• Tidak ada hasil yang ditemukan

CM-07 = Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CM-07 = Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management) Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Kode : INA.56303.13.09.07.07– Judul : Sistem Manajemen Mutu

Proyek (Project Quality Management)

PELATIHAN

AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)

(CONSTRUCTION MANAGEMENT)

2007

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

(2)

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan 111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi

- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamantakan (pasal 10 ayat 2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu pada standar kompetensi kerja

- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK (Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan kerja yang selanjutnya dimasukkan kedalam Katalog Jabatan Kerja.

(3)

Jakarta, November 2007

Kepala Pusat

Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE

NIP. 110 016 435

Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing, merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.

(4)

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan. Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu, metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti pekerjaan konstruksi baik itu pekerjaan jalan dan jembatan, hidro mekanik pekerjaan sumber daya air maupun untuk pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi

Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan salah satu

jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung bidang cipta karya.

Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan

Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul

kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus, yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction

Management Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, November 2007

(5)

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ... i PRAKATA ... iii DAFTAR ISI ... iv SPESIFIKASI PELATIHAN ... vi

PANDUAN PEMBELAJARAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Umum ... I-1 1.2. Ringkasan Modul ... I-2 1.3. Batasan Dan Rentang Variabel ... I-5 1.4. Panduan Penilaian ... I-5 1.4.1. Kualifikasi penilaian ... I-5 1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk

mendemonstrasikan kompetensi ... I-6 1.4.3. Konteks penilaian ... I-6 1.4.4. Aspek penting penilaian ... I-7 1.5. Sumber Daya Pembelajaran ... I-7

BAB II : PERENCANAAN MUTU ... II-1

2.1. Umum ... II-1 2.2. Penetapan Kebutuhan Mutu ... II-1 2.3. Pengembangan Persyaratan Perencanaan Mutu dan Proses

Proyek. ... II-1 RANGKUMAN ... II-4 LATIHAN / PENILAIAN MANDIRI ... II-5

BAB III: PELAKSANAAN JAMINAN MUTU PROYEK ... III-1

3.1. Umum ... III-1 3.2. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan sesuai Standar Mutu dan

Panduan ... III-1 3.3. Administrasi Manajemen Mutu ... III-2 RANGKUMAN ... III-5

(6)

PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI ... III-6

BAB IV: PROSES PENINGKATAN MUTU SECARA TERUS MENERUS .. IV-1

4.1. Umum ... IV-1 4.2. Pelaksanaan Mutu Pekerjaan sesuai Standar Mutu dan Panduan... IV-1 4.3. Proses Peningkatan Mutu ... IV-6 RANGKUMAN ... IV-7 PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI ... IV-9

DAFTAR PUSTAKA ... DP-1

DAFTAR BAGAN ALIR

Bagan Alir 2.1 : Contoh Rencana Mutu/ Quality Plan ... II-3 Bagan Alir 3.1 : Audit Mutu Internal ... III-4

(7)

SPESIFIKASI PELATIHAN

A. TUJUAN UMUM

Tujuan Umum Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengelola pelaksanaan

proyek konstruksi bangunan gedung.

Tujuan Khusus Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety & Health Management).

2. Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management)

3. Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing

Management)

4. Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope

Management)

5. Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management)

6. Menerapkan Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost Management) 7. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality

Management)

8. Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project

Human Resources Management)

9. Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project Communication Management)

10. Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement

Management)

11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management)

12. Menerapkan Sistem Manajemen Klaim Proyek (Project Claim Management)

B. TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality

Management) mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management)”.

(8)

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan Sistem Manajemen

Mutu Proyek (Project Quality Management)”.

Kriteria Penilaian

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Memberikan kontribusi pada perencanaan mutu

2. Memberikan kontribusi pelaksanaan jaminan mutu proyek.

3. Melakukan kontribusi pada proses peningkatan mutu secara terus menerus

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya.

 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.  Konsisten mengacu SKKNI dan SLK

 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :

Nomor

Modul Kode Judul Modul

1

CMB – 01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan

Kerja Proyek / SMK3 (Project Safety &

Health Management)

2 CMB – 02 Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project

Environmental Management).

3 CMB – 03 Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project

Financing Management)

4 CMB – 04 Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project

Scope Management).

5 CMB – 05 Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time

Management).

6 CMB – 06 Sistem Manajemen Biaya Proyek (Project Cost

Management).

7 CMB – 07 Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality

Management)

8 CMB – 08 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek

(9)

9 CMB – 09 Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project

Communication Management)

10 CMB – 10 Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project

Procurement Management)

11 CMB – 11 Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk

Management)

12 CMB – 12 Sistem Manajemen Klim Proyek (Project Claim

Management)

B.2 Uraian Modul

 Seri / Judul : CMB-07 / Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality

Management)

 Deskripsi Modul Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality

Management) merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) dengan harapan dapat : Memberikan kontribusi pada perencanaan mutu, Memberikan kontribusi pelaksanaan jaminan mutu proyek, Kontribusi pada proses peningkatan mutu secara terus menerus.

C.PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan

instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

 Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan sistem manajemen mutu.  Menjelaskan pengertian

sistem manajemen mutu. Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

 Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan sistem manajemen mutu.

