BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KEMITRAAN DAN
A. Pelaksanaan Perjanjian Program Kemitraan Bantuan Usaha
A. Pelaksanaan Perjanjian Program Kemitraan Bantuan Usaha Kepada Ekonomi kecil Di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Medan
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk Medan selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Sumatera Utara, juga merupakan salah satu BUMN pembina yang melaksanakan program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN) No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan melalui pemanfaatan dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebagai rasa tanggungjawab sosial kepada masyarakat (stakeholders) berada di sekitar wilayah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan.56
Sebagai tindak lanjut kepedulian dari PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan terhadap kegiatan ekonomi dan lingkungan di wilayah kerjanya maka sebagaimana dijelaskan di atas membuat suatu divisi di dalam perusahaan yang bertugas mengelola program kemitraan dan bina lingkungan dengan nama Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan yang selanjutnya disingkat PKBL berdasarkan surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 yang telah diubah
56
Hasil Wawancara dengan Ibu Sudarsih, selaku Staf Pratama Satu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan, tanggal 2 September 2013.
menjadi Peraturan Menteri negara Badan Usaha Milik Negara (Meneg BUMN) No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan melalui pemanfaatan dana dari Bagian Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan melaksanakan Program Kemitraan (PK) dengan usaha kecil dan koperasi sejak tahun 1992 dan pelaksanaan program bina lingkungan sejak tahun 2000, dengan suatu konsep pembinaan terpadu dan berkesinambungan yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan lembaga/instansi terkait yang berkompeten di bidangnya. Di dalam pelaksanaannya PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan menyisihkan maksimal 2% dari laba bersih untuk program kemitraan, yaitu program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi layak kredit dan mandiri.57
Proses perjanjian program kemitraan bantuan usaha kecil kepada ekonomi kecil di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan didahului oleh pengisian aplikasi permohonan pinjaman modal usaha yang disediakan oleh Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan.58
Aplikasi tersebut pada dasarnya memuat tentang:
1. Besar pinjaman yang dimohonkan sesuai kondisi usaha. 2. Data pribadi pemohon.
3. Data usaha Pemohon. 4. Data keuangan usaha.
5. Dokumen kelengkapan administrasi seperti:
a. Pasfoto pemohon ukuran 3 x 4 cm sebanyak 3 lembar (suami/isteri) yang ditempelkan pada kertas ukuran A4.
b. Fotocopi Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku (suami/isteri),
57
Hasil Wawancara dengan Ibu Sudarsih, selaku Staf Pratama Satu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan, tanggal 2 September 2013
58
Hasil Wawancara dengan Ibu Sudarsih, selaku Staf Pratama Satu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan, tanggal 2 September 2013
yang ditempelkan pada kertas ukuran A4. c. Fotocopi kartu keluarga (1 lembar).
d. Foto usaha sebanyak 4 lembar ukuran 5 inchi, yang ditempelkan pada kertas ukuran A4.
e. Fotocopi izin usaha, dan atau surat keterangan usaha dari lurah/kepala desa setempat (1 lembar).
f. Fotocopi Buku Tabungan/Rekening Bank yang masih berlaku (1 lembar).
g. Fotocopi agunan yang akan dijaminkan (serendah-rendahnya surat keterangan camat atau akta notaris) bagi pemohon yang agunannya milik orang lain harus melampirkan: Surat kuasa dari pemilik agunan dan bila diurus Bagian PKBL agar menyediakan fotocopi KTP suami/isteri dan Kartu Keluarga dari pemilik agunan.
h. Denah lokasi usaha, digambarkan pada kertas ukuran A4. 6. Ketentuan yang wajib dipatuhi apabila permohonan disetujui:
a. Menandatangani surat perjanjian pinjaman di depan notaris dan segala biaya timbul ditanggung oleh pemohon.
b. Isteri/suami atau pendamping pemohon wajib menandatangani surat perjanjian di depan notaris.
c. Pemohon wajib mengikuti asuransi dan biaya asuransi tersebut ditanggung oleh pemohon.
d. Pemohon wajib mengikuti pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan oleh pihak PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan.59 Setelah aplikasi dimohonkan dan disetujui oleh pihak PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan Medan maka selanjutnya dibuat surat perjanjian. Pada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan Medan surat perjanjian tersebut memiliki titel “Surat Perjanjian Pemberian Pinjaman Modal Kerja UKM”. Surat tersebut diberi nomor oleh PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan Medan.
