• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PELAKSANAAN PENYERAHAN ANAK ASUH PADA

E. Pelaksanaan Penyerahaan Anak Asuh Pada Panti Asuhan

Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura merupakan salah panti asuhan anak yantim yang ada di Provinsi Aceh yang menjalankan program pengasuhan terhadap anak yatimdan anak terlantar di wilayah Kecamatan Gandapura Bireuen. Dilihat dari sejarahnya Panti Asuhan ini diawali dengan pengajian rutin yang diadakan Muhammadiyah Cabang Gandapura, yang kemudian muncul gagasan untuk mendirikan panti asuhan yang akan mengasuh anak yatim miskin di Provinsi Aceh, khususnya di Kecamatan Gandapura dan sekitarnya.86

Gagasan tersebut mendapat dukungan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gandapura yang kemudian pada April 1994 dibentuk Panitia Pendirian Panti Asuhan. Panitia pendirian panti asuhan selanjutnya menjadi pengurus Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura untuk mempersiapkan segala sesuatu tentang pendirian Panti Asuhan. Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura resmi beroperasi pada tanggal 3 Februari 1995 bertepatan 3 Ramadhan 1415 H, dan pada tanggal 17 Oktober 1997 mendapat izin kegiatan operasional dari Dinas Sosial Provinsi Aceh yang dulu dikenal Daerah Istimewa Aceh/Nanggroe Aceh Darussalam.87

86Abd.Muthalib Hamid, Ketua Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang

Gandapura,Wawancaratanggal 20 Agustus 2013

87Aisyah M. Thaib, Sekretaris Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang

Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura pada mulanya menggunakan gedung Pendidikan Al-Azhar Muhammadiyah Cabang Gandapura yang didirikan pada akhir tahun 1970-an, gedung tersebut masih bangunan konstruksi kayuyang kemudian direnovasi karena tidak layak pakaiyang didirikan diatas tanah wakaf Tgk. H.Abubakar seluas tanah 1134 meter persegi. Selanjutnya dalam memberikan pelayanan bagi anak yatim dan anak telantar Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura memiliki visi dan misi antara lain :

1. Visi, yaitu Mempersiapkan Kader Muhammadiyah yang berilmu, beriman, dan berakhlakul karimah menjadi insan yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. 2. Misi, adapun yang menjadi misi Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah

Cabang Gandapura adalah :

a) Memberikan pengetahuan yang sesuai dengan Alqur’an dan Assunnah.

b) Membentuk insan yang cerdas, berakhlak mulia, mampu mengembangkan potensi diri dan menjadikan insan yang bertanggung jawab.

c) Membekali pengetahuan keagamaan, teknologi dan kemasyarakatan.88

Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura yang saat ini telah berusia 14 tahun, dipimpin oleh seorang ketua dengan beberapa wakil ketua, dibantu oleh bendahara dan sekretaris serta seksi-seksi (lihat lampiran Struktur Organisasi). Periode pertama Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah dipimpin oleh Tgk. H. A. Thalib Ahmad hingga beliau berpulang kerahmatullah pada tanggal 1

88Aisyah M. Thaib, Sekretaris Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang

November 2002. Beliau menjadi ketua selama lebih kurang 8 tahun. Pengabdian beliau dengan sepenuh hati, menjadikan panti asuhan tersebut memiliki banyak perubahan yang sangat signifikan bila dibandingkan dengan awal mulanya didirikan panti asuhan. Bangunan yang dulunya merupakan bangunan sementara yang terbuat dari kayu, kini telah menjadi bangunan yang kokoh berlantai dua.89

Pada masa kepimpinan beliau, panti asuhan ini juga pernah menjadi panti asuhan terbaik di Aceh yang merupakan hasil dari pada penilaian Dinas sosial Provinsi Aceh, sehingga kemudian atas kerja keras yang telah dicapai, panti asuhan ini mendapatkan batuan khusus berupa peralatan perbengkelan. Peralatan tersebut kemudian dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi anak anak asuh panti asuhan dan juga sebagai suatu usaha mandiri, yaitu Usaha Ekonomi Produktif (UEP). Sepeninggalan beliau, Pimpinan Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura dipercayakan kepada Drs. Abd. Muthalib Hamid, yang dipilih pada rapat khusus yang diadakan pada tanggal 3 November 2002.90

