• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

PELAKSANAAN PENELITIAN Survei ke Lapangan

1 III Survei dimulai dengan melakukan penentuan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian yakni di Perkebunan Sei Pancur, Tanjung Morawa, Medan. Lokasi yang dipilih adalah lokasi yang memiliki topografi yang datar. Tanaman yang akan dijadikan tanaman sampel memiliki kriteria :

- Umur tanaman dan varietas harus seragam (sama) - Tanaman tidak terserang hama dan penyakit - Tidak dekat dengan sumber air

Sensus Tanaman

Sensus tanaman dilakukan pada pagi hari untuk menghitung total jumlah tanaman yang ada pada suatu blok agar mengetahui jumlah tanaman yang hidup dan jumlah tanaman yang mati atau sakit. Sensus dilakukan dengan menggambarkan peta sensus tanaman kelapa sawit pada kertas khusus, tanaman hidup dan tanaman mati atau sakit diberi simbol yang berbeda.Setelah sensus selesai dilakukan, pemilihan tanaman border dan tanaman sampel dapat dilakukan dengan berpedoman pada peta sensus.

Pemberian Tanda Pada Tanaman sampel

Tanaman yang dijadikan sampel ditandai dengan cat minyak pada batang kelapa sawit menghadap ke pasar pikul agar mudah dilihat dari kejauhan. Cat yang digunakan berbeda warna pada setiap ulangan, misalnya ulangan pertama berwarna merah, ulangan kedua berwarna orange dan ulangan ketiga berwarna biru dengan warna dasar putih. Nomor yang dituliskan berupa nomor perlakuan (di atas) dan nomor ulangan dengan angka romawi (di bawah) seperti

1 merupakan nomor perlakuan yang sudah diketahui peneliti misalnya B0C1 dan III merupakan nomor ulangan yang merupakan ulangan ketiga.

Persiapan Inokulum Trichoderma harzianum

Pembuatan media PDB (Potato Dextrose Broth) cair dilakukan dengan mengekstrak kentang 500 gram yang dicampur dengan glukosa (C6H12O6) sebanyak 20 gram, disimpan pada wadah erlenmeyer 250 mL, kemudian disterilkan dengan autoklaf. Setelah media didinginkan, dilanjutkan dengan proses inokulasi Trichoderma harzianum dengan jarum ose di LAF pada media PDB. Dalam 1 mL isolat mengandung 43 x 106CFU/mL.Isolat didapatkan dari Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Setelah inokulum Trichoderma harzianum diperbanyak pada media PDB, dilakukan proses penghalusan dengan alat blender dan dimasukkan ke dalam hand sprayer untuk disemprotkan pada media beras yang sudah disterilisasi sebanyak 5 kg dan diinkubasi selama beberapa minggu.

Dosis inokulum Trichoderma harzianum yang digunakan untuk serasah tanaman adalah 20 gram/pohon, untuk TKS adalah 30 g/pohon. Dosis ini didapatkan dari dosis bahan organik.

Persiapan Bahan Organik

Bahan organik berupa serasah tanaman berupa gulma-gulma dan pelepah kering yang didapatkan dari lokasi penelitian dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) cacah yang didapatkan dari Pabrik Adolina dan dicacah di kebun Sei Pancur PPKS. Selanjutnya berat bahan organik ditentukan dengan cara disebarkan merata di areal piringan kelapa sawit selapis lalu ditimbang beratnya. Untuk serasah tanaman didapatkan dosis 20 kg/pohon dan TKS dengan dosis 30

kg/pohon. Dilakukan analisis awal serasah tanaman dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKS) meliputi pH, Kadar air (%), C-Organik (%), N total (%), C/N, P2O5 (%) dan K2O (%).

Aplikasi B. Organik dan Inokulum T. harzianum

Dilakukan aplikasi bahan organik dan Trichoderma harzianum di piringan kelapa sawit sesuai dengan perlakuan masing - masing dengan menyebarkan bahan organik yakni TKS dan serasah tanaman dengan dosis yang telah didapatkan sedangkan untuk perlakuan kontrol, piringan dibersihkan dari

serasah-serasah lainnya agar didapatkan hasil yang maksimal. Aplikasi inokulum T. harzianum dilakukan bersamaan dengan aplikasi bahan organik sesuai dengan

dosis yang telah ditentukan. Pengamatan Cacing Tanah

Pengamatan dilakukan terhadap parameter populasi cacing tanah dengan metode Hand sorting pada beberapa masa yaitu 2 MSA, 3 MSA, 4 MSA, 5 MSA dan 8 MSA (Minggu Setelah Aplikasi). Penghitungan cacing dilakukan dengan menyingkirkan bahan organik yang diaplikasikan terlebih dahulu, lalu diletakkan bingkai sampling berukuran 25 cm x 25 cm, dicangkul tanah di bawah bingkai sampling sedalam 0-20 cm, tanah tersebut diletakkan di atas goni, kemudian dilakukan penghitungan secara manual dengan tangan, karena cara ini cukup efektif dibandingkan cara lainnya. Jumlah cacing (ekor) yang diketahui kemudian dikonversikan dalam satuan ind/m2dengan cara membagi jumlah cacing dengan 0,0625 m2 (25 cm x 25 cm). Misalnya 15 individu/0,0625 m2 = 240 ind/m2.

