Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL ADVANCE ORGANIZER BERBASIS MATERI PRASYARAT TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa MTs Negeri Talaga Tahun Ajaran 2012/2013)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Matematika
Oleh: Sarip Hidayat NIM: 1007368
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BANDUNG
2013
Lembar Persetujuan
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL ADVANCE ORGANIZER BERBASIS MATERI PRASYARAT TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa MTs Negeri Talaga Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh: SARIP HIDAYAT
1007368
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Prof. Dr. H. Nanang Priatna, M.Pd NIP:196303311988031001
Pembimbing II
Dr. Dadan Dasari, M.Si NIP:19647171991021001
Diketahui oleh:
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D
NIP:196101121987031003
PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL ADVANCE ORGANIZER BERBASIS MATERI PRASYARAT TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
DAN PENALARAN MATEMATIS SISWA
Oleh Sarip Hidayat
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Matematika pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
© Sarip Hidayat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kata Kunci: Materi Prasyarat Terstruktur, Pembelajaran
Advance Organizer, Pemahaman Konsep, Penalaran Matematis
ABSTRACT
Mastery of mathematical skills of students who do not meet the expectation in education can not be extended from the material prerequitities. Material that must be mastered before the student is crucial to be able to continue understanding mathematical concept and mathematical reasoning students. Improve the ability to think mathematically in particular the ability of understanding the concepts and mathematical reasoning deserves of all parties and especially teachers as central to the process of teaching and learning. The purpose of this concepts and mathematical resoning students. Another aim to determine the attitudes , student activities, and teacher responces to learning, combined with an approach through prerequisite material support to a model structured advance organizer. This study is instruments used in this research is to test the ability concept and mathematical reasoning of students, teaching materials based on the prerequisite material is structured in the form of worksheets, along with attitude scale test, observation sheets, and checklists for teachers. The research method is quasi experiment by taking two group , the experimental class and the control class, respectively by 35 and 38 students. The material is fraction.
Based on the research it is known that used Mann Whitney Test with α = 0,05 that (1) there are differences in the ability of understanding mathematical concepts learning of students receiving and advanced model based organizer structured material prerequisites of students receiving conventional learning, (2) there are differences in mathematical reasoning skills students acquire learning mathematics with advance organizer model of prerequisite structured learning of students who received the conventional, (3) general learning of students receiving advance model based organizer prerequisite structured materials have a positive attitude, (4) student activities for learning mathematical models advance organizer rerequisite material very well structured it is reflected in the results of observations mode during the learning takes place, and (5) the responce of the teaching is very good and suitable to be applied in learning.
viii
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMAKASIH ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Definisi Operasional ... 10
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pemahaman Konsep ... 13
B. Penalaran Matematis ... 22
ix
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Analogi ... 28
C. Pembelajaran Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur ... 30
1. Matematika sebagai Ilmu Terstruktur ... 31
2. Peran Penting Pengetahuan Prasyarat ... 37
3. Pengulangan Materi Prasyarat ... 39
D. Model Pembelajaran Advance Organizer ... 40
1. Fungsi dan Tujuan Advance Organizer ... 46
2. Bentuk dan Jenis Advance Organizer ... 46
3. Tahapan Model Pembelajaran Advance Organizer ... 48
E. Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Matematika... 46
F. Hasil Penelitian yang Relevan... 53
G. Hipotesis Penelitian ... 60
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 61
B. Operasionalisasi Variabel ... 62
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 62
1. Populasi Penelitian ... 62
2. Sampel Penelitian ... 62
D. Instrumen Penelitian ... 63
1. Instrumen Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis .. 63
2. Angket Sikap terhadap Matematika ... 66
x
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 70
E. Prosedur Penelitian ... 76
1. Tahap persiapan... 76
2. Tahap Eksperimen ... 77
F. Teknik Pengumpulan Data ... 78
G. Teknik Analisis Data ... 78
H. Kerangka Penelitian ... 82
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 84
1. Analisis Data Kemampuan Pemahaman Matematis ... 84
2. Analisis Data Kemampuan Penalaran Matematis ... 92
3. Analisis Sikap Siswa ... 99
4. Hasil Observasi ... 104
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 110
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 115
B. Saran ... 116
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap peserta didik perlu memiliki kemampuan matematis pada tingkatan
tertentu yang merupakan penguasaan kecakapan matematis untuk dapat
memahami dunia dan berhasil dalam karirnya. Kecakapan matematis yang
tumbuh dan berkembang pada peserta didik merupakan sumbangan mata
pelajaran matematika untuk pencapaian kecakapan hidup yang ingin dicapai.
Tujuan itu perlu dicapai dengan melakukan usaha-usaha dalam meningkatkan
hasil belajar siswa dan kemampuan mengajar guru dalam bidang matematika.
Usaha awal yang harus dilakukan guru adalah bagaimana siswa menguasai
konsep matematika. Konsep menjadi landasan bagi jaringan ide yang menuntun
pemikiran siswa ke arah pemikiran yang lebih tinggi. Mempelajari konsep sangat
penting di sekolah sebagai bekal dalam kehidupan sehari-hari karena konsep
memungkinkan manusia untuk saling memahami dan menjadi dasar untuk
berinteraksi secara verbal.