Dengan mengingat Pasal 4 Anggaran Dasar Muhammadiyah (h) yang berbunyi membimbing masyarakat kearah perbaikan kehidupan dan penghidupan ekonomi dengan ajaran Islam dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya, maka pokok program kerja Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura sebagai berikut :

89Aisyah M. Thaib, Sekretaris Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang

Gandapura,Wawancaratanggal 19 Agustus 2013

90Abd.Muthalib Hamid, Ketua Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang

1) Mengembangkan pendidikan anak asuh yang berkualitas dan memahami Islam yang benar agar menjadi seorang muslim yang beriman yang bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.

2) Melatih ketrampilan anak asuh dengan memberikan pelatihan dan berbagai kursus di antaranya : Menjahit, Computer, Bahasa Inggris dan Elektronik.

3) Menumbuh kembangkan kegiatan usaha mandiri yaitu usaha ekonomi produktif sebagai salah satu usaha menambah pemasukan dan incame bagi Panti Asuhan Muhammadiyah Gandapura.

4) Meningkatkan sarana bangunan fisik gedung panti.

5) Melengkapi sarana administrasi kantor untuk kelancaran pelayanan anak asuh. 6) Melanjutkan dan membiyai pendidikan formal dan non formal sesuai dengan

fasilitas yang tersedia.

7) Mengusahakan dan mencari donatur untuk pembangunan jangka panjang untuk pemisahan antara asrama putri dan putra dan tanah tersedia 1 (satu) Hektar.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa di dalam asrama Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura terdiri dari pengasuh dan anak asuh. Mereka hidup bersama dalam suasana penuh kekeluargaan dan keharmonisan Adanya latar belakang kehidupan yang berbeda-beda tidak membuat mereka sulit untuk bergaul satu sama lain. Ikatan persaudaraan yang tumbuh sebagai akibat dari adanya perasaan bahwamereka saling membutuhkan, membuat mereka seperti saudara kandung yang hidup dalam satu keluarga besar. Walaupun demikian, dalam setiap hubungan seringkali terjadi kesalahpahaman yang terkadang membuat

hubungan mereka agak renggang. Adanya perbedaan karakter dari setiap individu, membuat mereka belajar memahami satu sama lain.

Besar kecilnya jumlah penerimaan anak asuh tergantung kapasitas asrama serta kemampuan yang tersedia. Saat ini ada 50 anak asuh di dalam asrama, di mana pertahun ajaran pihak panti asuhan menerima 15 sampai 25 orang anak binaan dan setiap tahunnya juga melepas 20 orang anak yatim binaan yang melanjutkan sekolah atau kembali ke orang tuanya. Setiap tahunnya dapat bertambah dan berkurang dan sangat tergantung dari orang tua atau wali yang menyerahkan kepada panti asuhan karena tidak mampu memberikan pendidikan yang layak.91Untuk penerimaan anak asuh baru, biasanya bertepatan dengan tahun ajaran baru di sekolah. Hal ini dimaksudkan agar anak asuh dapat segera melanjutkan pelajarannya apabila harus mutasi dari tempat tinggalnya semula. Anak asuh yang tinggal di asrama secara keseluruhannya sudah melalui syarat dan prosedur yang telah ditetapkan.

Adapun yang menjadi penerimaan pelayanan di dalam Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan fisik, psikis, dansosialnya karena :

a. Anak yatim atau piatu atau yatim piatu b. Anak dari keluarga miskin

c. Anak dari keluarga pecah (broken home) d. Anak dari keluarga bermasalah

91Aisyah M. Thaib, Sekretaris Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang

e. Anak yang lahir di luar nikah atau terlantar

f. Anak yang teralantar karena ditinggal kerja orang tuanya g. Anak yang mendapatkan perlakuan salah (Child Abuse)

