PROSES PENINGKATAN MUTU SECARA TERUS MENERUS
4.2. PELAKSANAAN MUTU PEKERJAAN SESUAI STANDAR MUTU DAN PANDUAN
Didalam melaksanakan mutu diperlukan pemantauan dan pengendalian, dengan proses sebagai berikut :
4.2.1 Input/masukan untuk Pengendalian Mutu (QC)
4.2.1.1 Quality management Plan/ rencana manajemen mutu
bagaimana Quality Assurance dilaksanakan sesuai persyaratan proyek.
4.2.1.2 Mutu matrik adalah terminology khusus bagaimana proses
pengendalian mutu diukur contohnya : tidak cukup hanya mengatakan sesuai dengan rencana, tim proyek juga mengindikasikan setiap kegiatan harus dimulai tepat waktu atau selesainya tepat waktu) dan quality matric digunakan pada proses QA dan QC termasuk tingkat keparahan, tarif kegagalan, ketersediaan, kehandalan dan jenis dan jumlah test yang dilakukan.
4.2.1.3 Daftar simak mutu
4.2.1.4 Proses yang ada di Perusahaan/proyek (prosedur operasi yang
dimiliki perusahaan/proyek)
4.2.1.5 Work Performance Information/ Informasi kinerja pekerjaan
termasuk teknik pengukuran kinerja, status serahan proyek yang selesai, sebagai masukan kepada Quality Control.
4.2.1.6 Approved Change Requests/ Persetujuan permintaan perubahan termasuk modifikasi seperti revisi metode kerja dan
schedule.
4.2.1.7 Deliverables /hasil serahan
4.2.2 Penggunaan Teknik dan cara didalam pengendalian mutu 4.2.2.1 Cause and effect diagram,
Menganalisis persoalan dan factor factor yang menimbulkan factor tersebut. Dengan demikian diagram tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan sebab sebab suatu persoalan, Juga disebut Ichikawa Diagram dan juga disebut Fishbone diagram yang berguna untuk :
Untuk menyimpulkan sebab sebab variasi dalam proses, Untuk mengidentifikasi kategori dan sub kategori sebab sebab
yang mempengaruhi suatu karakteristik mutu tertentu,
Untuk memberikan petunjuk mengenai macam macam data yang perlu dikumpulkan.
Berguana dalam tahap perencanaan (plan) dari
Plan-Do-Check-Action cycle karena dapat membantu mengidentifikasi
sebab sebab proses yang memiliki peranan bagi timbulnya efek yang dikehendaki oleh pelanggan
4.2.2.2 Control charts
Menggunakan Grafik yang menyerupai run chart yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in
control atau out of control. Control limit yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) dapat
membantu dalam menggambarkan performansi yang diharapkan dari suatu proses, yang menunjukkan bawa proses tersebut konsisten. Dengan mengetahui kondisi proses maka dapat mengetahui sumber variasi proses, apakah merupakan common
cause atau special cause. Apabila merupakan special cause maka
dapat mengadakan perubahan tanpa mengubah proses secara keseluruhan, tetapi bila Common cause tidak dapat mengadakan perubaan. Dalam cyclus PDCA, control chart digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check).
4.2.2.3 Flowcharting
Menggambarkan dengan skematik atau diagram yang menunjukkan seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah itu saling berinteraksi satu sama lain. Digambarkan dengan simbol symbol dan setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses harus mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut. Digunakan untuk tujuan :
Memberikan pengertian dan petunjuk tentang jalannya proses, Membandingkan proses sesungguhnya dengan proses ideal, Mengetahui langkah langkah yang duplikatif dan langkah
langkah yang tidak perlu,
Mengetahui dimana pengukuran dapat dilakukan, Menggambarkan system total.
4.2.2.4 Histogram
Menggunakan alat untuk menunjukkan variasi data pengukuran dan variasi setiap proses. Bebeda dengan pareto chart yang penyusunannya menurut urutan yang memiliki proporsi terbesar ke kiri hingga proporsi terkecil, histogram ini penyusunannya tidak menggunakan arutan apapun.
4.2.2.5 Pareto Chart
Menggunakan diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Vilfredo Pareto adalah alat untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian kejadian atau sebab sebab kejadian yang akan dianalisis, sehingga memusatkan perhatan pada sebab sebab yang mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian tersebut.
