• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN

B. Pelaksanaan Penutupan Asuransi Uang Tunai pada

Seperti telah diuraikan sebelumnya, bahwa uang tunai yang ada di Bank Tabungan Negara Medan (BTN) ditutup asuransinya pada perusahaan asuransi. Dalam penelitian ini BTN yang diteliti adalah BTN Kantor cabang Pemuda Medan. Adapun perusahaan asuransi yang menjadi mitra BTN kantor cabang Pemuda Medan dalam penutupan asuransi uang tunai adalah PT. Asuransi Binagriya Upakara.

Pada dasarnya uang yang ditutup asuransinya oleh BTN kepada PT Asuransi Binagriya Upakara termasuk juga uang nasabah yang disimpan di Bank. Namun demikian dalam kaitannya dengan penutupan asuransi uang tunai milik nasabah, maka nasabah yang bersangkutan tidak mempunyai hubungan langsung dengan pihak PT Asuransi Binagriya Upakara, karena dalam hal ini yang menjadi nasabah PT Asuransi Binagriya Upakara adalah BTN, sehingga dalam penutupan asuransi uang tunai nasabah Bank cukup berhubungan dengan pihak BTN saja. Selanjutnya BTN yang akan berhubungan dengan PT Asuransi Binagriya Upakara.

Berikut akan diuraikan secara rinci proses pelaksanaan penutupan asuransi tunai oleh BTN di PT Asuransi Binagriya Upakara.49

49

Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.

1. Pengajuan Surat Permohonan Penutupan Asuransi (SPPA)

Prosedur awal penutupan asuransi uang tunai adalah pihak bank mengajukan Surat Permintaan Pertanggungan Asuransi (SPPA) kepada PT Asuransi Binagriya Upakara. Untuk itu pihak Bank diwajibkan mengisi formulir SPPA kemudian ditandatangani oleh unsur pimpinan yang mengepalai Bank tersebut.

Setelah formulir diisi, maka formulir itu segera diserahkan kepada PT Asuransi Binagriya Upakara. Dalam hal ini karena asuransi uang tunai yang ditutup adalah keempat-empatnya, maka ada empat buah formulir SPPA yang diisi, yaitu SPPA CIT (Surat Permohonan Penutupan Asuransi Cash In Transit), SPPA CIS (Surat Permohonan Penutupan Asuransi Cash In Cashier Box), dan SPPA CIATM (Surat Permohonan Penutupan Asuransi Cash In Automatic Tel

ler Machine).

2.

Peninjauan ke tempat penyimpanan uang tunai

Berdasarkan SPPA yang telah diajukan oleh pihak BTN, maka apabila dimungkinkan PT Asuransi Binagriya Upakara akan melakukan penelitian secara langsung (survey on the spot) kepada tempat penyimpanan uang yang diasuransikan. Di sini dikatakan apabila dimungkinkan, karena apabila tidak mungkin (karena tempatnya jauh dan sebagainya) maka PT Asuransi Binagriya Upakara cukup meminta uraian yang sejelas-jelasnya mengenai keadaan keamanan bank tersebut dari Bank yang bersangkutan.

Dalam survey on the spot hal yang perlu diketahui oleh pihak Asuransi adalah apakah ada atau tidak tenaga pengaman baik berupa Satpam maupun polisi di Bank yang akan menjadi nasabah Asuransi tersebut. Hal ini sangat perlu mengingat uang tunai adalah obyek pertanggungan yang sangat riskan terhadap bahaya pencurian, perampokan, penodongan, dan sebagainya. Jika dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa tingkat keamanan bank kurang terjamin, maka pihak asuransi akan mengusulkan agar tenaga keamanan ditambah, sehingga keamanan uang lebih terjamin.

Selain mengetahui ada tidaknya pengaman, pihak asuransi juga memastikan apakah sistem pengamanan yang diberikan terhadap tempat-tempat yang digunakan untuk menyimpan uang tunai sudah maksimal atau belum, misalnya apakah di ruangan tempat brankas ada alarm atau tidak, jika tidak ada alarm maka pihak asuransi akan meminta pada pihak bank agar memasangkan alarm pengaman yang berhubungan langsung dengan kantor polisi terdekat.

3.