Berdasarkan keterangan pihak Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Gandapura diketahui bahwa pihak Panti Asuhan telah menyiapkan formulir isian bagi calon anak asuh yang di tanda tangani oleh penanggung jawab keluarga; ayah, ibu,paman, atau pihak yang menyerahkan anak dimaksud kepada pihak panti.Adapun lampirannya terdiri dari :

1. Surat pengantar/keterangan dari Pimpinan Ranting dan Cabang Muhammadiyah setempat.

2. Surat Keterangan/Penyerahan dari Pamong praja/Keuchik setempat yang diketahui oleh camat setempat.

3. Surat Kelahiran anak tersebut dari Keuchik. 4. Surat Kematian orang tuanya (ayah / ibunya). 5. Surat Keterangan dari Kepala Sekolahnya.

6. Surat Keterangan Kesehatan dari dokter / pukesmas setempat. 7. Pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar disertai chlisenya.

8. Foto copy Akte Perkawinan orang tua. 9. Rekomendasi Sosial setempat.

10. Surat lain yang berharga (penghargaan, sertifikat prestasi anak ).92

92Aisyah M. Thaib, Sekretaris Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang

Penyelenggaraan pelayanan bagi anak asuh pada Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura disusun melalui program pelayanan panti sebagai acuan dalam kegiatan pelaksanaan panti itu yang dilakukan secara bertahap, yaitu:

1. Tahap penerimaan Anak Asuh meliputi program:

a. Surat keterangan setempat, Keuchik, Kepala Lorong (Keplor) atau Kepala Dusun (Kadus).

b. Surat keterangan sehat jasmani dan rohani.

c. Persetujuan orang tua/wali yang meliputi perjanjian penyerahan anak asuh dan pernyataan wali orang tua/wali anak asuh.

2. Tahap pembinaan/ pengasuhan meliputi program untuk:

a. Pemenuhan kebutuhan fisik, yaitu pemenuhan kebutuhan sehari-hari anak- anak panti seperti makan sehari-hari anak panti, pakaian, perlengkapan mandi dan lain-lain. Untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari anak panti yang tinggal diluar panti, biasanya mereka diberikan tiap bulannya seperti beras.

b. Pemberian pendidikan bagi setiap anak panti, yaitu pemenuhan kebutuhan pendidikan pada anak panti mulai dari SD sampai SMA. Selain itu, pihak panti juga memberikan kesempatan kepada anak panti yang ingin melanjutkan pendidikannya keperguruan tinggi. Pihak panti juga menyediakan perlengkapan bagi anak panti seperti seragam sekolah, buku-buku, dan tas sekolah.

c. Pemberian nilai-nilai dan tata cara hidup bermasyarakat. Penanaman tentang nilai-nilai sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, seperti mereka diajarkan tentang sopan santun terhadap orang yang lebih tua,

saling menghormati, menjunjung tinggi kebenaran dan bersikap jujur, tanggung jawab, serta memiliki sikap kebersamaan/ persaudaraan diantara mereka.

3. Tahap pembinaan kemandirian, yaitu pembinaan keterampilan yang diberikan kepada anak-anak panti sehingga mampu menciptakan dan membentuk anak yang dapat hidup secara mandiri dikemudian hari atau pada masa-masa yang akan datang. Pemberian pembinaan keterampilan ini diserahkan sepenuhnya kepada anak panti, sehingga mereka memilih keterampilan sesuai dengan keinginan anak asuh. Pembinaan keterampilan ini dilakukan sekali dalam seminggu yaitu pada hari minggu dengan berbagai jenis kegiatan yang dapat menambah bakat wirausaha.93

Berdasarkan keterangan di atas jelaslah bahwa penyerahan anak kepada Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura bertujuan untuk melakukan pembinaan terhadap anak yang kurang mampu agar mendapat pembinaan yang layak agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik di masa pertumbuhannya. Namun demikian sebelum memperoleh hak untuk tahap pembinaan/pengasuhan maupun tahap pembinaan kemandirian didahului dengan adanya kewajiban yang harus dipenuhi pada saat penerimaan antara lain kejelasan mengenai status anak dan kesehatannya serta adanya perjanjian penyerahan anak asuh antara pihak pengasuh panti asuhan dengan orang tua/wali dan pernyataan dari orang tua atau wali dari anak yang kurang mampu tersebut.

