompetensi inti yang sesuai. Berikut ini merupakan format dalam mengembangkan kompetensi dasar mata pelajaran muatan lokal.

Format 7 : Contoh Format Penentuan Kompetensi Dasar N

o

Jenis Mulok Bahan Kajian Kompetensi

Dasar

Contoh pengisian format pada lampiran 7

Format 8 : Contoh format penyusunan KD mata pelajaran muatan lokal kelas X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

... ... 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, ... ...

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR responsif dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,menerapka n, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

... ...

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu

... ...

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 34

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Contoh pengisian format pada lampiran 8

Format 9 : Contoh format penyusunan KD mata pelajaran muatan lokal kelas XI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya ... 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia ... 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan ...

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

...

Contoh pengisian format pada lampiran 9

Format 10 : Contoh format penyusunan KD mata pelajaran muatan lokal kelas XII

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya ... 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong ...

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 36

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

...

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR menyaji, dan

mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

b. Menyusun Silabus

Penyusunan silabus mata pelajaran muatan lokal pada dasarnya sama dengan penyusunan silabus pada mata pelajaran lainnya, namun pada proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek yaitu kognitif,

afektif, psikomotor, dan action.

Silabus mata pelajaran muatan lokal paling sedikit memuat: 


1) Identitas mata pelajaran;

2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

3) Kompetensi inti;

4) Kompetensi dasar;

5) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

6) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan

peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek (kognitif, afektif,

psikomotor, dan action);

7) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik, penilaian pada pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk,

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 38

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah dan portofolio;

8) Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur

kurikulum untuk satu semester atau satu tahun, alokasi waktu mata pelajaran muatan lokal sebanyak 2 jam/minggu; dan

9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar atau sumber belajar lain yang relevan. Format 11 : Contoh Format Silabus

Satuan Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : ………. Kelas : ………. Kompetensi Inti : 1. ……… 2. ……… 3. ……… Kom pete n si D a sa r Mate ri P o kok P e m bel a jar a n P e n ila ia n Aloka si Wa kt u Su m ber Be la jar

Contoh pengisian format pada lampiran 13

c. Menyusun Buku Teks Pelajaran Muatan Lokal dan Buku Panduan

Guru

Dengan lahirnya kurikulum 2013 yang diikuti dengan perubahan yang mendasar pada SKL, SI, standar proses, dan standar penilaian sehingga dibutuhkan suatu buku panduan yang mengantar satuan pendidikan dan guru untuk dapat melaksanakan kurikulum 2013 dengan baik. Buku teks pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat pembelajaran dalam rangka peningkatan keimanan dan ketaqwaan, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi, kepekaan dan kemampuan estetis, potensi fisik dan kesehatan yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan.

Buku teks pelajaran adalah sumber pembelajaran utama untuk mencapai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 23). Buku panduan guru adalah pedoman yang memuat strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian untuk setiap mata pelajaran dan/atau tema pembelajaran (Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 Ayat 22). Buku teks pelajaran muatan lokal pada pendidikan dasar dan menengah dinilai kelayakan-pakainya terlebih dahulu oleh Dinas Pendidikan Provinsi berdasarkan standar nasional pendidikan sebelum digunakan oleh pendidik dan/atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan. Kelayakan pakai buku teks muatan lokal ditetapkan oleh Gubernur. (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 pasal 4 Ayat 3 dan 4).

Berdasarkan peraturan pemerintah dan peraturan menteri tersebut maka mata pelajaran muatan lokal sebaiknya didukung oleh buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru. Buku teks pelajaran dan buku panduan guru tersebut disusun oleh guru mata pelajaran muatan lokal bersama dengan Tim Pengembang Kurikulum, dan dapat meminta bantuan dari Perguruan Tinggi, LPMP, dan lembaga terkait lainnya. Buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru tersebut dinilai kelayakan pakainya oleh Dinas Pendidikan Provinsi setempat.

