• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbanyakan fungi mikoriza arbuskula dilakukan pada media tanam menggunakan jagung sebagai tanaman inang dari fungi mikoriza arbuskula. Perbanyakan dilakukan dengan media tanam pasir yang sebelumnya dicuci terlebih dahulu lalu dikeringanginkan selama 2-3 jam.Lalu pasir dimasukkan ke dalam polibeg ukuran 5 kg.Setelah pasir dimasukkan ke dalam polibeg buat empat lubang pada setiap polibeg sedalam 6 cm.Dimasukkan mikofer lalu benih jagung.Dilakukan pemeliharaan dengan menyiram tanaman setiap hari.

Setelah tanaman berumur satu minggu, dilakukan pemupukan dengan pupuk hyponex merah dosis 1 g/liter.Pemupukan dilakukan seminggu sekali.Tanaman disemprotkan secara merata.

Pemanenan dilakukan pada saat derajat infeksi mikoriza >80%.Tanaman jagung dicabut atau dibongkar dari polibeg lalu bagian akar jagung dicacah.Setelah dicacah, dicampurkan dengan media tanam jagung (pasir).FMA siap digunakan.

Persiapan Lahan

Sebelum dilakukan percobaan terlebih dahulu dilakukan analisis tanah (lampiran 5).Lahan dibersihkan dari gulma. Dilanjutkan dengan pembuatan plot, jumlah plot yang digunakan adalah 36 plot dengan ukuran 200 cm x 200 cm. Jarak antar blok 80 cm dan jarak antar plot 50 cm. Jarak antar tanaman 40 cm x 20 cm. Lahan diolah dengan kedalaman 20-30 cm.

Aplikasi pupuk Rock Fosfat

Pupuk rock fosfatdiaplikasikan 10 hari sebelum penanaman benih kedelai sesuai dengan dosis perlakuan. Rock fosfat diaplikasikan secara tugal (pupuk ditanam dilubang) dengan jarak 5 cm dari benih.

Penanaman Benih dan Inokulasi

Sebelum penanaman benih kedelai terlebih dahulu dilakukan pengaplikasian inokulan segar FMA. Dibuat lubang tanam dengaan kedalaman ± 6 cm lalu dimasukkan inokulan segar FMA sesuai dengan perlakuan, lalu masukkan benih kedelai dengan melubangi tanah di lahan dengan kedalaman ± 2 cm ditutup dengan selapis tanah. Ditanam 2 benih per lubang tanam.

Penjarangan

Penjarangan dilakukan pada 1 MST dengan cara menggunting tanaman yang pertumbuhannya kurang baik dan meninggalkan 1 tanaman/lubang tanam. Pemeliharaan Tanaman

Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kalipada waktu pagi dan sore haridisesuaikan dengan kondisi tanah.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan sekali dalam minggu. Penyiangan dilakukan secara manual atau dengan menggunakan cangkul.

Pemupukan N dan K

Pemberian pupuk N(urea) dan K (KCl) dilakukan untuk semua tanaman pada saat tanam dengan dosis rekomendasi pupuk N sebanyak 100 kg urea/ha atau 40 g/plot dan untuk pupuk K sebanyak 100 kg KCl/ha atau 40 g/plot.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama yang dilakukan yaitu pengendalian terhadap ulat pemakan daun dan walang sangit dengan menggunakan pestisida organik dengan bahan aktif azadirachtin, alkaloid, ricin, nikotin, poliferol, sitral, eugenol, annonain. Pengendalian dilakukan pada saat tanaman berumur 6 MST.

Panen

Panen dilakukan dengan cara dipangkas dari pangkal batang atau dipetik satu persatu dengan menggunakan tangan. Kriteria panennya adalah ditandai dengan kulit polong sudah berwarna kuning kecoklatan.Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 79 hari.

Peubah Amatan Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur mulai pada 2 MST dari pangkal batang sampai dengan titik tumbuh dengan menggunakan meteran. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan sampai 6 MST.

Diameter batang (mm)

Diameter batang diukur pada saat tanaman berumur 6 MST. Pengukuran diameter batang dimulai dari bagian batang bawah pada ketinggian 1 cm diatas permukaan tanah dengan menggunakan jangka sorong.