 Mengikuti penjelasan pengertian sistem manajemen mutu.  Mengajukan pertanyaan

apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

2. Ceramah / Demonstrasi : Bab II, Perencanaan mutu

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan

OHT LCD

(10)

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

 Penetapan Kebutuhan Mutu  Pengembangan Persyaratan

Perencanaan Mutu dan Proses Proyek

Waktu : 50 Menit

instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

3. Ceramah / Demonstrasi : Bab III, Pelaksanaan jaminan mutu proyek

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Prosedur Pekerjaan sesuai Standar Mutu dan Panduan  Administrasi Manajemen Mutu Waktu : 60 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

4. Ceramah / Demonstrasi : Bab IV, Proses peningkatan mutu secara terus menerus

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

 Pelaksanaan Mutu Pekerjaan sesuai Standar Mutu dan Panduan

 Proses Peningkatan Mutu Waktu : .70 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Modul CMB-07: Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management) mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Kebutuhan mutu proyek ditetapkan untuk tujuan sasaran mutu tercapai (tepat guna, kepuasan pelanggan dan sesuai dengan spesifikasi), Kontribusi dibuat untuk pengembangan persyaratan perencanaan mutu dan proses proyek, Pekerjaan dilaksanakan sesuai standar mutu dan panduan yang disepakati untuk memastikan hasil yang bermutu, Catatan dan dokumentasi dikelola sesuai dengan suatu kumpulan prosedur untuk memfasilitasi manajemen yang mutu dan untuk menyediakan suatu jejak audit, Pelaksanaan mutu sesuai standar dan panduan yang disepakati kemudian ditinjau ulang untuk memastikan hasil yang bermutu dan peningkatan mutu secara terus menerus, Catatan dan dokumentasi dikelola sesuai dengan suatu kumpulan prosedur untuk memfasilitasi manajemen mutu dan untuk menyediakan suatu jejak audit.

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan kualifikasi Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction

Management Of Buildings).

KELOMPOK KOMPETENSI UMUM :

NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1. INA.56303.13.09.01.07

Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek /SMK3 (Project Safety & Health Management)

2. INA.56303.13.09.02.07

Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management)

(12)

3. INA.56303.13.09.03.07

Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing

Management)

KELOMPOK KOMPETENSI INTI :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

4. INA.56303.13.09.04.07

Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management)

5. INA.56303.13.09.05.07 Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management) 6. INA.56303.13.09.06.07 Menerapkan Sistem Manajemen Biaya

Proyek (Project Cost Management) 7. INA.56303.13.09.07.07 Menerapkan Sistem Manajemen Mutu

Proyek (Project Quality Management)

8. INA.56303.13.09.08.07

Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project

Human Resources Management)

9. INA.56303.13.09.09.07

Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project Communication Management)

10. INA.56303.13.09.10.07

Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement Management)

KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

11. INA.56303.13.09.11.07 Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management) 12. INA.56303.13.09.12.07 Menerapkan Sistem Manajemen Klim

Proyek (project Claim Management)

1.2. Ringkasan Modul

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian sebagai berikut:

(13)

a. Judul unit :

Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit

dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya

menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :

Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :

Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :

Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk

kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai berikut:

1. KODE UNIT : INA.56303.13.09.07.07

2. JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality Management)

3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,

keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk mampu menerapkan Keahlian dalam Manajemen Mutu Proyek (Project

(14)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Memberikan kontribusi pada perencanaan mutu

1.1 Kebutuhan mutu proyek ditetapkan untuk tujuan sasaran mutu tercapai (tepat guna, kepuasan pelanggan dan sesuai dengan spesifikasi).

1.2 Kontribusi dibuat untuk pengembangan persyaratan perencanaan mutu dan proses proyek 2. Memberikan kontribusi

pelaksanaan jaminan mutu proyek

2.1 Pekerjaan dilaksanakan sesuai standar mutu dan panduan yang disepakati untuk memastikan hasil yang bermutu

2.2 Catatan dan dokumentasi dikelola sesuai dengan suatu kumpulan prosedur untuk memfasilitasi manajemen yang mutu dan untukmenyediakan suatu jejak audit. 3. Kontribusi pada proses

peningkatan mutu secara terus menerus

3.1 Pelaksanakan mutu sesuai standar dan panduan yang disepakati kemudian ditinjau ulang untuk memastikan hasil yang bermutu dan peningkatan mutu secara terus menerus.

3.2 Catatan dan dokumentasi dikelola sesuai dengan suatu kumpulan prosedur untuk memfasilitasi manajemen mutu dan untuk menyediakan suatu jejak audit.

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)

Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

(15)

1.3. Batasan / Rentang Variabel

Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah : 1. Kompetensi ini diterapkan dalam tim kerja pelaksana pekerjaan

2. Ketentuan dan panduan/pedoman/manual instruksi kerja pelaksanaan pekerjaan sudah disiapkan

3. Sumber daya terdiri tenaga kerja, material, peralatan dan dana telah tersedia sesuai dengan yang dibutuhkan

4. Surat ijin pelaksanaan tahapan pekerjaan sudah dipegang

1.4. Panduan Penilaian

Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk kerja yang meliputi :

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang dinyatakan kompeten pada tingkatan tertetu.

- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode apa pengujian seharusnya dilakukan.

- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Kualifikasi Penilaian

a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi sebagai assesor (penilai) antara lain :

 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji Kompetensi)

 Melaksankan penilaian dan  Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri perusahaannya lainnya muncul bias disyartkan untuk :

 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang dinilai.

(16)

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut termasuk :

 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang

 Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan  Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman

subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang kompeten menurut standar penilai

Ikhtisar (gambaran umum) tentang proses untuk mengembangkan sumber daya penilaian berdasar pada Standar Kompetensi Kerja (SKK) perlu dipertimbangkan untuk memasukan sebuah flowchart padapross tersebut Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI adalah sebagai berikut :

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk mendemonstrasikan kompetensi

terdiri dari :

1. Perencanaan mutu proyek. 2. Penjaminan mutu proyek 3. Pengendalian mutu proyek 4. Peningkatan mutu terus menerus

1.4.3. Konteks Penilaian

1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya

2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori

3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

(17)

1.4.4. Aspek Penting Penilaian

1. Ketelitian dan kecermatan membaca dokumen kontrak.

2. Ketelitian dan kecermatan membaca pedoman/manual/ instruksi kerja metode kerja pelaksanaan pekerjaan.

3. Kemampuan menggunakan dan menerapkan metoda kerja serta memanfaatkan ketersediaan sumber daya

1.5. Sumber Daya Pembelajaran

Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP (Over Head Projector) atau LCD dan Lap top. - Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran. - Fasilitator

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- PC/ Lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang tidak familiar dengan computer.

- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi bangunan gedung.

c. Sumber daya manusia/kualifikasi Pengajar/Instruktur : seperti yang dijelaskan pada Panduan Pembelajaran halaman viii.

- Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sertifikat keahlian atau sejenisnya.

(18)

BAB II

PERENCANAAN MUTU

2.1. UMUM

Pengawasan dan pengendalian mutu dapat dilakukan, bila telah mempunyai standard mutu yang akan menjadi pedoman dasar penilaian. Oleh karena itu mutu suatu produk harus dibuatkan perencanaanya terlebih dahulu. Dalam merencanakan mutu suatu produk, hendaknya berorientasi dengan mutu selera konsumen artinya mutu yang disukai konsumen dan tentu saja sekaligus mutu yang diperlukan konsumen secara efektif. Namun demikian, rencana mutu yang selaras dengan selera konsumenpun ditentukan oleh rencana produk yang berkaitan erat dengan rencana proses produksi termasuk prosedur sistem operasional dan kendali mutu.

2.2. PENETAPAN KEBUTUHAN MUTU

Kebutuhan mutu adalah selera konsumen atau ditetapkan oleh konsumen/pengguna jasa yang tertuang didalam TOR (Term of Requirements).

2.3. PENGEMBANGAN PERSYARATAN PERENCANAAN MUTU DAN PROSES PROYEK

2.3.1 Input/masukan didalam perencanaan mutu/quality planning

Sebagai masukannya adalah beberapa peraturan, undang undang, standar, petunjuk petunjuk yang terkait dengan keperluan perencanaan mutu proyek, Kebijakan perusahaan, standar dan prosedur operasi, pelajaran dari proyek yang lalu, pernyataan lingkup proyek, dan rencana manajemen proyek.

2.3.2 Penggunaan teknik dan cara didalam perencanaan mutu

2.3.2.1 Cost benefit analysis yaitu memperkecil pekerjaan ulang dan

meningkatkan productivitas, biaya murah (biaya sesuai persyaratan mutu) dan meningkatkan kepuasan pelanggan,

2.3.2.2 Banchmarking, yaitu membandingkan realisasi atau rencana

mutu terhadap proyek lain yang membangkitkan ide untuk peningkatan dan menyiapkan dasar pengukuran kinerja.

(19)

2.3.2.3 Design of Experiments (DOE) yaitu metode statistik yang

membantu dalam mengidentifikasi faktor yang mana yang mungkin mempengaruhi variable produk atau proses yang sedang dikembangkan atau di produksi.

2.3.2.4 Cost of Quality (COQ)/ biaya mutu yaitu total biaya yang

terjadi pada investasi dalam mencegah terjadinya ketidak sesuaian terhadap persyaratan atau produk cacat, penilaian produk atau jasa agar sesuai dengan persyaratan dan terjadinya pekerjaan ulang.

2.3.2.5 Additional Quality Planning Tools. Menggunakan alat lain

dalam merencanakan mutu dengan membantu menggambarkan situasi dengan baik dan membantu manajemen kegiatan perencanaan mutu yang efektif (brainstorming, affinity diagrams, force field analysis, nominal group techniques, matrix diagrams, flowcharts, and prioritization matrices).

2.3.3 Output/Keluaran dari Perencanaan Mutu

2.3.3.1 Rencana Manajemen Mutu lihat bagan alir 2.1 sebagai

masukan untuk seluruh rencana manajemen proyek dan harus sesuai dengan pengendalian mutu (QC), penjaminan mutu/Quality assurance (QA), dan proses peningkatan mutu proyek terus menerus. Rencana mutu proyek mungkin formal atau tidak formal, Sangat rinci atau kerangkanya yang luas, tergantung dari persyaratan proyek.

2.3.3.2 Quality Metric/ mutu secara metrik, digunakan didalam proses

QA (Penjaminan Mutu) dan QC (Pengendalian Mutu) , besaran cacat, acuan kegagalan, ketersediaan, realistik dan cakupan pengetesan.

2.3.3.3 Quality Cheklists/daftar simak mutu, suatu alat yang

tersusun, biasanya komponen khusus, digunakan untuk memverifikasi bahwa tahapan yang dibutuhkan dalam persyaratan telah dilaksanakan. (“Do this”/kerjakan ini) or (“have you done this/ apakah sudah selesai?”)

2.3.3.4 Process Improvement Plan/ rencana proses peningkatan mutu, yaitu membatasi proses ( purpose, start-end,

(20)

matrics (maintain control over status of process), Target untuk peningkatan kinerja (guides process improve)

2.3.3.5 Quality Baseline/ Acuan Mutu, Dasar untuk mengukur dan

melaporkan kinerja mutu sebagai bagian dari acuan pengukuran kinerja.

2.3.3.6 Project management Plan (updates)/rencana manajemen proyek diperbaharui, memperbaharuhi melalui masukan dari

bagian rencana manajemen mutu dan rencana proses peningkatan, pengajuan (tambahan, modifikasi, menghapus) tinjau ulang dan disposisi melalui bagian proses pengendalian perubahan yang terpadu

(21)

Bagan Alir 2.1

(22)

RANGKUMAN

Didalam merencanakan mutu, yang terpenting adalah mengetahui : kebijakan mutu, standar dan Undang-undang, peraturan peraturan, penetapan kebutuhan mutu dan mengetahui bagaimana mengembangkan persyaratan dalam merencanakan mutu dan proses.

Tujuan dari program mutu adalah :  Fitness of use (Tepat guna)

Produk yang dihasilkan memuaskan kebutuhan yang sebenarnya dari pelanggan.  Customer satisfaction (Kepuasan Pelanggan)

Produk/Jasa memenuhi harapan pelanggan dan memberikan kepercayaan bahwa produk atau jasa yang dihasilkan memiliki nilai ekonomis.

 Conformance to the requirements (memenuhi persyaratan)

Proyek harus memproduksi apa yang dipersyaratkan dan persisnya sesuai apa yang dimaksud pelanggan.

