• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

LATAR BELAKANG DAN TUJUAN SIMULAS

4.10. Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.

MULAI

Pengambilan Sampel Waktu Elemen Kerja Data Seragam ? Data Cukup ? Buang data ekstrim YA TIDAK YA TIDAK

Penentuan Pola Distribusi

Perancangan Model Simulasi

Model Verified ?

Model Valid ?

Perancangan Keseimbangan Lintasan

Eksperimen Model Simulasi

SELESAI

YA

TIDAK

YA

TIDAK

Gambar 4.3. Metodologi Penyeimbangan Lintasan dengan Teknik Simulasi (Sumber: Penulis)

Data yang telah dikumpulkan akan diolah untuk digunakan sebagai masukan dalam pemecahan masalah. Langkah-langkah pengolahan data adalah: 1. Pengujian keseragaman dan kecukupan data dengan tingkat kepercayaan 95 %

dan tingkat ketelitian 5 %.

a. Uji keseragaman data, dilakukan dengan rumus: Batas Kontrol Atas : BKA=x+kσ

Batas Kontrol Bawah : BKB=xkσ

Nilai k diperoleh dari tabel distribusi normal untuk selang kepercayaan 95

% (α = 0,05), sedangkan nilai x dan σ merupakan nilai rata-rata dan standar deviasi dari hasil pengamatan waktu proses setiap elemen kerja. Apabila terdapat sampel yang nilainya di luar BKA dan BKB, maka sampel tersebut dikeluarkan dan diuji kembali.

b. Uji kecukupan data, dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(

)

(

)

2 2 2 '           =

i i i X X X N s k N

Apabila N’ ≤ N, maka jumlah siklus pengamatan yang dilakukan sudah mencukupi dan tidak perlu melakukan pengukuran lagi. Apabila jumlah data tidak mencukupi, maka dilakukan pengambilan data lagi.

2. Pengujian distribusi waktu elemen kerja, dengan uji Kolmogorov Smirnov atau uji Chi Square, dengan menggunakan software Easyfit. Pola distribusi yang

diuji adalah terhadap pola distribusi normal, lognormal, uniform, beta dan eksponensial.

3. Pembuatan model simulasi dengan software PowerSim

Blok diagram pembuatan model simulasi dapat dilihat pada Gambar 4.4.

MULAI

Model Konseptual

Variabel Model

Formulasi Model

SELESAI

Gambar 4.4. Blok Diagram Perancangan Model Simulasi (Sumber: Penulis)

Model konseptual ini merupakan suatu rancangan yang menunjukkan alur logika yang akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat model simulasi dengan simulator. Dalam model konseptual ini akan diketahui informasi apa yang akan dihasilkan dan dari mana informasi tersebut berasal, serta bagaimana hubungan yang terjadi dari setiap variabel yang ada dalam model konseptual tersebut, sehingga untuk setiap variabel dapat diformulasikan dalam suatu bentuk matematis.

4. Verifikasi model simulasi, dengan meninjau alur yang terjadi dalam model yang dibuat.

Verifikasi model simulasi ini dilakukan dengan memeriksa setiap bagian model yang dibuat dengan simulator (Powersim Studio 2005) dengan bagian model konseptual, sehingga setiap bagian model konseptual terwakili dengan baik dan benar, serta hubungan yang ada dalam model yang dibuat dengan simulator telah mewakili semua hubungan yang terdapat dalam model konseptual dengan benar.

5. Validasi hasil simulasi dengan cara membandingkan hasil simulasi dengan data historis aktual yang ada. Pengujian beda nilai rata-rata dan variansi antara data waktu tiruan dengan data waktu observasi dengan menggunakan uji 2

