• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian dilakukan pada tanggal 6 mei 2013 sampai tanggal 18 mei

2013 dengan objek penelitian siswa kelas VII SMP Adabiyah Palembang

pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan kelas VII.2 sebagai

kelas kontrol dan kelas VII.3 sebagai kelas eksperimen. Dalam

pembelajaran ini waktu yang digunakan adalah 3 kali pertemuan (6 jam

pelajaran).

a. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen

Pada kelas ekperimen pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan media permainan ular tangga. Pada awal pembelajaran

terlebih dahulu dimulai dengan guru (peneliti) menyebutkan beberapa

benda yang berbentuk bangun datar, lalu menjelaskan tujuan belajar

dari mempelajari luas bangun datar.

Pada pertemuan pertama siswa diberikan soal pretest. Pretest

diberikan dengan tujuan untuk melihat kemampuan awal siswa dan

apakah siswa masih mengingat pelajaran tentang luas bangun datar

pada saat mereka duduk di Sekolah Dasar. pada saat diberikan soal

pretest sebagian siswa mengisi soal dengan hanya menunggu jawaban

dari teman dan sebagian siswa menjawab dan mencari sendiri jawaban,

serta ada siswa yang menanyakan kepada guru (peneliti) jawaban dari

Setelah siswa selesai mengerjakan soal pretest yang diberikan,

guru (peneliti memberikan rumus-rumus luas bangun datar, yaitu :

rumus luas segitiga, persegi, persegi panjang, jajaran genjang, belah

ketupat, layang-layang dan trapesium. Lalu memberikan contoh soal

dari luas bangun bangun datar tersebut. Pada saat akhir jam pelajaran

siswa diberikan waktu untuk mengeluarkan pendapat pelajaran yang

telah dipelajari.

Berdasarkan hasil observasi siswa pada pertemuan pertama dapat

dilihat jika siswa tidak dapat menyebutkan aplikasi dari materi-materi

yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak dapat

melakukan pemodelan untuk menemukan penyelesaian soal-soal, dan

siswa tidak dapat mengaitkan materi. Sebagian kecil siswa dapat

menyelesaikan soal luas bangun datar dan memahami rumus-rumus

luas bangun datar, sebagian siswa bekerja sama dalam membahas

soal-soal yang diberikan. Selain itu, dalam pembelajaran siswa masih acuh

terhadap pelajaran matematika

Pada saat pertemuan kedua, pembelajaran di kelas eksperimen

menggunakan media permainan ular tangga. Pada awal pertemuan guru

(peneliti) menjelaskan aturan permainan ular tangga dan menjelaskan

cara menjawab soal-soal yang ada pada amplop pada masing-masing

bangun datar. Lalu guru (peneliti) membagi siswa menjadi 10

kelompok dengan 1 kelompok terdapat 4 siswa, setelah dibagi

kelompok masing-masing kelompok dibagikan dadu, papan ular tangga

Setelah semua kelompok mendapatkan dadu, papan ular tangga

dan amplop guru (peneliti) memilih 3 orang siswa untuk mencontohkan

cara bermain ular tangga, lalu siswa diberikan waktu untuk memainkan

ular tangga. Pada saat siswa memainkan ular tangga guru (peneliti)

bertugas mengawasi jalannya permainan dan membantu siswa jika ada

siswa yang belum mengerti cara memainkan ular tangga atau cara

menjawab pertanyaan yang ada pada amplop soal pemahaman luas

bangun datar serta memberikan penjelasan cara menurunkan rumus luas

bangun datar. Setelah selesai bermain guru dan siswa membahas

soal-soal yang ada pada amplop dengan nama-nama bangun datar. Dan pada

akhir jam pelajaran siswa diberikan waktu untuk mengeluarkan

pendapat tentang media ular tangga yang baru saja mereka mainkan.

Dapat dilihat bahwa siswa aktif pada saat pembelajaran, siswa

antusias untuk bermain ular tangga dan maju untuk menjawab

pertanyaan. Pada saat ditanya “apa yang kalian dapatkan setelah bermain ular tangga?” siswa menjawab mereka dapat dengan mudah dan cepat mengingat rumus luas bangun datar dan siswa pun dapat

memahami konsep dari luas bangun datar.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pertemuan kedua

yaitu hasilnya lebih baik karena semua siswa dapat dapat

menyelesaikan persoalan luas bangun datar serta memahami

rumus-rumus luas bangun datar. Sebagian besar siswa dapat menyebutkan

aplikasi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari,

siswa aktif merespon pertanyaan dari guru (peneliti). Pada pertemuan

kedua sebagian kecil siswa dapat mengaitkan materi.

Gambar 4.1 Kegiatan Permainan Ular Tangga di Kelas Eksperimen

Pada awal pertemuan ketiga, siswa diminta untuk menyebutkan

kembali semua rumus-rumus luas bangun datar dan guru menjelaskan

cara menurunkan rumus-rumus luas bangun datar, lalu guru menberikan

soal postest untuk diselesaikan oleh siswa. Pada saat mengerjakan soal

yang diberikan terlihat siswa fokus untuk mencari sendiri jawaban.