Sedangkan Konsep dari mutu adalah :

 Untuk menahan pelanggan yang sudah ada  Memenangkan kembali pelanggan yang hilang  Memenangkan pelanggan baru

Kualitas saat ini :

 Kualitas didefinisikan oleh pelanggan

 Kualitas terkait dengan keuntungan antara sisi pasar dan sisi biaya  Kualitas datang sebagai senjata kompetisi

 Kualitas sekarang sebagai bagian menyeluruh dari strategi proses perencanaan  Kualitas memerlukan sebuah organisasi dengan komitmen yang kuat

(23)

PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

No. Elemen Kompetensi/ KUK (Kriteria Unjuk Kerja)

Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/ Penilaian Mandiri

1. Memberikan kontribusi pada perencanaan mutu proyek

1.1 Kebutuhan mutu proyek ditetapkan untuk tujuan sasaran mutu tercapai (tepat guna, kepuasan pelanggan dan sesuai dengan spesifikasi).

1.1.1 Siapa yang menetapkan kebutuhan mutu proyek?

1.1.2 Apa yang harus diperhatikan dalam merencanakan mutu?

1.1.3 Apa yang disebut dengan Rencana Mutu/Quality Planning?

1.2 Kontribusi dibuat untuk pengembangan persyaratan perencanaan mutu dan proses proyek

1.2.1 Bagaimana menyesuaikan rencana produk dengan rencana mutu produk?

1.2.2 Dimana persyaratan mutu ditemukan

1.2.3 Kapan Panduan mutu diberlakukan?

(24)

BAB III

PELAKSANAAN JAMINAN MUTU PROYEK

3.1. UMUM

Aspek yang berkaitan dengan kesesuaian mutu suatu produk yang harus dilakukan oleh penyedia jasa adalah :

1. Hubungan pengendalian mutu dengan proses produksi 2. Ruang lingkup standar mutu terpadu,

3. Pengendalian mutu dan dukungan manajemen, 4. Multi tujuan pengendalian mutu,

5. Ruang lingkup pengendalian mutu produk,

6. Faktor teknis yang mempengaruhi pengendalian mutu, 7. Pengendalian mutu dan bahan sisa,

8. Organisasi dan unit pengendalian mutu

3.2. PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN SESUAI STANDAR MUTU DAN PANDUAN

3.2.1 Input/Masukan untuk Penjaminan Mutu

3.2.1.1 Rencana manajemen mutu : bagaimana Quality Assurance

akan dilaksanakan sesuai persyaratan proyek,

3.2.1.2 Quality Matrics, Rencana proses peningkatan, informasi kinerja pekerjaan termasuk teknik pengukuran kinerja, status

serahan proyek, diperlukan tindakan koreksi dan laporan kinerja,

3.2.1.3 Permintaan perubahan yang disetujui termasuk modifikasi

metode kerja, persyaratan produk, persyaratan mutu, cakupan, dan schedule. Perlu dianalisis terhadap segala dampak yang ada pada rencana manajemen mutu, quality metrics, atau quality checklists. Bisa digunakan sebagai audits, peninjauan ulang mutu, proses analisis.

3.2.1.4 Pengukuran pengendalian mutu yang menghasilkan

kegiatan pengendalian mutu sebagai feed back terhadap proses Quality Assurance untuk digunakan dalam evaluasi ulang dan analisis standar mutu dan proses yang dilaksanakan perusahaan. Penerapan permintaan perubahan, penerapan

(25)

tindakan koreksi, Penerapan perbaikan produk cacat, Penerapan tindakan pencegahan.

3.2.2 Penggunaan Teknik dan Cara didalam Penjaminan mutu

3.2.2.1 Quality Planning Tools and Techniques bisa digunakan

untuk kegiatan Quality Assurance.

3.2.2.2 Quality Audit lihat Bagan Alir 3.1, peninjauan ulang secara

mandiri untuk menggambarkan apakah kegiatan proyek mematuhi kebijakan dan organisasi proyek, proses proses, dan prosedur. Bertujuan untuk mengidentifikasikan keefektifan kebijakan, proses, dan prosedur yang digunakan pada proyek sesuai dengan penerapan dari persetujuan permintaan perubahan, tindakan koreksi, perbaikan produk cacat, dan tindakan pencegahan.

3.2.2.3 Process Analysis menguji masalah yang dialami, batasan

yang dialami, dan kegiatan yang tak bernilai selama proses operasi termasuk analisis sebab akibat, cara khusus untuk menganalisis suatu masalah/situasi, menciptakan tindakan pencegahan untuk masalah yang hamper sama.

3.2.2.4 Teknik dan Cara didalam pengendalian mutu 3.2.3 Output/keluaran dari Penjaminan mutu

3.2.3.1 Permintaan perubahan peningkatan kualitas termasuk

mengambil tindakan untuk meningkatkan kebijakan yang efektif dan efisien, proses, prosedur dalam penyelenggaraan organisasi, yang ana akan menyiapkan nilai tambah kepada stakeholder diseluruh proyek.

3.2.3.2 Recomendasi tindakan koreksi merekomendasikan langsung

sebagai hasil dari kegiatan qulity assurance, seperti analisis proses dan audit.

3.2.3.3 Organizational process Assets (diperbaharui) digunakan

selama penerapan proses quality control.

3.2.3.4. Rencana Manajemen Proyek (diperbaharui) diperbaharui dari

(26)

3.3. ADMINISTRASI MANAJEMEN MUTU

Untuk mencapai tujuan mutu proyek, tujuan mutu secara khusus diidentifikasi kedalam kebijakan mutu yang terdokumentasi. Prosedur yang terdokumentasi menjelaskan bagaimana kegiatan direncanakan dan dilaksanakan untuk tujuan mutu tersebut..

Untuk evaluasi sistem mutu , yaitu menggunakan audit dan tinjauan manajemen untuk menciptakan dan mempertahankan peningkatan mutu secara terus menerus.

Keuntungan dokumen tersebut antara lain :

 Proses dapat diidentifikasi secara baik dan akurat, hali ini meliputi tujuan dan cakupan proses.

 Prosedur diakui oleh orang yang berwenang dan dikendalikan secara efektif, hal ini biasanya meliputi daftar distribusi, tanggal tanggal penting, revisi dan pengakuan oleh penerima/ peaksana prosedur.

