• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

4. Pelaksanaan Penelitian

a. Penyediaan Sumber inokulumFusarium oxysporum

Sumber inokulum diambil dari tanaman bawang merah yang terserang patogen F. oxysporum. Bagian tanaman yang terinfeksi dibersihkan dengan aquades steril, lalu dipotong-potong (0,5 x 0,5 cm), kemudian disterilisasikan permukaannya dengan menggunakan khlorox 1 % selama 2 menit. Dibilas dengan aquades steril sebanyak 3 kali. Selanjutnya potongan tanaman tersebut dikeringkan di atas kertas tissue. Potongan tersebut kemudian ditanam dalam cawan petri yang berisi PDA, kemudian cawan petri tersebut ditutup rapat-rapat, direkatkan menggunakan isolatip dan disimpan dalam inkubator.

Setelah miselium tumbuh, miselium tersebut diperiksa dengan menggunakan mikroskop, kemudian miselium dari jamur F. oxysporum diisolasi kembali untuk mendapatkan biakan murni.

b. Persiapan Media Tanam

Tanah top soil dan pupuk kandang (kotoran sapi) yang akan digunakan (2 : 1) diayak terlebih dahulu, kemudian diletakkan pada tempat yang terlindung. Kemudian media campuran tersebut disterilkan dengan menggunakan uap air panas untuk membunuh patogen/mikroorganisme yang terdapat pada media tanam. Sterilisasi uap air panas dilakukan dengan menggunakan drum pengkukus pada suhu 120o C dan tekanan 1,2 atm selama ± 1 jam. Media yang telah dipanaskan dikeluarkan dari kukusan, lalu dikering-anginkan di atas alas pelastik di ruangan tertutup sampai dingin. Kemudian media tanam tersebut diberi kompos 50 gr/polibag, dan pupuk TSP 3 gr/polibag, kemudian diaduk rata. Hal ini bertujuan agar unsur hara yang diberikan merata pada masing-masing polibag. Setelah itu, tanah tersebut dimasukkan ke dalam polibag ukuran 5 kg setinggi 2/3 dari polibag. Polibag-polibag yang telah diisi tanah tersebut kemudian disusun rapi pada lahan yang sebelumnya telah dibersihkan dari gulma atau sisa-sisa tanaman. Jarak antar polibag adalah 20 cm x 20 cm, jarak antar perlakuan 50 cm, jarak antar ulangan 75 cm, sehingga luas seluruh lahan 550 cm x 650 cm (35,75 cm2).

c. Pengukuran pH tanah

Pengukuran pH tanah dilakukan dalam 2 tahap. Tahap pertama dilakukan setelah tanah disterilisasi. Tahap kedua dilakukan setelah pengaplikasian Trichoderma harzianum.

Pelaksanaan pengukuran pH tanah dilakukan dengan mengambil lima buah sampel pada masing-masing tahap. Pada masing-masing sampel diambil 10 gr

perbandingan 1 : 1, lalu digoncang dengan menggunakan shaker selama 15 menit. Setelah itu, pH tanah diukur dengan menggunakan pH meter.

d. Suspensi dan InokulasiF. oxysporum

Biakan murni dari F. oxysporum diberi aquades steril sebanyak 10 ml, kemudian miselium dari media PDA dikikis dengan menggunakan jarum oase sehingga bagian permukaan atas dari media terlepas. Lalu diguncang-guncang dengan menggunakan shaker selama 15 menit, dengan kecepatan 100-150 rotasi permenit (rpm) agar media tercampur dengan larutan air. Setelah itu, suspensi disaring dengan menggunakan kertas saring. Suspensi diambil 1ml dan diteteskan di atas Haemocytometer dengan menggunakan pipet tetes. Dibiarkan ruangan Haemocytometer dipenuhi oleh suspensi jamur. Setelah merata, diletakkan penutup Haemocytometer ke atas permukaan hitung Haemocytometer. Dihitung jumlah konidia pada setiap kotak contoh yang berisi 16 kotak kecil, lalu dihitung kerapatan konidia jamur. Suspensi miselium yang telah dihitung kerapatan konidianya ini kemudian diencerkan, sehingga diperoleh kerapatan konidia yang diinginkan, yaitu sebesar 106konidia/liter air (cara perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4).

Suspensi miselium tersebut diambil sebanyak 10 ml dan dicampurkan dengan 1 liter air, sehingga diperoleh konsentrasi yang siap diaplikasikan, yaitu 10 ml suspensiF. oxysporum/liter air.