Penentuan besar premi asuransi

Pada asuransi tunai jumlah premi tidak dapat ditentukan secara pasti, karena besarnya premi tergantung dari besarnya uang yang diasuransikan oleh pihak bank kepada pihak asuransi, yang mana jumlahnya tidak pernah sama. Namun demikian di sini ditentukan berapa besarnya prosentase yang harus dibayar sebagai premi oleh bank apabila bank mengasuransikan bank tersebut.

Dari wawancara dengan Bapak Pudjo Mursito Deputy Branch Manager Bank Tabungan Negara Medan, tanggal 05 Mei 2009, diketahui bahwa premi asuransi uang tunai untuk masing-masing jenis asuransi adalah sebagai berikut : 50

a. Untuk asuransi CIT (Cash In Transit) dan CICB (Cash In Cashier’s Box) pembayaran premi dilakukan per bulan yaitu pada akhir bulan (akhir masa pertanggungan untuk bulan yang bersangkutan ). Besarnya premi adalah 0,0825% dari jumlah uang yang diasuransikan. Nilai nominal uang yang dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan adalah senilai 4 milyar sampai dengan 10 milyar rupiah.

b. Untuk asuransi CIS (Cash In Safe ) dan CIATM (Cash In Automatic Teller Machine) pembayaran premi dilaksanakan per tahun, yaitu pada akhir tahun (akhir masa pertanggungan untuk tahun yang bersangkutan). Besarnya premi adalah 0,9% dari jumlah uang yang diasuransikan. Nilai nominal uang yang dijamin oleh Perusahaan Asuransi yang diberi wewenang oleh Bank Tabungan Negara Medan senilai maksimal 20 milyar rupiah

4. Pembuatan Polis Asuransi

Pembuatan polis asuransi untuk asuransi uang tunai tidak sama dengan pembuatan polis asuransi untuk jenis asuransi tunai tidak dapat dilakukan di muka, karena belum diketahui berapa banyak uang yang akan digunakan bank dalam

50

Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.

transaksi-transaksinya. Baru setelah akhir bulan (untuk CIT dan CICB) atau akhir tahun (untuk CIS dan CIATM) akan diketahui berapa banyak jumlah uang yang ditransaksikan pada masa pertanggungan itu sebelum polis asuransi dibuat maka pihak bank akan membuat deklarasi (bukti terjadinya transaksi yang diberikan kepada pihak asuransi. Deklarasi ini sesuai dengan jenis asuransinya masing-masing. Jadi deklarasi untuk CICB disebutkan Deklarasi Cash In Cashier Box, dan seterusnya.

Pada akhir bulan (untuk CIT dan CICB) dan pada akhir tahun (untuk CIS dan CIATM) dibuatkan daftar deklarasi oleh pihak bank. Daftar deklarasi memuat keseluruhan kegiatan transaksi pada masa pertanggungan yang bersangkutan. Oleh pihak asuransi daftar deklarasi ini dicocokkan dengan deklarasi-deklarasi satuan yang sebelumnya sudah diberikan pihak bank kepada pihak asuransi. Setelah cocok dan tidak ada transaksi yang terlewat atau tersebut dua kali, barulah pihak asuransi membuatkan polis asuransi yang disertai dengan jumlah premi yang harus di bayar oleh pihak bank atas segala transaksi uang tunai yang telah dilakukannya.

Polis asuransi dibuat rangkap dua, satu diserahkan kepada pihak bank dan satu diserahkan pihak bank dan satu lagi dipegang oleh pihak asuransi sendiri sebagai bukti bahwa telah terjadi penutupan asuransi tunai. Adapun isi dari masing-masing polis asuransi tunai pada dasarnya hampir sama, hanya namanya saja yang berbeda disesuaikan dengan masing-masing jenis asuransi yang ditutup (CIS, CICB, CIT, CIATM). Semua isi dari polis asuransi tunai adalah : 51

51

Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.

a. Identitas pihak asuransi dan nasabah asuransi, terdiri dari nama, alamat dan jenis usaha yang dilakukan .

b. Tanggal pembuatan polis.

c. Jumlah uang yang diasuransikan. d. Besarnya premi asuransi.

e. Jenis bahaya yang dijamin oleh pihak asuransi yaitu hilangnya uang tunai, termasuk di dalamnya kertas cheque, yang terjadi bukan karena kesengajaan. f. Saat kapan bahaya mulai dijamin oleh pihak asuransi dan berakhirnya.

g. Syarat-syarat khusus lain, misalnya untuk pengiriman uang tunai (CIS) ditentukan bahwa pengiriman harus dikawal oleh petugas keamanan dan atau polisi.

h. Kehilangan uang bukan disebabkan oleh perang, invasi, aktivitas tentara negara asing, perang sipil, pemberontakan revolusi, perebutan kekuasaan dan huru-hara atau kerusuhan massa.

