• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan pemungutan pajak reklame Kota Batu dalam perspektif Good Governance adalah sebagai berikut :

C. Analisis Data

1. Pelaksanaan pemungutan pajak reklame Kota Batu dalam perspektif Good Governance adalah sebagai berikut :

a) Partisipasi Masyarakat

Pelaksanaan pemungutan sama dengan manajemen yaitu menggerakkan, mengorganisasikan, dan mengarahkan usaha manusia untuk memanfaatkan secara efektif material dan fasilitas untuk mencapai suatu tujuan menurut Balderton (dalam Adisasmita, 2011:21). Pelaksanaan dan pemungutan pajak reklame menyangkut perencanaan yang telah ditangani oleh legislatif, selanjutnya pelaksanaan pajak reklame, pengorganisasian dan ada pengawasan pajak reklame semua pelaksanaan pemungutan berada di Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu. Pajak reklame merupakan salah satu sumber utama penerimaan pendapatan asli daerah. Salah satu pajak daerah yang sangat berpotensial bagi salah satu sumber utama dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah

adalah pajak reklame. Dalam pelaksanaan pemungutan ini diperlukan partisipasi masyarakat, Partisipasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia yaitu tindakan ikut mengambil bagian, keikutsertaan atau ikut serta. Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007:27) adalah sebagaiberikut “Keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses perubahan yang terjadi”

Dari hasil observasi bila dikaitkan dengan teori tidak semua warga masyarakat mempunyai suara dalam pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan sah yang mewakili kepentingan mereka, partisipasi menyeluruh tersebut dibangun berdasarkan kebebasan berkumpul dan menggunakan pendapat, serta kapasitas untuk partisipasi secara konstruktif. Keikiutsertaan masyarakat yakni dalam proses pengidentifikasian masalah yang dikeluhkan agar memiliki solusi tetapi tidak ikut dalam pengambilan keputusan.

Pelaksanaan pemungutan pajak reklame dituntut wajib pajak untuk lebih aktif dalam menghitung, memperhitungkan, melaporkan, dan menyetorkan pajak yang terutang. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis wajib pajak reklame di Kota Batu masih belum menunjukkan tanggapan yang positif dengan antusiasnya mendaftarkan tanggungan pajaknya di Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu. Masih

banyak wajib pajak yang tidak melanjutkan pemasangan reklame dan tidak melaporkan ke Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu. Selain itu masyarakat belum memiliki sarana dan prasarana sebagai wadah informasi mengenai pelaksanaan pemungutan pajak reklame kepada masyarakat maupun wajib pajak reklame.

b) Transparansi

Transparansi dibangun atas dasar arus informasi yang bebas. Seluruh proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan informasi tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau menurut Tangkilisan (2005:115)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis, transparansi menjadi faktor yang penting dalam implementasi pelaksanaan dan pemungutan pajak reklame di Kota Batu. Maka dari itu Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu belum menerapkan prinsip transparansi dalam sosialisasi pelaksanaan pemungutan seperti pemungutan pajak reklame, aturan hukum yang digunakan dan hal ini terbukti dari masyarakat belum bisa mendapatkan informasi berupa website resmi dari Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu yang sehausnya di dalam situs tersebut sudah lengkap tercantum semua hal yang berkaitan dengan mekanisme pemungutan pajak daerah, profil Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu bahkan mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar. Pemerintah daerah Kota Batu diharapkan menerapkan

transparansi dalam akses informasi ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kesadaran wajib pajak terutama Wajib Pajak reklame dalam mengurus tanggungan pajaknya agar tercapainya target realisasi pemungutan pajak reklame yang telah ditetapkan

c) Penegakan Hukum (Rule of Law)

Menurut Soekanto (2005:3), penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan didalam kaidah-kaidah/pandangan nilai yang mantap dan mengejewantah dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis penegakan hukum yang dilakukan Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu terlihat dari tegasnya pegawai Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu dalam menerapkan aturan yang berlaku yaitu Perda nomor 4 Tahun 2010 tentang pajak reklame dimana hal tersebut membuktikan penegakan hukum yang konsisten dan non-diskriminatif, terjadi perbaikan peraturan perpajakan dari pemerintah untuk mengikuti perkembangan jaman dan memberikan kepastian hukum yang kuat atas kebijakan yang diambil pemerintah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prinsip penegakan hukum telah terlaksana dengan baik dan menjadi pondasi yang kuat dalam pemungutan Pajak reklame di Kota Batu.

d) Daya Tanggap (Responsivennes)

Sesuai dengan asas responsive, setiap unsur pemerintah harus memiliki dua etika, yakni etika individual dan etika sosial. Kualifikasi etika individual menurut pelaksana birokrasi pemerintah agar memiliki kreteria kapabilitas dan loyalitas profrsional. Sedangkan etika sosial menurut mereka agar memiliki sensitifitas terhadap berbagai kebutuhan publik menurut Tangkilisan (2005:115). Proses yang tidak berbelit–belit dan menanggapi semua pertanyaan dari Wajib Pajak yang kurang mengerti alur dari pemungutan Pajak reklame. Selain itu pegawai Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Pajak yang telah diputuskan oleh Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Batu serta kesigapan pegawai ini tentunya menimbulkan persepsi positif pada wajib pajak reklame di Kota Batu.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, maka dapat disimpulkan bahwa daya tanggap pegawai Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu dikatakan cukup baik, hal ini terbukti dari kuatnya kemauan pegawai Badan Keuangan Daerah Kota Batu dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan Standar Pelayanan Publik yang berlaku selain hal tersebut tidak banyak keluhan dari Wajib Pajak reklame tentang pelayanan yang diberikan oleh pegawai Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu.

e) Konsensus (Consensus)

Asas ini menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses musyawarah melalui consensus. Model pengambilan keputusan tersebut, selain dapat memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak, juga akan memuaskan semua pihak, juga akan menjadi keputusan yang mengikat dan milik bersama sehingga ia akan mempunyai kekuatan memaksa bagi semua komponen yang terlibat untuk melaksanakan keputusan tersebut.