Pendekatan pemahaman konsep dapat menggunakan example-to-rule
(proses dari-contoh-ke aturan) dalam menemukan atau mencapai konsep dengan
cara memberikan contoh dan bukan contoh, pencapaiannya melalui proses
penalaran induktif yang berarti bahwa pemahaman konsep sangat berguna
sebagai dasar untuk mampu memahami kemampuan kognitif yang lebih tinggi
(Arend, 2008: 332). Namun demikian kenyataannya kemampuan matematis siswa
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam pemahaman konsep masih rendah. Beberapa studi yang dilakukan peneliti
terdahulu tentang kemampuan pemahaman konsep yaitu penelitian yang
dilakukan Budiman (2008: 70) menyatakan bahwa kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa hanya mendapatkan 44,93% dari skor ideal. Penelitian
yang dilakukan Sudihartinih (2009: 77) menyatakan bahwa kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa hanya mendapat skor rata-rata 11,03 dari
skor ideal 16. Penelitian yang dilakukan Mulyanti ( 2010: 67) terhadap siswa
SMP disimpulkan bahwa 47 dari 70 siswa berada pada kategori sedang dalam
kemampuan pemahaman konsep. Penelitian yang dilakukan Nasution (2010: 122)
menyatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa hanya
memperoleh skor 52% dari skor ideal. Senada dengan peneliti-peneliti yang
lainnya seperti studi Sumarmo(1987), Suzana (2004), dan Priatna (2003),
menyatakan bahwa pemahaman matematis siswa masih belum memperoleh hasil
yang memuaskan.
Hal penting lainnya yang harus dikembangkan dalam pembelajaran
matematika adalah bernalar secara deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau
pernyataan baru diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya.
Beberapa studi yang telah dilakukan peneliti yang berhubungan dengan penalaran
diantaranya studi Budiman (2008: 78) menyatakan bahwa kemampuan penalaran
siswa SMP hanya memperoleh skor arat-rata 30,05% dari skor ideal. Penelitian
yang dilakukan Sudihartinih (2009: 77) mengatakan bahwa kemampuan penalaran
siswa SMA memperoleh skor rata-rata 12 dari skor ideal 16. Penelitian yang
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kategori sedang yaitu 53 dari 70 siswa (75,71%). Penelitian yang dilakukan
Nasution (2010: 122) pada siswa SMP yang menyimpulkan bahwa peningkatan
kemampuan siswa dalam penalaran matematis sebesar 58 %. Juga studi-studi
yang dilakukan Sumarmo (1987), Kariadinata (2001: 145), Priatna (2003: 114),
Penelitian Vinner et.al (Suzana, 2004), menyatakan bahwa kualitas kemampuan
siswa dalam penalaran (analogi dan generalisasi) belum mencapai hasil yang
memuaskan.
Beberapa studi yang telah dilakukan tentang pemahaman konsep dan
penalaran matematis di atas, terlihat bahwa hasilnya masing kurang. Hal tersebut
memberi motivasi penulis untuk mengkaji lebih lanjut tentang pemahaman konsep
dan penalaran induktif matematis berupa penalaran analogi dan generalisasi.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika Madrasah Tsanawiyah adalah
memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta
mempunyai kemampuan bekerja sama (Muhaimin, 2008:273). Aktivitas melatih
siswa untuk dapat berpikir logis diperlukan proses pembelajaran yang saling
berkesinambungan. Apa yang telah dipelajari siswa sebelumnya mungkin
merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan siswa belajar. Harapan
untuk dapat berpikir dan bernalar siswa harus terlebih dulu memahami suatu
konsep, dan untuk memahami suatu konsep siswa harus terlebih dulu memahami
materi sebelumnya, sehingga kesempatan untuk belajar materi yang baru akan
lebih besar keberhasilannya.
Mengingat matematika sebagai ilmu yang terstruktur dan deduktif, untuk
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan-kemampuan yang makin meningkat itu juga dilandasi pemahaman
kemampuan sebelumnya (pengetahuan prasyarat). Siswa yang pengetahuan
prasyaratnya baik akan mudah mengamati hubungan antara pengetahuan yang
sederhana yang telah dimiliki dengan pengetahuan yang kompleks yang akan
dipelajari. Berbeda dengan siswa yang belum menguasai pengetahuan prasyarat
yang diperlukan akan lebih sulit menerima pelajaran yang baru (Hamalik,
2001:159) sehingga diperlukan pengetahuan prasyarat yang baik untuk dapat
menguasai materi matematika selanjutnya.
Seperti dalam proses pembelajaran pada umumnya, dalam mempelajari
matematika terdapat kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru. Hasil dari
proses pembelajaran yang efektif di sekolah akan menghasilkan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan masyarakat yaitu: memenuhi kebutuhan masyarakat
setempat dan global, mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi
perkembangan dunia global, melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan atau
mengembangkan keterampilan untuk hidup mandiri (Muhaimin, 2008:262).
Sekolah harus mampu mengajarkan ilmudasar, mampu membangun rasa
percaya diri siswa, menyiapkan siswa untuk memasuki perguruan tinggi, memberi
gambaran pemahaman global, menyiapkan siswa untuk bekerja, meneruskan
warisan budaya. Tuntutan-tuntutan yang berbeda-beda itu sesuai dengan
kebutuhan masing-masing warga yang mengharapkan sekolah harus dapat
membantu siswa agar dapat menjadi pelajar yang mandiri dan mampu mengatur
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sepenuhnya dapat ditularkan tetapi sesuatu yang dikonstruksikan secara aktif oleh
semua individu, siswa maupun orang dewasa (Arend, 2008:17).
Tujuan-tujuan yang diharapkan masyarakat tadi akan mudah dilaksanakan
di sekolah jika dibuat dalam bentuk bagian-bagian kerangka-kerangka kerja.
Kerangka kerja ini berasal dari tiga sumber, yaitu: model pengajaran, strategi dan
prosedur pengajaran, dan praktek dari guru berpengalaman. Sebuah model
pembelajaran dapat tumbuh dari peneliti pendidikan, sebagai akibat dari meneliti
bagaimana anak-anak belajar dan bagaimana prilaku mengajar mempengaruhi
belajar siswa. Model pembelajaran juga dapat dikembangkan oleh guru-guru kelas
untuk mengatasi berbagai masalah di kelas mereka, dan sebagian lagi ditemukan
para psikolog, pelatih industri dan para filosofis (Arend, 2008:25).
Model pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang bersifat
menyeluruh untuk membantu siswa mempelajari jenis pengetahuan, sikap atau
keterampilan tertentu. Pertimbangan mempergunakan model yang akan dipakai,
guru dapat memilih model yang paling cocok dengan kondisi siswa, pendekatan
yang dapat disesuaikan dengan latar belakang pengetahuan siswa sehingga diduga
dapat mencapai tujuan tertentu.