4.2.2.6 Run Chart
Menggnakan Grafik yang menunjukkan variasi ukuran sepanjang waktu, kecenderungan, daur, dan pola pola lain dalam suatu proses, misalnya perubahan dalam proses dan memperbandingkan performansi beberapa kelompok, tetapi tanpa menyebutkan sebab sebab terjadinya kecenderungan, daur, atau pola-pola tersebut.
4.2.2.7 Scatter diagram
Menggambarkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variable dan menunjukkan keeratan hubungan antara dua variable tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Juga dapat digunakan untuk mengganti variable yang lain.
4.2.2.8 Statistical sampling
4.2.2.9 Inspection
Dapat dilakukan pada bahan baku atau penerimaan bahan baku, proses, dan produk akhir.
Dapat dilaksanakan di beberapa waktu, antara lain : Pada waktu bahan baku masih ada ditangan pemasok,
Pada waktu bahan baku sampai ditangan perusahaan/proyek tersebut,
Sebelum proses dimulai,
Selama proses produksi berlangsung, Setelah proses produksi,
Sebelum dikirim ke pelanggan, dan sebagainya.
Ada pilihan inspeksi yaitu inspeksi 100% yang berarti proyek menguji seua bahan baku yang datang, seluruh produk selama masih ada dlam proses, atau seluruh produk jadi yang telah dihasilkan. Atau dengan menggunakan teknik sampling, yaitu menguji hanya pada produk yang diambil sebagai sampel dalam pengujian. Kedua macam cara pengujian ini masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain :
Pengujian 100% Kelebihannya tingkat ketelitian tinggi, kelemahannya produk justru rusak selama dalam pengujian. Dan pengujian cara ini membutuhkan biaya , waktu dan tenaga yang tidak sedikit.
Pengujian dengan pengambilan sampel Kelebihannya lebih Herat biaya, waktu, dan tenaga dibanding cara 100% inspeksi. Kelemahannya dalam ketelitian rendah sering menimbulkan risiko.
4.2.2.10 Defect Repair Review
4.2.3 Output/keluaran dari Pengendalian Mutu
4.2.3.1 Pengukuran pengendalian mutu mewakili dari hasil kegiatan
quality control sebagai feedback terhadap quality assurance untuk mengevaluasi kembali dan analisis standar mutudan proses yang dilaksanakan proyek/organisasi.
4.2.3.2 Validasi perbaikan cacat. Inspeksi ulang dan akan menghasilkan
apakah diterima atau ditolak atau ditolak sebelum pemberitahuan disampaikan. Penolakan mungkin diperlukan tindakan perbaikan .
4.2.3.3 Quality Baseline (updates)Acuan Mutu diperbaharui
4.2.3.4 Rekomendasi tindakan koreksi, tindakan diambil sebagai suatu
hasil pengukuran dari Quality control yang mengidikasikan bahwa proses pengembangan telah melebihi parameter yang telah ditetapkan.
4.2.3.5 Rekomendasi tindakan pencegahan, mencegah semua kondisi
pengembangan proses, yang mana telah terindikasikan dari pengukuran quality control.
4.2.3.6 Permintaan perubahan jika rekomendasi baik tindakan koreksi
amupun pencegahan diperlukan perubahan pada proyek. Suatu permintaan perubahan harus di inisiasi sesuai dengan yang ditetapkan oleh proses pengendalian perubahan terpadu
4.2.3.7 Rekomendasi perbaikan produk cacat, Cacat adalah dimana
komponen tidak memenuhi persyaratan atau specifikasi, perlu diperbaiki atau diganti
4.2.3.8 Prosedur yang dimiliki perusahaan/ptoyek diperbaharui, daftar
simak yang lengkap, dokumen sebagai pembelajaran (sebab adanya variasi harus di dokumentasikan sehingga menjadi bagian dari database bagi proyek maupun perusahaan
4.2.3.9 Validasi serahan tujuan quality control adalah menetapkan
serahan yang tepat dan betul. Hasil dari pelaksanaan proses quality control adalah serahan yang telah divalidasi
4.2.3.10 Rencana Manajemen Proyek (diperbaharui). Pembaharuan
mencerminkan perubahan rencana manajemen mutu bahwa hasil perubahan didalam proses pelaksanaan quality control.