93Aisyah M. Thaib, Sekretaris Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat tahapan penerimaan pihak Panti Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura menyediakan bentuk perjanjian dan pernyataan yang telah disiapkan sebelumnya. Sebagai contoh dapat dilihat pada uraian berikut :

1. Perjanjian Penyerahan Anak Asuh

BERITA ACARA

PERJANJIAN PENERIMAAN ANAK ASUH Nomor :

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama :

Jabatan : Pengasuh Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Alamat : Jln. Bukit Rata No. 1 Geurugok, Gandapura,

Kabupaten Bireuen Telp: +62-645-530596 Selanjutnya di sebut sebagaiPihak Pertama( I )

2. Nama :

Alamat :

Status : a. Orang Tua b. Wali

Selanjutnya di sebut sebagaiPihak Kedua( II )

Pada hari ini Tanggal , telah sepakat untuk

mengadakan perjanjian bersama sehubung dengan dilaksanakannya serah terima pengasuhan anak dari pihak kedua ( II ) kepada pihak pertama ( I )

1. Nama :

Tempat/Tanggal Lahir :

Anak ke :

KETENTUAN-KETENTUAN PASAL I

PENYERAHAN ANAK ASUH

Pihak ke II yang bertindak sebagai orang tua/wali dengan penuh kepercayaan menyerahkan kepengasuhan anak yang namanya sebagaimana di sebutkan di atas kepada Pihak ke I, dan Pihak ke I dengan iklas bersedia menerima penyerahan pengasuhan anak dimaksud menjadi anak asuh Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura.

PASAL II

Pihak ke I akan berusaha mengasuh, membina, mendidik dan menyantuni anak di maksud sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuannya. Pihak ke II

Bersedia mentaati tatatertib Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura “.

PASAL III

KONSULTASI DAN KERJASAMA

Pihak ke I akan berkonsultasi dengan Pihak ke II bilamana dalam masa pengasuhan di jumpai hal-hal penting yang menyangkut pembinaan dan pendidikan anak asuh (Misalnya sering melanggar tata tertib, tidak disiplin, penyimpangan perilaku, sikap tidak wajar, tersangkut dalam perkara kriminal dan tindak pidana). Pihak ke II bersedia memenuhi setiap undangan/panggilan dari Pihak ke I guna membicarakan masalah-masalah yang mungkin timbul dengan anak yang bersangkutan setelah Pihak ke I berupaya secara optimal, namun anak tersebut tetap di luar jangkauan pembinaan Pihak ke I. Demi untuk menjaga ketertiban dan kelangsungan pembinaan anak asuh lainnya, maka Pihak ke II bersedia menerima keputusan Pihak ke I .

PASAL IV WAKTU BERKUNJUNG

Agar tidak mengganggu waktu belajar anak asuh, maka waktu berkunjung bagi orang tua/wali asuh, hanya di perbolehkan padahari minggu/hari libursekolah (Hari besar Islam atau libur semester )dengan ketentuan sebagai berikut :

3 x dalam setahun

Kecuali bagi anak asuh yang orang tuanya / wali ( Keluarga dekatnya ) sakit keras

Kecuali bagi anak asuh yang sakit keras atau harus di rawat di rumah sakit, maka Pihak ke I memberitahukan kepada Pihak ke II.

PASAL V

MASA LIBUR / PULANG

Anak asuh di izinkan pulang ke daerah asalnya dengan ketentuan sebagai berikut:

Pada masa libur bulan suci Ramadhan

Bila orang tua anak asuh meninggal

Bila orang tua anak asuh sakit keras, maka anak tersebut akan diantar oleh pengurus/perwakilan yang ditunjuk oleh Pihak ke I dan transportasi ditanggung Pihak ke I.

Ada acara keluarga yang tidak bisa diwakilkan dan akan diantar oleh pengurus/ perwakilan yang di tunjuk.