Adanya syarat khusus seperti dalam butir g sangat penting di dalam perjanjian penutupan asuransi, karena hal ini menunjukkan itikad baik dari kedua belah pihak untuk bersama-sama mengamankan uang yang diasuransikan itu dan membatasi risiko yang akan diambil oleh pihak asuransi.

5.

Pengesahan Penutupan Asuransi Tunai

Mengenai masalah yuridis formal tentang kapan penutupan asuransi uang tunai itu sah, maka dapat digunakan Pasal 2 ayat (6) ketentuan perjanjian kerjasama antara BTN dan PT. Asuransi Binagriya Upakara sebagai dasarnya. Pasal ini menyebutkan bahwa penutupan asuransi mulai berlaku setelah disetujui oleh penanggung, yang dalam hal ini ditandai dengan ditandatanganinya SPPA oleh pihak asuransi.

Jadi untuk asuransi tunai pengesahan penutupan asuransi tunai bukan setelah ditandatangani polis asuransi oleh pihak asuransi. Hal ini berbeda dengan jenis-jenis asuransi lain yang mana pengesahan penutupan asuransi tunai dianggap setelah penandatanganan polis asuransi. Seperti diketahui bahwa polis asuransi tunai baru dibuat pada akhir masa pertanggungan sehingga tidak mungkin untuk menjadikan penandatanganan polis asuransi sebagai saat pengesahan penutupan asuransi tunai, karena dengan demikian berarti sebelum polis itu ditandatangani pihak asuransi belum bertanggung jawab terhadap kerugian yang dapat menimpa uang tunai padahal dalam prakteknya pihak asuransi sudah bertanggung jawab sejak saat terjadinya persetujuan terhadap SPPA.

6. Pengalihan Risiko dari PT. Asuransi Binagriya Upakara kepada Perusahaan

Asuransi Lain (reasuransi)

Pelaksanaan penutupan asuransi tunai antara pihak BTN dan PT. Asuransi Binagriya Upakara telah selesai. Akan tetapi bagi pihak PT. Asuransi Binagriya Upakara sendiri proses penutupan asuransi uang tunai ini tidak berhenti sampai di situ, akan tetapi dilanjutkan lagi dengan mengalihkan lagi risiko untuk menutup kerugian atas uang tunai kepada perusahaan reasuransi. Selanjutnya perusahaan reasuransi inilah yang akan membayar kerugian dalam hal benar-benar terjadi peristiwa tak tentu yang menimbulkan kerugian pada pihak bank.

Dalam menjalin kerjasama dengan perusahaan reasuransi, pihak PT. Asuransi Binagriya Upakara memberikan prosentase tertentu dari premi yang diperolehnya dari pihak bank kepada perusahaan reasuransi.52 Perusahaan reasuransi yang berhubungan dengan PT. Asuransi Binagriya Upakara tidak hanya satu, tetapi ada 12 buah perusahaan reasuransi. Masing-masing perusahaan reasuransi itu mempunyai tanggung jawab untuk mengganti kerugian yang diderita oleh nasabah perusahaan asuransi. Dalam hal ini besarnya penggantian kerugian yang harus dibayar oleh masing-masing perusahaan reasuransi dibagi sesuai dengan besarnya pembagian premi yang diperolehnya dari perusahaan asuransi.

Dari rangkaian proses penutupan asuransi tunai di atas, dapat dilihat bahwa peristiwa penutupan asuransi tunai melibatkan banyak lembaga yang dalam hal ini

52

Hasil Wawancara dengan Deputy Branch Manager, Bank Tabungan Negara Medan. Tanggal 5 Mei 2009.

tidak diketahui oleh nasabah bank. Dalam arti nasabah bank hanya tahu bahwa dia berhubungan dengan pihak BTN, padahal dalam prakteknya banyak lembaga-lembaga lain yang terlibat dalam penutupan asuransi tunai.

C.

Pelaksanaan Pemenuhan Klaim Asuransi Tunai pada PT Asuransi

Dokumen terkait