 Dokumentasi yang tepat disertai dengan rekaman dan data dapat secara membuktikan bahwa kedua kepentingan tersebut dapat dicapai . First Party Audits atau second party audits kemudian menyediakan evaluasi yang berarti untuk pemenuhan dokumentasi sistem mutu dan implementasi prosedur.

 Sistem manajemen yang terdokumentasi dan memenuhi keperluan ISO 9001 atau 9002 mampu memberikan sasaran nyata untuk menunjukkan bahwa kegiatan kegiatan tersebut dikendalikan dalam kebaisaan yang sistematik Hal ini menjamin bahwa setiap kegiatan dilaksanakan dengan benar sebelum memulai kegiatan selanjutnya. Tidak ada kebutuhan atau kepentingan khusus yang bagaimana dokumentasi sistem mutu diorganisasikan . Manual / pedoman mutu proyek/organisasi/perusahaan adalah dokumen utama yang khusus untuk menunjukkan keberadaan sistem mutu yang terdokumentasi yang secara umum disebut quality manual.

(27)

Bagan Alir 3.1 Audit Mutu Internal

Mulai Rencana Audit Dampak Lingkungan Persiapan CAR, Hasil Audit yang lalu, Jadwal Audit Lengkap? Tidak Ya Rapat Pembukaan Pemeriksaan Evaluasi hasil Audit Rapat Penutupan Penyusunan Laporan Selesai

Rencana

Audit Mutu

Mulai Rencana Audit Dampak Lingkungan Persiapan CAR, Hasil Audit yang lalu, Jadwal Audit Lengkap? Tidak Ya Rapat Pembukaan Pemeriksaan Evaluasi hasil Audit Rapat Penutupan Penyusunan Laporan Selesai

Rencana

Audit Mutu

(28)

RANGKUMAN Terkait dengan Pengetahuan Manajemen Mutu

Semua unsur dari layanan PM/CM sampai selesai proyek, dimana mutu ditentukan oleh owner, direncanakan oleh Arsitek/Engineer dan dilaksanakan oleh Kontraktor.

 Selama perencanaan, mutu mempunyai tingkat variasi mulai dari yang tertinggi sampai terendah

 Manajemen mutu adalah spesifik, mutu harus sesuai dengan tingkat yang diinginkan  Manajemen mutu adalah proses berkelanjutan lanjutan sesuai dengan

keinginan/keputusan owner dan berakhir dengan disesuakan kontraktor

 CM harus mampu dalam desain, pelaksanaan dan pengarahan sistem manajemen

mutu yang sesuai dengan kebutuhan proyek

 CM harus memiliki pengetahuan tentang bahan dan produk konstruksi, mengerti dan

mampu menggunakannya, maksud ketersediaanya, metode dan aplikasi teknik untuk pemasangannya

 CM harus mengerti interpretasi gambar kontrak, spesifikasi teknis, gambar kerja (shop

drawing), mengerti prosedur pengujian lapangan dan laboratorium, dan selalu berada pada tujuan pembangunan, metode, dan teknik dan terakhir prosedur untuk penilaian bahan dan kualitas pemasangan

 Termasuk didalam pengetahuan manajemen mutu menulis spesifikasi teknis, prosedur pengukuran dan pengujian bahan, karakteristik dan kemampuan produksi dan bahan, toleransi pemasangan, kemampuan instalasi kontraktor, peraturan bangunan (building code) dan perencanaan standar

 Wilayah ini juga memerlukan keterampilan komunikasi yang sangat baik dan kinerja etika

(29)

PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

No. Elemen Kompetensi/ KUK (Kriteria Unjuk Kerja)

Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/ Penilaian Mandiri

2. Memberikan Kontribusi pelaksanaan jaminan mutu proyek

2.1 Pekerjaan dilaksanakan sesuai standar mutu dan panduan yang disepakati untuk memastikan hasil yang bermutu

2.1.1 Dengan cara apa anda mendapat kepastian mutu?

2.1.2 Dimana standar dan panduan mutu berada?

2.1.3 Siapa yang menyepakati rencana mutu

2.2 Catatan dan dokumentasi dikelola sesuai dengan suatu kumpulan prosedur untuk memfasilitasi manajemen mutu dan untuk menyediakan suatu jejak audit.

2.2.1 Pengelolaan catatan dan dokumentasi disediakan untuk apa?

2.2.2 Kapan pelaksanaan penjaminan mutu?

2.2.3 Bagaimana rencana mutu menjamin dilaksanakan sesuai dengan rencana?

(30)

BAB IV

PROSES PENINGKATAN MUTU SECARA TERUS MENERUS

4.1. UMUM

Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang yang dapat diartikan sebagai

perbaikan secara terus menerus (Continuous improvement). Kaizen merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi yang meliputi :  Ber orientasi pada pelanggan,

 Pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality Management)  Robotik

 Gugus kendali mutu  Sistem saran,  Otomatisasi,

 Disiplin ditempat kerja,

 Pemeliharaan produktifitas secara menyeluruh dan terpadu, Kanban,  Penyempurnaan dan perbaikan mutu,

 Tepat waktu,  Tanpa cacat,

 Kegiatan kelompok kecil,

 Hubungan kerja sama antara manajer dan karyawan,  Pengembangan Produk baru,

Kizen memiliki semangat mengadakan perbaikan secara terus menerus dan berkesinambungan dengan berpedoman pada semangat : Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus lebih baik hari ini dan tidak ada hari yang lewat tanpa perbaikan .

4.2. PELAKSANAAN MUTU PEKERJAAN SESUAI STANDAR MUTU DAN PANDUAN

Didalam melaksanakan mutu diperlukan pemantauan dan pengendalian, dengan proses sebagai berikut :

4.2.1 Input/masukan untuk Pengendalian Mutu (QC)

4.2.1.1 Quality management Plan/ rencana manajemen mutu

bagaimana Quality Assurance dilaksanakan sesuai persyaratan proyek.