Memperhatikan kaitan model pembelajaran dengan sikap siswa dalam
proses pembelajaran seperti pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa sikap siswa
terhadap mata pelajaran dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Sikap
siswa terhadap matematika erat kaitannya dengan minat siswa terhadap
matematika, sikap siswa terhadap matematika berkorelasi positif dengan prestasi
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
matematika juga merupakan salah satu tujuan mempelajari matematika SLTP
yang tertuang dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu siswa
memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, memiliki
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap
ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006:346). Siswa
yang berminat terhadap matematika, akan suka mengerjakan tugas-tugas
matematika. Respon siswa tersebut menandakan bahwa bersikap positif terhadap
matematika. Menyadari pentingnya sikap siswa terhadap matematika maka guru
memiliki peranan penting untuk dapat menumbuhkan sikap tersebut dalam diri
siswa, salah satunya adalah melalui pembelajaran yang dikembangkan dalam
kelas. Pemilihan strategi atau pendekatan yang tepat akan dapat
menumbuhkembangkan sikap positif siswa terhadap matematika. Sejalan dengan
hal tersebut, maka aspek sikap dalam penelitian ini juga menjadi perhatian peneliti
selain kemampuan pemahaman dan penalaran.
Guru mempertimbangkan menggunakan suatu model pembelajaran terkait
dengan kemampuannya dalam memilih dan melaksanakan model tersebut. Ada
dua kelompok model pembelajaran yang berpusat pada aktivitas siswa dan guru.
Model pembelajaran yang berpusat pada guru seperti presentasi, pengajaran
langsung, pengajaran konsep, dan model pembelajaran yang berpusat pada siswa
diantaranya pembelajaran kooperatif, pengajaran berbasis masalah, dan diskusi
(Arend, 2008:25). Model-model pembelajaran yang berpusat pada guru diduga
didasarkan pada kondisi kognitif siswa yang kemampuan awal atau prasyaratnya
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemecahan masalah tidak akan berlangsung sebagaimana mestinya. Model-model
pembelajaran yang berpusat pada siswa diasumsikan bahwa pengetahuan
prasyarat siswa sudah baik.
Beberapa kemampuan siswa dan model pembelajaran yang akan dikaji
dalam penelitian ini adalah kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu konsep
matematika, penalaran matematis siswa, pembelajaran dengan model advance
organizer yang berbasis materi prasyarat. Penetapan yang dimaksud berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut.
Pertama, berdasarkan pandangan bahwa matematika sebagai ilmu
terstruktur, dapat dipahami bahwa dalam matematika terdapat konsep atau topik
prasyarat untuk memahami konsep selanjutnya. Terdapat kaitan antara suatu topik
matematika dengan topik matematika lainnya. Penguasaan siswa dalam topik
matematika tertentu akan menuntut penguasaan siswa dalam topik matematika
sebelumnya. Sebagai penguat dari pernyataan terakhir, bahwa menduga materi
prasyarat sebagai basis untuk dapat menguasai materi-materi selanjutnya.
Kedua, implikasi dari sasaran substantive hakekat pembelajaran
matematika, para siswa diarahkan untuk menguasai dan memahami konsep suatu
topik matematika secara menyeluruh. Memahami konsep melibatkan proses
mengkonstruksi pengetahuan dan mengorganisasikan informasi menjadi
struktur-struktur yang komprehensif dan kompleks. Kesimpulannya ada alasan yang kuat
untuk menduga penguasaan kemampuan pemahaman konsep suatu topik
matematika dapat meningkatkan kemampuan penguasaan matematis yang lebih
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ketiga, keterkaitan penguasaan materi prasyarat dengan suatu model
pembelajaran matematika tertentu. Usaha guru melalui pengulangan materi
prasyarat dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan siswa pada bahan yang
akan mereka pelajari, siswa harus mengingat kembali informasi yang terkait
dengan materi sebelumnya. Penguasaan materi yang akan dipelajari tergantung
pada penguasaan materi sebelumnya yang telah dipelajari. Kalau pelajaran hari ini
merupakan kelanjutan dari pelajaran kemarin dan kita sebagai guru yakin bahwa
siswa memahami pelajaran kemarin, pengulangan mungkin hanya mengingatkan
mereka tentang pelajaran sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
singkat. Selanjutnya kalau ingin memperkenalkan suatu kemampuan atau konsep
yang baru yang memerlukan penguasaan kemampuan jauh sebelumnya,
pembahasan panjang dan penilaian tentang kemampuan prasyarat mungkin
dibutuhkan.
Alasan dalam pernyataan-pernyataan di atas, dapat didekati dengan satu
model yang cenderung karakteristiknya mendekati pernyataan-pernyataan tadi,
yaitu yang dapat mengingatkan siswa tentang apa yang mereka telah pelajari dan
selanjutnya pada waktu yang sama memberi mereka suatu kerangka berpikir
untuk memahami materi yang baru yang akan dipelajari, model ini dilandasi
dengan pengulangan materi prasyarat, model tersebut dalam istilah yang
dikemukakan David Ausubel (Slavin, 2008:259), disebut organisator awal
pembelajaran atau advance organizer.
Berdasarkan alasan-alasan rasional di atas, penelitian ini dirancang untuk
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbasis materi prasyarat terstruktur untuk meningkatkan pemahaman konsep dan
penalaran matematis siswa.
B. Rumusan Masalah
Masalah utama yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah
pembelajaran matematika dengan model advance organizer berbasis materi
prasyarat terstruktur dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan
penalaran matematis siswa?” Masalah tersebut dalam penelitian ini dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep matematis siswa yang
memperoleh pembelajaran model advance organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan penalaran matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur
dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional?
3. Apakah terdapat perbedaan antara peningkatan kemampuan pemahaman
konsep dan penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan
model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur dengan siswa
yang memperoleh pembelajaran konvensional?
4. Bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan model
advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, tujuan dari penelitian ini
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mengkaji perbedaan pemahaman konsep matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur
dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
2. Mengkaji perbedaan penalaran matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan model advance organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
3. Mengkaji sejauhmana perbedaan peningkatan pemahaman konsep dan
penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model
advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur dengan siswa yang
memperoleh pembelajaran konvensional.
4. Mengetahui bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi sejauhmana tingkat
keefektifan model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur
terhadap peningkatan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa.
E. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran Advance Organizer
Model Advance organizer yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran presentasi yang terdiri dari tiga tahap yaitu presentasi advance
organizer, presentasi materi pembelajaran, dan penguatan pengolahan kognitif
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Materi prasyarat terstruktur
Materi prasyarat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi
pembelajaran yang lalu sebagai landasan yang disajikan dalam bentuk
tulisan-tulisan teratur dan tersusun dengan logis berdasarkan keperluan berupa
arahan-arahan dalam bentuk tulisan atau lisan sehingga dapat memperkuat pengolahan
kognitif siswa dalam memahami materi baru.
3. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan
soal disertai dengan prinsip/sifat yang mendasarinya, mengidentifikasi
konsep/prinsip/hukum yang termuat dalam suatu sajian. Pemahaman konsep
yang akan diteliti meliputi pemahaman instrumental dan pemahaman
relasional. Pemahaman instrumental yang dimaksud adalah kemampuan untuk
Menginterpretasikan, mengilustrasikan mengklasifikasikan, membandingkan,
dan melakukan perhitungan matematis. Pemahaman relasional yang dimaksud
adalah kemampuan dalam menyimpulkan, menduga, dan menjelaskan alasan
setiap tindakan matematis yang dilakukan.
5. Penalaran Matematis
Kemampuan penalaran (reasoning) adalah pemikiran logis yang menggunakan
logika induktif dan deduktif untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Penalaran
yang dimaksud adalah penalaran induktif yang terdiri dari analogi dan
generalisasi. Kemampuan generalisasi adalah kemampuan mengenal sebuah
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
verbal, menghasilkan sebuah aturan atau pola umum, menerapkan pola/ aturan
dari berbagai persoalan. Kemampuan analogi adalah kemampuan dalam
mengidentifikasi keserupaan konsep/prinsip/proses matematika pada kasus
yang berbeda, memberikan penjelasan terhadap suatu hal/persoalan yang
memiliki kesamaan sifat antara yang baru dengan yang telah diketahui
sebelumnya yang pada dasarnya berbeda.
6. Peningkatan
Peningkatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah peningkatan gain
kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa pada kelas
61
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan kemampuan
pemahaman konsep dan kemampuan penalaran matematis siswa antara yang
memperoleh pembelajaran model advance organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Penelitian ini
juga mengungkap bagaimana sikap siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur. Metode
yang digunakan adalah metode eksperimen dengan alasan adanya manipulasi
perlakuan.
Adapun bentuk desain eksperimen yang digunakan adalah disain Quasi
Experimental. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah “
Pretest-Postest Control Group Design” (Desain Kelompok Pretes-Postes). Tes
matematika dilakukan dua kali yaitu sebelum proses pembelajaran, yang disebut
pretes dan sesudah proses pembelajaran, yang disebut postes. Secara singkat,
disain penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
O X O
- - -
O O
Keterangan :
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu organizer berbasis materi prasyarat terstruktur.
B. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan,
atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel
tersebut (Nazir, 2000 : 152).
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Variabel bebas (independen), diartikan sebagai variabel yang mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran
matematika dengan model advance organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur.
2. Variabel terikat (dependen) diartikan sebagai variabel yang dipengaruhi oleh
variabel lainnya. Penelitian mempunyai dua variabel terikat, yaitu
kemampuan pemahaman dan kemampuan penalaran matematis.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Negeri
Talaga di Kabupaten Majalengka tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 9
kelas. Alasan pemilihan siswa kelas VII, mereka berusia antara 12-13 tahun
sehingga tahap berpikirnya termasuk kongkrit. Ruseffendi (2006: 145)
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu abstrak.
2. Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Teknik pengambilan sampling ini secara sengaja
dengan pertimbangan guru matematika berada di tempat penelitian, dengan
menyediakan dua kelas untuk peneliti. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dua kelas siswa kelas VII C sebagai kelas eksperimen
dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang dan kelas VII D sebagai kelas kontrol
dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes yang
merupakan tes untuk mengukur kemampuan pemahaman dan penalaran matematis
siswa. Aktivitas untuk mengukur kemampuan pemahaman dan penalaran
matematis tersebut dilakukan tes sebanyak dua kali yaitu tes awal dan tes akhir;
sedangkan untuk mengungkap sikap siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur, penulis
gunakan angket sikap dengan skala likert. Proses pembelajaran yang dilakukan
diobsevasi oleh 3 orang pengamat, 1 orang mengamati aktivitas penulis, dan 2
orang mengamati aktivitas siswa.
1. Instrumen Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis
Tes untuk kemampuan pemahaman dan penalaran matematis diberikan
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemahaman dan penalaran matematis. Tes berbentuk uraian dimaksudkan agar
kemampuan siswa dalam menganalisis argumen serta kemampuan melakukan
dan mempertimbangkan induksi dalam proses menjawab soal-soal dapat
dilihat. Penyusunan diawali dengan pembuatan kisi-kisi soal yang mencakup
sub pokok bahasan, kemampuan yang diukur serta jumlah butir soal dan
dilanjutkan dengan pembuatan soal-soal peserta kunci jawaban dan aturan
pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Tes tulis yang diberikan
sebanyak tujuh soal yang terdiri dari empat soal kemampuan pemahaman dan
tiga soal kemampuan penalaran matematis. Adapun kisi-kisi kemampuan
pemahaman dan penalaran matematis soal yang diujikan, penulis sajikan pada
tabel berikut:
Tabel 3.01
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penalaran
Guna mengevaluasi kemampuan pemahaman dan penalaran matematis
siswa, dilakukan penskoran terhadap jawaban siswa untuk setiap butir soal.