Kriteria standar buku teks pelajaran muatan lokal dan buku panduan guru adalah sebagai berikut:

1) Kelayakan isi/materi:

a) Kriteria materi harus spesifik, jelas, akurat, dan mutakhir;

b) Informasi yang disajikan tidak mengandung makna yang bias;

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 40

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

kemenarikan sesuai dengan minat dan pengetahuan siswa;

d) Rujukan yang digunakan, dicantumkan sumbernya;

e) Ilustrasi harus sesuai dengan teks;

f) Peta, tabel, dan grafik harus sesuai dengan teks, harus akurat,

dan sederhana;

g) Perincian materi harus sesuai dengan kurikulum;

h) Perincian materi harus memperhatikan keseimbangan dalam

penyebaran materi, baik yang berkenaan dengan

pengembangan makna dan pemahaman, pemecahan masalah, pengembangan proses, latihan dan praktik, tes keterampilan maupun pemahaman.

2) Kelayakan penyajian

Kelayakan penyajian berkenaan dengan: tujuan pembelajaran, keteraturan urutan dalam penguraian, kemenarikan minat dan perhatian peserta didik, kemudahan dipahami, keaktifan peserta didik, hubungan bahan, serta latihan dan soal.

3) Kelayakan bahasa

Aspek bahasa merupakan sarana penyampaian dan penyajian bahan,

seperti kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana.
Sedangkan aspek

keterbacaan berkaitan dengan tingkat kemudahan bahasa (kosakata, kalimat, paragraf, dan wacana) bagi kelompok atau tingkatan peserta didik.

4) Kelayakan kegrafikan

Yang berkaitan dengan aspek grafika adalah kemenarikan, yaitu berhubungan dengan minat pembaca, kepadatan ide bacaan, dan penilaian keindahan gaya tulisan.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Penyusunan RPP pada mata pelajaran muatan lokal sama dengan penyusunan RPP pada mata pelajaran lainnya. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator

pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian.

Format 12 : Contoh Format RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA ……….. Mata Pelajaran : ……… Kelas/Semester : ……… Materi Pokok : ……… Alokasi Waktu : ....……….... A. Kompetensi Inti 1. _______________ 2. _______________ 3. _______________ 4. _______________

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1. _____________ (KD pada KI-1) 2. _____________ (KD pada KI-2) 3. _____________ (KD pada KI-3) I ndikator: __________________ 4. _____________ (KD pada KI-4) Indikator: __________________ Catatan:

KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 42

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

C. Tujuan Pembelajaran

D. Materi Pembelajaran

(rincian dari Materi Pokok)

E. Metode Pembelajaran

(rincian dari Kegiatan Pembelajaran)

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran

1. Media

2. Alat/Bahan

3. Sumber Belajar

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1. Pertemuan Kesatu:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)

b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (…menit)

2. Pertemuan Kedua:

a. Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)

b. Kegiatan Inti (...menit)

c. Penutup (…menit),

dan seterusnya.

H. Penilaian

1. Jenis/teknik penilaian

2. Bentuk instrumen dan instrumen

3. Pedoman penskoran

Mengetahui ………., ………

Kepala SMA …….. Guru Mata Pelajaran

__________________ __________________

NIP. …. NIP. ….

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan implementasi dari RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik:

1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti

proses pembelajaran;

2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah

dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;

3) mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas

yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan

4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang

kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran muatan lokal, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Proses pembelajaran muatan lokal mencakup empat aspek

yaitu kognitif, afektif, psikomotor, dan action.

Pembelajaran diatur agar tidak memberatkan peserta didik dan tidak mengganggu penguasaan kurikulum nasional. Oleh karena itu, pelaksanaan muatan lokal dihindarkan dari penugasan pekerjaan rumah.

Panduan Pelaksanaan Muatan Lokal 44

©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah

Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan dengan menerapkannya.

c. Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

3. Penilaian

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian pada mata pelajaran muatan lokal:

a. Penilaian pembelajaran muatan lokal mengutamakan unjuk kerja, produk,

dan portofolio.

b. Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa

dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

c. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut

peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.

d. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang

ditempuh dalam proses pembelajaran

Dokumen terkait