Surat perjanjian tersebut dimulai dengan penyebutan tanggal, bulan dan tahun perjanjian dibuat serta domisili dari perjanjian. Pada dasarnya bagian awal perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM menjelaskan identitas para pihak yang mengadakan perjanjian. Pihak Pertama adalah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan Medan (kreditur) dan pihak kedua adalah peminjam yang
59
Lihat Bagian Lampiran, Aplikasi Permohonan Pinjaman Modal Program Kemitraan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan
dalam hal ini adalah sebagai debitur.
Beberapa hal penting yang menjadi pembuka perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM meliputi:
1. Bahwa pihak pertama adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pembina Program Kemitraan kepada usaha kecil sebagaimana dimaksudkan dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-15/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.
2. Bahwa pihak kedua adalah usaha kecil yang dalam mengembangkan usahanya ke arah usaha yang lebih mandiri sangat membutuhkan pembinaan dari pihak pertama, dan untuk maksud tersebut pihak kedua telah mengajukan permohonan sebagai dimaksudkan dalam proposal.
3. Bahwa dalam rangka mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi serta tercapainya pemerataan pembangunan melalui Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, sebagaimana digariskan dalam Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan dan setelah mempertimbangkan hasil analisa bagian kemitraan dan bina lingkungan atas permohonan pihak kedua tersebut di atas, maka pihak pertama bermaksud untuk memberikan pinjaman dana program kemitraan dengan syarat-syarat dan ketentuan yang dicantumkan dalam surat perjanjian ini.
tersebut sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang dicantumkan dalam surat perjanjian ini.60
Pasal-pasal yang merupakan klausula dalam perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM yang meliputi:
1. Dasar perjanjian.
Dasar perjanjian diatur dalam Pasal 1 yang menjelaskan tentang ketentuan-ketentuan hukum yang menjadi dasar hukum dari perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM.
2. Jumlah pinjaman dan suku bunga.
Jumlah pinjaman dan suku bunga diatur dalam Pasal 2 yang pada dasarnya mengatur tentang jumlah pinjaman yang diberikan oleh PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan Medan kepada debitur dan juga lama masa pinjaman serta besar bunga yang ditetapkan setiap tahunnya yaitu 6% dari pokok pinjaman.
3. Peruntukan dana pinjaman.
Peruntukan dana pinjaman diatur dalam Pasal 3 yang menjelaskan bahwa bantuan pinjaman untuk keperluan investasi dan penambahan modal kerja untuk pengembangan usaha pihak kedua.
4. Jangka waktu pinjaman.
Jangka waktu pinjaman diatur dalam Pasal 4 yang menjelaskan tentang masa atau waktu pengembalian pinjaman dari pihak debitur kepada pihak kreditur. 5. Besarnya cicilan dan cara pembayaran pinjaman.
60
Lihat Bagian Lampiran tentang Surat Perjanjian Pemberian Pinjaman Untuk Modal Kerja UKM.
Pasal ini menjelaskan tentang kewajiban pihak debitur untuk melakukan pembayaran cicilan atas kreditnya yang meliputi hutang pokok dan juga bunganya.Selanjutnya pasal ini juga menjelaskan tentang tata cara pembayaran yang dilakukan serta tanggal batas pembayaran untuk setiap bulannya.
6. Biaya, potongan dan pajak.
Pasal ini menjelaskan tentang adanya pembayaran yang dilakukan sehubungan dengan penandatangan surat perjanjian termasuk biaya-biaya notaris, asuransi dan bea materai dan biaya-biaya lainnya yang timbul sampai ditandatangani surat perjanjian ini.
7. Jaminan.
Perihal jaminan ini diatur dalam Pasal 7 yang menjelaskan tentang jaminan yang diberikan oleh pihak debitur kepada kreditur sehubungan dengan perjanjian pinjaman yang dilakukannya.
8. Kewajiban pihak kedua.
Kewajiban pihak kedua ini diatur dalam Pasal 8 yang menjelaskan tentang kewajiban pihak debitur atas perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM kepada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan Medan.
9. Kewajiban pihak pertama.
Kewajiban pihak pertama yang dimaksud dalam hal ini adalah kewajiban-kewajiban dari pihak PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan Medan terhadap debitur akibat disepakatinya perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM.
Pasal ini mengatur tentang pernyataan dan pengakuan pihak debitur atas terjadinya perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM. Pernyataan dan pengakuan tersebut pada dasarnya meliputi pernyataan bahwa benar debitur adalah usaha kecil dan lain sebagainya.
11. Pengawasan dan pemeriksaan.
Pasal ini menjelaskan ketersediaan pihak debitur apabila sewaktu-waktu diperiksa oleh pihak kreditur karena adanya perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM.
12. Cidera janji dan sanksi.
Pasal ini menjelaskan kriteria yang disebut dengan cidera janji dan sanksi yang akan diberikan karena disepakatinya perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM.