Kriteria penskoran berpedoman pada acuan yang dikemukakan oleh Cai, Lane,
dan Jacobsin (Nanang, 2009: 97) melalui Holistic Scoring Rubrics seperti tertera
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.02
Kriteria Penskoran Pemahaman Matematis
Skor Kriteria Jawaban dan Alasan
4
Menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal
matematika secara lengkap, penggunaan istilah dan notasi
matematika secara tepat, penggunaan algoritma secara lengkap
dan benar.
3
Menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal
matematika secara hampir lengkap, penggunaan istilah dan
notasi matematika hampir benar, penggunaan algoritma secara
lengkap, perhitungan secara umum benar, namun mengandung
sedikit kesalahan.
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sedikit kesalahan.
1
Menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap soal
matematika sangat terbatas dan sebagian besar jawaban masih
mengandung perhitungan yang salah.
0
Tidak menunjukkan pemahaman konsep dan prinsip terhadap
soal matematika.
Tabel 3.03
Pedoman Pemberian Skor Penalaran Matematik
Skor Kriteria
4 Paham Seluruhnya (P):
Jawaban benar dan mengandung seluruh konsep ilmiah.
3
Paham Sebagian (PS):
Jawaban benar dan mengandung paling sedikit satu konsep ilmiah
serta tidak mengandung suatu kesalahan konsep.
2
Miskonsepsi Sebagian (MS):
Jawaban memberikan sebagian informasi yang benar tetapi juga
menunjukkan adanya kesalahan konsep dalam menjelaskannya
1
Miskonsepsi (M):
Jawaban menunjukkan kesalahan pemahaman yang mendasar
tentang konsep yang dipelajari.
0
Tidak paham (TP):
Jawaban salah, tidak relevan, hanya mengulang pertanyaan serta
jawaban kosong.
Diadaptasi dan disesuaikan dari Cai, Lane, dan Jakabcsin (dalam Lestari, 2008).
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur.
Aspek sikap yang dikaji dalam penelitian ini meliputi: 1) sikap siswa terhadap
pelajaran matematika; dan 2) sikap siswa terhadap pembelajaran matematika
melalui model Advance Organizer berbasis materi prasyarat terstruktur.
Indikator sikap siswa terhadap pelajaran matematika meliputi:
a) terungkapnya ketertarikan siswa terhadap matematika; b) terungkapnya
manfaat dari matematika; sedangkan indikator sikap siswa terhadap
pembelajaran matematika melalui model Advance Organizer berbasis materi
prasyarat terstruktur meliputi: a) ketertarikan siswa terhadap pembelajaran
matematika melalui model Advance Organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur; dan b) terungkapnya kesadaran siswa tentang cara mempelajari
matematika.
Angket ini menggunakan skala likert, setiap siswa diminta untuk
memberikan tanggapannya pada setiap pernyataan yang disediakan dengan
jawaban dengan empat alternatif pilihan jawaban yaitu: SS (Sangat Setuju), S
(Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Sejutu). Pernyataan sikap
yang dibuat, terdiri dari pernyataan yang bersifat positif, dan pernyataan yang
bersifat negatif. Pemberian skor diberikan untuk pernyataan yang positif yaitu:
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setuju) = 1, S (Setuju) = 2, TS (Tidak Setuju) = 3, dan STS (Sangat Tidak
Sejutu) = 4.
Untuk lebih jelasnya, kisi-kisi angket sikap siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan menggunakan model advance organizer
berbasis materi prasyarat terstruktur penulis sajikan dalam table berikut:
Tabel 3.04 Kisi-kisi Skala Sikap
Aspek Indikator Nomor Soal
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar observasi yang dipakai adalah lembar observasi kuantitatif untuk
menetapkan standarisasi dan kontrol pada proses pembelajaran matematika
dengan model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur. Lembar
observasi merupakan suatu alat pengamatan yang di dalamnya terdapat
indikator-indikator untuk melihat dan mengukur aktivitas guru dan siswa
dalam proses pembelajaran. Mortis (Denzin, 1992: 523) mendefinisikan
observasi sebagai aktivitas mencatat suatu gejala dengan bantuan instrumen
dan merekamnya dengan tujuan-tujuan ilmiah dan tujuan lain. Data yang akan
dicatat dalam penelitian ini adalah data sikap siswa dalam belajar, data sikap
guru dalam presentasi advance organizer, interaksi antara guru dan siswa,
interaksi antara siswa dengan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi dilakukan untuk menemukan hal-hal yang tidak teramati oleh
peneliti selama pembelajaran berlangsung. Observer dalam penelitian ini
adalah guru pada sekolah tempat penelitian yang terdiri dari 3 orang, 2 orang
mengamati 30 siswa, dan sisanya mengamati penulis. Pelaksanaan observasi
dilakukan pada setiap pertemuan untuk mengetahui bagian mana yang belum
terlaksana dengan baik. Sebelum melakukan observasi, penulis melakukan
diskusi beberapa kali dengan observer mengenai teknis pengamatannya.
Indikator-indikator observasi untuk mengamati aktifitas guru dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3.05
Indikator Aktivitas Guru dan Siswa dalam Proses Pembelajaran
No. Indikator-indikator
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c.Memberikan cues (isyarat). Bertanya.
d.Melakukan Set Activities. Antusias dalam belajar. e.Menyajikan Advance Organizer. Melakukan Set Activities.