(31)

4.2.1.2 Mutu matrik adalah terminology khusus bagaimana proses

pengendalian mutu diukur contohnya : tidak cukup hanya mengatakan sesuai dengan rencana, tim proyek juga mengindikasikan setiap kegiatan harus dimulai tepat waktu atau selesainya tepat waktu) dan quality matric digunakan pada proses QA dan QC termasuk tingkat keparahan, tarif kegagalan, ketersediaan, kehandalan dan jenis dan jumlah test yang dilakukan.

4.2.1.3 Daftar simak mutu

4.2.1.4 Proses yang ada di Perusahaan/proyek (prosedur operasi yang

dimiliki perusahaan/proyek)

4.2.1.5 Work Performance Information/ Informasi kinerja pekerjaan

termasuk teknik pengukuran kinerja, status serahan proyek yang selesai, sebagai masukan kepada Quality Control.

4.2.1.6 Approved Change Requests/ Persetujuan permintaan perubahan termasuk modifikasi seperti revisi metode kerja dan

schedule.

4.2.1.7 Deliverables /hasil serahan

4.2.2 Penggunaan Teknik dan cara didalam pengendalian mutu 4.2.2.1 Cause and effect diagram,

Menganalisis persoalan dan factor factor yang menimbulkan factor tersebut. Dengan demikian diagram tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan sebab sebab suatu persoalan, Juga disebut Ichikawa Diagram dan juga disebut Fishbone diagram yang berguna untuk :

 Untuk menyimpulkan sebab sebab variasi dalam proses,  Untuk mengidentifikasi kategori dan sub kategori sebab sebab

yang mempengaruhi suatu karakteristik mutu tertentu,

 Untuk memberikan petunjuk mengenai macam macam data yang perlu dikumpulkan.

 Berguana dalam tahap perencanaan (plan) dari

Plan-Do-Check-Action cycle karena dapat membantu mengidentifikasi

sebab sebab proses yang memiliki peranan bagi timbulnya efek yang dikehendaki oleh pelanggan

(32)

4.2.2.2 Control charts

Menggunakan Grafik yang menyerupai run chart yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in

control atau out of control. Control limit yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) dapat

membantu dalam menggambarkan performansi yang diharapkan dari suatu proses, yang menunjukkan bawa proses tersebut konsisten. Dengan mengetahui kondisi proses maka dapat mengetahui sumber variasi proses, apakah merupakan common

cause atau special cause. Apabila merupakan special cause maka

dapat mengadakan perubahan tanpa mengubah proses secara keseluruhan, tetapi bila Common cause tidak dapat mengadakan perubaan. Dalam cyclus PDCA, control chart digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check).

4.2.2.3 Flowcharting

Menggambarkan dengan skematik atau diagram yang menunjukkan seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah itu saling berinteraksi satu sama lain. Digambarkan dengan simbol symbol dan setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses harus mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut. Digunakan untuk tujuan :

 Memberikan pengertian dan petunjuk tentang jalannya proses,  Membandingkan proses sesungguhnya dengan proses ideal,  Mengetahui langkah langkah yang duplikatif dan langkah

langkah yang tidak perlu,

 Mengetahui dimana pengukuran dapat dilakukan,  Menggambarkan system total.

4.2.2.4 Histogram

Menggunakan alat untuk menunjukkan variasi data pengukuran dan variasi setiap proses. Bebeda dengan pareto chart yang penyusunannya menurut urutan yang memiliki proporsi terbesar ke kiri hingga proporsi terkecil, histogram ini penyusunannya tidak menggunakan arutan apapun.

(33)

4.2.2.5 Pareto Chart

Menggunakan diagram yang dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Vilfredo Pareto adalah alat untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian kejadian atau sebab sebab kejadian yang akan dianalisis, sehingga memusatkan perhatan pada sebab sebab yang mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian tersebut.

4.2.2.6 Run Chart

Menggnakan Grafik yang menunjukkan variasi ukuran sepanjang waktu, kecenderungan, daur, dan pola pola lain dalam suatu proses, misalnya perubahan dalam proses dan memperbandingkan performansi beberapa kelompok, tetapi tanpa menyebutkan sebab sebab terjadinya kecenderungan, daur, atau pola-pola tersebut.

4.2.2.7 Scatter diagram

Menggambarkan kemungkinan hubungan (korelasi) antara pasangan dua macam variable dan menunjukkan keeratan hubungan antara dua variable tersebut yang sering diwujudkan sebagai koefisien korelasi. Juga dapat digunakan untuk mengganti variable yang lain.

4.2.2.8 Statistical sampling

4.2.2.9 Inspection

Dapat dilakukan pada bahan baku atau penerimaan bahan baku, proses, dan produk akhir.

Dapat dilaksanakan di beberapa waktu, antara lain :  Pada waktu bahan baku masih ada ditangan pemasok,

 Pada waktu bahan baku sampai ditangan perusahaan/proyek tersebut,

 Sebelum proses dimulai,

 Selama proses produksi berlangsung, Setelah proses produksi,

(34)

 Sebelum dikirim ke pelanggan, dan sebagainya.

Ada pilihan inspeksi yaitu inspeksi 100% yang berarti proyek menguji seua bahan baku yang datang, seluruh produk selama masih ada dlam proses, atau seluruh produk jadi yang telah dihasilkan. Atau dengan menggunakan teknik sampling, yaitu menguji hanya pada produk yang diambil sebagai sampel dalam pengujian. Kedua macam cara pengujian ini masing masing mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain :

Pengujian 100% Kelebihannya tingkat ketelitian tinggi, kelemahannya produk justru rusak selama dalam pengujian. Dan pengujian cara ini membutuhkan biaya , waktu dan tenaga yang tidak sedikit.

Pengujian dengan pengambilan sampel Kelebihannya lebih Herat biaya, waktu, dan tenaga dibanding cara 100% inspeksi. Kelemahannya dalam ketelitian rendah sering menimbulkan risiko.