PASAL VI

PELANGGARAN HUKUM DI MASA LIBUR / PULANG

Apabila pada masa libur/berada di daerah asal anak asuh tersebut melakukan pelanggaran hukum atau melakukan tindakan yang merugikan orang lain atau dirinya sendiri, maka Pihak ke I tidak bertanggung jawab, hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pihak ke II/orang tua/wali.

Apabila karena suatu hal anak asuh melarikan diri atau keberadaannya berada di luar panti atau di jemput oleh Pihak ke II tanpa seizin atau sepengetahuan Pihak I, maka segala akibat bukan menjadi tanggung jawab Pihak ke I.

PASAL VII PINDAH ALAMAT

Apabila karna suatu hal Pihak ke II berpindah tempat tinggalnya/pindah alamat, maka Pihak ke II berkewajiban memberitahukan hal kepindahannya kepada Pihak ke I.

PASAL VIII PERSELISIHAN

Apabila dalam perjalanan pengasuhan dijumpai hal-hal yang dimungkinkan terjadi kesalahpahaman, konflik perselisihan, maka Pihak ke I dan Pihak ke II sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah dan kekeluargaan. Bila mana musyawarah dan kekeluargaan tersebut tidak tercapai kata mufakat, maka kedua belah pihak sepakat untuk membawa persoalan tersebut ke Pengadilan Negeri Bireuen.

PASAL IX

PURNA ASUH / KELUAR Anak asuh dinyatakan keluar bilamana :

 Sudah menyelesaikan pendidikan dipanti minimal sampai SMK / sederajat

 Di dalam aktifitas sekolah/belajar anak asuh yang bersangkutan tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik (Meskipun Pihak I sudah berupaya menambah/ memberikan tambahan pelajaran dengan mendatangkan guru atau relawan) dan ternyata anak tersebut tidak dapat mengikuti pelajaran dan dikeluarkan dari sekolah, maka dengan sendirinya anak tersebut harus keluar dari Panti Asuhan Yatm Piatu Muhammadiyah Cabang Gandapura Bireuen, dan begitu pula sebaliknya.

 Apabila karena suatu hal dan telah dibicarakan, dan dipertimbangkan secara matang serta demi kebaikan anak asuh yang lain, anak tersebut dikembalikan atau ditarik oleh Pihak ke II, maka Pihak ke I akan melepaskannya dan tidak akan meminta ganti rugi apapun pada Pihak ke II.

PASAL X ADENDUM

Hal-hal penting lainnya yang belum diatur dan dicantumkan dalam perjanjian ini, maka akan diatur dalam addendum atau peraturan tersendiri dan tidak terpisahkan dari perjanjian ini.

Gandapura, Bireuen,

Pihak ke I Pihak ke II

Penerima Anak Asuh Orang tua / wali

Mengetahui

Ketua Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Gandapura Kabupaten Bireuen

(DRS.ABD.MUTHALIB HAMID)

Berdasarkan uraian perjanjian penyerahan anak asuh di atas dapat diketahui bahwa dalam perjanjian penyerahan tersebut diatur mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian yang dalam hal ini pihak pengasuh dari Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Gandapura Bireuen dan pihak orang tua atau wali yang bertanggung jawab pada saat serah terima anak.

Adanya perjanjian ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam masa pembinaan anak asuh di panti mengingat pihak panti asuhan dalam melakukan pembinaan tidak ingin berhadapat dengan permasalahan hukum mengenai status anak yang diserahkan ke panti asuhan. Pihak panti asuhan juga tidak menerima anak yang tidak jelas orang tua atau walinya atau mengalami penyakit tertentu agar tidak terjadi tuntutan dari orang tua/wali apabila dalam menjalani pembinaan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan terhadap anak asuh. Dengan kata lain, persyaratan utama dalam menjalani pembinaan di Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura Bireuen adalah menyangkut keabsahan status anak dan kondisi kesehatan anak yang bertujuan untuk menghindari adanya hambatan dalam masa pembinaan di panti asuhan.94

Di dalam perjanjian tersebut juga memuat beberapa klausul yang dibuat secara khusus oleh pihak Panti Asuhan guna menghindari adanya keberatan dari