2. Presentasi Materi Pelajaran ( 45 menit)
a.Mengingatkan materi sebelumnya. Memperhatikan dengan antusias. b.Memberikan pertanyaan. Menjawab pertanyaan.
c.Menyajikan organizer materi. Bertanya.
d.Memberi contoh dan bukan contoh. Mengemukan contoh dan bukan contoh yang lain.
e.Menyajikan konsep. Memperhatikan. f.Mengemukakan konsep yang paling
penting dan kuat (power dan economy)
Memperhatikan dan mengemukakan pertanyaan.
g.Menyajikan LKS. Mengerjakan LKS.
h.Memeriksa kondisi belajar siswa. Diskusi antara guru dan siswa. i.Menyimpulkan. Set Activities.
3. Penguatan Pengolahan Kognitif Siswa ( 20 menit)
a.Memperkuat kognitif siswa. Menjawab pertanyaan. b.Membimbing siswa. Bertanya.
c.Antusias. Antusias.
4. Uji Coba Instrumen Penelitian
Untuk keperluan pengumpulan data dibutuhkan seperangkat instrumen
yang baik. Instrumen yang baik biasanya memenuhi kriteria validitas,
reliabilitas, daya pembeda yang baik, dan tingkat kesukaran yang layak. Untuk
mengetahui karakteristik kualitas instrument penelitian yang digunakan
tersebut, maka sebelum dipergunakan seyogianya tes tersebut diuji coba untuk
mendapatkan gambaran validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukarannya.
a. Validitas Instrumen Penelitian
Intrumen yang akan dicobakan harus dalam keadaan valid, maksudnya
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibutuhkan karena berkaitan dengan kegunaan instrumen itu dibuat. Validasi
instrumen penelitian ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor
item dengan skor total butir instrumen dengan menggunakan rumus Koefisien
Korelasi Pearson:
= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
= jumlah peserta tes
= skor item tes
= skor total
Setelah diperoleh nilai koefisien validitas, kemudian untuk mengetahui
apakah butir soal/angket tersebut valid atau tidak, selanjutnya dilakukan
pengujian dengan menggunakan uji t , dengan rumus sebagai berikut:
Nilai thitung yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan ttabel pada
taraf nyata sebesar α = 0,05 dan derajat kebebasan sebesar dk = n – 2. Adapun
kriteria instrumen tersebut dikatakan valid, jika nilai thitung > ttabel; atau dengan
membandingkan nilai probabilitas yang dihasilkan pada uji dua pihak (sig. 2
tailed) < = 0,05 maka butir angket tersebut valid. (Sundayana, 2010 : 69)
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
matematis siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan
model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur, diperoleh hasil
sebagai berikut:
1) Soal kemampuan pemahaman matematis, dari empat soal yaitu soal nomor
1, 2, 3 dan 4; ternyata soal nomor 4 tidak valid, sehingga soal pemahaman
matematis yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak tiga soal;
2) Soal kemampuan penalaran matematis, dari tiga soal yaitu soal nomor 5, 6,
dan 7; ternyata soal nomor 6 tidak valid, sehingga soal penalaran
matematis yang dipakai dalam penelitian ini sebanyak dua soal;
Uji coba instrumen angket dilakukan terhadap kelas lain yang sebelumnya
telah memperoleh pembelajaran matematika dengan model advance organizer
berbasis materi prasyarat terstruktur beberapa kali sampai siswa merasakan
manfaatnya. Pengujian kriteria skala sikap cukup dilakukan uji validitas dan
reliabilitanya saja. Hasil uji coba instrumen angket terhadap pembelajaran
matematika dengan metode advance organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur diperoleh sebagai berikut:
1) Angket mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan model advance organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur dari 25 butir angket; terdapat tiga butir angket yang tidak valid,
yaitu butir angket nomor: 2, 8, dan 24, sehingga banyaknya butir angket
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dipakai dalam penelitian ini sebanyak 22 butir.
2) Pernyataan nomor 2 dari aspek sikap siswa terhadap pelajaran matematika,
dengan indikator ketertarikan siswa terhadap pembelajaran matematika
dengan model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur
dengan pernyataan positif. Pernyataan nomor 8 dari aspek yang sama
dengan nomor 2 tetapi dari indikator yang berbeda yaitu manfaat
matematika dengan pernyataan negatif. Pernyataan nomor 24 dari aspek
dan indikator yang sama dengan pernyataan nomor 8 tetapi pernyataannya
bersifat positif.
b. Reliabilitas Instrumen Penelitian
Instrumen l yang digunakan dalam tes kemampuan pemahaman dan
penalaran matematis ini bentuknya uraian, dan skala yang digunakan dalam
angket menggunakan skala Likert, maka rumus yang digunakan adalah
Cronbach Alpha (Suherman dan Sukjaya, 1990):
2
r11 = Koefisien reliabilitas
n = Banyak butir instrumen
si2 = Jumlah varians skor setiap soal
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dilihat pada Tabel 3.06.
Tabel 3.06
Penggolongan Indeks Reliabilitas Indeks Reliabilitas Interpretasi
11
0,90 r 1, 00 Sangat tinggi
11
0, 70 r 0,90 Tinggi
11
0, 40 r 0, 70 Sedang
11
0, 20 r 0, 40 Rendah
r110, 20 Sangat Rendah
Hasil uji coba instrumen, diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebagai
berikut:
1) Soal kemampuan pemahaman matematis, nilai koefisien reliabilitasnya
sebesar 0,712 sehingga tingkat reliabilitasnya tergolong tinggi;
2) Soal kemampuan penalaran matematis, nilai koefisien reliabilitasnya
sebesar 0,617 sehingga tingkat reliabilitasnya tergolong sedang;
3) Angket mengenai sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan model advance organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur, nilai koefisien reliabilitasnya sebesar 0,867 sehingga tingkat
reliabilitasnya tergolong sangat tinggi.
c. Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal
Menentukan kemampuan soal yang dapat membedakan antara siswa yang
pandai dengan siswa yang kurang, dilakukan uji daya pembeda (DP) soal.