Sample-T dan uji Bartlett. Simulasi dijalankan sampai steady state (selama 1

bulan = 160 jam). Blok diagram untuk validasi model simulasi dapat dilihat pada Gambar 4.5. MULAI Run simulasi Penentuan Jumlah Pengulangan Seharusnya Uji variansi dan rata-

rata hasil Simulasi

SELESAI Ulangan cukup

Ya

Tida k

6. Perancangan keseimbangan lintasan dan melakukan eksperimen

Perancangan keseimbangan lintasan ini dilakukan dengan menggunakan metode RPW (Ranked Positional Weighted) dan metode Region Approach. Setelah perancangan dengan kedua metode tersebut, maka akan dilakukan simulasi terhadap hasil yang diperoleh dari kedua metode tersebut untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Langkah perancangan keseimbangan lintasan dengan metode RPW adalah: a. Membuat matriks precedence, yang berisi angka 0, 1, dan -1. Angka 0

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan precedence antar kedua elemen tersebut, sedangkan angka 1 menunjukkan bahwa elemen yang dibandingkan dikerjakan setelah elemen pembanding, sedangkan angka -1 menunjukkan bahwa elemen yang dibandingkan harus dikerjakan sebelum elemen pembanding.

b. Menghitung bobot elemen kerja dengan menjumlahkan waktu dari setiap elemen yang dibandingkan terhadap elemen tersebut yang mempunyai nilai hubungan 1. Setelah bobot setiap elemen diperoleh, maka semua elemen kerja diurutkan berdasarkan bobot yang diperoleh dari yang paling besar ke yang paling kecil.

c. Mengalokasikan elemen kerja kepada setiap operator, dengan batasan jumlah operator yang sudah tetap, sehingga waktu siklus harapan untuk setiap operator merupakan rata-rata dari total waktu elemen kerja dibagi dengan jumlah operator. Alokasi didasarkan kepada urutan bobot elemen kerja dan hubungan precedence dari elemen yang dialokasikan, dimana

apabila semua elemen terdahulu sudah dialokasikan, maka elemen tersebut dapat dialokasikan.

d. Apabila setelah elemen kerja tertentu dialokasikan kepada operator tertentu, dan melebihi waktu siklus yang ada, maka dilihat apabila waktu yang melebihi waktu siklus sebesar 50% dari waktu tersedia sebelum elemen tersebut dialokasikan, maka elemen tersebut dialokasikan kepada operator selanjutnya. Apabila lebih kecil dari 50%, maka elemen tersebut dialokasikan untuk operator tersebut.

e. Lanjutkan pengalokasian elemen kerja sampai semua sudah dialokasikan untuk semua operator.

Langkah perancangan keseimbangan lintasan dengan metode RA adalah: a. Membagi elemen kerja ke dalam beberapa wilayah (kolom) berdasarkan

precedence diagram.

b. Alokasikan setiap elemen kerja dari wilayah yang pertama (sebelah kiri) kemudian dilanjutkan ke wilayah di sebelah kanan, dengan batasan jumlah operator yang sudah tetap, sehingga waktu siklus harapan untuk setiap operator merupakan rata-rata dari total waktu elemen kerja dibagi dengan jumlah operator.

c. Untuk setiap elemen kerja yang berada dalam satu wilayah (kolom) dapat dilakukan permutasi untuk mendapatkan kombinasi yang paling tepat (mendekati waktu siklus yang diperoleh).

d. Apabila setelah elemen kerja tertentu dialokasikan kepada operator tertentu, dan melebihi waktu siklus yang ada, maka dilihat apabila waktu

yang melebihi waktu siklus sebesar 50% dari waktu tersedia sebelum elemen tersebut dialokasikan, maka elemen tersebut dialokasikan kepada operator selanjutnya. Apabila lebih kecil dari 50%, maka elemen tersebut dialokasikan untuk operator tersebut.

e. Lanjutkan pengalokasian elemen kerja sampai semua sudah dialokasikan untuk semua operator.

Setelah dilakukan perancangan keseimbangan lintasan dengan metode RPW dan RA, maka akan dilakukan eksperimen terhadap kedua metode tersebut dengan simulasi sampai keadaan steady state, sehingga diperoleh nilai balance

delay, utilitas, dan kapasitas produksi yang dicapai.

7. Selanjutnya, dilakukan analisis data yang diperoleh. Analisis dilakukan terhadap kapasitas produksi total dan utilitas serta balance delay yang diperoleh setiap operator untuk setiap metode.

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Dokumen terkait