94Abd.Muthalib Hamid, Ketua Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang

pihak orang tua atau wali apabila terjadi hal-hal yang tidak dinginkan terhadap anakselama masa pembinaan, seperti anak menderita sakit keras yang bukan diakibatkan oleh pembinaan dan tindakan anak yang dilakukan di luar Panti atau melarikan diri dari panti. Oleh karena itu, melalui beberapa klausul dalam perjanjian hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab orang tua dan pihak panti asuhan hanya bertanggung jawab selama dalam masa pembinaan sedangkan apabila berada di luar panti sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua atau wali.

2. Surat Pernyataan Orang Tua/Wali

SURAT PERNYATAAN ORANG TUA/WALI Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………..

Umur : ………..

Orang tua/Wali dari : ………..

Alamat : ………..

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya :

1. Saya ikhlas mengantar anak saya ke Panti Asuhan untuk benar-benar menuntut ilmu 2. Saya benar-benar menyerahkan sepenuhnya anak saya ke Panti Asuhan, dan saya

tidak akan menjemputnya untuk pulang ke kampong selama dalam pendidikan di Panti Asuhan kecuali diizinkan oleh Pimpinan Panti Asuhan.

3. Saya akan berusaha sungguh-sungguh mengarahkan anak saya supaya mentaati peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Pimpinan Panti Asuhan.

4. Saya bersedia dipanggil oleh Pimpinan Panti Asuhan bila anak saya dikemudian hari bermasalah.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dipergunakan seperlunya.

………., ………..

Mengetahui, Yang Membuat Pernyataan

Keuchik ……….. Orang Tua/Wali

Di dalam surat pernyataan tersebut, jelaslah bahwa pihak panti asuhan bermaksud untuk menghindari adanya tuntutan dari pihak orang tua adanya permasalahan dikemudian hari. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pernyataan yang dibuat oleh orang tua/wali dari anak asuh yang juga diketahui oleh perangkat Gampong, baik keuchik maupun kepala lorong/Kepala dusun atau perangkat gampong lainnya sehingga dengan demikian status anak adalah sah dan tidak menjadi terjadi hambatan dalam masa anak menjalani pembinaan di panti asuhan.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa pelaksanaan perjanjian penyerahan anak asuh yang dilakukan kepada Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Cabang Gandapura Bireuen dilakukan melalui sebuah perjanjian penyerahan anak asuh dilakukan dengan didahului adanya berita acara penyerahan berupa perjanjian penyerahan anak asuh dan pernyataan orang tua atau wali. Perjanjian penyerahan tersebut berupa perjanjian yang telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh pihak panti asuhan, yang berisi klausula mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian. Demikian pula dalam pernyataan dari orang tua wali yang berisi penyataan kesediaan orang tua dan anak asuh untuk mengikuti peraturan dan ketentuan dalam masa pembinaan termasuk bila terjadi permasalahan hukum dengan status dan kondisi anak.

Perjanjian yang dibuat tersebut ditandatangani oleh orang tua wali dan pengasuh yang menerima anak yang bersangkutan serta juga dilakukan dengan sepengetahuan perangkat Gampong baik keuchik maupun kepala lorong/Kepala dusun atau perangkat gampong guna menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan.Adanya perjanjian penyerahan anak asuh dan surat pernyataan dari orang tua wali tersebut menurut penulis adalah sangat wajar karena pihak Panti Asuhan tidak ingin disalahkan dalam melakukan pembinaan terhadap anak termasuk apabila anak dimaksud melakukan suatu kejahatan atau tindakan yang melawan hukum. Hal ini juga dimaksudkan agar pihak panti asuhan tidak melakukan tindakan yang tidak sah dengan menerima anak yang tidak jelas statusnya sehingga mengindari adanya tuntutan dari pihak lain yang lebih berhak atas anak, seperti menerima anak yang tidak jelas status hukumnya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dianalisis bahwa dalam perjanjian penyerahan anak yang dilaksanakan oleh orang tua atau wali kepada pihak Panti

Dokumen terkait