Berdasarkan informasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip konsensus dalam Good Governance di Badan Keuangan Daerah Kota Batu sudah terlaksana hal ini dilaksanakan dari adanya permasalahan wajib pajak reklame dan pengambilan keputusan berdasarkan peraturan hukum yang berlaku dan musyawarah hanya terjadi antar Kepala Seksi, Kepala Bidang dan selanjutnya akan disampaikan kepada Kepala Badan Keuangan Daerah Kota Batu sebagai keputusan akhir dari suatu masalah atau pengambilan suatu kebijakan.

f) Keadilan (Equity)

Semua warga masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan kesejahtraan mereka. Sedangkan menurut Davey dalam Adisasmita (2011:102) Dasar pajak dan kewajiban membayar harus jelas dan tidak sewenang-wenang; pajak bersangkutan harus adil secara horisontal, artinya beban pajak haruslah sama besar antara berbagai

kelompok yang berbeda tetapi dengan kedudukan ekonomi yang sama; harus adil secara vertikal; artinya kelompok yang memiliki sumberdaya ekonomi yang lebih besar memberikan sumbangan yang lebih besar; dan pajak itu haruslah adil dari tempat ke tempat, artinya hendaknya tidak ada perbedaan besar dan sewenang-wenang dalam beban pajak satu daerah ke daerah lain, kecuali jika perbedaan ini mencerminkan perbedaan dalam cara menyediakan layanan masyarakat.

Sesuai dengan Peraturah Walikota Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pajak reklame atas perubahan dari Peraturan Walikota Nomor 41 Tahun 2010 tentang Pajak reklame yang baru saja terbit bulan maret 2017 sedangkan dasar perhitungan pajak reklame tahun 2016 tarif pajak ditetapkan 25 % (dua puluh lima persen). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis telah menjalan Perda nomor 4 Tahun 2010 tentang pajak reklame dengan sangat baik. Pelayanan publik yang diberikan untuk wajib pajak reklame sudah dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan publik yang telah ditetapkan oleh Kepala Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu. Maka atas prestasi yang telah dicapai diharapkan Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu dapat mempertahankan sekaligus lebih ditingkatkan lagi dan selalu menjunjung tinggi asas keadilan.

g) Efektifitas dan Efisiensi (Efficiency and Effectivennes)

Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunakan sumber-sumber daya yang ada seoptimal mungkin. Atmosoeprapto

(2002:139) menyatakan bahwa efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan teapat pada waktunya. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih memfokuskan pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaan tepat waktu.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis target realisasi pajak reklame Kota Batu selalu memenuhi target setiap tahunnya. Hal ini cukup membuktikan bahwa kinerja pegawai Kantor Badan Keuangan Daerah sudah sudah efisien. Akan tetapi, pelaksanaan pemungutan pajak reklame belum efektif karena hanya dilakukan di kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu. Suasana lingkungan kerja yang harmonis antar pegawai Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu juga sudah sangat baik hal ini berpengaruh penting karena suasana yang harmonis akan menciptakan kerja sama yang baik.

h) Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas adalah pertanggung jawaban jabatan publik terhadap masyarakat yang memberinya kewenangan untuk kepentingan mereka. Secara teoritik, Akuntabilitas menyangkut dua dimensi, yakni akuntabilitas Vertikal dan akuntabilitas Horizontal. Akubtabilitas vertikal menyangkut hubungan pemegang kekuasaan dengan rakyatnya, antara pemerintah dengan warganya. Akuntabilitas horizontal adalah

pertanggung jawaban pemegang jabatan publik pada lembaga setara. Menurut Adisasmita (2011:38) akuntabilitas adalah pertanggungjawaban yang baik dan tepat, kesesuaian penggunaan anggaran dengan alokasi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis, akuntabilitas Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu dapat dibuktikan dengan dibuatnya LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pembangunan dan penilaian terhadap kinerja pemerintah dalam waktu 1 (satu) tahun. LAKIP ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja dinas kepada pemerintah (vertical accountability) dan pertanggungjawaban kinerja instansi (horizontal accountability) kepada masyarakat, karena LAKIP Kantor Badan Keuangan Daerah dapat diakses melalui website resmi kantor. Seperti diketahui, akuntabilitas tidak dapat dipisahkan dengan transparansi walaupun definisi berbeda.

i) Visi Strategis (Strategic Vision)

Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, serte kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspeltif tersebut. Kualifikasi ini menjadi

penting dalam rangka mewujudka Good Governance, jarena perubahan dunia dengan kemajuan teknologinya yang begitu cepat. Dengan kata lain, kebijakan apapun yang akan diambil saat ini, harus diperhitungkan akibatnya pada 10 (sepuluh) atau 20 (dua puluh) tahun kedepan menurut Tangkilisan (2005:115)

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa visi strategis telah diterapkan oleh Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu setidaknya untuk 5 (lima) tahun kedepan seperti yang tercantum dalam Renstra (Rencana Strategis) yang sebelumnya ada isu strategis agar visi dan misi yang telah ditetapkan Kantor Badan Keuangan Daerah Kota Batu tercapai.

2. Kendala-kendala pada pelaksanaan dan pemungutan pajak

Dokumen terkait