Pada akhir jam pelajaran guru (peneliti) membimbing siswa untuk

menyimpulkan materi yang dipelajari.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada pertemuan ketiga

keseluruhan siswa dapat menyebutkan aplikasi dari materi, melakukan

pemodelan untuk menyelesaikan soal-soal, menyelesaikan persoalan

interaktif dalam pembelajaran. tetapi terdapat beberapa siswa yang

masih belum bisa dalam pengaitan materi.

Dari hasil penilaian posttest dianalisis untuk menentukan rata-rata

nilai siswa, kemudian dikonversikan ke dalam data kualitatif untuk

menentukan kategori tingkat hasil belajar. Persentase hasil belajar siswa

berdasarkan kategori hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen

Kelas VII.3 SMP Adabiyah Palembang Tahun Ajaran 2012/2013 No Nilai Kategori Frekuensi (f) Presentase (%) 1 80-100 Sangat Baik 32 80% 2 61-79 Baik 4 10% 3 41-60 Cukup 4 10% 4 0-40 Kurang 0 0% Jumlah 40 100,0%

Sumber: Hasil Analisis Peneliti, Mei 2013

Dari tabel 4.3 diatas diketahui nilai rata-rata siswa yang

mendapatkan nilai 80 sampai 100 terdiri dari 32 siswa dengan kategori

sangat baik dan memiliki presentase 80%. Siswa yang mendapat nilai

61 sampai 79 terdiri dari 4 siswa dengan kategori baik dan memiliki

presentase 10%. Siswa yang mendapat nilai 41 sampai 60 terdiri dari 4

siswa dengan kategori cukup dan memiliki presentase 10%. Dan tidak

0% 20% 40% 60% 80% Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Pr e sen tase Kategori

Hasil Belajar

Frekuensi 95% 5%

Ketuntasan Belajar

Tuntas Tidak Tuntas

Gambar 4.2. Diagram Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen

Jika persentase siswa dilihat dari standar kriteria ketuntasan

minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan oleh

guru di kelas VII SMP Adabiyah Palembang sebesar 60, maka ada 2

siswa yang tidak tuntas (5%) dan terdapat 38 siswa tuntas (95%) dalam

mata pelajaran matematika dengan menggunakan media permainan ular

tangga dalam pembelajaran. Berikut gambaran KKM siswa kelas

eksperimen :

b. Proses Pembelajaran Pada Kelas Kontrol

Pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan dengan menggunakan

metode konvensional. Dalam pembelajaran konvensional, guru

(peneliti) menjelaskan materi secara urut kemudian siswa diberi

kesempatan untuk mencatat. Selanjutnya guru memberikan beberapa

contoh soal lalu guru bersama siswa menjawab contoh soal yang

diberikan.

Pada awal pertemuan pertama pada kelas kontol, guru (peneliti)

menyebutkan beberapa benda yang berbentuk bangun datar, lalu

menjelaskan tujuan dari mempelajari luas bangun datar. Setelah itu

diberikan rumus-rumus luas bangun datar lalu siswa diminta untuk

mengerjakan soal pretest. Pada saat pengerjaan soal pretest, terjadi hal

yang sama pada seperti dikelas eksperimen, pada kelas kontrol banyak

siswa yang hanya menunggu jawaban dari siswa lain dan ada juga

hanya asal mengisi dengan mengalikan semua angka yang terdapat pada

soal. Respon pada kelas kontrol sama seperti kelas eksperimen, siswa

tidak tertarik pada pelajaran dan terkesan acuh terhadap pembelajaran.

Setelah mengerjakan soal pretest yang diberikan, guru (peneliti)

menjelaskan tentang rumus dari segitiga dan menjelaskan cara

menurunkan rumus luas segitiga serta cara menyelesaikan masalah

yang berkaitan dengan menghitung luas segitiga. Lalu guru (peneliti)

memberikan contoh soal mengenai luas segitiga dan menjawab

soal-soal tersebut bersama siswa. Pada akhir jam pelajaran guru (peneliti)

Berdasarkan hasil observasi siswa pada pertemuan pertama dapat

dilihat jika siswa tidak dapat menyebutkan aplikasi dari materi-materi

yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, siswa tidak dapat

melakukan pemodelan untuk menemukan penyelesaian soal-soal.

Sebagian kecil siswa dapat menyelesaikan soal luas bangun datar dan

memahami rumus-rumus luas bangun datar, sebagian siswa bekerja

sama dalam membahas soal-soal yang diberikan. Selain itu, dalam

pembelajaran hanya sebagian siswa yang dapat mengaitkan materi.