Inokulasi F. oxysporum dilakukan pada tanah yang dilakukan dengan cara disemprotkan dengan menggunakan handsprayer sebanyak 10 ml suspensi F. oxysporum/liter air pada masing-masing polibag, dengan kerapatan 106konidia/liter air. Inokulasi dilakukan 2 minggu sebelum tanam.

e. Penanaman

Sebelum ditanam, pada benih bawang merah terlebih dahulu dilakukan perlakuan seed treatment selama lebih kurang 10 menit dengan menggunakan fungisida sistemik dengan nama dagang Previcur N (bahan aktif Propamakarb hidroklorida), dengan konsentrasi 0,1 % untuk 1 kg bibit bawang merah.

Selanjutnya, bibit bawang merah ditanam ke dalam polibag dengan menggunakan tugal kecil, benih ditanam 2 biji/lubang. Jarak antar polibag adalah 20 x 20 cm2, yaitu jarak antar dalam baris 20 cm, dan jarak antar baris 20 cm. Jumlah populasi tanaman bawang merah dalam satu plot 4 tanaman. Dua minggu setelah tanam dilakukan pemilihan tanaman yang sehat dengan satu tanaman/polibag.

f. PengaplikasianTrichoderma harzianum

Sebelum pengaplikasian dilakukan, terlebih dahulu diambil 10 gr Trichoderma dilarutkan dalam 100 ml air (aquadest), disentifuge dengan kecepatan 100-150 rpm sampai konidia jamur lepas (±15 menit), sehingga konidia jamur tercampur dengan larutan air. Suspensi ini disaring dengan menggunakan kertas saring. Suspensi diambil 1 ml dan diteteskan di atas Haemocytometer dengan menggunakan pipet tetes. Dibiarkan ruangan Haemocytometer dipenuhi oleh suspensi jamur. Setelah merata, diletakkan penutup Haemocytometer ke atas permukaan hitung Haemocytometer. Dihitung jumlah konidia pada setiap kotak contoh yang berisi 16 kotak kecil, lalu dihitung kerapatan konidia jamur. Suspensi miselium yang telah dihitung kerapatan konidianya ini kemudian diencerkan, sehingga diperoleh kerapatan konidia yang diinginkan, yaitu sebesar

104 konidia/liter air, 106 konidia/liter air, 108 konidia/liter air, dan 1010konidia/liter air.

Suspensi miselium pada masing-masing kerapatan tersebut diambil sebanyak 50 ml dan dicampurkan dengan 1 liter air, sehingga diperoleh konsentrasi yang siap diaplikasikan, yaitu 50 ml suspensiTrichoderma/liter air.

Pengalikasian Trichoderma ini dilakukan 1 minggu setelah tanam, yaitu dengan menyemprotkan suspensi Trichoderma tersebut pada tanah yang telah dimasukkan ke dalam polibag dengan menggunakan Handsprayer sebanyak 50 ml suspensi Trichoderma/liter air pada masing-masing polibag (disesuaikan dengan perlakuan).

g. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiangan dan penyiraman. Penyiraman mulai dilakukan sejak penanaman, dilakukan setiap hari sekali (pagi atau sore hari). Kecuali pada saat keadaan cuaca panas dan tanah terlalu kering, dapat dilakukan penyiraman dua kali sehari, yaitu pagi dan sore hari.

Penyiangan dilakukan sedini mungkin karena akar bawang merah yang masih muda sukar untuk bersaing dengan gulma. Penyiangan biasanya dilakukan 2 kali, yaitu 2 atau 4 minggu setelah tanam, bersamaan dengan pemupukan.

h. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk menyediakan zat-zat hara bagi tanaman. Zat hara yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak terdiri dari Nitrogen (N), Posfor (P), dan Kalium (K).

Pupuk dasar yang diberikan terdiri atas pupuk kandang 50 gr/polibag dan pupuk TSP 3 gr/polibag. Pupuk ini diaduk rata dengan media tanah pada saat pengisian polibag.

Setelah penanaman, pupuk yang diberikan adalah pupuk urea 4 gr/polibag dan pupuk KCl 2 gr/polibag. Pupuk Urea diberikan 2 kali. Pemberian pertama dilakukan 10 Hari Sesudah Tanam (HST) sebanyak setengah dari dosis anjuran, yaitu 2 gr/polibag. Kedua 25 HST sebanyak setengah dosis anjuran, yaitu 2 gr/polibag. Pemupukan diberikan dengan cara ditaburkan pada masing-masing tanaman/polibag.

i. Panen

Pemanenan dilakukan setelah tanaman tua dan menguning dengan umur  60 hari setelah tanam. Kriteria tanaman yang sudah dapat dipanen yaitu daun telah kering dan menguning (sekitar 70-80% dari jumlah tanaman), pangkal batang mengeras, sebagian umbi telah tersembul di atas permukaan tanah.

j. Peubah Amatan

Dokumen terkait