4.2.2.10 Defect Repair Review

4.2.3 Output/keluaran dari Pengendalian Mutu

4.2.3.1 Pengukuran pengendalian mutu mewakili dari hasil kegiatan

quality control sebagai feedback terhadap quality assurance untuk mengevaluasi kembali dan analisis standar mutudan proses yang dilaksanakan proyek/organisasi.

4.2.3.2 Validasi perbaikan cacat. Inspeksi ulang dan akan menghasilkan

apakah diterima atau ditolak atau ditolak sebelum pemberitahuan disampaikan. Penolakan mungkin diperlukan tindakan perbaikan .

4.2.3.3 Quality Baseline (updates)Acuan Mutu diperbaharui

4.2.3.4 Rekomendasi tindakan koreksi, tindakan diambil sebagai suatu

hasil pengukuran dari Quality control yang mengidikasikan bahwa proses pengembangan telah melebihi parameter yang telah ditetapkan.

4.2.3.5 Rekomendasi tindakan pencegahan, mencegah semua kondisi

(35)

pengembangan proses, yang mana telah terindikasikan dari pengukuran quality control.

4.2.3.6 Permintaan perubahan jika rekomendasi baik tindakan koreksi

amupun pencegahan diperlukan perubahan pada proyek. Suatu permintaan perubahan harus di inisiasi sesuai dengan yang ditetapkan oleh proses pengendalian perubahan terpadu

4.2.3.7 Rekomendasi perbaikan produk cacat, Cacat adalah dimana

komponen tidak memenuhi persyaratan atau specifikasi, perlu diperbaiki atau diganti

4.2.3.8 Prosedur yang dimiliki perusahaan/ptoyek diperbaharui, daftar

simak yang lengkap, dokumen sebagai pembelajaran (sebab adanya variasi harus di dokumentasikan sehingga menjadi bagian dari database bagi proyek maupun perusahaan

4.2.3.9 Validasi serahan tujuan quality control adalah menetapkan

serahan yang tepat dan betul. Hasil dari pelaksanaan proses quality control adalah serahan yang telah divalidasi

4.2.3.10 Rencana Manajemen Proyek (diperbaharui). Pembaharuan

mencerminkan perubahan rencana manajemen mutu bahwa hasil perubahan didalam proses pelaksanaan quality control.

4.3 PROSES PENINGKATAN MUTU

Untuk dapat mencapai mutu produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan, proyek/perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan Untuk mewujudkannya perlu suatu filosofi untuk menghilangkan pemborosan.

Perbaikan perbaikan yang dapat dilakukan dengan penghematan di berbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu proses yang panjang dan berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan.

Sasaran utama JIT (Just In Time) meningkatkan produktifitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yqang tidak menambah nilai inilah yang disebut pemborosan.

Usaha mengadakan perbaikan secara terus menerus dan dilaksanakan secara berkesinambungan atau dalam istilah Jepang menyebutkannya dengan Kaizen.

(36)

Juga dapat dikenal re engineering, yang berarti mengadakan perombakan proses bisnis secara total sampai ke akar akarnya oleh Amerika untuk menyaingi Kaizen di Jepang setelah itu baru pemeliharaan dan peningkatan secara terus menerus dan berkesinambungan dapat dilaksanakan. Atau dengan benchmarking untuk mengadakan perbaikan dengan cara meniru proses dan sistemnya.

(37)

RANGKUMAN

Mutu proyek adalah mutu penyedia jasa yang telah ditetapkan pelanggan/ pengguna/ pemilik proyek. Penyedia jasa membuat perencanaan mutu proyek berdasarkan kebijakan proyek/perusahaan untuk memenuhi sasaran yang diharapkan pelanggan.

Perencanaan mutu diterapkan dengan memantau secara proaktif dan melakukan pengendalian dan kepastian mutu ditetapkan dengan cara audit mutu secara periodik.

Didalam melaksanakan mutu diperlukan pemantauan dan pengendalian, dengan proses sebagai berikut :

Input/masukan untuk Pengendalian Mutu (QC)

1. Quality management Plan/ rencana manajemen mutu 2. Mutu matrik

3. Daftar simak mutu

4. Proses yang ada di Perusahaan/proyek

5. Work Performance Information/ Informasi kinerja

6. Approved Change Requests/ Persetujuan permintaan 7. Deliverables /hasil serahan

Diproses menggunakan Teknik dan cara didalam pengendalian mutu 1. Cause and effect diagram/diagram sebab akibat.

2. Control charts 3. Flowcharting 4. Histogram 5. Pareto Chart 6. Run Chart 7. Scatter diagram 8. Statistical sampling 9. Inspection

10. Defect Repair Review/peninjauan perbaiak produk cacat. Menghasilkan output/ keluaran :

1. Pengukuran pengendalian mutu 2. Validasi perbaikan cacat. 3. Inspeksi ulang

(38)

5. Rekomendasi tindakan koreksi, 6. Rekomendasi tindakan pencegahan, 7. Permintaan perubahan

8. Rekomendasi perbaikan produk cacat,

9. Prosedur yang dimiliki perusahaan/proyek diperbaharui 10. Validasi serahan

11. Rencana Manajemen Proyek (diperbaharui). Meakukan proses peningkatan mutu

(39)

PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI

No. Elemen Kompetensi/ KUK (Kriteria Unjuk Kerja)

Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/ Penilaian Mandiri

3. Memberikan Kontribusi pada proses peningkatan terus menerus

3.1 Pelaksanakan mutu sesuai standar dan panduan yang disepakati kemudian ditinjau ulang untuk memastikan hasil yang bermutu dan peningkatan mutu secara terus menerus.

3.1.1 Mutu dilaksanakan berdasarkan apa?

3.1.2 Bagaimana cara memastikan mutu?

3.1.3 Berikan nama salah satu alat yang digunakan untuk pengendalian mutu?

3.2 Catatan dan dokumentasi dikelola sesuai dengan suatu kumpulan prosedur untuk memfasilitasi manajemen mutu dan untuk menyediakan suatu jejak audit.

3.2.1 Kapan audit mutu dilaksanakan? 3.2.2 Apa yang ditemukan didalam audit

mutu?

