• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan dilakukan dengan pembersihan lahan dari gulma dan pengolahan tanah serta pengambilan sampel tanah untuk analisis kimia tanah di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Utara, hasil analisis kimia tanah pada Lampiran 26. Selanjutnya dibuat plot-plot percobaan dengan ukuran 1,0 m x 1,0 m dengan jarak antar blok 100 cm, jarak antar petak utama 100 cm dan jarak antar plot 50 cm sebanyak 36 plot.

Pengapuran

Pengapuran dilakukan satu minggu sebelum penanaman bahan tanaman untuk menaikkan pH dari 4,35 (hasil analisis tanah). Pengapuran dilakukan dengan menaburi dolomit di atas plot-plot percobaan lalu dicampur merata dengan tanah. Dosis dolomit yang dibutuhkan adalah 1,5 ton/ha atau 150 g/plot.

Penyiapan Bahan Tanaman

Kegiatan diawali dengan pengambilan bahan tanaman yaitu pegagan dari aksesi Pantai Labu Deli Serdang sebagai tanaman induk. Penanaman tanaman induk tersebut dilakukan pada plot lahan percobaan satu minggu setelah pengolahan tanah. Sebelum penanaman, setiap lubang tanam diberi kompos sebanyak 50 g per lubang tanam atau 200 g per plot, kemudian ditanami bahan tanaman pegagan tersebut sebanyak 4 tanaman per plot percobaan dengan jarak tanam 40 x 40 cm. Tanaman induk ditumbuhkan selama dua bulan sampai terbentuk stolon I pada tiap plot percobaan yang digunakan sebagai bibit tanaman dengan tujuan untuk memperoleh keseragaman, kriterianya adalah stolon yang sudah memiliki akar dan minimal terdapat tiga daun diatasnya.

Penjarangan

Penjarangan merupakan bagian dari penanaman tanpa memindahkan tanaman karena akan rentan terhadap kematian bibit. Dilakukan setelah dua bulan tanaman induk ditumbuhkan, dengan cara memangkas/membongkar tanaman induk lalu meninggalkan stolon I yang telah tumbuh pada tiap plot percobaan yang telah memenuhi kriteria. Sehingga total populasi bibit adalah 144 tanaman. Jarak tanam tidak lagi ditentukan karena bibit dibiarkan tumbuh ditempat dimana stolon I awal berkembang dan mengalami stres jika dipindahkan untuk disesuaikan jarak tanam.

Pemupukan

Adapun pemupukan yang dilakukan (perhitungan pupuk dapat dilihat pada Lampiran 28) adalah TSP diberikan sekaligus pada saat tanam sesuai dengan perlakuan yaitu F0 tanpa pemberian fosfor; F1 sebanyak 18 kg P2O5/ha atau 3,9 g TSP/plot; F2 sebanyak 36 kg P2O5/ha atau 7,8 g TSP/plot; F3 sebanyak 54 kg P2O5/ha atau 11,7 g TSP/plot. Urea dengan dosis 300 kg/ha diberikan tiga kali yaitu sepertiga atau 10 g/plot pada saat tanam; sepertiga pada 20 Hari Setelah Tanam (HST) dan sepertiga pada 40 HST. KCl dengan dosis 220 kg/ha diberikan dua kali yaitu setengah atau 11 g/plot pada saat tanam dan setengah pada 40 HST. Pupuk pada setiap aplikasi dicampur dan diaplikasikan sekitar 5 cm dari lubang tanam.

Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tanaman selama penelitian meliputi: penyiraman, penyulaman, penyiangan gulma dan pengendalian hama penyakit. Penyiraman dilakukan setiap hari pada sore hari, jika terjadi hujan maka penyiraman tidak

dilakukan. Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya tidak baik. Bahan sisipan diambil dari bibit tanaman cadangan yang sama pertumbuhannya dengan tanaman di lapangan. Penyiangan gulma dilakukan 1 minggu sekali yaitu dengan mencabut langsung dengan tangan atau menggunakan cangkul. Mulai umur 11 sampai 12 MST tanaman terserang penyakit layu, pemberantasannya dilakukan dengan menyemprotkan Dithane M-45 dengan dosis 3 g/l air ke bagian tanaman yang terserang penyakit sedangkan hama terdapat hama ulat pemakan daun namun tidak terlalu mengganggu selama penelitian.