Kandungan Klorofil Daun (mg/g bobot basah)

Klorofil diekstraksi dengan cara digerus menggunakan aseton 80%. Ekstrak dipindahkan ke dalam tabung microsentrifuse dengan volume 2 ml dan diletakkan pada es dalam kondisi gelap. Ekstraksi tersebut diputar dengan mengunakan sentrifuse dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit pada 40C. Supernatan

dipindahkan ke dalam tabung microsentifuse pada kondisi dingin. Asorbansi tersebut diukur degan spektrofotometer pada panjang gelombang 645 nm untuk klorofil b. Total klorofil, klorofil a, klorofil dihitung dengan menggunakan rumus :

�ℎ�� = (12,7 ��663−2,63 ��645) 1000 �′ �ℎ��= (22,9 ��645−4,68 ��663) 1000 �′ ������ℎ� = (20,2 ��645+ 8,02 ��663) 1000 �′ V = Volume akhir larutan (ml)

(Sumber: Winstermans & Mots, 1995) Pengamatan klorofil dilakukan pada 6 MST. Luas Daun Total (cm2

Luas daun diukur pada daun bagian tengah yaitu pada cabang primer ke 3 atau 4 dari pangkal batang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan leaf areameter pada saat tanaman berumur 6 MST.

)

Derajat Infeksi (%)

Derajat infeksi dilihat pada bagian akar tanaman mengacu pada metode Giovanetti dan Moose (1980). Dilihat berapa persen FMA menginfeksi akar dari tanaman kedelai dengan menggunakan mikroskop. Pengamatan dilakukan pada 6 MST. Langkah-langkah penghitungan derajat infeksi yaitu cabut tanaman jagung, lalu potong bagian akar. Cuci bersih akar jagung sampai bersih dengan air mengalir. Untuk mendapatkan sampel yang seragam maka potonglah akar sepanjang 2-4 cm. Rendam akar yang telah dipotong dengan HCl 2%. Setelah direndam buang cairan HCl di atas saringan agar akar tidak ikut terbuang setelah itu bilas akar dengan air. Rendam kembali akar yang telah dipotong dengan KOH

10% . Setelah direndam buang cairan KOH di atas saringan agar akar tidak ikut terbuang setelah itu bilas akar dengan air. Setelah itu ambil akar dengan pinset dan masukkan ke dalam larutan clearing, susun di atas slide sebanyak 10 potong akar. Hitunglah hail pengamatan yang menunjukkan adanya infeksi dari FMA. Untuk tiap potongan akar lakukan 10x pengukuran. Jadi lakukan 100 pengamatan (total akar). Derajat infeksi MVA dihitung berdasarkan metode Giovanetti dan Mosse (1980) dengan cara :

% �������= ���������������������

�������������������������� 100%

Bobot Kering Tajuk (g)

Untuk mengetahui bobot kering tajuk dipisahkan bagian tajuk dengan akar dilakukan dengan menimbang bobot kering tajuk pada 6 MST.Bagian tajuk tanaman dipisahkan dari akar dengan cara memotong pada bagian pangkal batang lalu tajuk tersebut dibersihkan dari kotoran yang ada. Kemudian diovenkan dengan suhu 800

Bobot Kering Akar (g)

C selama 3hari lalu ditimbang.

Untuk mengetahui bobot kering tajuk dilakukan dengan menimbangbobot kering akar pada 6 MST. Dipisahkan tajuk dengan akar dengan cara dipotong lalu akar yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 800

Serapan P Pada Tajuk (mg/tanaman)

C. Setelah dioven akar ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Serapan P diukur dengan metode pengabuan kering pada 6 MST.Tanaman dari tiap plot didestruksi.Penetapan serapan P dihitung dengan menggunakan rumus:

Jumlah Cabang Produktif (cabang)

Jumlah cabang produktif yang dihitung adalah cabang yang berasal dari batang utama pada setiap tanaman.

Jumlah Polong Berisi (polong)

Jumlah polong dihitung pada setiap tanaman yaitu polong yang telah berisi, dilakukan pada saat tanaman telah dipanen.

Jumlah Polong Hampa (polong)

Jumlah polong dihitung pada setiap tanaman yaitu polong yang hampa atau tidak berisi, dilakukan pada saat tanaman telah dipanen.

Bobot Biji Keringper Tanaman Sampel (g)

Pada tiap-tiap sampel biji kedelainyayang sudah dipanen dikeluarkan dari polongnya dan dijemur dibawah sinar matahari selama 2-3 hari kemudian ditimbang tiap tanaman.

Bobot 100 biji (g)

Penimbangan dilakukan dengan menimbang 100 biji kedelai yang telah dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari dari seluruh.

Bobot 100 biji = Bobot kering biji/tanaman Jumlah biji/tanaman x 100

Dokumen terkait