Pada pertemuan kedua, pembelajaran dilakukan dengan

menggunakan metode konvensional. Pada awal pembelajaran siswa

guru (peneliti) menjelaskan tujuan dari pembelajaran, lalu menjelaskan

rumus luas segi empat, yaitu: rumus luas persegi, persegi panjang,

jajaran genjang dan belah ketupat dan menjelasakan cara menurunkan

dari luas-luas bangun tersebut, lalu memberikan contoh soal dan

menjawab contoh-contoh soal tersebut, siswa diberi waktu untuk

mencatat apa yang telah dijelaskan dan siswa juga diberi waktu untuk

bertanya apabila ada yang kurang dimengerti dari penjelasan yang telah

dijelaskan. Pada akhir jam pelajaran guru (peneliti) dan siswa

bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang dipelajari

Pada pertemuan kedua dapat dilihat bahwa hasil observasi dari

semua karakteristik pada lembar observasi hanya pada menyebutkan

aplikasi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari yang

sebagian besar siswa dapat melakukan. Dan untuk karakteristik pada

Pada pertemuan ketiga, masih melanjutkan materi yang dipelajari

tentang luas bangun datar. Pada awal pertemua guru (peneliti)

memberikan waktu untuk siswa mengingat kembali pelajaran yang

telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya, lalu melanjutkan

pembelajaran dengan metode konvensional. Pada pertemuan ketiga

guru (peneliti menjelaskan rumus dari luas layang-layang dan luas

trapesium serta menjelaskan cara menurukan rumus luas dari

layang-layang dan trapesium. Setelah semua materi telah diberikan siswa

menyelesaikan soal postest yang telah disediakan. Semua siswa diminta

untuk mengerjakan soal dengan seksama dan apabila ada yang kurang

dimengerti bisa bertanya kepada guru. Pada akhir jam pelajaran guru

(peneliti) dan siswa bersama-sama menyimpulkan tentang materi yang

dipelajari.

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan ketiga siswa untuk

karakteristik lembar observasi yaitu sebagian besar siswa dapat

menyebutkan aplikasi dari materi yang dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari dan sebagian besar siswa dapat berinteraktif. Dan untuk

sebagian kecil siswa melakukan pemodelan untuk menemukan

penyelesaian soal-soal, sebagian kecil siswa dapat menyelesaikan pada

persoalan luas bangun datar serta memahami rumus-rumus luas bangun

Gambar 4.4 Suasana kelas kontrol pada saat pembelajaran

Dari gambar diatas terlihat bahwa siswa pada kelas kontrol tidak

aktif dalam pembelajaran, siswa hanya mencatat penjelasan dari guru

(peneliti) dan hanya beberapa siswa yang bertanya. Pada saat

pertemuan ketiga saat guru menanyakan rumus-rumus luas bangun

datar, hanya beberapa siswa yang dapat menyebutkan rumus luas

bangun datar. Dalam pemahaman konsep dari luas bangun datar masih

banyak siswa yang belum mengerti padahal telah dijelaskan dan

diberikan contoh soal tentang pemahaman konsep luas bangun datar.

Tetapi dalam pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional

pada hasil postest terdapat siswa yang menjawab 8 soal dengan benar.

Sama seperti kelas eksperimen hasil penilaian posttest dianalisis

untuk menentukan rata-rata nilai siswa, kemudian dikonversikan ke

0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% Sangat Baik

Baik Cukup Kurang

Pr e sen tase Kategori

Hasil Belajar

Frekuensi

Persentase hasil belajar siswa berdasarkan kategori hasil belajar dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Kontrol

Kelas VII.2 SMP Adabiyah Palembang Tahun Ajaran 2012/2013

No Nilai Kategori Frekuensi (f) Presentase (%)

1 80-100 Sangat Baik 6 15,38%

2 61-79 Baik 10 25,64%

3 41-60 Cukup 23 58,97%

4 0-40 Kurang 0 0,00%

Jumlah 39 100,00%

Sumber: Hasil Analisis Peneliti, Mei 2013

Dari tabel 4.5 diatas diketahui ada 6 siswa yang mendapatkan

nilai 80 sampai 100 dengan presentase 15,38%. Siswa yang mendapat

nilai 61 sampai 79 terdiri dari 10 siswa dengan presentase 25,64%.

Siswa yang mendapat nilai 41 sampai 60 terdiri dari 23 siswa dengan

presentase 58,97%. Tidak ada siswa yang mendapat nilai 0 sampai 40.

Gambar 4.5. Diagram Distribusi Frekuensi nilai Kelas kontrol

Jika persentase siswa dilihat dari standar Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika yang ditetapkan oleh

79,49% 20,51%

Ketuntasan Belajar

Tuntas Tidak Tuntas

7 orang siswa (20,51%) tidak tuntas dan sebanyak 34 orang siswa

(79,49%) yang tuntas dalam mata pelajaran matematika dengan

pembelajaran konvensional. Terlihat dari nilai rata-rata dari pretest dan

postest banyak siswa yang tidak tuntas dalam pelajaran matematika,

Berikut gambaran KKM siswa kelas kontrol (konvensional).

Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Kelas Kontrol Berdasarkan KKM

Dokumen terkait