3.2.3 Apa saja yang dilakukan pada waktu audit mutu?

(40)

DAFTAR PUSTAKA

1. LPJKN, Panduan Penerapan Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000, Jakarta 2005 2. CIDB, ISO 9002, In the Manakysian Construction Industry, Guide and Implementation,

Malaysia, 1996.

3. Dorothea, Wahyu Ariani, Manajemen Kualitas, Unija Yogyakarta, 1999.

4. Suryadi Prawirosentono, Drs, MBA, Filosofi baru tentang Manajemen Mutu Terpadu, Bumi Aksara 2002.

5. Bambang H Hadiwiardjo, Suistijarningsih Wibisono, ISO 9000, Memasuki Pasar International dengan Sistem Manajemen Mutu, Ghalia Indonesia, 1996.

6. Tony Barnes, Kaizen Srategies for Successful Leadership, Interaksara, 1998. 7. Masaaki Imai, Kaizen, Kunci Sukses Jepang dalam Persaingan. PPM, 2001,

8. Willy Susilo, Advanced Quality Audit, Panduan Praktis dan Mendalam Audit Mutu, Aladin, 2006

9. Syahu Sugian O, Kamus Manajemen Mutu, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2006

10. Miranda, ST, Amin Widjaja Tunggal, Drs, Ak, MBA, Istilah Penting Manajemen Mutu beserta contoh soal & penyelesaiannya, Harvarindo, 2003.

(41)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

1. Kebutuhan mutu proyek ditetapkan untuk tujuan sasaran mutu tercapai (tepat guna, kepuasan pelanggan dan sesuai dengan spesifikasi).

1 1.1.1 Konsumen/pelanggan/ pengguna jasa.

2 1.1.2 Peraturan/undang undang, standar, petunjuk petunjuk yang terkait dengan keperluan perencanaan mutu proyek, Kebijakan perusahaan, standar dan prosedur operasi, pelajaran dari proyek yang lalu, pernyataan lingkup proyek, dan rencana manajemen proyek.

3 1.1.3 Adalah sebagai masukan untuk seluruh rencana manajemen proyek dan sebagai acuan didalam pengendalian mutu (QC), penjaminan mutu (QA), dan proses peningkatan mutu proyek terus menerus.

(42)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

2. Kontribusi dibuat untuk pengembangan persyaratan perencanaan mutu dan proses proyek

1 1.2.1 Perencanaan mutu produk berorientasi dengan mutu selera konsumen. Rencana mutu selera konsumen ditentukan oleh rencana produk yang berkaitan dengan rencana proses produksi termasuk prosedur sistem operasional dan kendali mutu.

2 1.2.2 Tertuang didalam Term of requirement (TOR), Spesifikasi teknis, persyaratan administrasi, dan atau dokumen kontrak.

(43)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

1. Pekerjaan dilaksanakan sesuai standar mutu dan panduan yang disepakati untuk memastikan hasil yang bermutu

1 2.1.1 dengan melakukan penjaminan mutu

2 2.1.2 Di rencana mutu

(44)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

2. Catatan dan dokumentasi dikelola sesuai dengan suatu kumpulan prosedur untuk memfasilitasi manajemen mutu dan untuk menyediakan suatu jejak audit.

1 2.2.1 Memfasilitasi manajemen mutu dan untuk menyediakan suatu jejak audit.

2 2.2.2 Sepanjang berlangsungnya proyek.

(45)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

1. Pelaksanakan mutu sesuai standar dan panduan yang disepakati kemudian ditinjau ulang untuk memastikan hasil yang bermutu dan peningkatan mutu secara terus menerus.

1 3.1.1 Rencana mutu (standar dan panduan mutu)

2 3.1.2 Dilakukan pengawasan dan pengendalian secara proaktif.

(46)

KRITERIA UNJUK KERJA (KUK) & JAWABAN

2. Catatan dan dokumentasi dikelola sesuai dengan suatu kumpulan prosedur untuk memfasilitasi manajemen mutu dan untuk menyediakan suatu jejak audit.

1 3.2.1 Pada awal dan akhir proyek atau setahun dua (2) kali.

2 3.2.2 Ketidak sesuaian: 3 (tiga) kategori : Major – tidak mengindahkan prosedur yang ada, Minor – masih terdapat kekurangan dalam dokumentasi dan pelaksanaan prosedur, Catatan – tidak bertentangan dengan prosedur yang berlaku.

3 3.2.3 (a) Rapat pembukaan, (b) pemeriksaan sesuai jadwal, (c) membuat evaluasi dan kesimpulan, (d) rapat penutupan, (e) menyusun laporan, (f) menerima dan memverifikasi tindakan perbaikan

Referensi

Dokumen terkait

Menjalankan usaha dibidang pembangunan, meliputi pemborong pada umumnya (general contractor); pemasangan komponen bangunan (berat/heavy-lifting); pembangunan konstruksi

Dengan mengucap syukur Alhamdullilah Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga Panitia Pencalonan dan Pengangkatan Perangkat Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kediri telah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa itsar adalah sikap dan tingkah laku utama yang mampu dilakukan oleh manusia yang telah mampu dan tidak hanya bersimpati dan berempati terhadap

Hingga kini aktivitas fisik atau gerak, juga tidak dapat dipi¬sah¬kan dari kehidupan manusia, karena gerak dipandang sebagai kunci untuk hidup dan untuk keberadaan dalam

Proses pencarian diagnosa yang tepat membutuhkan waktu yang cukup lama karena gejala-gejala yang dialami pada kedua subjek menyerupai penyakit lain sehingga perlu dilakukan

a). mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi permasalahan serta melaksanakan pemecahan permasalahan yang berkaitan dengan hubungan

(11) memberikan nilai lebih konservatif, dengan demikian sangat tepat digunakan untuk mengestimasi besarnya defleksi yang timbul pada balok beton bertulang akibat beban

Rekam medis disebut lengkap apabila catatan medis tersebut telah berisi seluruh informasi tentang pasien, sesuai dengan formulir yang disediakan, isi harus lengkap