Sedangkan tingkat kesukaran (TK) adalah keberadaan suatu butir soal apakah
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2010: 77):
SA = Jumlah skor kelompok atas
SB = Jumlah skor kelompok bawah
IA = Jumlah skor ideal kelompok atas
IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah
Dengan klasifikasi sebagai berikut:
Berdasarkan kriteria dan perhitungan dengan rumus di atas diperoleh hasi
daya pembeda soal sebagai berikut:
Tabel 3.09
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Soal Kemampuan Pemahaman Matematis
1 0,52 baik
2 0,37 cukup
3 0,73 Sangat Baik
Soal Kemampuan Penalaran Matematis
4 0,35 cukup
5 0,47 baik
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Untuk mengetahui bermutu atau tidaknya butir item tes hasil belajar
dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki dari
masing-masing butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dari setiap butir soal
dihitung berdasarkan jawaban seluruh siswa yang mengikuti tes.
Hasil penelitian tingkat kesukaran butir soal diperoleh sebagai berikut:
Tabel 3.10
Tingkat Kesukaran Tiap Butir Soal
No. Soal TK Interpretasi
Soal Kemampuan Pemahaman Matematis
1 0,46 sedang
2 0,82 mudah
3 0,50 sedang
Soal Kemampuan Penalaran Matematis
4 0,81 mudah
5 0,23 sukar
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
persiapan, tahap eksperimen, dan tahap analisis data serta penulisan laporan
penelitian.
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasikan
komponen-komponen yang diperlukan untuk pelaksanaan penelitian
eksperimen yang meliputi: (a) melakukan kajian teoritis, diantaranya mengkaji
karakeristik anak usia madrasah tsanawiyah, mengkaji kurikulum matematika
MTs, mengkaji teori belajar, mengkaji pembelajaran terstruktur, mengkaji
pengetahuan prasyarat, mengkaji pembelajaran konsep, pembelajaran verbal,
pembelajaran langsung, pembelajaran berpusat pada guru dan siswa, dan
mengkaji model pembelajaran advance organizer, (b) pengembangan bahan
ajar berupa LKS mengenai pembelajaran matematika dengan model advance
organizer berbasis materi prasyarat terstruktur untuk kelas eksperimen dan
membuat bahan ajar konvensional untuk kelas kontrol. (c) membuat instrumen
tes, (d) menyusun angket disposisi matematis, (e) menyusun rubrik penilaian
tes uraian. Untuk rencana pembelajaran dicantumkan dalam lampiran 1, untuk
instrumen tes dan rubrik penilaian pada lampiran 3.
Tahap persiapan yang lain adalah uji coba soal intrumen yang meliputi:
(a) diskusi dengan guru matematika yang lain tentang bahan ajar dan rencana
pembelajaran, (b) melaksanakan uji coba instrumen, (c) mengevaluasi hasil uji
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kelas VIII B.
2. Tahap Eksperimen
Langkah pertama pada tahap ini adalah pemilihan sampel sebanyak dua
kelas, masing-masing sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya
kegiatan eksperimen dilakukan sebagai berikut: (a) melaksanakan pretes untuk
mengetahui kemampuan awal pemahaman dan penalaran matematis sebelum
diberikan perlakuan pembelajaran matematika dengan model advance
organizer berbasis materi prasyarat terstruktur, (b) pengolahan pretes, (c)
Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model advance organizer
berbasis materi prasyarat terstruktur pada kelas eksperimen dan sekaligus
pelaksanaan pembelajaran matematika dengan metoda konvensional pada kelas
kontrol, (d) Memberikan postes kepada kedua kelas setelah proses
pembelajaran berakhir untuk mengetahui kemampuan pemahaman dan
penalaran matematis siswa, (e) memberikan angket pada kelas eksperimen
untuk mengetahui sikap siswa terhadap pelajaran matematika dan sikap siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan model advance organizer berbasis
materi prasyarat terstruktur, dan (f) mengolah dan menganalisis data yang
diperoleh stelah penelitian selesai.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini data dikumpulkan melalui tes, lembar observasi,
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan data yang berkaitan dengan sikap siswa dalam pembelajaran
matematika dengan model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur
dikumpulkan melalui skala sikap.
G. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh adalah data yang berasal dari pretes dan postes,
angket skala sikap yang diberikan pada siswa kelompok eksperimen. Data yang
diperoleh dari hasil tes dan angket diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan kunci jawaban dan sistem
penskoran yang digunakan.
2. Membuat tabel skor pretest dan postest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3. Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data skor pretes dan
skor postes kemampuan pemahaman konsep dan penalaran matematis
menggunakan statistik Shapiro-Wilk.
4. Setelah diketahui sebaran data mengenai kemampuan pemahaman konsep dan
penalaran matematis tidak berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian
hipotesis dengan uji statistika non-parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
5. Menghitung peningkatan kemampuan yang terjadi pada siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan rumus gain ternormalisasi (Meltzer,
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.11 Klasifikasi Gain
Besarnya gain (g) Interpretasi
g ≥ 0,7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
6. Melakukan uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data skor pretes, skor
postes, dan skor gain kemampuan pemahaman konsep dan penalaran
matematis menggunakan statistik Shapiro-Wilk.
7. Untuk interpretasi sikap siswa, dilakukan deskripsi sikap siswa terhadap
pembelajaran matematika dengan menggunakan model advance organizer
berbasis materi prasyarat terstruktur dengan maksud untuk menggambarkan
sikap siswa berdasarkan jawaban dari responden dengan pemberian skor
masing-masing butir angket 1 s.d. 4. Untuk keperluan interpretasi data skala
sikap kemudian dibuat tabel interpretasi sikap siswa terhadap matematika
dengan langkah berikut:
a. Secara Umum
Skor minimal : 1 × jumlah butir angket = 1 × 22 = 22
Skor maksimal : 4 × jumlah butir angket = 4 × 22 =88
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.12
Pedoman Penarikan Interpretasi Skor Sikap Siswa
No Rentang Skor Sikap Interpretasi 1 SK≤40 Sangat Rendah
2 40 <SK≤56 Rendah
3 56< SK≤72 Cukup
4 72<SK≤88 Tinggi/Baik
b. Terungkapnya ketertarikan siswa terhadap matematika.
