• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA DAN EVALUASI

B. Pelaksanaan Penagihan Pajak Yang Dilakukan

Tata cara Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak dengan Surat Paksa yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Terhadap wajib Pajak yang tidak melunasi utang pajaknya adalah:

1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama mengeluarkan Surat Teguran setelah

7(tujuh) hari jatuh tempo pembayaran melalui kantor POS dari produk hasil penelitian diantaranya:

(1) Surat Tagihan Pajak (STP)

(2) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

(3) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)

Dalam pelaksanaan penagihan ini masih dalam penagihan pasif penyerahan ketetapan pajak.

2. Tujuh hari setelah saat jatuh tempo Pengajuan Banding, dan Wajib Pajak tidak mengajukan permohonan banding atas keputusan keberatan sehubungan (SKPKB), atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 ayat (1).

3. Tujuh hari setelah jatuh tempo pelunasan pajak yang masih harus dibayar berdasarkan putusan banding.

4. Setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pelunasan sebagaimana dalam pasal 5 dalam akhir pemeriksaan, kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran.

surat keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) setelah tanggal jatuh tempo pelunasan tetapi sebelum tanggal diterima Surat Pemberitahuan Untuk Hadir oleh Wajib Pajak, Kepada Wajib Pajak disampaikan Surat Teguran sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 8 ayat (1).

6. Kemudian apabila Wajib Pajak tidak melunasi utang pajak yang seharusnya

dibayar setelah lewat waktu 21 hari sejak diterbitkannya Surat Teguran, pejabat segera menerbitkan Surat Paksa, dalam hal ini:

(1) Jurusita Pajak mendatangi tempat tinggal/tempat kedudukan Wajib Pajak/penganggung pajak dengan memperlihatkan tanda pengenal diri. Jurusita mengemukakan maksud kedatangannya yaitu memberitahukan Surat Paksa dengan pernyataan dan menyerahkan salinan surat paksa tersebut.

(2) Jurusita Pajak mendatangi tempat tinggal/tempat kedudukan Wajib

Pajak/penganggung pajak dengan memperlihatkan tanda pengenal diri. Jurusita mengemukakan maksud kedatangannya yaitu memberitahukan Surat Paksa dengan pernyataan dan menyerahkan salinan surat paksa tersebut.

(3) Jika jurusita bertemu langsung dengan Wajib Pajak/penanggung pajak

dan meminta agar Wajib pajak memperlihatkan surat-surat keterengan pajak yang ada untuk diteliti:

tunggakan yang tercantum dengan surat paksa.

2. Apakah ada surat keputusan pembetulan dan keberatan/penghapusan. 3. Apakah ada kelebihan pembayaran dari tahun/jenis pajak lainnya yang

diperhitungkan.

4. Apakah terdapat kelebihan utang tersebut dalam surat paksa, diajukan keberatan.

(4) Bila Jurusita tidak menjumpai Wajib Pajak/penangggung pajak maka

salinan surat paksa tersebut dapat diserahakan kepada:

a) Keluarga Wajib pajak atau orang yang bertempat tinggal bersama

Wajib Pajak/penanggung pajak yang dewasa dan sehat mental.

b) Anggota pengurus komisaris atau para persero dari badan usaha bersangkutan atau;

c) Pejabat Pemerintah setempat (Bupati/Walikota/Camat/Lurah) dalam

hal ini mereka tersebut pada butir 1 dan 2 diatas juga tidak dijumpai. Pejabat harus member tanda tangan pada surat paksa dan salinannya sebagai tanda diketahuinya dan menyampaikan salinannya kepada Wajib Pajak/penanggung pajak yang bersangkutan.

d) Jurusita yang telah melaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa herus membuat laporan pelaksanaan Surat Paksa.

(5) Jurusita pajak mendatangi tempat tinggal/tempat kedudukan Wajib

Surat Paksa dengan pernyataan dan meyerahkan salinan surat paksa tersebut.

(6) Bila Wajib Pajak tidak ditemukan di kantor atau tempat usaha/tempat

tinggal. Apabila hal ini terjadi, maka Jurusita dapat menyerahkan salinan surat paksa kepada:

a) Seseorang yang ada dikantornya (salah seorang pegawai)

b) Seseorang yang ada ditempat tinggalnya ( misalnya : istri,anak, atau pembantu rumah tangga).

(7) Biaya Penyampaian Surat Paksa

a) Biaya pelaksanaan atau penyampaian Surat Paksa yang meliputi

biaya harian dan biaya perjalanan Jurusita pajak. Biaya ini dikeluarkan untuk setiap Surat Paksa yang harus disampaikan oleh Jurusita pajak kepada penganggung pajak.

b) Apabila seorang Jurusita telah melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka ia berhak sepenuhnya biaya Penagihan tanpa dikaitkan apakah piutang pajak dan biaya penagihannya telah diluniasi atau belum oleh Wajib Pajak/penganggung pajak.