Permukaan tanah dibersihkan terlebih dahulu dari bahan organik, lalu tanah yang berada pada piringan kelapa sawit diambil sesuai perlakuan masing-masing. Pengambilan dengan ring sample dilakukan untuk analisis bulk density

yakni dengan tabung silinder, pengambilan dengan bor tanah pada kedalaman 0-25 cm untuk analisis sifat kimia yakni pH, Kadar air (%), N-Total (%),

P-Tersedia (ppm) dan K-dd (me/100g) dan pengambilan dengan sekop pada kedalaman 0-10 cm untuk analisis populasi mikroorganisme tanah (CFU/mL) dengan cara mengambil sampel tanah di bawah bahan organik dan diambil 4 titik komposit/piringan. Sampel yang diambil dengan ring sampel ditutup dengan penutup ring lalu diikat dengan tali plastik atau karet gelang, sampel yang diambil dengan bor maupun sekop disimpan dalam plastik bening dan diberi label perlakuan. Sampel tanah diambil pada minggu terakhir penelitian (8 MSA) kemudian dikering udarakan dan diayak 10 mesh untuk dianalisis.

Analisis Parameter

Analisis parameter dilakukan pada 8 Minggu Setelah Aplikasi (MSA). Parameter yang diamati meliputi :

Kadar Air Tanah (%)

Tanah kering udara dengan berat 10 gram diovenkan pada suhu 105oC selama 24 jam. Setelah ditimbang berat kering oven tanah tersebut, diketahui persentase kadar air tanah dengan perhitungan :

% KA =

BTKO BTKU - BTKO

Bulk Density (g/cm3)

Contoh tanah diambil dengan menggunakan ring sample yang sudah dihitung volumenya (V), dikeringovenkan pada suhu 105oC (bersama dengan ring sample) selama 24 jam. Ditimbang bobot kering oven contoh tanah utuh (gram). Dihitung volume contoh tanah utuh dengan menggunakan data diameter dan tinggi tabung (cm3) dengan persamaan V = πr2

t. Nilai bulk density (g/cm3) dihitung dengan persamaan : ρb = Ms/Vt.

Analisis C-Organik (%)

Analisis C-Organik menggunakan metode Walkley and Black. Analisis dilakukan di PT. Socfindo. Analisis C-Organik juga dilakukan pada serasah tanaman dan TKS cacah sebagai data analisis awal.

Analisis N-total (%)

Analisis N-total pada 8 MSA dengan metode Kjehdal dilakukan di PT.Nusa Kencana.

Analisis P tersedia (ppm)

Analisis P tersedia tanah pada 8 MSA dengan metode Bray II dilakukan di PT.Nusa Kencana.

Analisis K-dd Tanah (me/100 g)

Analisis K-dd (me/100 g) tanah dengan metode NH4OAc 1 N diukur dengan AAS dilakukan di PT.Socfindo pada 8 MSA.

Analisis pH tanah diamati pada 8 MSA dengan metode elektrometri menggunakan perbandingan 1 : 2,5 yang diukur dengan alat pH meter. Perhitungan Populasi Cacing Tanah (ind/m2)

Perhitungan populasi cacing tanah (ind m-2) dilakukan dengan bingkai sampling berukuran 25 cm x 25 cm pada tiap piringan kelapa sawit sesuai dengan perlakuan pada kedalaman 0 - 20 cm dengan metode hand sorting. Sampling dilakukan pada 3 titik yakni 25 cm, 100 cm, dan 200 cm dari batang kelapa sawit. sampling lebih baik dilakukan mulai pukul 06.00-10.30 WIB karena cacing tanah sangat peka terhadap cahaya, namun lokasi penelitian termasuk teduh sehingga sampling dapat dilakukan sampai pukul 11.00 WIB.

Gambar 1. Diagram Pengambilan Sampel Pada Piringan. a (batang kelapa sawit) ; b (piringan kelapa sawit) ; c (pengambilan sampel titik 25 cm) ; d (pengambilan sampel titik 100 cm) ; E (pengambilan sampel titik 200 cm).

Perhitungan Jumlah Mikroorganisme Tanah

Parameter amatan jumlah populasi mikroorganisme tanah dengan metode colony counter yaitu dengan mengambil 10 gram tanah dan dilarutkan pada 90 mL air steril dan diguncang hingga homogen (10-1). Setelah itu, dipipet 1 mL larutan a dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi (10-2) lalu dihomogenkan, lakukan hal yang sama hingga pengenceran 10-7. Dipipet masing-masing 0,1 mL dari tabung pengenceran 10-5, 10-6 dan 10-7, dituang kedalam cawan petri dan

a

c d e

dituang media Nutrient Agar yang hangat kukuh, digerakkan cawan petri seperti menyerupai angka 8 (delapan) agar homogen. Diinkubasi selama 3 hari dan dihitung koloni pada alat colony counter. Total mikroorganisme yang dihitung dikali dengan faktor pengenceran. Standrat Plate Counter adalah 30 - 300 koloni. Parameter Penelitian

Analisis Sifat Fisik Tanah

- Kadar air tanah (%) dengan metode gravimetri - Bulk Density (g/cm3) dengan metode tabung silinder Analisis Sifat Kimia Tanah

- C-Organik tanah (%) dengan menggunakan metode Walkley and Black - N total tanah (%) dengan menggunakan metode Kjehdal

- P- tersedia tanah (ppm) dengan menggunakan metode Bray II

- K-dd tanah (me/100 g) dengan menggunakan metode NH4OAc 1 N diukur dengan AAS

- pH Tanah H2O (1 : 2,5) dengan metode Elektrometri Analisis Sifat Biologi Tanah

- Populasi cacing tanah (ind m-2) dengan metode hand sorting.

- Populasi mikroorganisme tanah (CFU/mL) dengan metode colony counter

Dokumen terkait