13. Pemberitahuaan resmi.
Merupakan pasal yang menjelaskan tentang tata cara pemberitahuan resmi yang dilakukan serta dilengkapi dengan alamat resmi dari pihak kreditur maupun debitur.
14. Addendum.
Pasal 14 ini menjelaskan tentang hal-hal yang mengakibatkan perubahan dan penambahan dalam surat perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM.
15. Penyelesaian perselisiha dan domisili hukum.
Pasal 15 ini menjelaskan tentang tata cara penyelesaian perselisihan yang dilakukan apabila timbul sengketa dalam perjanjian pemberian pinjaman untuk
modal kerja UKM. 16. Itikad baik.
Pasal 16 ini menjelaskan bahwa perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM dilakukan dengan itikad baik tanpa ada paksaan.
17. Lain-lain.
Pasal ini merupakan pasal penutup dan tidak dapat dipisahkan dari perjanjian ini.
Proses selanjutnya adalah penandatanganan perjanjian oleh masing-masing pihak baik itu pihak kreditur yaitu PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan dengan debiturnya. Perjanjian tersebut juga ditandatangani oleh isteri atau suami pihak kedua dengan maksud mempersetujuinya.61
Surat perjanjian tersebut kemudian dilegalisasi oleh Notaris. Dalam contoh kasus sebagaimana dilampirkan dalam bagian akhir skripsi ini legalisasi yang diberikan oleh Notaris tersebut dilakukan oleh Notaris Elza Mawarni dengan Nomor legalisasi 1120/L/VII/2010).
Legalisasi adalah apabila suatu dokumen/surat yang dibuat di bawah tangan tersebut ditandatangani di hadapan notaris, setelah dokumen/surat tersebut dibacakan atau dijelaskan oleh Notaris yang bersangkutan. Sehingga tanggal dokumen atau surat yang bersangkutan adalah sama dengan tanggal legalisasi dari notaris. Dengan demikian, notaris menjamin keabsahan tanda tangan dari para pihak yang dilegalisir tanda tangannya, dan pihak (yang bertanda tangan dalam dokumen) karena sudah dijelaskan oleh notaris tentang isi surat tersebut, tidak bisa
61
Hasil Wawancara dengan Ibu Sudarsih, selaku Staf Pratama Satu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan, tanggal 2 September 2013.
menyangkal dan mengatakan bahwa yang bersangkutan tidak mengerti isi dari dokumen/surat tersebut.62
Untuk legalisasi ini, kadang dibedakan oleh notaris yang bersangkutan, dengan Legalisasi tanda tangan saja. Dimana dalam legalisasi tanda tangan tersebut notaris tidak membacakan isi dokumen/surat dimaksud, yang kadang-kadang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya: notaris tidak mengerti bahasa dari dokumen tersebut (contohnya: dokumen yang ditulis dalam bahasa mandarin atau bahasa lain yang tidak dimengerti oleh notaris yang bersangkutan) atau notaris tidak terlibat pada saat pembahasan dokumen di antara para pihak yang bertanda tangan.63
Demikian juga halnya dengan surat perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM untuk memberikan kepastian hukum diberikan legalisasi oleh notaris. Notaris yang dimaksudkan disini adalah notaris yang ditunjuk oleh pihak PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan Medan.64
Setelah surat perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM disepakati oleh kreditur maupun debitur, maka tingkatan selanjutnya adalah dibuatnya berita acara serah terima bantuan pinjaman modal usaha. Berita acara serah terima bantuan pinjaman modal usaha ini pada dasarnya mengatur tiga hal penting yaitu:
1. Penyerahan oleh pihak kreditur kepada debitur sejumlah uang pinjaman yang
62
Legality Matters, “Legalisasi, Waarmerking, dan Akta Notaris”,
http://www.jasalegalisasidokumen.org/2011/05/legalisasi-waarmerking-dan-akta-notaris.html,
diakses tanggal 5 September 2013.
63 Ibid. 64
Hasil Wawancara dengan Ibu Sudarsih, selaku Staf Pratama Satu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan, tanggal 2 September 2013.
disepakati sebelumnya.
2. Penyerahan jaminan atas kredit debitur kepada kreditur. 3. Penyerahan berita acara kepada masing-masing pihak.65
Selanjutnya berita acara tersebut ditandatangani oleh kreditur dan juga debitur.
Selain dilampirkan Berita acara serah terima bantuan pinjaman modal usaha maka lampiran lainnya yang merupakan satu kesatuan dengan perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM adalah daftar rincian pembayaran. Daftar rincian pembayaran tersebut memuat secara jelas tanggal pelaksanaan pembayaran cicilan dengan besarnya pokok hutang dan bunga serta jumlah total pembayaran.
Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dilihat proses perjanjian program kemitraan bantuan usaha kepada ekonomi kecil di PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan dimulai dari adanya permohonan pengajuan kredit kepada PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan. Permohonan tersebut dilengkapi dengan pengisian aplikasi permohonan yang disediakan oleh PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan dan juga melampirkan hal-hal yang diwajibkan. Selanjutnya dengan adanya permohonan tersebut maka PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan melakukan survei dan pemeriksaan apakah pemohon tersebut dapat diberikan modal bantuan usaha. Apabila layak, maka tingkatan selanjutnya adalah dibuatnya perjanjian pemberian pinjaman untuk modal kerja UKM yang diteruskan dengan penyerahan uang pinjaman yang ditandai dengan penyerahan.
65
Kesemua kegiatan tersebut dilakukan secara tertulis sehingga memiliki kekuatan hukum sebagai bahan pembuktian apabila sewaktu-waktu di belakang hari terjadi hal-hal yang menjadi sengketa antara para pihak.66
Azas kebebasan berkontrak yang terdapat dalam perjanjian kemitraan ini dapat disimpulkan dari Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang menerangkan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Jadi para pihak leluasa untuk membuat perjanjian apa saja asal tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Perkataan semua sebagai tertera didalam Pasal 1338 KUH Perdata tersebut dapat pula dianggap sebagai suatu pernyataan lainnya yang juga tertuju atau ditujukan kepada masyarakat.
Selain menganut azas kebebasan berkontrak seperti yang disebut di atas perjanjian kemitraan sebagaimana terlampir dalam skripsi ini, juga pasal-pasal dari hukum perjanjian merupakan hukum pelengkap atau aanvullende recht yang mengandung arti bahwa pasal-pasal dalam hukum perjanjian itu boleh dipakai manakala dikehendaki oleh pihak yang membuat perjanjian. Para pihak pada umumnya diperbolehkan membuat perjanjian tersendiri atau ketentuan sendiri yang menyimpang dari pasal-pasal Hukum Perjanjian. Jadi undang-undang baru berarti bagi pihak-pihak yang saling mengadakan janji itu sendiri didalam perjan- jian yang mereka buat.
Sistem terbuka Hukum Perjanjian, juga mengandung suatu pengertian yang mungkin atau memungkinkan terciptanya perjanjian-perjanjian khusus yang telah
66
Hasil Wawancara dengan Ibu Sudarsih, selaku Staf Pratama Satu Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan, tanggal 2 September 2013.
diatur seperti yang kerap kali ditimbulkan dalam praktek sehari-hari ataupun karena kebiasaan.
Suatu hal sudah dianggap sah, dalam arti sudah mempunyai akibat hukum atau sudah mengikat apabila sudah tercapai sepakat mengenai hal-hal yang pokok dari perjanjian itu, atau dengan kata lain bahwa perjanjian itu pada umumnya adalah konsensual. Anggapan perjanjian sebagai demikian itu berkembang dari Hukum Perjanjian dalam KUH Perdata, yang mengandung pengertian bahwa pada azasnya perjanjian itu telah dilahirkan sejak detik tercapainya sepakat atau dengan kata lain perjanjian itu telah sah apabila telah tercapai sepakat mengenai hal-hal yang pokok dan tidak diperlukan suatu formalitas, dan ditandai dengan adanya formalitas penandatangan perjanjian oleh kedua belah pihak yang mengadakan kesepakatan.
Sepakat mengenai hal-hal yang pokok misalnya: antara PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Medan dengan usaha kecil sepakat tentang besarnya pinjaman, pelaksanaan pengembalian pinjaman, serta jaminan dan akibat-akibat apabila para pihak tidak melaksanakan perjanjian.
Maka dalam hal yang demikian itu dikatakan bahwa antara kedua telah tercapai sepakat mengenai yang pokok, dan perjanjian kredit itupun sudah dilahirkan dengan segala akibat hukumnya.
Perihal tercantumnya azas konsensualitas dalam Hukum Perjanjian lazimnya disimpulkan bahwa Pasal 1320 KUH Perdata yang menyebutkan salah satu syarat untuk sahnya suatu perjanjian yaitu sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. Perjanjian-perjanjian untuk itu, ditetapkan suatu formalitas atau bentuk
cara tertentu sebagaimana sudah dilihat, yang dinamakan perjanjian formal. Apabila perjanjian yang demikian itu tidak memenuhi formalitas yang ditetapkan oleh undang-undang, maka ia batal demi hukum.
B. Bentuk-Bentuk Jaminan Yang Dapat Diberikan Oleh Usaha Ekonomi