Tetapi itu tidak berarti bahwa Jurusita yang bersangkutan setelah menerima biaya Penagihan, lalu bebas dari tanggung jawab terhadap pencairan piutang pajak tersebut. Apabila Jurusita yakni Wajib

harus mengambil langkah-langkah untuk melakukan tahap tindakan Penagihan lebih lanjut.

(8) Surat Paksa yang telah dilaksanakan,diserahkan kepada Kasi Penagihan

disertai laporan pelaksanaan Penagihan dengan surat paksa dan diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan dan Vertifikasi untuk ditanda tangani dan selanjutnya dimaasukan dalam berkas Penagihan Wajib Pajak/penangggung pajak yang bersangkutan atau terlebih dahulu dicatat tanggal pelaksanaan surat paksa dalam buku register pengawasan Penagihan, buku register tindakan Penagihan, kartu pengawasan tunggakan pajak dan tindakan STP/SKP yangbersangkutan. Dalam melaksanakan surat paksa tersebut Jurusita sedapat mungkin melihat keadaan rumah tangga/perusahaan Wajib Pajak/penangggung pajak untuk dapat memberikan informasi dalam rangka mengambil langkah berikutnya.

(9) Laporan Pelaksanaan Surat Paksa.

a) Atas pelaksanaan surat paksa dibuat laporan oleh jurursita yang

melaksanakan Penagihan pajak dengan surat paksa tersebut. b) Hal-hal yang mendapat perhatian untuk dilaporkan yaitu :

- Pengakuan Penyelesaian surat keberatan. Mengenal hal ini agar

diuraikan secara jelas dan jangan sampai melaksanakan penagihan secara paksa sedangkan tunggakannya ternyata sudah dikurangi.

memperlihatkan tunggakan pajak dan biaya pelaksanaan yang mungkin dikeluarkan.

- Dalam kesan dan usul hendaknya dilaporkan keadaan yang

sebenarnya dari Wajib Pajak/penangggung pajak antara lailn: kemampuan bayar,itikad mau membayar dan pandangannya terhadap penetapan/penagihan pajak dan sebagainya,sehingga Jurusita dapat mengajukan usul untuk tindakan Penagihan selanjutnya.

(10) Apabila Jurusita tidak dapat melaksanakan surat paksa secara langsung, maka jurursita membuat laporan secara tertulis mengenai sebab-sebabnya dan usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya surat paksa, antara lain menghubungi Pemerintah setempat, Polisi dan sebagainya.

7. Apabila utang yang masih haris dibayar tidak dilunasi oleh Penaggung Pajak setelah lewat 2x 24 jam sejak Surat Paksa diberitahukan kepadanya Pejabat segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan yang dilaksanakan oleh Jurusita dengan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang telah dewasa, penduduk Indonesia, dikenal oleh Jurusita Pajak, dan dapat dipercaya. Pengajuan keberatan oleh Wajib Pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan Penyitaan. Penyitaan dapat dilaksanakan tehadap penganggung pajak yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan atau di tempat lain, termasuk yang

tanggungan sebagai jaminan pelunasan utang tertentu. Didalam pelaksanaan Jurusita dapat menempel kertas Penyitaan kepada barang yang akan disita, biasanya barang yang akan disita tidak akan dibawa oleh Jurusita dikarenakan:

a. Tidak adanya tempat penyimpanan barang sitaan.

b. Mengantistipasi terjadinya kerusakan barang sitaan dengan perjalanan.

Barang dari hasil sita harus sebanding dengan jumlah utang pajak yang ditanggung Penanggung pajak dan jika tidak sebanding maka akan dilakukan Penyitaan.

8. Apabila utang pajak dan biaya Penagihan yang masih harus dibayar tidak

dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan Penyitaan, Pejabat segera melaksanakan pengumuman Lelang. Dan dalam hal pelaksanaan Lelang Jurusita mempertanyakan dulu kepada Dinas yang bersangkutan mengenai hak milik barang yang dilelang. Hasil Lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya Penagihan pajak yang belum dibayar dan sisanya untuk membayar utang pajak. Dalam hal hasil Lelang sudah mencapai jumlah yang cukup utnuk melunasi biaya Penagihan pajak dan utang pajak, pelaksanaan Lelang dihentikan walaupun barang yang akan dilelang masih ada. Sisa barang beserta uang kelebihan hasi Lelang dikembalikan oleh Pejabat kepada Penanggung Pajak setelah pelaksanaan Lelang.

Paksa

Adapun kendala-kendala yang sering ditemui berkaitan dengan Penagihan pajak dengan surat paksa pada kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur adalah : 1. Data yang tidak jelas atau identitas Wajib Pajak tidak jelas

2. Wajib Pajak tidak ditemukan/pindah tetapi tidak memberitahu data ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama

3. Kemampuan Ekonomis Wajib Pajak (Kondisi Usaha Wajib Pajak)

4. Wajib Pajak menolak pemberian Surat Paksa

5. Daftar penetapan hutang pajak kurang valid 6. Wajib pajak yang sudah meninggal dunia

D. Langkah Penyelesaian Masalah Dalam Pelaksanaan Penagihan Melalui

Dokumen terkait