Skor minimal : 1 × jumlah butir angket = 1 × 6 = 6
Skor maksimal : 4 × jumlah butir angket = 4 × 6 =24
Rentang = 24 - 6 = 18 ; Panjang interval: 18/4 = 4,5
Banyak kelas = 4
Jadi kategori interpretasi datanya sebagai berikut:
Tabel 3.13
Pedoman Penarikan Interpretasi Skor Sikap Siswa
No Rentang Skor Sikap Interpretasi 1 SK≤12 Sangat Rendah 2 12<SK≤16 Rendah
3 16<SK≤20 Cukup
4 20<SK≤24 Tinggi/Baik
c. Terungkapnya manfaat matematika
Skor minimal : 1 × jumlah butir angket = 1 × 3 = 3
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu datanya sebagai berikut:
Tabel 3.14
Pedoman Penarikan Interpretasi Skor Sikap Siswa No Rentang Skor Sikap Interpretasi
1 SK≤6 Sangat Rendah
2 6<SK≤8 Rendah
3 8<SK≤10 Cukup
4 10<SK≤12 Tinggi/Baik
d. Terungkapnya ketertarikan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
model advance organizer
Skor minimal : 1 × jumlah butir angket = 1 × 6 = 6
Skor maksimal : 4 × jumlah butir angket = 4 × 6 =24
Rentang = 24 - 6 = 18 ; Panjang interval: 18/4 = 4,5
Banyak kelas = 4
Jadi kategori interpretasi datanya sebagai berikut:
Tabel 3.15
Pedoman Penarikan Interpretasi Skor Sikap Siswa
No Rentang Skor Sikap Interpretasi 1 8<SK≤12 Sangat Rendah 2 12<SK≤16 Rendah
3 16<SK≤20 Cukup
4 20<SK≤24 Tinggi/Baik
e. Terungkapnya kesadaran siswa tentang cara mempelajari matematika
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Rentang = 28 - 7 = 21 ; Panjang interval: 21/4 = 5,25
Banyak kelas = 4
Jadi kategori interpretasi datanya sebagai berikut:
Tabel 3.16
Pedoman Penarikan Interpretasi Skor Sikap Siswa
No Rentang Skor Sikap Interpretasi 1 SK≤15 Sangat Rendah 2 15<SK≤19 Rendah
3 19<SK≤23 Cukup
4 23<SK≤28 Tinggi/Baik
Interpretasi skor sikap siswa di atas dibuat menjadi dua kelompok sikap
siswa yaitu untuk kelompok siswa yang bersikap positif berdasarkan interpretasi
cukup dan interpretasi baik, sedangkan untuk kelompok siswa yang bersikap
negatif berdasarkan interpretasi rendah dan interpretasi sangat rendah.
H. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pelaksanaan
penelitian. Selanjutnya prosedur penelitian ini dapat dilihat dalam diagram di
bawah ini.
Pengembangan dan Validasi
Bahan Ajar, pembelajaran, Instrumen Penelitian, uji coba
Pemilihan Responden Penelitian Studi Pendahuluan:
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil analisis, dan
pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Terdapat perbedaan pemahaman konsep matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran model advance organizer berbasis materi prasyarat terstruktur
dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional dan pemahaman
konsepmatematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model
advance organizer lebih baik dari daripada siswa yang diberi pembelajaran
konvensional.
2. Terdapat perbedaanpenalaran matematis siswa yang memperoleh
pembelajaran dengan model advance organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur dengan siswa yang diberi pembelajaran konvensional dan
penalaranmatematis siswa yang memperoleh pembelajaran matematika
dengan model advance organizer lebih baik daripada siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional.
3. Secara interpretasi peningkatan kemampuan pemahaman dan penalaran
matematis kedua kelompok mempunyai kategori yang sama yaitu tergolong
pada tingkatan sedang; namun secara statistik, peningkatan kemampuan
pemahaman dan penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
matematika dengan model advance organizer berbasis materi prasyarat
terstruktur lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran
konvensional.
4. Secara umum, siswa memiliki sikap yang positif terhadap pembelajaran
matematika dalam materi pecahan dengan model advance organizer berbasis
materi prasyarat terstruktur.
B.Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Pembelajaran matematika dengan model advance organizer berbasis materi
prasyarat terstruktur, hendaknya dijadikan salah satu pendekatan pembelajaran
matematika, utamanya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep
dan penalaran matematis. Model pembelajaran ini mampu secara signifikan
meningkatkan pemahaman konsep dan penalaran matematis siswa.
2. Peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut sebaiknya meneliti
kemampuan matematis lainnya yang belum dilakukan penulis, seperti
kemampuan berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan
kemampuan-kemampuan lain yang lebih tinggi.
3. Penguasaan materi prasyarat siswa yang berbeda-beda mengakibatkan
menyita waktu cukup banyak. Waktu untuk membantu mengingat kembali
materi prasyarat siswa sebaiknya tidak dalam proses belajar-mengajar di
Sarip Hidayat, 2013
Pembelajaran Matematika Dengan Advance Organizer Berbasis Materi Prasyarat Terstruktur Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Penalaran Matematis Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran materi baru. Materi prasyarat terstrukturnya didesain supaya
mudah dipelajari siswa sendiri di rumah.
4. Model pembelajaran advance organizer yang penulis cobakan merupakan
adaptasi dari Ausubel, dan peneliti selanjutnya juga sebaiknya
mengadaptasikannya sesuai dengan kondisi pengetahuan siswa.
5. Pelaksanaan observasi selain dengan teman sejawat seprofesi, sebaiknya
menggunakan perekam audio visual yang dapat merekam semua aktivitas,
bukan saja guru dan siswa tetapi termasuk para pengamat, sehingga pada akhir
pertemuan dapat diputar kembali dan didiskusikan dengan para pengamat