Aplikasi Metil Jasmonat

Penggunaan metil jasmonat (sejenis hormon pertumbuhan) awalnya diberikan untuk dapat memacu biosintesis kandungan bioaktif tanaman pegagan, namun dengan adanya keterbatasan / kendala dalam menganalisis kandungan senyawa asiatikosida pegagan pada hasil akhir penelitian, maka penggunaan metil jasmonat hanya bertujuan sebagai bagian dari perlakuan perawatan tanaman dengan cara disemprot merata ke tanaman sebanyak ± 10cc/tanaman dengan konsentrasi 100 µm dan diberikan pada 50 HST.

Panen

Panen dilakukan sekali per tanaman sesuai dengan perlakuan yaitu panen saat umur tanaman 8 minggu (U1), 10 minggu (U2), dan 12 minggu (U3) dengan cara membongkar tanaman secara keseluruhan, dicuci dan dibersihkan dari sisa tanah dan kotoran yang menempel dengan air mengalir lalu dikeringanginkan.

Pengamatan Parameter Jumlah Daun (helai)

Pengamatan jumlah daun tanaman dilakukan dengan menghitung total jumlah daun per sampel pada tanaman induk saja. Daun yang dihitung adalah daun yang sudah terbuka penuh dan belum menguning. Pengamatan dilakukan tiap 1 minggu mulai dari 1 Minggu Setelah Tanam (MST) sampai panen.

Luas Daun (cm2)

Pengamatan luas daun dilakukan dengan mengukur total luas daun per sampel yang telah membuka sempurna dan belum menguning pada tanaman induk saja. Pengamatan dilakukan tiap 1 minggu mulai dari 1 MST sampai panen. Panjang Tangkai Daun (cm)

Pengamatan panjang tangkai daun tanaman dilakukan dengan mengukur rataan panjang tangkai daun mulai dari pangkal hingga ujung tangkai daun pada tanaman induk saja. Pengamatan dilakukan tiap 1 minggu mulai dari 3 MST sampai panen.

Jumlah Sulur Primer (sulur)

Pengamatan jumlah sulur primer tanaman dilakukan dengan menghitung total jumlah sulur primer yang tumbuh pada tanaman secara keseluruhan. Pengamatan dilakukan tiap 1 minggu mulai dari 3 MST sampai panen.

Panjang Sulur Primer (cm)

Pengamatan panjang sulur primer tanaman dilakukan dengan mengukur total panjang semua sulur primer yang tumbuh pada tanaman secara keseluruhan. Pengamatan dilakukan tiap 1 minggu mulai dari 3 MST sampai panen.

Jumlah Stolon (stolon)

Pengamatan jumlah stolon tanaman dilakukan dengan menghitung total jumlah stolon yang terbentuk pada semua sulur dari tanaman secara keseluruhan. Pengamatan dilakukan tiap 1 minggu mulai dari 3 MST sampai panen.

Jumlah Sulur Sekunder (sulur)

Pengamatan jumlah sulur sekunder tanaman dilakukan dengan menghitung total jumlah sulur sekunder yang terbentuk pada setiap sulur primer secara keseluruhan. Pengamatan dilakukan tiap 1 minggu mulai dari 5 MST sampai panen.

Bobot Segar per Sampel (g)

Bobot segar per sampel diperoleh dengan cara menimbang bobot segarper tanaman sebagai sampel yang telah dipanen.

Bobot Segar per Plot (g)

Bobot segar per plot diperoleh dengan cara menimbang bobot segar tanaman yang telah dipanenper plot percobaan.

Bobot Kering per Sampel (g)

Bobot kering per sampel diperoleh dengan cara menimbang bobot kering tanaman yang telah dipanen per sampel tanaman percobaan. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 60ºC selama 3 hari.

Bobot Kering per Plot (g)

Bobot kering per plot diperoleh dengan cara menimbang bobot kering tanaman yang telah dipanen per plot percobaan. Pengeringan dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 60ºC selama 3 hari.

Dokumen terkait